Hari itu, aku dan ayah ku pergi menuju kerajaan terbesar di jawa timur. Kami berjalan bersama rombongan lain nya dari jawa tengah , berbondong-bondong mencari tempat yang layak untuk kami tinggal.
Diantara kami ada yang membawa berbagai macam bibit tanaman, kuda, dan banyak lagi. Kata ayah ku, kerajaan majapahit pasti akan menerima kami. Karna mereka memiliki raja yang sangat baik. Ketika rombongan kami tiba di depan gerbang, kami di sambut dengan hangat oleh prajurit yang menjaga gerbang.
Kami semua jadi semakin tidak ragu untuk tinggal disini, seperti nya kota ini memiliki penduduk yang sangat baik. Kami langsung di arah kan menuju tempat pertemuan raja di dalam komplek keraton.
Ayah ku mengajak kami bersama rombongan menghadap raja untuk meminta izin tinggal di kota majapahit. Aku melihat seorang pria yang sangat gagah keluar dengan memegang pedang ditangan kanan nya bersama seorang perempuan yang berdiri disamping singgahsana nya yang sangat megah itu. Aku terpanah sejenak dengan semua kemegahan itu. Ayah ku menyenggol bahu ku, menandakan kalau aku harus menunduk, tidak boleh menatap kearah raja. Aku langsung menundukkan kepala ku.
“ampun paduka, hamba ingin meminta izin secara langsung kepada paduka raja untuk hamba bersama-sama saudara hamba tinggal di wilayah kekuasaan paduka raja. Harap paduka berkenan…” kata ayah .
“hm… kalian kesini untuk apa? Apa kalian memiliki tujuan ke kerajaan ku?” tanya paduka raja.
“ampun paduka, saya bersama rombongan saudara saya kesini selain untuk mencari tempat tinggal, kami memiliki tujuan untuk berniaga dan mencari nafkah, serta berdakwah .”
“apa saya boleh tahu , agama apa yang kisanak bawa kesini?”
“ampun tuan, agama islam.. “ jelas ayah.
“kalian saya izinkan tinggal di wilayah ku, tapi.. dengan satu syarat… “ kata paduka raja.
“syarat apa itu paduka raja..?” tanya ayah.
“kisanak dan putri nya, harus tinggal disini beberapa malam. Ada yang ingin saya bicarakan secara pribadi. “ jelas raja.
Aku bertanya-tanya tentang apa? Apakah kami melakukan kesalahan?
Para rombongan kami pergi menuju pemukiman warga, sedangkan aku dan ayah di persilahkan masuk ke dalam istana.
“ayah,, apakan kita melakukan kesalahan?”
Ayah ku hanya tersenyum. “nanti kau akan tahu sendiri alasan nya.”
Aku dan ayah di ajak menuju ruangan makan . disana terdapat meja yang sangat panjang, diatas nya banyak sekali makanan lezat yang belum pernah aku makan sebelum nya. Ternyata begini ya hidangan kerajaan. Ayah ku memegang tangan ku dan mengajak ku berjalan kedalam ruangan. Kami berdiri di dekat pintu menunggu kedatangan raja.
“paduka raja memasuki ruangan…. “teriak salah satu prajurit penjaga pintu.
Raja dating dengan mengibaskan jubah belakang nya yang sangat besar itu. Terlihat ketampanan nya yang muncul dibalik jubah nya, dengan ditemani oleh seorang permaisuri disamping nya, mereka duduk di sana. Betapa indah nya bisa melihat raja dan permaisuri secara langsung.
Aku dan ayah di persilah kan duduk di dekat mereka untuk makan bersama. Saat itulah paduka raja menyampaikan maksud dan tujuan nya kepada ayah untuk meminangku manjadi salah satu selir di kerajaan itu. Pada saat itu, permaisuri terbatuk-batuk setelah mendengar pernyataan raja yang sangat mengejutkan itu.
Ayah ku melihatku untuk memberi isyarat kalau apakah aku setuju atau tidak. Dan aku pun bingung, aku hanya tertunduk .
“tidak apa-apa, kalau kamu tidak mau, bilang saja.. akan ayah jelaskan kepada paduka raja.”
Aku takut ayah kenapa-kenapa kalau aku tidak mau menjadi selir raja. Jadi aku mengangguk kan kepala ku tanda setuju.
“apa? Kamu menyetujui nya?” tanya ayah.
“ iya ayah.. demi masa depan kaum kita, dan juga keamanan ayah di tempat baru ini. Izin kan aku mengorbankan diriku. Untuk mengabdi kepada ayah dan juga saudara-saudara ku.”
Ayah hanya menunduk kan kepala nya. Aku tahu ayah pasti sedih sekali harus kehilangan anak perempuan satu-satu nya. Malam itu, langsung diselenggarakan pernikahan ku bersama paduka raja. Dengan ayah yang menjadi Wali nya, Aku melihat raut kesedihan di wajah ayah. Aku menggenggam tangan ayah dan menghapus air mata nya. Ayah hanya mengangguk dan menunduk kan kepala.
aku tidak pernah menyangka kalau aku akan di jadikan selir raja..aku hanya ingin menumpang tinggal di wilayah kerajaan saja..
Share this novel