Kerajaan Tetangga

Fantasy Series 253

Meskipun Moonraiya adalah desa yang tak terikat oleh kerajaan manapun, Moonraiya tetap menjaga hubungan baik dengan kerajaan tetangga, ada 4 kerajaan yang mendominasi di negeri ini, kerajaan-kerajaan itu dikenal dengan sebutan arah mata angin, yaitu kerajaan timur,barat,selatan dan utara . Kerajaan yang terdekat dari Moonraiya adalah kerajaan Barat, sesekali kerajaan Barat mengirim pesan dan sebaliknya . Hubungan antar kerajaan dan desa itu berlanjut ke perdagangan hasil panen dan sebagainya . Biasanya raja hanya mengirim pengawalnya sebaga utusan, karenanya Ketua desa sangat terkejut utusan yang kali ini dikirim oleh raja adalah pangeran.

“Apakah pangeran sudah lama menunggu ?” Tanya ketua yang baru saja memasuki sebuah rumah yang memang di khususkan untuk pertemuan penting .

“Tidak.. saya baru saja sampai. “ ucap pangeran Alan, dari penampilanya tak nampak ia adalah seorang pangeran karena pangeran Alan memakai pakaian layaknya seorang pendekar , namun dari cara ia bersikap sangat mencerminkan wibawa dan sikap seorang pangeran .”saya membawa pesan dari yang Mulia, “mengeluarkan sebuah kertas dari dalam bajunya dan menyerahkanya kepada ketua , “Ini daftar permintaan padi pada tahun ini, mohon untuk mengirim lebih banyak , dan ada permintaan untuk sayuran juga, mohon dibaca terlebih dulu. “

“Ah ya.. hamba akan mengirim lebih banyak .” .

Pembicaraan itu terus berlanjut, selesai membicarakan persoalan perdagangan pangeran dipersilahkan untuk istirahat di sebuah kamar khusus yang sudah disiapkan, karena tak biasanya kedatangan seorang pangeran, akhirnya ketua meminta bantuan kepada pengasuh Irina untuk membantu menyiapkan segala keperluan sang pangeran.

“Ku dengar disini melakukan ritual bulan purnama setiap bulan ?” Tanya pangeran kepada bibi pengurus.

“Benar pangeran, nona kami yang melakukanya, dan malam ini adalah malam ketiga,” jawab bibi pengurus.

“Yang Mulia mengatakan bahwa bulan terlihat lebih indah jika dilihat dari sini, aku benar-benr penasaran, karenanya aku meminta diri untuk menjadi utusan kali ini. ”

“ya pangeran, bulan yang nampak di Mooraiya memang jauh berbeda dari bulan yang nampak diluar sana .”

“yang Mulia banyak bercerita tentang desa ini, dari sejarahnya, hingga nona kalian .. kata yang Mulia.. dia benar-benar cantik. “ ucap pangeran berbisik sembari tersenyum.

Bibi pengurus benar-benar senang mendengar pujian itu, tak sabar rasanya ia memberitahu Irina tentang pembicaraan nya dengan pangeran dari Barat itu.**

“Apa yang dilakukan pangeran dari Barat datang kemari ?.. bukankah desa ini tidak berhubungan dengan kerajaan manapun ?” Loan berbicara sendiri setelah mendengar beberapa penduduk mengatakan tentang kedatangan pangeran Barat ke desa itu. “Bagaimana kalau dia bukan pangeran, bisa saja dia adalah mata-mata. “ Ucapnya lirih dengan curiga. Loan pun kembali berjalan menelusuri desa.***

Bulan tepat berada diatas kepala Irina, ritual bulan purnama sudah dimulai beberapa saat yang lalu, seberkas sinar keluar dari tangan kiri Irina terbang ke arah langit dan ditangan kanan nya samar-samar tampak bulan sabit, penduduk kembali berkumpul dibawah bukit, Loan pun ikut membaur disana, pangeran Alan pun menyaksikan ritual bulan purnama , ia berada tepat didepan tangga untuk menaiki bukit, dari sana ia melihat dengan jelas apa yang Irina lakukan, ia memuji dalam hati kecantikan Irina, dari tempat ia berdiri, Irina tampak mempesona, ini pertama kalinya Pangeran Alan bertemu dengan Irina.

Ditengah-tengah ritual angin terasa berhembus kencang, beberapa penduduk yang menyadari angin itu cukup kaget, karena biasanya tak ada angin seperti itu di saat ritual berlangsung. Angin berputar-putar disisi kanan bukit, terjadi kepanikan, sementara Irina tetap menutup matanya melanjutkan ritualnya, suara tawa berat terdengar dari dalam angin yang berputar, kemudian angin itu menipis menyisakan awan hitam berbentuk piringan, diatas piringan awan hitam itu berdiri seorang pria berjubah merah dengan tongkat berwarna emas ,di atas tongkat itu ada sebuah cabang berbentuk sabit. Pria itu terus tertawa, para penduduk yang panik hanya bisa terdiam sambil ketakutan meliahat pria berjubah merah itu.

“Setelah sekian tahun akhirnya aku menemukan desa ini. “ ucapnya bahagia kemudian tertawa.

“Siapa kau ?” Teriak Ketua seraya mendekat ke arah pria berjubah merah.

“Perkenalkan ,, aku adalah Penyihir dari Barat, sang Penyihir Merah.. hahaha”.

“Apa mau mu datang kemari ?” Tanya Ketua sedikit gentar.

“Aku datang karena merasakan energi kuat yang berasal dari sini, siapa yang menyangka aku akan menemukan sesuatu yang sangat hebat disini, huahaha... seorang Dewi yang turun kebumi.. kukira itu hanya mitos,, siapa yang menyangka..”Ucapnya senang seraya melirik ke arah Irina.

“Jangan mencoba melakukan sesuatu padanya !!!”Teriak pangeran Alan .

Loan yang menyaksikan itu terlihat kagum akan kejantanan pageran Alan melawan penyihir Merah, sementara para penduduk ketakutan menghadapi situasi yang tak biasa di Mooraiya, para penjaga berdatangan, berlari kedepan para penduduk untuk melindungi mereka.

“wah.. Kalian tau itu percuma, aku tak akan kalah hanya karena kalian jumlah yang banyak.“ ucap Penyihir Merah tak gentar, “Aku akan pergi begitu kalian menyerahkan wanita itu padaku !!” .

“Jangan bercanda penyihir, kami tidak akan menyerahkannya walau kau menbunuh kami. “ Ucap Ketua lantang.

“Benarkah ?? kalau begitu aku yang akan melakukanya!! “ penyihir Merah mengangkat tongkatnya dan mengarahkanya ke pada para penjaga ,hanya dengan sedikit ayunan tongkat para penjaga terhempas dengan kuat kebelakang.

Serangan tadi hanya gertakan untuk Ketua agar dia mau menyerahkan Irina , namun ketua sama sekali tak gentar, hal itu membuat penyihir Merah tertawa dan ia mengatakan ingin mencobanya lagi.

“Baiklah.. aku hanya bercanda untuk yang tadi, kali ini akan aku lakukan dengan serius, aku pensaran , apa kau akan memilih melindungi wanita itu atau melindungi pendudukmu.” Penyihir Merah mengangkat tongkat emasnya, mengarahkan nya pada penjaga yang tadi terhempas , tubuh penjaga itu terbang keatas kemudian terlempar lebih jauh, sang penyihir kemudian menghentakan tongkatnya ke arah penjaga itu, terdengar erangan si penjaga , api mulai keluar dari tubuhnya dan membakarnya.

“yaah ,, kira-kira seperti itu akhir dari para pendudukmu.” Gertak sang penyihir.

Penduduk mulai ketakutan, mereka berpelukan satu sama lain, Loan yang tak menyangka dengan kejadian itupun tampak bingung.

“Tak ada jawaban..?? baiklah.. sepertinya berakhir seperti ini !!” ucap penyihir kemudian mengarahkan tongkatnya pada penduduk, api keluar dari ujung tongkatnya terbang dengan cepat ke arah para penduduk, beberapa orang berteriak, api itu semakin dekat dengan mereka.

“TIDAAAK” Teriak ketua.

Wuss.. Api itu menghilang tepat didepan wajah para penduduk, api yang tadi membakar tubuh penjaga pun sudah menghilang. penyihir Merah yang kaget akan hal itu langsung menyadari apa yang terjadi , diliriknya Irina yang mengarahkan tangan kanan nya kearah penduduk .

“Nona Irina menyelamatkan kita “Kata seorang penduduk.

“Tak sopan mengganggu saat ritual seperti ini. “ Ucap Irina yang masih berdiri di atas bukit .

“Akhirnya kau terbangun dari ritualmu.” Jawab sang penyihir Merah senang.

“Apa yang membawamu kemari ?“ Tanya Irina dengan tenang.

“Aku merasakan energi yang kuat berasal dari sini, mana kutau kalau aku akan menemukan mu. “ Sang penyihir Merah benar-benar terlihat senang. “ada mitos yang mengatakan bahwa jika seseorang berhasil membunuh titisan seorang Dewi atau Dewa dan mempersembahkanya saat bulan purnama ,maka kekuatan dari Dewi atau Dewa itu akan menjadi miliknya, dan orang itu akan memiliki umur yang panjang layaknya dewa .” .

“Itu hanya mitos.. apa yang akan kau dapatkan dari membunuh wanita seperti ku ?” jawab Irina sembari menuruni bukit.

“hm... walaupun kau mengatakan hal itu dengan tenang, tapi aku bisa merasakan energimu yang sangat kuat, sepertinya aku yang sekarang tidak akan bisa mengalahkan mu.. tapi yah jangan khawatir , jika aku mundur sekarang tentu saja aku akan kembali lagi. “ Ucap sang penyihir merah senang.

Irina melirik penduduk , dilihatnya penjaga yang tadi terbakar telah sadar, beberapa penjaga lain membantunya bangkit.
Irina menghela napas, dipandangnya lagi penyihir yang masih berdiri di atas piringan awan tipis yang mengudara.

“wow... aku mulai tak suka energi ini, kau punya hawa membunuh yang kuat !” kata sang penyihir merah.
Beberapa penjaga mulai bersiap menyerang , para penduduk pun sudah mulai tenang. Penyihir Merah menyadari bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat.

“Sepertinya aku benar-benar harus pergi.. aku akan memberikanmu hadiah sebelum aku pergi.“ angin kembali menyelimuti sang penyihir berjubah merah, awan hitam pun berputar mengelilingi tubuhnya, perlahan awan hitam itu menipis dan menghilang diiringi dengan semburan api yang datang entah dari mana membakar semua rumah penduduk dan sekeliling desa.

Terjadi kepanikan yang luar biasa, penduduk yang terkejut melihat api yang begitu besar berlari kesana-kemari, Irina segera bertindak , ia mengibaskan tangan kanan nya kesemua arah api, seketika itu juga api yang besar itu lenyap.

Irina berbalik ke arah ayahnya. “Ayah... minta semua penduduk kembali, tak ada lagi yang harus dicemaskan. “ .

Ketua pun meminta penduduk untuk kembali kerumah mereka masing-masing ,walau masih penasaran dengan apa yang terjadi namun penduduk menuruti perintah ketua agar mereka kembali ke rumah masing-masing .

“Irina ada apa ?” Tanya ketua yang merasa aneh dengan sikap Irina.

“Ayah ku mohon istrirahatlah,, kejadian ini pasti membuat ayah terkejut. “ ucap Irina khawatir.

“Ada apa sebenarnya,, apa penyihir itu melukaimu ?” Tanya Ketua semakin cemas.

“Tak ada yang harus ayah cemaskan, ku mohon kembalilah , aku akan tinggal di atas bukit malam ini ,ritualnya belum selesai karena ada gangguan ,karena itu ritualnya akan kuteruskan. besok kita bicara lagi. “ setelah memberi salam Irina berlalu menuju ke arah bukit.

“Sebaiknya anda mengikuti saran nona Irina, “saran pangeran Alan kepada Ketua. Ketua pun akhirnya memutuskan kembali untuk beristirahat .

Malam itu tampak sepi di Moonraiya , angin malam yang tak biasa berhembus dari segala arah , Irina masih berdiri di atas bukit dan melanjutkan ritualnya . Loan memperhatikan dari kejauhan , dalam hati ia kagum pada Irina, lebih tepatnya pada kekuatan nya. Pangeran Alan pun merasakan hal yang sama walau dengan arti yang berbeda . Malam itu berlalu dengan keheningan dibawah sinar bulan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience