MFC

Short Story Series 2284

Disebuah taman,dibelakang rumah.Yua terlihat asyik memainkan ponselnya dan disana,ada dua laki-laki yang sedang bernyanyi bersama.
“Hidden beneath the ground,is the spring that feeds the creek, invisible as the wind, that you feel upon your cheek…”Dengan diiringi gitar yang dimainkan oleh salah satu laki-laki tersebut.
Bbrruumm,suara motor berhenti.
“Nah itu bocah,lama bener beli ayam doang.”Kata Yua
Anak bertopi putih menghampiri mereka.
“Yang gak pedes,mana?”Tanya Yua membuka plastik ayam.
“Cobain aja satu-satu.”
“Ih ,kok gak dibedain?”
“Saking terpesonanya sama gw, jadi Jiejienya lupa kali,tuh.”Kata anak laki-laki yang melepas topinya.
“Sebelah mana belinya,kok bisa ada amoy yang jual ayam disini?”
“Tanya Eonni saja,dia yang suruh gw kesana.”
Yua masuk kedalam rumah,pergi kedapur untuk mengambil piring. Kemudian seorang wanita menghampirinya dan bertanya. “Sudah mau makan malam, Onna?” Tanya Lee kajongbu.
Kajongbu itu biasa kita sebut pembantu kalau di Indonesia,di Korea lain lagi. Maka dari itu, Lee kajongbu ini pembantunya Yua yang bernama Lee Yoo.
Yua mengambil sendok.“Iya,tolong bawain nasi, piringnya 4… eh sama airnya juga.”
“Baik,Onna .”Jawab Lee kajongbu,mengambil piring.
Seorang Ibu datang duduk dikursi makan kemudian bertanya.“Memang sudah pesan makan malam?”
“Barusan, Didi Yongki beli ayam.”
“Padahal, Yua Appa ajak kita lihat apartemennya Hyung-sik di Flora Garden sekalian makan diluar.”
“Stop,Lee.”Yua menghentikan langkah Lee kajongbu yang hendak pergi meninggalkan dapur,“Aku tanya mereka dulu.”
“Gege,kalau mau makan ayam lagi, suruh saja aku yang beli,oke.” Ujar Yongki pada Kakaknya.
“Kenapa? Tadi suruh beli ngomel panjang,sekarang tiba-tiba baik. Pasti ada sesuatu dengan Jiejie itu.” Jawab Gege.
“Ini patut dicurigai,Yudh.”
Yudha melihat wajah Yongki yang terlihat tersenyum-senyum,larut dalam lamunan.“Um,itu pasti Jiejienya cantik,Myung.”
“Jiejienya biasa aja,cuman tadi yang lain minta foto bareng.”Jawab Yongki memegang paha ayam.
“Bohong banget,lo.”Sahut Myung.
Yua datang dan mendengar sedikit perbincangan mereka.“Tunggu,sepertinya ada sesuatu dengan ayam.”Tanya Yua menatap Yudha,Yongki dan Myung Zhu dengan mata menyipit.
“Mmmm,Itu ayam sehat,enak dan lezaaatt.Aku tak ada jailin ayamnya.”Jawab Yongki menggigit paha ayam.
“Benar begitu?”Pandang Yua pada Myung, kemudian ia berkata.“Appa mengajak kita lihat apartemen Hyung-sik,sekarang”Yua duduk disebelah Yongki,”sekalian kita makan diluar.”
“Udah dapet apartemennya? Ya sudah,kajja!”Ujar Myung mengajak pergi.
Drrrtt ddrrrtt… Ponsel Myung bergetar diatas meja.
“Jadi,kalian tak makan ayamnya?”Tanya Yongki dengan menatap bungkusan ayam yang dibelinya. Bibirnya manyun,bersedih lalu mengambil bungkusan itu.
“Siapa bilang?” Yudha menahan tangan Yongki,“gw mau, uh!”
Myung sedang mengangkat telepon dari Ayahnya di Amerika.“Yoboseyo.”
“Sudah kau lihat apartemennya?”
“Baru mau berangkat.Besok jam berapa Nam Hyung check in?”
“Jam 9 pagi. Ya sudah, pergilah tengok.”
“Appa uangnya su…”
“Sudahlah,Appa kirim ke Samchon.”
“Baiklah,aku berangkat sekarang.”Myung menutup teleponnya dan menoleh Yudha dan Yongki,“Yaa!”
Yudha dan Yongki menggigit paha ayam yang terlihat begitu lezat,Myung memegang perutnya,menatap bungkus ayam.“Cepat berdiri,perutku sudah tak tahan menahan rasa lapar.”
“Omo…nih, ganjal sementara. Makanlah.” Yudha memasukkan paha ayam kealam bibir Myung.
“Eonni, tak mau makan ayamnya?”Tanya Yongki.
“Ani,makanlah.”
Yongki mengambil jatah ayam milik Yua.”Gege, ini rasanya beda dari yang kemarin kita makan,kan?”
Yudha hanya menjawab.“O…”
Mereka pergi meninggalkan bungkus ayam yang kosong,dimeja.
“Eomma,”Yua memanggil ibunya,“kajja!”Teriaknya dari depan pintu.
Ibu Yua turun dari kamarnya sambil memakai mantel.
“Yua Eomma,kita pergi kemana dulu?” Tanya Myung.
“Ke apartemen. Yua Appa sudah menunggu kita,disana,”Memberi kunci mobil pada Yudha,“kau yang menyetir. Masih ingat jalan,kan?”
“Aku?”Ucap Yudha.
“Ke tempat yang kemarin kau antarkan kue beras,itu.”
“Aaah,ingat.”
Mereka pun pergi menuju Flora Garden.
“Diatas juga ada meja makannya?”Tanya Andy berjalan dibelakang Myaren yang menaiki anak tangga.
“Heem, ada. Cuma 3 meja gitu, kalo gak salah.”
“Iya, kalo gak salah. Berarti bener,kan?”
Myaren langsung duduk dikursi dan menghela nafas, panjang.“Hhhuuuffh!!!”
Myaren menidurkan kepalanya diatas meja Andy pun mengikuti. Mereka saling berhadapan,kemudian Myaren berkata.“Ama-Akong tadi pergi check-up. “
“Apa mereka baik-baik saja?”
“Ya,selama ini mereka sehat.”
“Lalu,apa yang membuatmu cemas?”
“Cuci darah seminggu sekali habis 1juta untuk berdua. Satu bulan saja sudah 4juta belum lagi uang saku Moa dan aku.”
“Lalu?”
“Kalau buat tambah-tambah mungkin aku bisa magang.”
“kenapa harus magang,kan sekarang ada kedai. Itu sudah termasuk uang tambahan.”
“Iya,tapi rasanya aku harus mengambil tindakan untuk membantu mereka.”
“Eomma dan Appa masih tak memberimu kabar?”
“Entahlah,mungkin mereka senang hidup berdua.”
“Jadi,rencana magang dimana?”
“Aku tinggal ambil tawaran anak tadi.”Ujar Myaren.
“Hah,maksudnya jadi baby siter?”
Myaren duduk tegak.“Mungkin,bisa dibilang seperti itu.”
“Informasi dari mana,kok mungkin?”
“Anak bertopi putih yang berpapasan denganmu,tadi.”
“Anak sebesar,itu?”Andy kaget.
“Bukan begitu. Dengerin dulu, aku gak tahu kerjaannya gimana. Yang pasti tadi kata anak itu, bayarannya lumayan.”
“Wah, kalo gitu jangan Mya!”Cegah Andy.
“Kenapa? Toh, bayarannya juga lumayan buat tambahan,kan.”
“Mana bisa begitu. Kita gak tahu jenis kerjaan apa,baik apa nggak? Bayaran gede tapi kerjaan buruk,gimana? Nggak, aku tak mau.”Cemas Andy.
Puk, Myaren memukul kepala Andy.”Yaa! Kau pikir aku sebodoh,itu? Tak,lah.“
“Aku kira,kamu dicuci otak sama anak tadi.”
Myaren mengeluarkan buku.“Iiih jahat,anak ganteng begitu,kau ini.”
Kruk kruk kruk
Myaren kaget.“Suara apa itu?”
Andy memegang perutnya,kruk kruk kruk perutnya pun kembali berbunyi.
“Belum makan?”
“Hehe…belum.”
Myaren mengambil bungkusan ayamnya.”Ini,makanlah.”
“Kenapa gak tawarin dari tadi?”
“Huuu,sudah ngintip-ngintip ya?”
“Iya,nunggu ditawarin.”
Andy memakan paha ayamnya.”Omo…”
“Kenapa?”
“Gimana bisa,rasanya seperti ini?”
“Oo…enak ya?”
Andy menggigit lagi paha ayamnya dan gelengkan kepala.“Daebak!”
“Makanlah,habiskan semua. Aku sudah kenyang.”
“Jinjja? Baiklah,akan kuhabiskan.”
Drrrt drrt “Yoboseyo.”
“Akong sebentar lagi selesai,siap-siap tutup saja.”
“Sudah ditutup,tak usah jemput. Akong istirahat saja.”
“Sudah malam,banyak orang jahat keluyuran malam. Akong,jemput sekarang.”
“Aku pulang sama Andy,tak usah khawatir. Akong langsung kerumah saja.”
“Mana Andy?”
Myaren memberikan ponselnya pada Andy.
“Yoboseyo.”
“Ah,Andy. Kau antar Myaren sampai rumah,ya.”
“Haha, tentu saja sampai rumah. Masa setengah jalan.”
“Haha,iya benar. Ya sudah,jangan terlalu larut pulang.”
“Tenang saja,Myaren aman Kong, jangan khawatir.”
“Tentu, ya sudah.Akong pulang dulu.”
Andy menutup teleponnya.“Hati-hati,Kong.”
Beberapa menit kemudian,Ama-Akong sudah tiba dirumah.
“Moa,Ama pulang.”
Duk duk duk
“Aigoo, kau ini.jangan lari-lari begitu.”
“Hehehe…Ama sudah makan?”
“Belum,ayo kita makan.”
“Akong mana?”
“Diluar,ganti lampu pagar depan.”
“Ah iya, lampunya mati.”
“Ayo,kita siapkan makan malam. Ama ada bawa ayam kedai.”
“Tadi ramai tak kedainya?”
“Lumayan ramailah, mereka bilang ayamnya enak.”
“Ya itu sudah pasti, masakan Ama semua enak. Apa lagi ayamnya.”
“Benar, begitu?”
“Um…Ama,Jiejie belum pulang.”
“Ah tadi sudah ditelepon Akong. Katanya nanti diantar Andy.”
“Wah,pasti mereka lagi melepas rindu.”
“Kau ini, memangnya kemarin kenapa?”
“Oppa,kan liburan kemarin pergi ke Roma tanpa pamit dan tak memberi kabar pada Jiejie.”
Akong masuk rumah menghampiri Ama dan Moa.
“Pantas saja dia marah-marah terus.”Ucap Ama.
“Siapa yang marah-marah?”Tanya Akong.
“Itu Myaren, ditinggal Andy liburan ke Italy tanpa pamit.”Sahut Ama.
“Itu sebenarnya,Andy datang sebelum dia pergi.”
“Loh,kok Akong tahu?”Moa kaget.
Ama menuangkan nasi untuk Akong.”Kenapa kau baru bilang sekarang?”
“Itu karna mobilnya sempat berhenti didepan,”Akong mengambil gelas,”tak lama hanya beberapa menit saja.”
“Apa,Oppa tak turun sama sekali?”
“Dia hanya diam saja melihat kerumah”
“kenapa dia tak turun?”Tanya Ama dengan mengunyah makanan.
“Didalam mobil itu ada orangtuanya mungkin mereka melarangnya untuk datang kemari.”
“Wuah,benar-benar kasihan Oppa. Akong lihat dia dari mana?”
“Akong lagi siram tanaman didepan dan pura-pura tak melihat mobilnya.”
“Aku pulang. Wah,semua lagi ngumpul makan malam.”
“kemarilah, kita makan.”
“Wuah,ada ayam.”
“Cepatlah cuci tangan,nanti habis dimakan Akong.”
“Tak boleh begitu,itu jatahku.”Myaren mengambil jatahnya dan menjilati paha ayamnya.
Moa dan Ama kaget.“Omo.”
Akong tertawa melihat tingkah cucunya yang konyol.”Hahaha…”

chuuu BERSAMBUNG...

BONUSSSSS...

?

Yongki Chen
16th
168cm
50kg
O 1980
Gemini
Bungsu

?

Cho Myung Zhu
Korea,19 Nov 1971
25th
177cm
60kg
A Scorpio
Cikal
Penasaran dengan tokoh dan pesannya? Ayo pindah dan baca di " Say'Y.A.H (story of drama_Myaren Phan 1996) oleh JessikaMaltin di

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience