Malam itu berlalu seperti biasa di istana para selir, tapi tidak untuk ku. aku tidak sehat.. dari siang aku hanya muntah-muntah tak jelas, setiap kali aku makan, pasti aku akan memuntahkan nya lagi. Selir Ratih sedang pergi memanggil Tabib Istana untuk merawat ku, tapi mereka kenapa belum datang juga. badan ku sudah sangat lemah. padahal kemarin baru saja aku di tunjuk sebagai Selir utama, hari ini aku malah tidak enak badan. ada-ada saja..
“Putri Siu.. apa kau masih muntah-muntah? ” tanya Tabib Istana.
“Akhirnya.. mereka datang juga." aku bergumam dalam hati. aku menundukkan kepala saat tabib bertanya padaku, lalu mereka mendekati ku dan memeriksa sakitku.
“Apa kau lama menunggu kami, Putri?” tanya Selir Ratih.
“Tidak juga.. cuma sedikit agak lama.” Jawab ku tersenyum.
Selir Ratih hanya tersenyum kecil.
“Selamat putri, anda sedang mengandung.. kita harus memberitahukan kepada paduka tentang kabar bahagia ini..” kata Tabib.
Aku tercengang, rasa tak percaya. Selir ratih berteriak kesenangan, ia memelukku dan mengucap kan selamat. aku tak bisa berkata apa-apa, aku tetap terpaku tak percaya.
“Kau kenapa Putri? kau tak percaya? kau hamil.. ” kata Selir Ratih bahagia. ia dan Tabib istana pun pergi meninggalkan ku sendiri di kamarku yang sedang terpaku.
“Aku hamil?”
bagaimana jika permaisuri tahu ini semua? apakah ini tidak akan menjadi bencana kembali? tak menunggu waktu 24 jam, semua orang di istana sudah mengetahui semua nya. dan yang paling mengejutkan, ternyata tak hanya aku yang hamil. Bondrit juga hamil… itu semakin membuat ku bingung, apakah aku harus bahagia atau takut? kenapa aku harus takut? aku tidak membuat kesalahan.. Paduka mungkin senang mendengar di istana ini akan ada 2 bayi.
Kabar ini membuat ku semakin tidak bisa tidur hingga keesokan hari. Aku hanya berguling-guling dikasurku, aku bahkan tidak diperbolehkan untuk sekedar berjalan-jalan keluar kamar. karna katanya kehamilan ku masih sangat rentan. semua makanan di antarkan ke kamarku. aku ingin jalan-jalan ketaman pun tak boleh.. adduuuhhh… bosan sekali… tapi, yang mulia belum menengok ku pagi ini. mungkin Dia sedang berada di kamar Bondrit.
aku mencoba membuka pintu kamarku, mengecek keadaan diluar kamar, sepi sekali. bahkan para dayang pun tak kelihatan berjalan di dpn kamar. aku keluar sedikit demi sedikit dan menutup pintu kamarku, lalu berjalan keluar . aku melihat para selir berkumpul di Aula, seperti ada yang ,mereka bicarakan. tapi kenapa aku tidak diajak ya..? salah satu dari mereka melihat ku, tak lain adalah Selir Ratih. Ia langsung berjalan menuju diriku dn menarik tangan ku.
“ayoo.. kita pergi ke kamar Paduka.. ”
Ratih menyeretku pergi kekamar Bondrit, disana Bondrit sedang sendirian dan tangan nya pun di tarik juga oleh Selir Ratih. kami berdua di ajak ke kamar Paduka. Disana, paduka hanya terduduk termenung.
“Yang mulia.. Hamba mohon.. apakah tega Yang mulia mahu membuang kedua istri Yang mulia ini jauh dari istana? sedangkan ,mereka berdua sedang mengandung anak-anak mu yang mulia…” kata Selir Ratih dengan nada tinggi.
aku dan Bondrit sama-sama kebingungan.
“Dibuang? apa maksudnya Putri Ratih? Apa maksud nya kami berdua akan dibuang?” tanyaku.
“coba kalian berdua tanyakan pada Yang mulia sendiri.. ” kata Selir Ratih menangis.
Bondrit terduduk di bawah tak percaya nasib baik nya hanya terjadi sangat sebentar.
“Yang mulia, apakah benar saya dan Bondrit akan dibuang keluar istana?”
Yang mulia hanya mengangguk dan menangis. aku tak percaya ini terjadi padaku dan anak ku.
“apa kesalahan ku Yang Mulia? setelah hamba diberi kepercayaan, ketika hamba hamil, hamba dicampakkan.. apakah kehamilan didalam istana ini adalah sebuah larangan?” tanyaku kesal.
“tidak begitu Putri, bukan seperti itu. semua ini kulakukan, karna aku sudah berjanji pada raja campah untuk tetap menjadikan putra dari Permaisuri sebagai pewaris utama. tapi aku berjanji untuk kalian berdua, kedua putraku yang kalian kandung, akan tetap mendapatkan hak yang sama di istana ini.” Yang mulia meyakinkan kami berdua, akan tetapi aku sudah sangat muak dengan apa yang diperbuat oleh permaisuri.
aku pergi meninggalkan kamar yang mulia, sedangkan Bodrit masih ditempatnya. dengan tertatih-tatih, Selir Ratih membawa Bondrit keluar dari kamar Yang Mulia . aku mendekati mereka dan membatu nya membopong Bondrit. setelah tiba dikamar Bondrit, Selir Ratih menutup pintu kamar. ia menyeka airmata nya, dan memberi minum Bondrit yang masih syok . Bondrit menangis sejadi-jadi nya.
“kamu jangan khawatir Bondrit, aku dengar kau tidak akan diempatkan jauh dari istana. akan tetapi Putri Siu … akan ditempatkan di pulau seberang.” jelas Putri Ratih.
Bondrit berhenti menangis, ia menatapku dan menangis kembali sejadi-jadinya.
“apa maksudnya menempatkan ku ke pulau seberang?” tanya ku. “apa beda nya aku dan Bondrit?”
“Putri , apa kau tahu kalau Permaisuri sebenarnya sangat menaruh cemburu padamu?”
“kenapa ia cemburu padaku? ia Permaisuri, ia memiliki hak yang lebih besar daripada ku, apa yang ia cemburukan dariku?”
“Dia sangat cemburu padamu, karna Paduka Raja sangat mencintaimu Putri.. Paduka selalu menyebut namamu ketika mereka sedang bersama. itu yang membuat Permaisuri sangat mencemburuimu, terlebih lagi, kau hamil.. sedangkan ia belum pernah merasakan kehamilan sejak mereka menikah.” jelas Putri Ratih.
Aku hanya terdiam dengan semua penjelasan Putri Ratih.
“jadi, kapan aku dan Bondrit akan pergi dari Istana?”
“dikarenakan Bondrit letak nya tak jauh dari istana, ia akan di berangkatkan esok pagi, sedangkan kau Putri, kita masih akan menunggu kapal dari Palembang datang menjemputmu. Kau akan diserahkan pada Ario Dillah.. Putra pertama dari Yang Mulia.” kata Selir Ratih.
malam itupun berlalu syahdu, sedih dan tak berdaya untuk seorang Bondrit. nasib kami tidak jauh.. aku harus segera mengirimkan ayah surat untuk memberitahukan kalau aku akan pergi ke Pulau seberang. Hari itu, aku tidak melihat Permaisuri keluar kamar sama sekali, kira-kira ia sedang apa? apakah ia sangat hancur dengan kabar ini? aku sedikit mengkhawatirkan nya.
bagaimana jika permaisuri tahu ini semua? apakah ini tidak akan menjadi bencana kembali? tak menunggu waktu 24 jam, semua orang di istana sudah mengetahui semua nya.
Share this novel