Rumah Baru

Romance Completed 335

Kapal pun menepi didermaga Palembang, akhirnya kami sampai dengan selamat walaupun dengan jumlah yang tersisa. aku dibawa oleh para pelayan tempatan untuk menuju rumah yang akan kami tempati diwilayah baru ini. aku melihat-lihat sekeliling komplek, rumah nya dekat dengan pemukiman warga. aku lihat banyak sekali warga tionghoa yang tinggal disini.

“benar kata paduka, disini banyak orang-orang cina.” aku bergumam.

aku di ajak menuju komplek seperti istana harem, dan benar sekali, ada 4 kamar disana, kamarnya terpisah seperti rumah sendiri-sendiri. bukan yang satu atap, aku ditempatkan di rumah yang ke empat yang letak nya paling belakang, tempat nya cukup luas.

Rumah panggung mungil dari kayu jati tua, sangat detail ukiran-ukiran yang terdapat pada pintu dan jendela nya. ia memiliki pagar rumah yang terbuat dari bambu, tak lupa juga dengan tambahan taman kecil didepan rumah. Aku sangat takjub dengan riasan rumah yang begitu apik.

langkahku membawaku masuk kedalam pagar rumah itu, kakiku menaiki anak tangga yang hanya terdapat 4 buah. saat membuka pintu rumah, tercium harum aroma kayu jati yang masih baru.

“rumah ini sepertinya baru dibuat.. ” kata ku.

“iya putri.. semua nya masih sangat baru. ketika medapati kabar bahwa putri akan dikirim ke Palembang, Adipati langsung menyuruh para pekerja untuk membuat rumah ini di petak tanah terakhir yang memang di siapkan untuk istri terakhir Adipati Arya Damar." jelas dayang.

aku menganggukkan kepala ku, ternyata laki-laki itu sangat detail dalam menyenangkan hati perempuan.

“apakah Adipati mu itu seorang hidung belang?”tanyaku.

Dayang itu pun hanya tertawa kecil. sepertinya benar.. terlihat dari ia yang mencoba merayu beberapa kali di kapal. aku mulai mebereskan barang-barangku yang telah aku bawa dari Majapahit. setelah berberes, aku menunaikan sholat ashar. setelah nya aku mengajak dayang pergi menuju pesisir sungai untuk melihat aktivitas para warga setempat.

aku melihat rumah-rumah panggung banyak sekali berdiri dipinggir sungai yang menghadap langsung ke sungai musi. para bapak-bapak menjaring ikan di sungai, sedangkan ibu-ibu nya menenun kain. sedangkan untuk orang-orang asing atau pendatang, mereka membuat rumah rakit disungai. iyaa mereka membuat rumah diatas sungai dengan menggunakan rakit dari bambu. kebanyakan dari mereka adalah mayoritas orang Tionghoa, pantas saja Paduka Raja mengirimku kesini dan berharap aku akan betah.

aku sangat menikmati suasana sungai yang sangat ramai aktivitas nya diatas jerambah kayu. kakiku ku ayun-ayunkan ke dalam air yang sangat sejuk. hingga kulihat matahari senja mulai berwarna jingga, indah sekali. Waktu Maghrib pun tiba, aku bergegas pulang kerumah untuk melaksanakan sholat maghrib. setelah sholat, aku mengaji seperti biasa di teras rumah kecilku. sembari menikmati sejuknya malam dan terang bulan purnama saat itu membuatku semakin terbawa suasana.

POV SWAN LIONG

terang bulan purnama malam itu membuat seluruh negeri terlihat tanpa bantuan cahaya obor. anak-anak bermain berlompatan diluar rumah mereka, para nelayan mendorong perahu-perahu mereka menuju ke tengah sungai. sayup-sayup terdengar suara putri Siu sedang melantunkan ayat-ayat suci di teras rumah nya. aku yang saat itu sedang bersama istri pertama ku terpanah mendengar merdu nya suara Putri Siu.

“Kanda, suara siapa itu?” tanya Ayu.

“mungkin suara Nyi Sahilan yang sedang mengaji, sayang ku.” kata ku sambil memeluk erat pinggang nya.

aku keluar mencari sumber suara yang aku dan Ayu dengar tadi. ternyata itu suara dari Putri Siu, aku memperhatikan nya dari kejauhan.. ternyata Ia tak berubah, tetap seperti dulu yang menjadikan Al-Qur'an sebagai teman dihidup nya. aku terpanah melihat wajahnya yang tertimpa sinar rembulan yang sangat indah.

“Ampun tuan.. apa ada yg bisa kami bantu?” kata Dayang mengejutkan lamunanku.

“Tidak.. aku harus kembali.” kataku dan aku langsung bergegas kembali keruangan ku . aku melihat Putri Siu menoleh ke arahku, aku menunduk dan pergi dari sana.

langkahku membawaku masuk kedalam pagar rumah itu, kakiku menaiki anak tangga yang hanya terdapat 4 buah. saat membuka pintu rumah, tercium harum aroma kayu jati yang masih baru.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience