True Family

Action Completed 573

Asha telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam proses beberapa pasien lain di fasilitas rehabilitasi, yang memberinya dukungan dan kehangatan.

Dokter dan aparat duduk bersama di ruang uji DNA, sementara Asha duduk dengan tegang di samping mereka. Dokter mengambil sampel DNA dari Asha dengan hati-hati, sementara aparat mencatat dan mengamati hasil tes dengan serius.

Dokter: (melihat hasil tes) "Hmm, hasil tes DNA telah keluar. Sekarang kita bisa melihat siapa orang tua kandung Asha sebenarnya."

Aparat: (mengangguk) "Ya, sangat penting untuk menemukan kebenaran ini. Aku penasaran siapa manusia yang tega membuang anak sendiri di hutan seperti itu?"

Dokter: (menyusun hasil tes) "Baiklah, hasil tes menunjukkan bahwa Asha memiliki DNA yang unik. Tidak ada kemiripan dengan siapa pun yang ada dalam basis data kami."

Asha: (terlihat bingung) "Apa itu artinya, Dokter?"

Dokter: (menjelaskan dengan lembut) "Artinya, kita belum bisa menemukan siapa orang tua kandungmu, Asha. Tapi kami akan terus mencari tahu lebih lanjut."

Aparat: (menambahkan) "Ya, kami tidak akan berhenti sampai kita menemukan kebenarannya. Kita akan melakukan segala yang bisa untuk mengungkap misteri ini."

Asha: (merasa campur aduk) "Asha pengen tau siapa orang tua kandung Asha. Mengapa mereka bisa buang Asha di hutan?"

Dokter: (menyentuh pundak Asha dengan lembut) "Tenang, Asha. Kami akan mencari tahu semuanya. Tapi sekarang, yang terpenting adalah memastikan kamu pulih sepenuhnya dan dapat beradaptasi dengan kehidupan sebagai manusia."

Asha mengangguk dengan cemas, tetapi juga berterima kasih kepada dokter dan aparat yang telah membantunya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berjuang untuk menjadi manusia seutuhnya, meskipun masih ada banyak hal yang harus dia pelajari dan hadapi.

______

Suatu hari, dokter dan aparat berhasil menemukan identitas orang tua kandung Asha yang tega membuangnya di hutan saat bayi.

Mereka pergi ke Korea Selatan untuk menanyakan kebenarannya.

Dokter dan aparat menghadapkan Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri di ruang interogasi. Keduanya terlihat tegang dan cemas saat mendengar kabar bahwa mereka telah ditemukan sebagai orang tua kandung Asha.

Dokter: "Bukti DNA sangat jelas, Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri, Anda adalah orang tua kandung Asha. Gadis hutan yang dibesarkan anjing di hutan Afrika."

Jang Hyeon-Ki: "Gak mungkin! aku gak tau dia masih hidup setelah kami tinggalkan di hutan."

Lim Haeri: "Kami menyesal atas tindakan kami saat itu. Kami waktu itu masih anak muda yang tak berpikir jernih."

Dokter: "Tindakan kalian merugikan Asha. Dia tumbuh dewasa di hutan, dibesarkan oleh kawanan anjing."

Jang Hyeon-Ki: "Kami tahu kami salah, tapi kami tak tau gimana bisa menemui Asha lagi setelah kami tinggalkan dia di hutan."

Lim Haeri: "Kami ingin bertemu dengannya, meminta maaf, dan memperbaiki kesalahan kami."

Dokter: "Asha sekarang masih sedang dalam rehabilitasi untuk beradaptasi kembali menjadi manusia. Dia mulai berbicara dan berperilaku seperti manusia, tapi perlu waktu dan usaha."

Jang Hyeon-Ki: "Kami ingin melihat Asha. Bisa kami bertemu dengannya?"

Dokter: "Kami akan mempertimbangkan itu, tapi saat ini prioritas utama adalah Asha dan proses rehabilitasinya."

Lim Haeri: "Kami mengerti. Kami akan menunggu dan bersedia berbuat apa saja untuk memperbaiki kesalahan kami."

Dokter dan aparat kemudian meninggalkan ruangan, meninggalkan Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri dalam keadaan cemas dan penuh penyesalan.

Jang Hyeon-Ki: (menangis) "Apa yang telah kita lakukan, Sayang? Kita harus bertanggung jawab atas tindakan kita dulu."

Lim Haeri: (menyeka air mata) "Kita harus berusaha perbaikinya, Sayang. Kita harus bertemu dengan Asha dan meminta maaf."

Mereka saling berpegangan tangan, bersumpah untuk berbuat apa saja demi memperbaiki kesalahan mereka dan bertemu dengan Asha.

______

Beberapa hari kemudian, Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri terbang dari Korea Selatan ke Afrika untuk dipertemukan dengan anak kandung yang mereka buang di hutan 18 tahun lalu.

Dokter dan aparat membawa Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri ke tempat Asha berada di fasilitas rehabilitasi. Asha duduk di kursi, matanya terpaku pada kedua orang yang dihadapinya. Dia merasa bingung, marah, dan juga gugup. Hatinya berkecamuk, tak tahu apa yang seharusnya dia rasakan.

Jang Hyeon-Ki: (menghela nafas panjang) "Asha...kami adalah orang tua kandungmu. Kami datang dari Korea Selatan untuk bertemu denganmu."

Lim Haeri: (menangis) "Asha, maafkan kami. Kami melakukan kesalahan besar dulu. Tapi kami mencarimu selama ini."

Asha menatap kedua orang tuanya, tetapi belum mengeluarkan sepatah kata pun. Dia merasa campur aduk, hatinya berkecamuk. Namun, rasa marahnya tak bisa ditahan.

Asha: (dengan suara gemetar) "Kalian...tinggalkan Asha di hutan. Kalian meninggalkan bayi kalian di sana. Kenapa?!"

Jang Hyeon-Ki: (menangis) "Kami melakukan kesalahan. Kami takut, bingung, dan tak tahu harus berbuat apa. Kami sangat menyesal."

Asha merasa hatinya makin berat. Dia ingin marah, ingin mengutuk kedua orang tuanya atas apa yang telah mereka lakukan. Tapi dia juga merasa kebingungan dan keraguan. Apakah dia harus memaafkan mereka? Bagaimana dia harus merespon?

Dokter: (menghela nafas) "Asha, ini adalah kesempatan bagimu untuk bicara dengan orang tua kandungmu. Tetapi keputusan akhir ada padamu."

Jang Hyeon-Ki: (menyeka air mata) "Asha... anakku, maafkan ayahmu. Kami salah besar telah meninggalkanmu di hutan saat kau bayi. Kami sangat menyesal."

Lim Haeri: (menyusutkan tangannya) "Ya, Asha. Kami benar-benar menyesal. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan saat itu. Tapi kami selalu merindukanmu sejak saat itu."

Asha menatap kedua orang tuanya, tatapan matanya beralih antara Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri. Dia merasa campur aduk dalam hatinya, antara keinginan untuk memaafkan dan rasa marah yang masih terpendam.

Asha: (berbicara dengan nada tegas) "Asha benci kalian. Kalian telantarkan Asha di hutan tanpa alasan yang jelas, dan Asha tumbuh sebagai binatang liar. Tapi Asha bingung. Asha pengen mengenal kalian sebagai orang tua, tapi Asha gak bisa menghapus apa yang telah terjadi."

Jang Hyeon-Ki: (menundukkan kepala) "Kami mengerti, Asha. Kami tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Tapi kami ingin membantu dan merawatmu sekarang. Kami ingin menjadi keluargamu."

Lim Haeri: (menambahkan) "Kami akan melakukan apa saja untuk memperbaiki kesalahan kami. Kami mencintaimu, Asha."

Asha mengamat-amati wajah kedua orang tuanya. Dia bisa merasakan kejujuran dalam kata-kata mereka, dan hatinya mulai melunak. Dia ingin memaafkan mereka dan memberi kesempatan kedua bagi hubungan mereka.

Asha: (menghela nafas dalam-dalam) "Baiklah. Asha maafkan kalian berdua. Tapi kita harus mulai dari awal. Asha mau mengenal kalian lebih lanjut."

Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri tersenyum dengan penuh harap. Mereka berpelukan dengan Asha, dan saat itu, Asha merasa ada langkah baru dalam hidupnya yang akan dia ambil. Meskipun masa lalu penuh tantangan, dia berjanji untuk memulai kisah baru bersama kedua orang tuanya.

_____

Asha tiba di Korea Selatan bersama Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri. Dia merasa campur aduk antara senang dan cemas. Dia telah bertemu dengan orang tuanya yang dulu ia tak pernah tahu, namun sekarang harus mulai hidup sebagai seorang manusia yang sebenarnya. Mereka tiba di sebuah rumah besar yang menjadi tempat tinggal baru Asha.

Jang Hyeon-Ki: (dengan penuh harap) "Selamat datang di rumah kita, Asha. Kami senang bisa bersama denganmu."

Lim Haeri: (mengusap lembut pundak Asha) "Kami sangat merindukanmu, Nak. Kita bisa memulai hidup baru sebagai keluarga seutuhnya sekarang."

Asha mengangguk pelan, masih dalam kebingungan dan campur aduk emosi. Dia melihat sekeliling rumah yang indah, namun merasa canggung dan belum sepenuhnya merasa seperti di rumah.

Asha: (dengan suara lirih) "Terima kasih, Ayah dan Mama. Asha akan berusaha untuk menjadi bagian dari keluarga ini."

Jang Hyeon-Ki: (sorot matanya penuh kasih sayang) "Tentu, Nak. Kita akan membantumu sebisa mungkin."

Lim Haeri: (menyentuh tangan Asha) "Kami akan selalu di sini untukmu, sayang. Kita bisa belajar bersama bagaimana menjadi keluarga yang bahagia."

Asha tersenyum lemah, merasa hangat dengan dukungan orang tuanya. Namun, di dalam hatinya masih ada keraguan dan ketakutan akan masa depan yang baru. Bagaimana dia akan bisa menghadapi dunia manusia setelah hidup sebagai seekor anjing betina dan ratu kera di hutan selama bertahun-tahun?

Asha: (menghela nafas dalam-dalam) "Asha akan mencoba yang terbaik, Ayah dan Mama. Tapi Asha juga takut dan bingung."

Jang Hyeon-Ki: (mendekap Asha) "Tidak apa-apa, Nak. Kita akan menghadapinya bersama-sama. Kamu tidak sendirian lagi."

Lim Haeri: (menyeka air mata) "Kami sangat mencintaimu, Asha. Dan kita akan mendukungmu sepenuhnya."

Asha merasa hangat di dalam pelukan kedua orang tuanya. Dia tahu bahwa perjalanan hidupnya akan penuh tantangan, namun dia juga tahu bahwa dia tidak sendirian lagi.

Dia akan belajar menjadi manusia yang seutuhnya, dengan dukungan dan cinta dari keluarganya yang sekarang ditemuinya kembali setelah bertahun-tahun berpisah.

Asha: (dengan suara lembut) "Terima kasih, Ayah dan Ibu. Asha akan mencoba yang terbaik."

Mereka berdua tersenyum bangga, merasa bahagia bisa memiliki Asha sebagai anak mereka lagi. Mereka bersama-sama menuju masa depan yang baru, sebagai keluarga yang saling mencintai dan mendukung satu sama lain.

______

Berbulan bulan hidup di korea dengan kedua orang tua kandungnya. Asha rindu dengan kawanan anjing yang membesarkannya dulu di hutan pedalaman Afrika.

Asha duduk di ruang tamu rumah keluarganya di Korea Selatan, di hadapan Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri, kedua orangtuanya kandungnya. Matanya berbinar-binar saat dia bercerita tentang pengalaman masa kecilnya dengan kawanan anjing di hutan Afrika.

"Ayah, Mama, kalian harus tahu betapa para anjing itu sayang sama Asha," ucap Asha, senyumnya merekah. "Mereka merawat, melindungi, bahkan memberi Asha makanan. Mereka adalah keluarga Asha di hutan sana."

Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri saling pandang, terharu mendengar cerita Asha. Mereka merasa bersyukur bahwa Asha berhasil bertahan hidup di hutan dan menemukan kawanan anjing yang menjaganya.

"Mama merasa bersyukur kamu dirawat dan dijaga mereka di sana, Asha," ucap Lim Haeri dengan nada lembut, tangan terulur untuk memegang tangan Asha. "Mereka adalah anugerah bagi kamu, dan kami sangat berterima kasih kepada mereka."

"Ayah setuju," sambung Jang Hyeon-Ki, senyuman lembut di wajahnya. "Kami tahu bahwa mereka telah merawatmu sepanjang waktu di hutan itu. Kami juga berterima kasih kepada mereka."

Asha tersenyum, hatinya hangat mendengar dukungan dari kedua orang tuanya. Dia merasa diterima dan dicintai oleh keluarganya yang sebenarnya. Namun, dia juga merasa rindu dengan para anjing yang pernah menjadi keluarganya di hutan

"Namun, Ayah dan Ibu adalah keluarga sejati Asha sekarang," ucap Asha dengan lembut, menatap kedua orangtuanya dengan penuh rasa syukur. "Asha beruntung memiliki kalian, dan akan selalu berusaha menjadi anak yang baik bagi kalian."

Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri tersenyum bangga, tahu bahwa Asha telah tumbuh menjadi wanita yang bijaksana dan penuh cinta. Mereka merasa bahagia bisa menjadi orang tua Asha dan memberinya kasih sayang yang dia butuhkan.

Asha merasa haru dan terima kasih mendalam kepada kedua orangtuanya. Dia merasa bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga mereka dan merasakan cinta yang tulus dari Jang Hyeon-Ki dan Lim Haeri. Dia tahu bahwa meskipun kenangan bersama kawanan anjing di hutan takkan pernah terlupakan, keluarga barunya di Korea Selatan akan menjadi tempat dia bisa pulang sekarang.

To be Continued

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience