KISAH ANGIN SEMUSIM #3

Fantasy Series 311

Nadia yang lelah menangis dan tak tidur semalaman kini masih tertidur lelap padahal hari sudah menunjukan jam 11 siang.

Derrrrrt

Tiba-tiba Handphone Nadia  di nakas bergetar kemudian berbunyi terdengarlah lantunan  lagu ‘So Am I ’ , dia mengangkat panggilan tanpa melihat siapa yang menghubunginya karena matanya terlalu berat untuk di buka selain kantuk tentunya karena lelah menangis juga.

“Nad, lo dimana? Lo gak kuliah...?” dari suaranya Nadia sudah bisa menebak kalau yang menghubunginya adalah Anggi.

“Emang sekarang jam berapa...?” jawab Nadia dengan malas.

“Hey, lo kenapa...? kayak ga semangat gitu...?ini udah jam 11 Nad_”Jawab Anggi di seberang sana.

“Emmmmh..., kayaknya gue ga ngampus hari ini, tapi gue pengen banget ketemu lo, gue butuh temen buat cerita. Tapi Cuma sama lo aja ya...!”

“Ok..., dimana?”

“Dimana apanya...?”Nadia malah balik bertanya.

“Nadia...! lo kan tadi bilang sayang, katanya mo ketemu gue, gue nanya lo mau ketemu gue dimana?” kesal Anggi

“Hemmp..., maaf gue gak konsen. gue nanti ke apartemen lo aja ya? Gimana...?” tutur Nadia minta persetujuan.

“Gue tunggu! sekarang gue balik. Lo bawain gue makanan yang banyak ya...!hehehe...”

“Ok...sekalian aja lo minta mini marketnya gue pindahin ke kamar lo” jawaban Nadia membuat Anggi tertawa renyah di seberang sana.

Ting Tong

Nadia sampai di apartemen Anggi jam 1 siang, lebih tepatnya sih itu apartemen milik Renaldi pacarnya Anggi. Ya Anggi memang bukan mahasiswi dari kalangan elite, orangtuanya Anggi bisa dibilang keluarga sederhana, kalau bukan karena beasiswa mungkin anggi tidak akan bisa kuliah di Universitas sekeren ini untungnya Anggi punya pacar yang tajir setidaknya untuk makan dan tinggal di kota besar J anggi tidak terlalu kesulitan walupun terkadang hatinya membatin karena terkadang antara otak, hati dan body tidak bisa berkompromi dengan baik.

“Beneran...?! lo bawain gue makanan banyak banget, Nad. Padahal gue tadi becanda kali.” Celoteh Anggi pada saat membuka pintu dan yang nampak di hadapannya itu adalah Nadia sahabatnya yang sedang membawa 2 kantong belanjaan besar berisi cemilan.

“Oh...,cuma becanda ya? Gue fikir lo seriouse?” jawab Nadia yang kini beraksi menyimpan kantong keresek berlogo minimarket ternama itu di depan pintu apartemennya.  sementara Nadia masuk ke dalam melewati Anggi tak peduli.

“Itu, kenapa ditinggal di situ, Nad?” tanya Anggi.

“Katanya lo ga butuh? Katanya lo Cuma becanda?” jawab Nadia.

“Ah lo mah gitu Nad, gue kan tadi Cuma basa-basi, biar gue gak lo anggep sebagai temen yang matre dan banyak maunya” ucap Anggi sambil memainkan kedua alisnya.

“Lo mau minum apa, Nad” tawar anggi kepada Nadia.

“Ga usah Gie, di belanjaan tadi ada minuman gue. Itu aja”.Jawab Nadia sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

“Ok...!”kemudian Anggi membawa plastik belanjaan yang di tinggal Nadia tadi, dibongkar lah belanjaan Nadia dan disodorkannya softdring kemasan yang dimaksud Nadia sebagai minumannya.

“Lo kenapa Nad?” Tanya Anggi.

“Hah...?”Rupanya Nadia belum fokus saat Anggi tiba-tiba bertanya tentang keadaannya.

“Katanya lo mau cerita? Tapi malah bengong. Lo kenapa lagi? Trus tuh mata lo kenapa sampe bengkak begitu?” Sederet pertanyaan keluar dari mulut Anggi.

“Hemmmp, Gie gue lagi sedih tiba-tiba papa gue menikahkan gue de_”

“Whattt....? Serious lo?” Anggi terperanjat dan memotong penuturan Nadia.

“Gue belum beres ngomong, Gieee...” Sambung Nadia.
“is ok, kapan papa lo nikahin lo?sama siapa?” Tanya Anggi Penasaran.

“Kemarin. Gue lupa namanya, Kenan atau siapalah gak penting juga buat gue ” mata Anggi langsung melotot.

“Kok gue gak lo undang? Jahat banget lo” gerutu Anggi

“Gue aja mempelai perempuannya gak tau. Tau-tau setatus gue jadi bini orang, gue bener-bener gak tau pernikahan gue kayak apa? ” Jelas Nadia.
“Seriously....?” mata Anggi melotot tak percaya

“Anggi..., mata lo horor banget. Gue mau cerita Anggi sayang ! ga konsen gue liat lo melotot kayak gitu.” Anggi sekarang sedang duduk berhadapan dengan Nadia cengir kuda setelah Nadia menyadarkannya.

“Jadi tadi malem, lo abis....?” Anggi memainkan kedua alisnya sambil memperagakan sesuatu dengan jari-jari tangannya.

“Sama seseorang yang lo sendiri gak tau namanya?” timpalnya lagi.

“Apaan sih gie, gue gak ngerti?” Jawab Nadia, yang tadinya mau cerita sedih malah dibikin kesel dan jijik.

“Jangan pura-pura gak ngerti, Nad. Itu mata lo bengkak, kenapa? Lo di paksa ya? Sakit ya..? Tenang aja Nad, sakitnya Cuma di awal aja. Next kemungkinan lo yang bakalan minta karena ketagihan” Tutur Anggi dengan senyuman Nakalnya.
Mendengar penuturan Anggi, Nadia malah tambah bengong antara gak nyambung sama apa yang mau di ceritain dan rasa penasaran dengan apa yang dituturkan Anggi.

“Emang sakit ya Gie...?”Seketika Anggi terbahak, sementara Nadia tambah bengong.

“Anggi dengerin gue...! gue kesini mau cerita karena gue gak mau depresi trus jadi gila gara-gara pernikahan konyol gue dengan cowok misterius dan culun macem dia. gue butuh temen buat lepasin beban fikiran gue, Giee. Tapi sekarang gue liat malah lo yang gila, Gie.” Tutur Nadia.

“Sialan lo ngatain gue gila” Timpal Anggi sambil membenarkan duduknya menghadap Nadia lagi.

“Lagian lo tuh ya, gua lagi sedih Gie..., Lo malah ngomongin hal-hal fulgar” Keluh Nadia.

“Ya udah, lo cerita deh dari awal gue mau denger ceritanya kayak apa !” Pinta Anggi.

Akhirnya Nadia menceritakan kejadian di rumahnya sejak empat hari yang lalu hingga tadi malam. Sementara Anggi mencerna semua yang di ceritakan Nadia sambil sesekali manggut-manggut seperti mainan berlambang binatang yang biasa disimpan di dasboard mobil.

“Trus yang bikin lo sedih, di season yang mananya, Nad?” Tanya Anggi di akhir cerita Nadia.

“Anggi...., gue sedih, karena gue  gak terima dinikahin, sementara gue belum siap buat nikah, dengan orang yang gak gue kenal pula dan Arrrgh bukan tipe cowo gue banget. Sampai situ lo paham kan maksud gue?” Nadia menjelaskan keluh kesahnya.

“Tapi suami lo cakep, kan...?”goda Anggi

“Her Fisicly is ok, gie. Tapi_”Nadia coba memutar ingatannya apa yang sudah dia lihat dari sosok suaminya.

Nadia mengakui bahwa secara fisik suaminya cukup tampan dan memiliki body yang sexy secara tadi malem dia melihat sosok suaminya yang bertelanjang dada keluar dari kamar mandi.

“Tapi apa, Nad?” Anggi menatap Nadia penasaran, sementara Nadia malah menutup mukanya dengan kedua tangannya.

“Itu nya gak bisa bangun ya...?” Tebak Anggi. Nadia mengeusap wajahnya kasar dengan tangan yang sebelumnya ia telungkupkan di wajahnya, Nadia menghempaskan nafasnya dan memutar bola matanya jengah. Sementara Anggi kembali tertawa terpingkal pingkal.

“Anggi sayang, bisa ga lo sekali ini aja ga ngomongin yang begituan! Jijik gue...” ucap nadia sambil menangkup kedua pipi Anggi dengan kedua tangannya.

“Abisnya gue liat lo cerita kayak lagi ngebayangin sesuatu, Nad”  Nadia melepaskan kedua tangannya dari pipi anggi, dia mengulum senyumannya, karena tebakan Anggi ada benernya juga.

“Lo bener Gie, gue inget suami misterius gue semalem telanjang dada” batin Nadia.

“Hey...! lo malah senyam senyum, Tapi apa?” Timpal Anggi.

“Lo bayangin aja kalo gue jalan ke mall atau kemanapun itu, trus laki yang ada disamping gue pake sarung dan baju koko sementara gue? lo tau sendiri kan stylis gue gimana?” Anggi coba membayangkan sesuai kalimat perintah yang di lontarkan Nadia. Mendadak Anggi merasa geli begitupun dengan Nadia. Kemudian merekapun terbahak tertawa berdua.

“Geli gue ngebayanginnya ” Ucap Anggi. Kemudian merekapun terbahak tertawa lagi sampai mereka mengeluarkan air mata bukan karena sedih tapi karena menertawakan hal yang lucu.

“Gue mau bawa dia ke club suatu saat nanti, biar dia faham style cowok maskulin itu kaya apa” Tawa anggi makin keras karena membayangkan seseorang masuk ke club dengan mengenakan baju koko dan sarung mendampingi Nadia cewe yang super modis.

“Jahat banget lo ngatain suami sendiri, dasar Istri durhaka lo...!” tawa Nadia mereda berfikir antara ya dan tidak, karena dia sendiri belum percaya kalau kali ini dia sudah menikah, karena yang Nadia tahu yang namanya menikah itu ada ijab qobul dan pesta pernikahan, tapi ini apa? Dia sendiri tidak mengetahui apapun.

“Nadia, dengerin gue. Apa yang papa lo lakuin sebenernya udah bener. Papa lo sayang dan hawatir sama lo, keluarga lo ga mau hidup lo ancur. Lo liat gue...! lo pikir keluarga gue bakal ngijinin gue tinggal seatap sama Rey? Gue bisa nutupin semuanya karena keluarga gue jauh,Nad. Mereka gak tau. kalo mereka tau pastinya keluarga gue juga bakalan lakuin hal yang sama kayak bokap lo” Nadia terkesiap dengan penuturan sahabatnya yang sedikit bijak tentang keputusan papanya, tapi seolah gak berpihak pada perasaannya.

“Lo bisa ngomong gitu, karena lo gak ada di posisi gue.” keluh Nadia.

“Beneran suami lo cakep...?” Nadia mengangguk disela diamnya membenarkan bahwa sososk suaminya memang tampan.

“Kenapa gak lo dandanin aja, Nad.” Saran Anggi kepada Nadia.

“Hello..., gue aja ga yakin sama pernikahan gue, Gieee. Gue beneran dah nikah atau Cuma akal-akan bokap gue aja, supaya gue gak keluyuran” Anggi menggelengkan kepalanya

“Gak mungkinlah bokap lo bo’ong, secara orang tua yang mana rela kamar anak gadisnya dimasuki laki-laki” Jelas Anggi.

“Tapi Gie, suami gue gak tidur seranjang bareng gue, Anggie. Dia tidur di sofa kamar gue ” Sambung Nadia.

“Cieeee..., akhirnya lo nyadar juga kalau cowok misterius itu suami lo sekarang?” sambil memainkan kembali kedua alisnya.

“Dan apa yang tadi lo bilang? Kayaknya lo ngarep tidur seranjang bareng dia deh ”goda Anggi

“Ya ampun gie...,Salah lagi gue...!” Nadia menghempaskan punggungnya ke sandaran  sofa. Anggi kembali menertawakan tingkah lucu Nadia yang jengkel terhadapnya.

Meskipun Anggi lebih banyak menertawakan Nadia, tapi setidaknya apa yang menjadi beban fikirannya Nadia sedikit berkurang. Begitulah sahabat ketika kita terpuruk, jatuh, sedih dan terluka merekalah yang paling keras tertawanya dan tawa sahabat kita itulah yang menguatkan kita dan menyadarkan kita.

“Gie, nanti malem gue nginep di sini ya...!” Pinta Nadia

“Ga bisa Nad, Lo sekarang dah nikah mana boleh nginep sembarangan. Harusnya lo kesini juga ada ijin suami lo” jawab Anggi dengan senyum khas nya.

“Lo tega banget, Gie...” Ucap Nadia sambil memanyunkan bibirnya.

“Bukan tega, tapi gue juga gak mau aktifitas gue keganggu. Hehehe..”

“Sialan lo...!” Kesal Nadia

“Emang lo mau kalo tiba-tiba nanti malem Rey salah nyentuh, Yang niatnya ke gua malah jadi *****-grepein lo?”

“Gila, lo” Nadia bergidik dan Anggi kembali tertawa karena Anggi cukup tau kalau sahabatnya ini masih polos dalam hal begituan.

“Emang lo bakal ngijinin kalau si Rey gr*pein gue? Emang lo gak bakalan ngamuk, Gie?” tanya Nadia.

“Emang lo mau?” goda Anggi. Kembali Nadia bergidik, dan Anggi makin keras tertawa.

Ckleekk

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan sosok Reynaldi yang masuk ke dalama partemen, Rey langsung menghampiri Anggi meluncurkan aksi romansanya mencium kening, pipi dan bibir Anggi kemudian duduk di sebelah Anggi. Pemandangan itu memang sudah biasa ditangkap oleh mata Nadia. secara 3 tahun mereka sahabatan dan Anggi sudah hampir 3 tahun juga pacaran dengan Reynaldi. Tapi tetap saja aksi mereka membuat Nadia merasa risih ketika melihatnya.

Seketika Nadia bergidik mengingat ucapan Anggi sebelum Rey datang tentang dimana Rey yang salah sasaran, reaksi  Nadia yang  bergidik tanpa disengaja tertangkap oleh  kedua mata Anggi, hingga menimbulkan tawa geli bagi Anggi. Rey yang tidak mengerti Cuma senyum tidak jelas.

“Gie, gue ikut ke kamar mandi ya...!?”

“Kenapa...? Lo ikutan basah, Nad?” Mata nadia melotot, mukanya mendadak panas.

“Kebelet gue, gila lo.” Tawa anggi makin puas.

Nadia melihat pasangan mesum ini sedang bergumul dengan ciuman basahnya ketika Nadia keluar dari kamar mandi.

“Giee..., kayaknya gue mendingan balik sekarang aja ya?” suara Nadia menghentikan aktifitas Rey dan Anggi.

“Kenapa lo? Kangen ya sama suami misterius lo ya, Nad?” Mata Nadia melotot, kemudian memberikan kode keras dengan jari telunjuknya yang di simpan di depan bibirnya.

“Ga apa-apa, Nad. Rahasia lo aman di tangan kami.” Ucap Anggi meyakinkan Nadia.

“Jadi beneran lo dah nikah, Nad” pertanyaan keluar dari mulut Rey. Rupanya Anggi menceritakan rahasianya kepada Rey sewaktu Nadia ada di kamar mandi.

“Rahasia Rey, Cuma lo dan Anggi yang boleh tau. Please...! jangan sampe Stella dan yang lainnya tau juga apalagi Arya” Kedua tangan Nadia ditepukkan di depan dada sebagai permohonan Nadia kepada pasangan mesum yang ada di depannya.

“Sippp...” Anggi menyetujui permintaan Nadia dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

“Kalau lo butuh privat, jangan sungkan sungkan gue siap bantuin lo, Nad!” kali ini  Rey yang bicara. Nadia bergidik dan menepuk jidatnya sendiri sementara Anggi kembali menertawainya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience