Hari ini pengumuman peserta penelitian untuk penelitian di Benua Afrika akan dibacakan di kampus Hankuk University. Hyeon-Ki dan Haeri duduk bersama-sama dengan hati yang berdebar-debar menunggu pengumuman tersebut.
"Wahh kalo kita berdua yang terpilih gimana nih? Aku pengen banget pergi ke Afrika." tanya Haeri dengan wajah penuh harap.
Hyeon-Ki tersenyum dan menjawab, "Aku berharap gitu juga. Kita bisa meneliti sekalian kencan dong sayang."
Tiba-tiba, suara pengumuman terdengar dan membuat suasana hati mereka menjadi semakin tegang. "Peserta penelitian untuk ekspedisi penelitian di Benua Afrika adalah Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri!"
Hyeon Ki dan Haeri terkejut dan bersorak kegirangan. Mereka memeluk satu sama lain dan merasa sangat bersyukur.
"Woooww sayang! bener dugaan ku, kita yang dipilih. Seru nih, meneliti dan menjelajah pedalaman hutan di Benua Afrika bareng kamu." kata Hyeon-Ki.
Haeri menatap Hyeon Ki dengan penuh percaya diri dan berkata, "Asyik, ini bakal jadi momen indah kita!"
Setelah pengumuman itu. Beberapa hari berlalu dan mereka mempersiapkan diri untuk berangkat bersama tim ekspedisi sebagai perwakilan mahasiswa dari Hankuk University.
Masa penelitian disana adalah satu tahun, tapi jika hasil penelitian didapat lebih cepat, mereka bisa pulang lebih cepat juga.
Setelah segala persiapan, mereka semua berangkat ke Afrika untuk memulai penelitian mereka.
______
Saat mereka tiba di hutan pedalaman Afrika, Tim Ekspedisi bersama Hyeon-Ki dan Haeri mulai melakukan penelitian. Mereka berjalan-jalan di sekitar hutan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
Saat malam tiba, mereka membangun tenda dan berkumpul di dalamnya. Mereka saling bercerita dan tertawa-tawa, terbawa suasana yang menyenangkan.
"Chagiyaa.., Malam ini indah ya, apalagi ada kamu. Saranghae Haeri ya..," kata Hyeon-Ki dengan senyum menggoda di bibirnya.
Haeri tersenyum malu-malu dan menjawab, "Nado Saranghae Hyeon-Ki ya..."
Mereka saling menatap dan suasana semakin romantis, gairah dan nafsu mulai merasuki diri mereka. Akhirnya, di dalam tenda saat semua tim tertidur, mereka melakukannya.
"Apa yang kita lakukan ini salah," kata Haeri sambil memasang kembali pakaian nya setelah selesai.
Hyeon-Ki menatapnya dengan tatapan penuh kebingungan, "Entahlah Haeri. Kita berdua terbawa nafsu, semoga aja aman ya."
Haeri merasa bersalah dan merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Namun, mereka tetap melanjutkan penelitian mereka dan terus bekerja sama untuk menyelesaikannya.
______
Delapan bulan kemudian, penelitian Tim Ekspedisi bersama Hyeon-Ki dan Haeri di hutan pedalaman Afrika terus berlanjut. Haeri merasa semakin sulit untuk menjaga rahasia bahwa dia hamil.
Suatu malam, ketika mereka duduk di tenda mereka, Haeri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan mengungkapkan kebenaran kepada Hyeon-Ki.
"Hyeon-Ki ya... aku hamil. Anak ini adalah dari kita," kata Haeri dengan nada rendah.
Hyeon-Ki terkejut dan merasa kaget dengan kabar itu. Dia merenung sejenak dan memutuskan untuk bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi 8 bulan lalu.
"Aku tahu ini kesalahan kita, tapi kita kita harus tanggung jawab atas anak ini," kata Hyeon-Ki dengan tegas.
Haeri merasa lega mendengar sikap Hyeon Ki. Mereka lalu memutuskan untuk tetap melanjutkan penelitian mereka dan berusaha menyembunyikan kehamilan dari Tim Ekspedisi, mereka terus menjelajah dan meneliti meskipun Haeri harus memperhatikan kondisi kesehatannya yang sedang hamil.
Satu bulan kemudian, Haeri dan Hyeon-Ki memisahkan diri sebentar dari Tim Ekspedisi kemudian Haeri melahirkan di tengah hutan. Hyeon-Ki dan Haeri merasa terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa. Mereka merasa tidak mampu untuk membesarkan bayi itu di tengah hutan.
"Gimana ini! Aku masih belom mau jadi ibu. Sekarang kita harus apa?." tanya Haeri dengan khawatir.
"Kita gak bisa bawa bayi ini pulang ke Korea, Aku gak siap jadi Ayah. Kita harus tinggalin dia di sini dan berharap dia bisa bertahan hidup," jawab Hyeon-Ki dengan sedih.
Haeri menangis dan merasa tidak bisa membiarkan bayi itu sendirian di tengah hutan, tetapi mereka tidak punya pilihan lain.
Mereka lalu membungkus bayi itu dengan kain dan meninggalkannya di bawah pohon besar di tengah hutan. Mereka berdoa agar bayi itu bisa bertahan hidup dan menemukan keluarga yang bisa merawatnya dengan baik.
Saat meninggalkan bayi itu, Haeri merasa sangat sedih dan menyesal atas apa yang telah mereka lakukan.
"Aku merasa bersalah sayang. Gimana kalo bayi ini mati?" kata Haeri dengan sedih.
Hyeon Ki menatapnya dengan tatapan yang penuh harapan, "Kita harus percaya bayi bisa bertahan hidup dan semoga aja ada yang menemukan dia dan merawatnya."
Mereka lalu meninggalkan bayi itu di tengah hutan dan melanjutkan penelitian mereka. Meski hati mereka berat, tapi mereka harus tetap berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Beberapa hari kemudian, hasil penelitian dianggap telah cukup memuaskan. Mereka pun kembali ke Korea dan mencoba melupakan tragedi di Afrika. Tapi, rasa bersalah dan penyesalan tetap menghantui mereka setiap hari.
______
Hyeon-Ki dan Haeri telah kembali ke Korea setelah beberapa hari meninggalkan bayi itu di tengah hutan Afrika. Meski mereka sudah kembali ke rutinitas sehari-hari, namun bayi itu masih sering terlintas di pikiran mereka. Mereka masih merasa bersalah dan khawatir akan nasib bayi itu.
Haeri duduk di meja kelas nya sambil memikirkan tentang bayi itu. Ia merasa bersalah karena telah meninggalkan bayi itu di tengah hutan tanpa ada perlindungan. Hyeon-Ki masuk ke ruangan kelas Haeri dan melihat wajahnya yang terlihat cemas.
"Chagiya.. gimana ya kabar bayi kita disana?" tanya Haeri pada Hyeon-Ki.
Hyeon-Ki merangkul Haeri sambil berkata, "Kayak yang aku bilang, kita harus percaya dia bertahan hidup dan ditemukan oleh orang untuk dirawat. Kita udah berusaha."
"Tapi, aku masih khawatir, kalo dia mati gimana? aku merasa bersalah banget sebagai orang yang melahirkan nya." kata Haeri dengan suara sedih.
Hyeon-Ki menatapnya dengan tegas, "Kita gak boleh mikir negatif ya sayang. Kita harus tetap berpikir positif dan berharap yang terbaik."
______
Beberapa hari setelah Haeri dan Hyeon Ki meninggalkan bayi itu di tengah hutan, sekelompok anjing liar terlihat berkeliaran di sekitar area tersebut. Mereka mencium aroma yang aneh dan mengikuti bau tersebut hingga menemukan bayi yang dibungkus kain di bawah pohon besar. Bayi itu tampak lemah dan kelaparan.
"Apa itu?" tanya anjing jantan yang paling tua di antara mereka.
"Anjing kecil?" kata anjing jantan yang lain.
Anjing-anjing liar itu kemudian mengelilingi bayi itu dan menciuminya dengan penuh perhatian. Bayi itu tidak menangis atau merengek, tetapi mereka merasa ada sesuatu yang spesial tentang bayi itu.
"Udah, tinggalin aja. Dia udah mati." kata anjing jantan paling tua dengan nada keras.
Tetapi anjing jantan lain terus mengintai bayi itu dengan penuh rasa ingin tahu. Dia mendekat lagi dan mencium bayi itu dengan lembut, hingga bayi itu akhirnya membuka matanya.
"Oh, dia bangun," kata anjing jantan paling besar dengan antusias.
Anjing-anjing liar yang lain segera bergabung di sekitar bayi itu, menciumnya dan menghiburnya. Mereka menjilati wajah bayi itu dengan lembut.
"Yaudah bawa aja kalo gitu," kata anjing jantan paling tua.
"Kayaknya dia betina, kita rawat yok?" tanya anjing jantan lain dengan semangat.
Mereka akhirnya membawa bayi itu bersama mereka ke sarang mereka, di pedalaman hutan Afrika.
"Apa yang kamu bawa, itu bayi anjing? Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya salah satu anjing di kawanan tersebut.
Si anjing jantan meletakkan bayi itu di depan mereka dan menjelaskan bahwa dia menemukan bayi itu sedang sendirian di tengah hutan. Dia mengira bayi itu adalah bayi anjing yang tersesat.
Para anjing di kawanan tersebut sangat terkejut dan bingung. Mereka belum pernah melihat bayi anjing yang seperti itu sebelumnya. Namun, mereka merasa simpati terhadap bayi itu yang tampak kecil dan tak berdaya.
"Dia betina, kita harus rawat dia dengan baik. Kasihan dia," kata salah satu anjing dengan penuh kasih sayang.
Para anjing tersebut lalu saling membantu merawat bayi itu. Mereka memberikan makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi tersebut. Mereka menjaganya agar selalu hangat dan nyaman. Mereka merawat bayi itu dengan penuh kasih sayang dan merasa senang karena bisa merawat anak yang lucu dan imut.
Bayi itu merasa aman dan nyaman di antara para anjing. Dia merasa disayangi dan diperhatikan dengan baik.
To Be Continued
Share this novel