PERTEMUAN SARAH DAN BELLA

Young Adult Series 13382

Sekembalinya dari Mall, Anggara tidak langsung mengajak Sarah pulang. akan tetapi, ia memilih mengajak Sarah untuk mengelilingi keindahan Kota di sore hari ini.

Awalnya sih Sarah menolak karena masih terlalu takut, tetapi Anggara tidak berhenti menyakinkan tunangannya itu sampai pada akhirnya Sarah sendirilah yang menikmati angin sejuk di sore hari tersebut sembari menikmati pemandangan kota diatas motor yang dikendarai mereka.

"Anggara, aku pengen es kelapa!" pinta Sarah seraya menunjuk salah satu gerobak yang menjualkan es kelapa di pinggir jalan, kebetulan disana banyak sekali pengunjungnya yang menandakan bahwa es kelapa tersebut pastilah enak makanya bisa ramai.

"Ya udah, kita minum disana ya!" tawar Anggara seraya menghentikan laju Motornya, ia sama sekali tidak mendapatkan respon apapun dari Sarah yang membuatnya menoleh kebelakang.

"Tenang aja, kamu gak perlu takut. Ada aku disamping kamu," bujuk Anggara yang kembali meyakinkan Sarah. Untungnya gadis itu mengerti dan mengangguk setuju. Dan dengan cepat, Anggara menyalakan kembali motornya untuk mengambil posisi parkir. Lalu ia meraih tangan Sarah begitu turun dari kereta dan mengajak Sarah untuk menghampiri gerobak tersebut seraya menggenggam kuat belanjaan milik Sarah yang tadi dibeli di Mall.

"Pesan Es kelapa dua ya, Pak. Sekalian Roti bakar rasa Strawberry satu," pesan Anggara yang sudah sangat hafal betul makanan favorit Sarah.

"Baik, dek. Ditunggu aja ya dulu, silahkan ambil tempat duduknya biar nanti diantar." Penjual itu tersenyum seraya masih fokus menyiapkan pesanan pembeli lain.

Anggara hanya mengangguk setuju, lalu menarik tangan Sarah untuk mengambil bangku kosong yang disediakan sang penjual. Kebetulan sekali ada beberapa meja yang telah ditinggal pergi oleh pembeli, jadi Anggara tidak perlu repot-repot menunggu saat itu.

Keduanya juga bisa duduk tenang untuk menikmati hiruk-pikuk keramaian kota, sudah lama juga rasanya untuk Sarah bisa bernafas lega ditengah keramaian kota seperti ini.

"Anggara!" panggil Sarah yang mencoba memecahkan keheningan diantara mereka.

"Ya, Rah. Kenapa?" tanya Anggara yang langsung menoleh kepada Sarah seraya sedikit menggeser kursinya untuk menghadap kearah gadis itu.

"Cita-citanya kamu apa?" tanya Sarah yang jelas saja terdengar menggelitik perut Anggara. Ia tersenyum geli seraya mengelus rambut Sarah.

"Kamu itu lucu ya Rah, kok mendadak nanyak gituan sih?" tanya balik Anggara yang masih terus mentertawakan Sarah.

"Aku kan tunangan kamu, masa aku gak tahu segala hal tentang kamu. Lagian, aku juga gak punya topik untuk dijadikan bahan obrolan."

"Yaudah, kalau gitu kita bahas tentang masa depan kita aja. Aku udah siap kok, kan aku udah janji bakal bertanggungjawab penuh sama kamu." Anggara berbisik ditelinga Sarah.

"Masa depan? misalnya apa?" tanya Sarah.

Anggara menggenggam erat jemari Sarah, ia tidak perduli tentang posisinya yang saat ini ada di keramaian. Matanya hanya tertuju pada gadis itu, "Aku maunya kamu jadi satu-satunya wanita yang menjadi pilihanku."

"Aku pengen cepat-cepat menghalalkan kamu setelah lulus sekolah ini, biar nanti pas kuliah di luar negeri bisa sekalian bawa kamu ikut kesana."

"Memangnya kamu udah siap bareng aku selamanya?" tanya Sarah yang masih saja terus meragukan perasaan Anggara. Apalagi menurut Sarah kalau saat ini Anggara sedang dimabuk cinta oleh nafsu dan perasaan kasihannya terhadap Sarah, bukan murni berdasarkan hatinya.

"Ya, aku yakin. Jadi, mula sekarang berhenti meragukannya perasaanku ya." Anggara membelai pipi Sarah.

"Dan aku juga bakal memastikan untuk gak buat kamu cemburu lagi," sambung Anggara sebelum akhirnya percakapan mereka terganggu oleh pesanan mereka sendiri.

"Silahkan dimakan, dek!" ucap Sang Penjual dengan ramah, lalu meninggalkan Meja Anggara saat itu juga. Sarah yang sebelumnya sudah kepengen banget dengan Es kelapa buru-buru diteguknya es tersebut, ia tak bisa membohongi dirinya kalau ia sangat menikmati minuman tersebut.

Anggara hanya bisa tersenyum senang melihat Sarah yang tampak bahagia hari ini, ia merasa bersyukur atas perbedaan Sarah yang sangat berbeda jauh dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

Hingga tanpa sadar seorang gadis cantik yang tapak tak asing menghampiri Anggara, sepertinya gadis itu baru saja turun dari mobil hitam yang ada diseberang jalan.

Anggara yang melihat kepadanya langsung bisa mengenali gadis itu, sebab tanpa diduga ia adalah Bella.

"Anggara, kebetulan kita ketemu disini." Bella tersenyum bahagia melihat keberadaan Anggara, ia juga tidak terlalu menyadari kehadiran Sarah yang ada disebelahnya Anggara.

Anggara langsung berdiri, ia tidak bisa menunjukkan wajah kesal sekaligus kagetnya. Ia benar-benar takut kebenaran tentang keberadaan Sarah menjadi topik omongan disekolah nantinya.

"Loe ngapain disini?" tanya Anggara tajam.

"Beli es kelapa langganan gue," jawab Bella.

"Kamu itu cewek yang tadi siang ngomong di telepon denganku ya?" tanya Sarah yang langsung mengenali suaranya Sarah.

"Oh, loe yang nelpon di handphonenya Anggara ya?" tanya balik Bella.

Sarah berdiri dengan wajah tidak senang, ia tidak bisa menyembunyikan perasaan cemburunya. Apalagi fisik dan visualisasi Bella jauh lebih sempurna dibandingkan dirinya, belum lagi Bella mempunyai wajah blasteran yang membuat Sarah merasa semakin tidak percaya diri. Dan nilai plusnya yang dimiliki Bella ialah dirinya masih perawan, sesuatu berharga yang tidak dimiliki oleh Sarah detik ini.

"Aku mau pulang," ucap Sarah yang langsung berjalan pergi meninggalkan keduanya, ia merasa ingin menangisi saat ini karena menyadari betapa menyedihkannya Anggara yang memilih dirinya dibandingkan gadis itu.

"Kenapa dia?" tanya Bella bingung.

"Bukan urusan loe," jawab Anggara ketus, lalu ia mengeluarkan uang dengan jumlah yang lebih kepada sang penjual sembari mengendarai motornya untuk mengejar Sarah. Demikian halnya dengan Bella yang juga ikut mengejar Anggara, ia masih perlu mendapatkan permintaan maaf dari Anggara mengenai masalah tadi siang.

Sementara itu, Anggara berusaha membujuk Sarah yang masih terus berjalan tergesa-gesa. Kali ini Anggara bisa melihat jelas air mata Sarah uang tumpah, gadis itu kembali menangis lagi dan membuat Anggara benar-benar merasa marah kepada dirinya sendiri.

"Kalau kamu mau marah, kamu bisa lampiaskan sama aku. Tolong jangan pergi sendirian tanpa arah kayak gini," ucap Anggara yang berhasil menghentikan langkah kaki Sarah.

Gadis itu hanya berdiri saja tanpa sekalipun menatap kearah Anggara, ia menangis sesenggukan dan membiarkan rambutnya menutupi seluruh wajahnya.

"Rah, kenapa? Apa aku yang udah buat kamu nangis lagi?" tanya Anggara sambil turun dari Motor dan menghampiri Sarah. Kini ia berdiri dihadapannya Sarah sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sarah, kebetulan saat itu Sarah berlari kedalam gang yang cukup sepi sehingga tidak ada sedikitpun dilalui oleh padatnya kendaraan yang memberikan mereka sedikit privasi.

"Kamu gak salah, aku cuman insecure aja.Aku benar-benar ingin pulang," lirih Sarah yang mulai menatap Anggara, ia bisa merasakan tangan Anggara yang menghapus butir air mata di kedua pipinya. Tanpa mereka sadari kalau Bella tengah menonton keduanya dari kejauhan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience