Jejak mimpi yang baru terjadi membekas di memori pada sel otaknya, menelan air liurnya di sela-sela bibirnya. Hyun menutup wajahnya pada kedua tangannya sembari menghela nafas panjang. Sumpah serapah bergelut di hatinya, berkecambuk panas-dingin menimpa batin dan raganya.
'Shit my asshole, what's going right now."
Suara yang sangat dikenal memasuki gendang telinganya yang sangat mengkhawatirkannya. Hyun tersenyum dan berkata manis untuk segera kembali ke alam mimpinya yang indah.
"Ada apa Hyun?"
"Semua baik-baik saja hanya saja aku merasa tempat ini cukup sempit untukku." Celoteh Hyun sedikit kaku.
"Jika begitu mari kita bertukar tempat."
"Ah tidak perlu, aku akan segera kembali tidur. Sebaiknya kau kembali tidur dengan baik oke?"
"Baiklah aku harap kamu melakukannya juga dengan benar."
Pemuda tampan itu tersenyum begitu merekah seperti bunga sakura. Perempuan cantik itu menyambutnya juga dengan senyuman hangat mentari. Suasana begitu mencair seperti lelehan madu. Perempuan itu sempat tertawa pelan sebelum menutup wajahnya dengan selimutnya. Hyun lagi-lagi menghela nafas penuh padat. Ada rasa sesak debu yang memenuhi seluruh paru-paru. Itu menyakitkan menyempil di relung sanubarinya.
Sosok di ujung gelap melihat perbuatan manis yang tercela itu. Ya baginya bagian manis yang menyakitkan untuk di telan. Tubuhnya yang bersandar setengah di dinding dan menyilangkan tangannya terlihat memantau seluruh aktivitas mahasiswa tampan itu. Badan Hyun seperti ulat keket yang menggatal ke kanan dan ke kiri. Mahasiswa itu menghela nafas, sekuat tenaga dan berusaha memejamkan matanya. Ah shit semua hal tentang dirinya baik tubuh maupun perasaan tidak terjangkau lagi oleh dirinya sendiri.
Semua kembali mengusik di remang-remang malam ini, keempat bola mata yang tidak bisa tertidur nyenyak. Bagaimana bisa kedua makhluk ini sepakat bersiaga di malam hari?
''Oh my Godness, ini bisa membuatku gila." Lirihnya pelan. Tidak ingin membuat pergaduhan yang bisa membangunkan gaungan para wanita dan terutama si 'dia' yang usil. Come on dude seharusnya kamu peka akan keusilan dirinya adalah cara membuatmu terfokus padanya. Saat kau terusik maka jiwa dan ragamu tidak dapat kau kendalikan secara sempurna. Akan ada hal yang membuatmu tidak berpikir logis.
Tanpa sadar Hyun bergulung-gulung dan bermuara di kaki pak dosen yang sedari tadi melihat kelakuannya yang begitu menakjubkan mata. Betapa malunya mahasiswa ini sampai ingin berbalik berguling kembali ke tempat asal muasalnya.
Hoon mulai tersenyum samar dan berjongkok di hadapan mahasiswa tampan. Hening sejenak melihat wajah seseorang yang masih tersipu malu. Entah mengapa Hyun harus menunjukan wajahnya yang seperti keledai seakan meminta sang majikan untuk bermain bersamanya. Ah ia salah kaprah mengira pak dosen akan merasa jijik oleh perbuataan ekstremnya tapi justru semua terasa sia-sia. Bagi Hoon segala perbuatan mimik Hyun jauh menambah rasa citranya semakin imut. Dasar pria bucin!
Pepatah lama mengatakan cinta akan mengubah kotoran burung menjadi emas. Begitu membius manusia menjadi tidak logis pada prinsipnya. Apakah cinta ini juga salah?
Sekarang pak dosen tampan sedang mempermainkan hati mahasiswa ini, betapa kejamnya iblis yang sedang menyamar menjadi manusia. Seharusnya pria ini tidak menjadi dosen melainkan menjadi Joker sejati. Semua pada tahu Joker merupakan pria yang memiliki kharismatik yang begitu besar dalam keseksian dan ketangguhannya sehingga seorang wanita bernama Harley Quinn bertekuk lutut secara membabi buta.
Pak dosen berdiri kembali dan menekuk setengah badannya ke bawah. Sembari berseloroh menyebut Hyun sebagai Na Bi. Mahasiswa itu terlihat kesal sekali, bahwa ia sedang meniru bagaimana dirinya dalam memanggil Dahye. Guratan kesal terlihat bagai sangar harimau. Berdecak memainkan lidahnya seakan memandangnya dengan jijik.
Pak dosen tak peduli lantas dia menarik tangannya hingga sang uke bergerak ke atas. Hyun berusaha mencegah sekuat tenaga tapi apalah daya bagai Hello kitty melawan Hulk segede mutan.
Pak dosen menyambut tubuh itu dan membopong ke atas bahunya. Sang uke pun berusaha meminta di turunkan kembali. Tentu saja semua itu di tolak sang seme. Karena tidak di hiraukan lagi mulut uke pun bertindak ganas dan mengambil alih menggigit bahu pak dosen muda.
Hoon membiarkan pujaan hatinya menggigit sepuas hatinya.
"Hustt kau seharusnya diam kalo tidak ingin membangunkan mereka." Ujarnya penuh keyakinan diri bahwa sang uke akan melaksanakan perintahnya.
Dalam dua puluh detik gigi itu sudah menggoreskan luka yang merah mengalir. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun di diri Hyun. Wajah cemberutnya memaki pak dosen dengan lantas.
"Dasar bajingan tengik."
"Kau terlihat keren dengan gigi tajammu."
"Kau pria paling brengsek yang ku temui selama ini."
Hoon mendekat semakin maju ke depan si uke, bayangkan saja wajah itu semakin takut terhadapnya. Kali ini perbuatannya sudah keterlaluan, sungguh tidak bisa dimaafkan.
"Duduk lah aku tahu kau tidak bisa tidur. Jadi aku ingin membantumu."
"Aku tidak butuh bantuanmu."
"Apa perlu aku akan meninabobokanmu dengan paksa?" Ucap Hoon dengan memberi kata kutip pada tangannya.
"Kau pria cabul."
"Kau harus istirahat sekarang atau aku akan memaksamu berada di bawahku."
Hyun yang mendengar itu menurunkan keberaniannya, jelas tercetak matanya yang begitu sungguh-sungguh dan mengintimidasi. Hyun tertegun dan menjatuhkan wajahnya ke bawah.
"Mianhe telah melukai bahumu. Aku akan membersihkan lukamu." Lirihnya dan mulai beranjak dari kursi empuk.
Saat berbalik Hoon segera memeluk dari belakang, badan mahasiswa itu tersentak dan lalu terdiam kembali.
"Biarkan aku memelukmu sepuluh detik saja dengan nyaman."
Hoon lantas mengelus punggung Hyun, sikap dingin Hyun mulai kambuh kembali.
"Jangan bergerak dan ini perintah!"
Hoon mengelus pundak Hyun dan menggambarkan sebuah kode dengan tangannya. Yang berawal bulatan kecil berubah menjadi bunga matahari. Hyun tertegun mengapa pak dosen membentuk gambar bunga matahari. Dalam pikirannya pesan penting apa yang ingin di sampaikan untuknya?
Sang dosen pun menjatuhkan wajahnya pada pundak sang uke dan menghirupnya secara lekat.
Share this novel