Kelahiran

Fantasy Series 253

“ haah... aku benar-benar takut kalau rambut birunya akan bertambah.” Desah ketua resah.

“Tapi saya rasa rambut biru itu tak ada hubungan nya dengan umur nona Irina ketua.” Sahut pria setengah baya yang tadi memanggil Irina.

“Aku pun berharap demikian.” Matanya masih memancarkan rasa khawatir seorang ayah pada anaknya, “ Malam ini adalah malam pertama bulan purnama, ada sesuatu yang membuatku khawatir , tapi harus ku akui aku juga sangat senang , karena malam ini adalah hari kelahiran Irina .“ Ketua tersenyum “aku masih benar-benar ingat kejadian 20 tahun yang lalu saat Irina lahir.”.

Kembali ke 20 tahun yang lalu saat Irina lahir, untuk pertama kalinya Moonraiya mendapatkan cahaya bulan purnama, maka hari itu disebut sebagai malam bulan purnama pertama di Moonraiya, hari dimana sang Dewi Bulan dilahirkan, jauh sebelum Irina dilahirkan, Moonraiya adalah desa gelap tanpa harapan, semuanya berawal dari 60 tahun sebelum Irina lahir, dimana kekuatan adalah segalanya, dimana manusia terkuatlah yang akan menjadi penguasa, Moonraiya adalah tempat dimana pendekar-pendekar hebat berkumpul untuk mengadu kekuatan satu sama lain, Moonraiya dipimpin oleh seorang ketua yang memiliki kekuatan diatas pendekar lainya, desa itu menjadi wadah untuk orang-orang yang memerlukan perlindungan dari berbagai ancaman entah itu dari sebuah kerajaan atau dari seorang penjahat . Moonraiya adalah desa yang tak terikat oleh kerajaan manapun, dikarenakan letak Moonraiya yang tersembunyi, dilindungi oleh hutan , lembah dan bukit menjadikan desa itu sulit dijangkau oleh orang yang tidak tahu rute masuk ke desa . Karena hal itu lah, Moonraiya adalah desa yang tepat untuk melindungi penduduknya yang bermasalah.

Namun seiring berjalannya waktu , Moonraiya yang tadinya merupakan desa yang melindungi penduduknya dari kejahatan luar mulai berubah fungsi menjadi desa tempat para pendekar belajar bela diri dan mencari kekuatan, sang ketua yang sudah lanjut usiapun akhirnya disingkirkan dari jabatan nya, terjadi perebutan kekuasaan kepemimpinan selanjutnya, adu kekuatan adalah solusi bagi mereka yang menginginkan kekuasaan. Terjadi pergantian kepemimpinan berkali-kali, kekacauan mulai muncul karena perebutan kekuasaan, para penduduk yang tadinya merasa tentram pun mulai merasa terusik dan akhirnya meninggal desa, puncaknya, 2 kelompok petarung yang sama-sama menginginkan pemimpin mereka menjadi ketua di Moonraiya saling beradu kekuatan, dengan kekuatan masing-masing kedua kelompok itu menciptakan badai dan angin yang tak henti-hentinya selama berhari-hari. Setelah pertarungan panjang akhirnya salah satu kelompok berhasil mengalahkan kelompok lawan dan menjadi ketua Moonraiya . Namun , pertarungan panjang itu justru menciptakan badai abadi yang tak pernah hilang berpuluh-puluh tahun lamanya .
Perebutan kekuasaan telah berakhir , para pendekar pun perlahan pergi meninggalkan desa Moonraiya, namun dampak dari perebutan kekuasaan itu tak pernah hilang, langit seakan murka , begitu banyak korban yang berjatuhan , desa yang tadinya sebagai wadah berlindung berubah menjadi tempat orang yang haus akan kekuasaan dan kekuatan. Sejak saat itu Moonraiya berubah menjadi desa gelap dengan badai mengerikan setiap harinya, bahkan tak bisa dibedakan antara siang dan malam, karena awan hitam pekat menutupi langit Moonraiya, tak ada cahaya matahari yang masuk, dan tak ada bintang yang dapat dilihat dari desa Moonraiya. Keadaan itu terus berlanjut berpuluh-puluh tahun lamanya, banyak penduduk desa yang akhirnya memilih pergi dari Moonraiya.
58 tahun kemudian, dua tahun sebelum kelahiran Irina, kepemimpinan Moonraiya di miliki oleh Anum, anak dari pemimpin terdahulu , Moonraiya masih sama , dikelilingi oleh awan pekat tanpa sinar matahari, begitu banyak orang-orang yang meninggalkan Moonraiya, mereka yang memilih bertahan hanyalah orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal selain Moonraiya dan orang-orang yang memiliki masalah diluar sana.

Anum meneruskan kebiasaan pemimpin terdahulu, yaitu berdo’a untuk kembalinya kejayaan Moonraiya, ia dan istrinya Ariana rajin berdoa didekat bukit dipinggir desa, 5 bulan kepemimpinan Anum , Ariana bermimpi bahwa dia akan dianugrahi seorang anak yang akan mengembalikan cahaya Moonraiya jika ia rajin berdoa di bukit yang ada dipinggir desa. Ariana sangat meyakini mimpinya , ditambah lagi mereka sangat menginginkan seorang anak karena usia pernikahan mereka sudah lebih dari 5 tahun, Anum sempat ragu, namun karena keyakinan Ariana , akhirnya Anum menyerah dan ikut berdoa bersama istrinya, 6 bulan rutin berdoa di bukit akhirnya Ariana hamil, tentu saja Anum dan penduduk benar-benar senang dengan kabar itu .

Berbulan-bulan berlalu, masa kehamilan Ariana sudah melewati 10 bulan, Anum dan penduduk masih terus berharap akan kelahiran anak yang dikandung Ariana, waktu terus berjalan, Ariana melewati 12 bulan masa kehamilan nya, mulai muncul kekhawatiran bahwa bayi yang dikandung Ariana tak akan lahir, atau bayi itu memang tak pernah ada sebelumnya. Sudah lebih dari setahun Ariana mengandung, namun tak ada tanda-tanda Ariana akan melahirkan .

Hari itu Ariana melakukan ritual doa seperti biasanya di atas bukit dipinggir desa, setelah berdoa Ariana memutuskan untuk menenangkan pikiran nya disana, ia memandang langit hitam yang menutupi Moonraiya selama berpuluh-puluh tahun.

“Lihatlah nak... tidakah kau kasihan pada desa ini . “ sambil mengelus perutnya. “Ibu bukannya tidak ingin mengandung mu lebih lama, tapi.. semakin lama hati ibu merasa sedih,,, tidak kah kau bisa merasakan kesedihan ibu ?... apa kau tidak ingin melihat wajah ibu dan wajah ayah mu? .“ .

Entah karena rasa lelah yang luar biasa karena telah mengandung lama , atau karena rasa sedih yang Ariana rasakan , tiba-tiba ia merasa mengantuk dan tertidur .
Angin berhembus pelan menerpa tubuhnya , Ariana terbangun dan dia sadar bahwa dia masih berada di atas bukit di pinggir desa, Ariana membuka matanya pelan , sesuatu terasa hangat dikulit, karena cahaya matahari menyinari kulitnya, Ariana kaget, dilihatnya sekeliling , matahari menyinari Moonraiya, tak ada awan pekat yang menghalangi cahaya matahari, Ariana bisa merasakan hangatnya melalui kulit, dia bangkit dan melihat seseorang berdiri di atas bukit di depan nya, seorang wanita dengan pakaian hitam, Ariana tak melihatnya dengan jelas tapi wanita itu memiliki rambut yang panjang dan berkilauan dibawah sinar matahari,

“ibu .“ Ucap wanita itu menghampiri Ariana.

“Ibu.. ? aku ? .“ Tanya Ariana heran ‘aku memang akan memiliki anak, tapi gadis ini ?’ ucap Ariana dalam hati , setelahnya Ariana baru menyadari perutnya sudah normal , tak besar seperti terakhir kali ia mengingatnya.

“Bukankah ibu memanggil ku dan mengatakan apakah aku tak ingin melihat ayah ?.” ucap gadis itu sembari tersenyum.
Arina jadi yakin bahwa gadis yang ada didepan nya adalah anak yang ia kandung.

“ Ibu benar-benar senang bisa bertemu dengan mu .. coba ku lihat,, kau sangat cantik.. .” Ucap Ariana bahagia.”Kenapa tak segera menemui ayahmu,, dia benar-benar gelisah,, semuanya sudah menantikan kelahiran mu sebagai pembawa cahaya Moonraiya . “ .

“Aku tak bisa bu.. .” ucap gadis itu lirih .

“Kenapa ? .” .

“Kalau aku lahir, ibu tak bisa melihatku lagi .“ .

“Kenapa ibu tak bisa melihatmu .“ .

“Karena itulah yang akan terjadi, aku tak bisa menjauhkan ayah dari ibu hanya karena keinginan untuk melihat ayah .“ gadis itu mengakhirinya dengan senyum.

“Tapi ayahmu sangat ingin melihatmu,, jangan biarkan ayah mu dan penduduk menunggu mu lebih lama lagi .“ ucap Ariana meyakinkan gadis itu.

“Tapi.. aku juga tak ingin melihat ibu jauh dari ayah,,, bagaimana mungkin aku mengambil kebahagiaan ibu .” .

Ariana akhirnya sadar apa yang ingin disampaikan anaknya, Ariana terdiam sesaat, memikirkan semuanya .

“Apa harus seperti itu ? .. Baiklah,, ibu tak apa-apa, segeralah lahir anak ku.. .” .

Gadis itu kemudian memeluk ibunya, “Aku akan lahir bu,, tak lama lagi ,saat malam bulan purnama pertama . “ .

Ariana melepaskan pelukan kemudian memegang kedua tangan anaknya, “Benarkah .. Terima kasih.” Dipandanginya wajah anaknya , Ariana menangis karena bahagia akan kelahiran anaknya . Cahaya matahari terasa begitu terang bersinar ke arah Ariana, dia memejamkan matanya sekejap, saat membuka mata Ariana masih berada di atas bukit namun tak ada cahaya matahari diatas sana, yang ada hanya awan pekat yang menutupi langit, apa Ariana bermimpi , tapi hal itu terasa begitu nyata, bahkan Ariana masih bisa merasakan hangatnya cahaya matahari yang tadi menyinari kulitnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience