Attack of the Apes

Action Completed 573

Suasana semakin memanas sampai pada akhirnya Raja kera tak mampu menahan amarahnya dan memerintahkan para kera menyerang kawanan anjing itu.

Asha merasa semakin takut saat melihat Raja Kera memerintahkan para kera untuk menyerang kawanan anjing. Dia tahu bahwa ini bisa berakhir buruk bagi semua pihak yang terlibat. Dia ingin berteriak dan berlari menjauh dari situasi yang memanas, tapi dia tidak bisa. Dia merasa terjebak di antara dua dunia yang berbeda, tak tahu harus berpihak pada siapa.

Sementara itu, para anjing jantan yang bersama Eze siap menghadapi serangan para kera. Mereka bersiap dengan serius, mengeluarkan gonggongan yang menakutkan. Eze berdiri di garis depan, siap melindungi kawanan anjing dan Asha. Dia tahu bahwa ini bukan hanya masalah kepemilikan Asha, tapi juga masalah kehormatan kawanan anjing.

"Sudahlah, Raja Kera! Kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik," ujar Eze dengan tenang, mencoba meredakan ketegangan.

"Tidak! Asha milik kami, dan kami gak bisa biarkan dia bersama kalian para anjing!" balas Raja Kera dengan tegas.

"Kalian gak bisa klaim Asha hanya karena kalian mengira dia adalah kera betina. Kami sudah membuktikan bahwa dia adalah anjing betina, dan dia adalah bagian dari kawanan kami," jawab Eze dengan mantap.

Namun, Raja Kera tidak mengendurkan serangannya. Dia memerintahkan para kera untuk menyerang dengan lebih ganas. Eze dan para anjing jantan berusaha melawan dengan gigih, namun terlihat bahwa mereka kalah jumlah dan kekuatan.

Asha merasa semakin takut dan sedih melihat pertempuran ini. Dia lebih suka hidupnya di antara kawanan anjing yang mencintainya, namun dia juga merasa bersalah atas situasi ini. Dia merasa menjadi penyebab perang antara dua kawanan hewan yang berbeda.

Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa kehilangan arah dan tak berdaya. Hanya berharap ada jalan keluar dari situasi ini yang tidak membawa kehancuran bagi semua pihak yang terlibat.

Tiba-tiba, para kera itu meraih Asha dan mencoba menariknya ke dalam sarang, tetapi Asha berjuang dengan segala kekuatannya untuk melepaskan diri dari genggaman mereka. Para anjing juga berusaha dengan gigih untuk mencegah kera-kera tersebut membawa pergi Asha.

"Eze, kita harus bantu Asha!" seru salah satu anjing jantan sambil menggigit kera yang mencoba menarik Asha.

"Jangan ambil betina kami!," sahut Eze sambil menggigit kera lainnya.

Kera-kera itu semakin marah dan melancarkan serangan yang lebih ganas. Beberapa anjing terluka dan terpaksa mundur, tetapi mereka tidak menyerah. Mereka terus berjuang dengan gigih untuk melindungi Asha.

"Asha, jangan takut! Kami bakalan lindungi kamu!" ucap Eze sambil menggigit kera yang menyerangnya.

Asha merasa haru dan terharu melihat betapa para anjing sangat mencintainya dan siap melindunginya dengan nyawanya sendiri. Dia merasa bersalah karena telah membawa bahaya pada kawanan anjing ini. Namun, dia bersumpah akan berjuang bersama mereka dan membantu mempertahankan kehormatan kawanan anjing.

Ketika pertempuran semakin memanas, suara seruan dan raungan semakin menggema di hutan. Sementara itu, Asha terus berjuang dan berusaha melepaskan diri dari genggaman para kera yang mencoba merebutnya.

"Sekarang giliran kami, kera-kera sombong!" teriak Eze sambil melompat ke udara dan menggigit salah satu kera.

Para anjing jantan lainnya segera mengikuti Eze dan bergabung dalam pertempuran. Serangan-serangan yang ganas terus dilancarkan dari kedua belah pihak, namun akhirnya kawanan anjing berhasil mengalahkan para kera dan mengamankan Asha.

"Kalian luar biasa, kawan-kawan!" ucap Asha sambil menggesekan tubuhnya pada para anjing yang sudah membantunya.

"Sudahlah, yang penting kita semua selamat. Dan kamu, Asha, harus lebih berhati-hati di masa depan," kata Eze sambil menatap Asha dengan tegas.

"Iya, Eze. Aku janji bakal lebih hati-hati lagi," jawab Asha sambil mengangguk.

Mereka semua kemudian kembali ke sarang kawanan anjing, merayakan kemenangan mereka dan memulihkan diri dari luka-luka yang diderita selama pertempuran. Asha merasa terhormat karena dianggap sebagai bagian dari kawanan anjing, dan dia berjanji akan selalu membantu dan melindungi saudara-saudaranya dari bahaya apa pun yang mengancam.

______

Sementara itu di sarang kera, Raja Kera dengan wajah merah padam melihat banyak pasukannya yang terluka dan bertanya pada para kera di sekitarnya, "Bagaimana bisa ini terjadi? Kalian gak mampu kalahkan kawanan anjing itu? Kalian pasukan kera khusus yang udah berlatih kan? kenapa kalah!!?."

Para kera yang terluka berusaha menjawab, "Maaf, Raja. Mereka lebih kuat dari yang kami duga. Mereka sangat terlatih dan tahu bagaimana bertarung."

Raja Kera semakin marah dan berteriak, "Kalian semua bodoh! Kalian gagal memenuhi tugas kalian dan merusak reputasi kera di hutan ini! Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Para kera takut dan tidak tahu harus menjawab apa. Mereka tahu bahwa Raja Kera tidak akan merespons dengan lemah, dan ketakutan akan akibat yang akan mereka alami.

Namun, di tengah-tengah keributan itu, salah satu kera mengajukan ide, "Mungkin kita bisa mengajukan perdamaian kepada kawanan anjing, Raja. Kita dapat membahas tentang Asha dan mencari solusi yang baik untuk kedua belah pihak."

Raja Kera merenung sejenak, kemudian berkata, "Baiklah. Kita coba jalur diplomasi dulu. Sampaikan pada kawanan anjing, kita ingin bahas tentang Asha dan cari jalan keluar yang damai."

Para kera setuju dengan saran itu dan memutuskan untuk mengirim utusan ke kawanan anjing untuk memulai pembicaraan perdamaian.

Beberapa saat kemudian, utusan Raja Kera datang dengan niat baik. Dia ingin menyelesaikan masalah ini secara damai tanpa harus ada lagi korban jiwa dari kedua belah pihak. Asha dan kawanan anjing bersikeras bahwa mereka tidak akan menyerah pada tuntutan Raja Kera, yang salah menganggap Asha sebagai kera betina.

"Pemimpin anjing, kami datang bawa pesan dari Raja Kera. Raja Kera ingin akhiri pertikaian ini dengan cara yang damai," ucap utusan Raja Kera dengan suara lembut.

Eze, pemimpin kawanan anjing, mendengarkan dengan serius. Dia ingin menyelesaikan masalah ini tanpa kekerasan dan mempertahankan kehormatan kawanan anjing. "Apa yang Raja Kera usulkan?" tanya Eze.

"Raja Kera mengusulkan agar Asha mengikuti kami kembali sarang kera. Dengan begitu, kita bisa damai." jelas utusan Raja Kera.

Eze, si pemimpin kawanan anjing, tidak suka dengan usulan tersebut dan langsung memberi respons tegas, "Kami tidak akan serahkan Asha. Dia adalah bagian dari keluarga kami dan kami akan melindunginya dengan nyawa kami. Kami juga tidak takut dengan ancaman Raja Kera. Kami akan mempertahankan diri kami hingga titik darah penghabisan."

Tiba-tiba, Asha terkejut melihat beberapa pasukan kera yang menyelinap masuk ke sarang anjing dan menyerang mereka dengan kejam. Beberapa anjing terluka parah, sementara yang lainnya berjuang mati-matian untuk melindungi Asha dan diri mereka sendiri.

Asha merasa terkejut dan ketakutan. Dia tidak pernah mengira bahwa konflik ini akan menjadi sangat kejam. Dia berusaha untuk menghindari serangan dari kera, sementara para anjing berusaha sekuat tenaga melindungi sarang mereka dan Asha.

"Kalian gak bakal bisa rebut Asha dari kami!" teriak Eze dengan gigih.

Seketika, situasi semakin memanas. Pasukan kera yang semakin banyak melakukan serangan dengan lebih ganas dan tanpa ampun. Beberapa anjing terluka parah dan tak dapat bergerak. Namun, para anjing masih bertahan dan berusaha melindungi Asha dengan gigih.

Asha merasa haru dan terharu melihat keberanian para anjing itu. Dia tidak pernah mengira bahwa mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindunginya. Dia berterima kasih dan berdoa agar mereka semua selamat.

Asha merasa haru dan terharu melihat keberanian para anjing itu. Dia tidak pernah mengira bahwa mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindunginya. Dia berterima kasih dan berdoa agar mereka semua selamat.

Dalam pertempuran yang sengit itu, akhirnya para anjing berhasil mengusir pasukan kera dan melindungi Asha. Mereka berhasil mempertahankan keluarga mereka, walau dengan pengorbanan yang cukup besar.

Setelah pertempuran usai, Eze mendekati Asha dan memberi ciuman lembut pada kepalanya. "Kamu selamat, itu yang penting," ucapnya dengan lembut.

Asha duduk sendiri di tengah sarang, air matanya menetes tanpa henti. Dia merasa sangat bersalah atas kematian beberapa anjing yang ia cintai dan sayangi. Semua terasa begitu berat untuk dihadapinya. Eze, pemimpin kawanan anjing, menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Asha, jangan terlalu berduka. Kita semua merasa kehilangan ini," ucap Eze dengan nada lembut.

"Aku tahu, tapi ini semua terjadi karena aku. Aku takut aku bakal bawa bahaya lebih besar ke kawanan anjing ini," jawab Asha dengan suara serak.

Kemudian Asha berkata dua ingin menyerahkan diri kepada Raja Kera saja daripada terus terusan perang. Demi keselamatan Kawanan anjing yang dia cintai dan selama ini merawatnya sejak bayi.

Kawanan anjing lainnya merasa sedih dan tidak setuju dengan keputusan Asha. Eze, si pemimpin kawanan anjing, memohon kepada Asha untuk tidak melakukannya. Namun Asha tetap teguh pada niatnya.

"Eze, kalian semua sudah merawatku dengan baik selama ini. Aku merasa bersalah karena membuat kalian terlibat dalam perang ini. Aku tidak ingin lagi ada korban lagi dari pihak anjing maupun kera," ucap Asha dengan nada tegas.

Namun, Eze masih belum yakin dengan keputusan Asha. "Tapi Asha, kau tahu betapa berbahayanya menyerahkan diri kepada Raja Kera. Kau akan menjadi tawanan dan hidupmu akan terancam," ujarnya dengan nada khawatir.

"Aku tahu risikonya, Eze. Tapi ini adalah satu-satunya cara agar perang ini berakhir dan kalian semua aman," jawab Asha dengan mantap.

Para anjing lainnya merasa sedih mendengar perkataan Asha. Namun mereka juga menghargai keputusan Asha. Mereka menyandarkan tubuh pada Asha sambil menangis.

"Kami akan merindukanmu, Asha. Jangan khawatir, kami akan terus berjuang dan melindungi kamu," ucap salah satu anjing dengan suara gemetar.

Asha merasa haru dan terharu melihat kesetiaan dan kepedulian kawanan anjing terhadapnya. Dia mencium satu persatu anjing yang ada dan meneteskan air mata.

Setelah itu, Asha berjalan pergi meninggalkan kawanan anjing. Dia berjalan menuju sarang kera dengan hati yang berat dan penuh rasa takut.

To be Continued

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience