BAB 5

Family Completed 551

“Nah, Dikta mau tas yang mana?” tanya ayah ramah.

“Hmmm…!” sepertinya aku akan seperti Dikta kalau di suruh memilih pilihan yang tak mudah di pilih. Dikta memilih tas warna hitam. Ayah memilihkan model yang bagus dan keren. Lalu, Dikta juga di belikan sepatu. Begitu juga Dika. Di belikan tas dan juga sepatu.

“Ayah…” aku menarik pergelangan tangan kanan ayah. Dia menolehku sesaat.

“Herman , kamu pilih yang mana saja yang kamu suka yah, nanti biar Mak Marni yang bantuin nyari…” kelakar ayah seraya memberi isyarat Mak Marni. Meski masih SD. Aku tahu. Ayah tak punya waktu untukku, tidak dengan kedua kakakku. Mereka berjalan ke outlet pakaian. Aku berdiri di sebelah estalase menatap mereka yang berlalu tak peduli padaku.

“Herman …” tegur Mak Marni membuatku sadar, kalau sebenarnya ada orang yang sayang dan peduli padaku.

“Ini, Mak pilihkan sepatu bagus untukmu…” perempuan itu lagi-lagi menitikkan air mata. Aku tersenyum meski hatiku kecewa. Aku tahu posisiku kala itu. Tak ada kastaku diantara mereka. Ayah dan kedua kakakku lepas dalam canda di outlet tak jauh dari kios sepatu tempatku termangu. Sesekali aku berharap ayah memanggil dan memintaku bergabung dengan mereka. Mak Marni belum berhenti menangis. Bahkan aku melihat tangisnya semakin sesengukkan saat melihatku yang tersenyum tapi hatiku membisu. Mak Marni yang tahu isi hatiku. Mak Marni yang lebih peduli dan sayang padaku. Andai ibu tak meninggal waktu itu. Pasti aku akan bergabung bersamanya, bersama mereka.

“Mak, kenapa menangis?” tanyaku agak heran dengan kebiasaan Mak Marni itu. Dia semakin pecah dalam raungnya.

“Mak, sa-sayang, Herman …” kembali dia menangis. Penjaga toko masih bingung dan heran melihat kami. Mak Marni memelukku.

“Herman juga sayang, Mak Marni…”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience