Di dalam pedalaman hutan Afrika, terdapat sebuah sarang kera yang indah. Sarang itu terletak di atas sebuah pohon yang besar dan kuat. Dari sana, para kera dapat melihat pemandangan hutan yang menakjubkan dengan pohon-pohon besar dan hijau yang menjulang tinggi ke langit. Cahaya matahari pagi memancarkan sinarnya yang hangat dan menyoroti keindahan alam yang belum tersentuh.
Sarang itu terdiri dari banyak cabang dan daun, yang dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan tempat yang nyaman bagi para kera untuk beristirahat dan tidur. Setiap sudut sarang itu diisi dengan pohon-pohon buah-buahan, dedaunan yang lebat, dan bunga-bunga yang indah, menciptakan pemandangan yang begitu mempesona.
Di pagi hari itu, setelah para kera berhasil menangkap Asha dan membawanya ke sarang mereka, mereka kemudian membawa Asha ke hadapan Raja Kera.
Raja Kera melihat Asha dengan tatapan penuh kekaguman. "Betapa cantiknya kera betina ini," gumamnya pelan. Para kera di sekelilingnya merasa senang bahwa Raja mereka juga mengagumi Asha.
"Siapa kamu, betina yang cantik?" tanya Raja Kera dengan sopan.
Asha terkejut mendengar pertanyaan Raja Kera. "Saya bukan kera betina, saya...," Asha terhenti karena Raja Kera langsung memotong pembicaraan.
"Sudahlah, jangan malu-malu," kata Raja Kera dengan nada lembut. "Kamu kera betina dan kamu di sini sekarang, sebagai tamu kami. Aku pengen tau lebih banyak tentangmu."
Asha merasa sedikit lega mendengar kata-kata Raja Kera yang sopan. Dia kemudian menceritakan kisah hidupnya kepada Raja Kera dan para kera yang hadir di ruangan itu.
"Hmm Menarik," kata Raja Kera dengan senyum lebar. "Kamu bisa tinggal di sini dengan kami, Asha. Kamu bakal hidup dengan kemewahan di antara kami dan menjadi kera betina tercantik di seluruh hutan."
Asha merasa sedikit terkejut dengan tawaran Raja Kera. Dia tidak yakin apakah dia ingin tinggal bersama kera atau kembali ke kawanan anjing. Namun, dia menghormati Raja Kera dan mengucapkan terima kasih atas tawaran yang baik hati itu.
"Aku menghargainya, Raja Kera," kata Asha dengan sopan. "Tapi, aku harus kembali ke kawanan anjing."
Raja Kera mengangguk mengerti. "Aku paham," katanya. "Tapi jangan lupa untuk kesini lagi ya cantik."
Asha tersenyum dan mengucapkan terima kasih lagi kepada Raja Kera dan para kera. Dia kemudian dibiarkan pergi.
Asha langsung berlari dengan kedua tangan dan kaki nya secara terengah-engah, merasa takut dan terkejut oleh pengalaman yang baru saja dialaminya, karena asha tak pernah berinteraksi dengan kera sebelumnya. Dia terus berlari dan akhirnya tiba di sarang kawanan anjing. Para anjing pejantan terkejut melihat Asha berlari dengan kecepatan tinggi dan melompat-lompat dengan kedua tangan dan kakinya.
"Asha, ada apa?" tanya salah satu anjing pejantan yang khawatir.
"Aku dikerumuni sekelompok kera dan mereka membawaku ke sarang mereka!" jawab Asha sambil masih terengah-engah.
"Apa? Kera?" tanya anjing pejantan lainnya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Iya, aku takut banget!" ucap Asha lagi.
Para anjing pejantan merasa prihatin dan mengelilingi Asha untuk memberikan keamanan dan perlindungan. Mereka menatap dengan penuh kasih sayang ke arah Asha dan memastikan bahwa dia merasa aman.
"Asha, kamu gapapa kan?" tanya anjing pejantan yang lain lagi.
"Iya, aku gapapa. Thanks perhatian nya," jawab Asha sambil tersenyum pada para anjing pejantan.
Para anjing pejantan berusaha menenangkan Asha, memastikan bahwa dia merasa aman dan nyaman di tengah mereka. Mereka merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Asha dari ancaman yang datang dari luar.
"Asha, jangan khawatir, kami akan selalu lindungu dan jaga kamu dari bahaya," ucap anjing pejantan pemimpin kawanan dengan tegas.
Asha tersenyum dan merasa lega mendengar ucapan pemimpin kawanan. Dia merasa aman di antara kawanan anjing yang selalu menjaganya dan mencintainya.
Sementara itu di sarang kera, Beberapa kera jantan memprotes Raja Kera karena membiarkan Asha pergi. "Kenapa kamu biarkan dia pergi, Raja?" tanya salah satu kera jantan. "Dia kera yang cantik dan menggoda, aku ingin memilikinya," ujarnya lagi.
Raja Kera tersenyum, "Kalian jangan khawatir. Itu salah satu rencanaku untuk merebut Asha kembali. Aku akan bikin dia jatuh cinta padaku dan membawanya ke sini."
Para kera jantan mengangguk setuju, dan mereka semua kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Raja Kera tersenyum puas, merencanakan cara untuk merebut hati Asha.
______
Beberapa hari berlalu, saat Asha dan para anjing jantan bersenda gurau di tepi sungai, mereka tidak menyadari bahwa sekelompok kera sedang memantau mereka dari atas pohon-pohon di sekitar. Para kera itu merencanakan cara untuk merebut Asha kembali, namun mereka tidak ingin mengambil risiko jika situasinya masih tidak aman.
Sementara itu, Asha dan para anjing jantan menikmati waktu bersama mereka. Mereka saling bercanda dan bermain di air, seolah-olah tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan mereka. Namun, Asha merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasa ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan. Asha kemudian berdiri dan mencium udara, mencoba mencium bau yang asing bagi dirinya.
"Ada apa, Asha?" tanya salah satu anjing jantan, yang juga merasakan kegelisahan Asha.
"Aku merasa kayak ada yang perhatiin kira dari tadi," jawab Asha dengan suara perlahan.
Namun, para kera yang memantau mereka dari atas pohon-pohon tadi merasa semakin tertarik dengan kecantikan Asha. Mereka merencanakan cara untuk merebut Asha kembali, dan akhirnya memutuskan untuk mencoba mengambil kesempatan ketika Asha sedang sendirian.
Beberapa saat kemudian, ketika para anjing jantan sedang sibuk bermain-main, para kera itu akhirnya turun dari pohon dan menculik Asha. Asha berteriak minta tolong, tetapi suaranya tidak terdengar oleh para anjing jantan yang sedang terlalu asyik bermain.
Para kera dengan cepat membawa Asha ke sarang mereka, dan menempatkannya di tempat yang aman. Asha merasa sangat takut dan bingung. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya selanjutnya.
Para anjing jantan itu langsung memeriksa sekitar, namun mereka tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Mereka merasa lega, dan kembali bermain di sungai.
Asha dibawa lagi untuk menghadap Raja Kera. Asha merasa sangat takut dan cemas ketika melihat Raja Kera mendekatinya di sarang kera. Namun, Raja Kera tiba-tiba mengelus kepala Asha dengan lembut dan berkata, "Tenanglah kera betina. Kamu aman di sini." Asha terkejut mendengar kata-kata itu dan memandang ke sekeliling, mencari jalan keluar dari sarang kera.
Raja Kera melanjutkan, "Kamu kera betina yang paling cantik yang pernah saya lihat. Kamu layak kadi ratu di antara kami." Asha tidak mengerti apa yang dikatakan Raja Kera, tetapi dia merasa sedikit tenang karena tidak merasakan ancaman dari para kera.
Raja Kera kemudian memperlihatkan Asha sekeliling sarang kera dan menunjukkan keindahan alam di sekitar sana. "Kamu akan hidup dengan penuh kebahagiaan dan kemewahan di sini bersama kami," kata Raja Kera sambil tersenyum.
Namun Asha tidak senang dengan situasi ini. Dia merindukan kawanan anjingnya dan ingin segera pergi dari sarang kera. "Saya tidak ingin menjadi bagian dari kalian," kata Asha dengan tegas.
Raja kera kemudian membawa Asha mengelilingi sarangnya yang indah. Dia menunjukkan berbagai jenis buah-buahan dan bunga-bunga yang tumbuh di sekitar sarang, dan menjelaskan betapa pentingnya menjaga keindahan alam.
Asha terpesona oleh keindahan sarang kera itu, dia merasa terkesima. Pemandangan sarang kera yang indah dan segala yang ada di sekitar nya membuatnya takjub. Raja kera menjelaskan tentang kehidupan mereka di dalam hutan dan bagaimana mereka membangun sarang ini. Ia memperlihatkan keahlian mereka dalam membuat sarang yang nyaman dan indah.
Meskipun terkesima, Asha tidak senang dengan situasi ini. Dia merindukan kawanan anjingnya dan ingin segera pergi dari sarang kera. "Sarang kera kalian memang sangat indah, Tapi aku gak mau jadi bagian dari kalian," kata Asha dengan tegas.
Raja kera berusaha merayu agar hati Asha terpikat. Kemudian Raja Kera memberikannya makanan.
Asha duduk di hadapan Raja Kera dengan penuh keraguan. Ia merasa terkecoh dan ingin segera kembali ke kawanan anjingnya. Raja Kera merayunya dengan penuh kelembutan, "Tenanglah, Kera Betina. Aku cuma mau kasih kamu makanan terbaik kami." Ia kemudian memberikan sepotong buah yang lezat kepada Asha.
Asha masih merasa bingung dan mencoba menjelaskan kebenarannya, "Maafkan aku, Raja Kera. Udah berkali-kali kubilang aku bukan kera, aku anjing. Dan aku pengen segera pulang ke kawanan ku."
Namun Raja Kera masih mempertahankan pandangannya, "Aku yakin kamu kera betina yang tersesat. Bentuk tubuhmu dan kecantikanmu membuktikan itu." Raja Kera kemudian memeluk Asha dengan lembut dan memberikan makanan lainnya.
Asha masih tidak yakin dengan kata-kata Raja Kera, tetapi ia merasa terhibur dengan perlakuannya yang baik.
Setelah makan, Raja Kera mempersilakan Asha beristirahat. Asha ditempatkan di sebuah ruangan yang nyaman dengan banyak bantal empuk yang dibuat dari dedaunan dan makanan yang tersedia. Namun Asha tetap merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Ia berencana untuk melarikan diri secepatnya dan kembali ke kawanan anjingnya.
To be Continued
Share this novel