KISAH ANGIN SEMUSIM #7

Fantasy Series 311

POP Adnan

Semenjak kejadian 2 minggu yang lalu, aku merasa pernikahanku makin hilang arah, apa yang diharapkan oleh pak Pras jauh dari harapan dan aku sendiri lebih banyak merasakan sakit hati menghadapi Nadia.

Sekarang ibu mertuaku memberitahuku bahwa  kami akan tinggal terpisah dengan mereka karena papa mertuaku menyiapkan sebuah apartement untuk kutinggali bersama Nadia.

Entahlah apa yang akan terjadi nanti mungkin keadaanku akan lebih buruk dari yang sekarang. Hidup berdua dengan seseorang yang tak pernah menginginkanku, yang selalu menghinaku, yang selalu menyakitiku sangat membuat aku membatin. Seburuk-buruknya tinggal dengan mertuaku setidaknya ada yang membelaku ketika Nadia menghinaku, ada Dimas yang selalu setia menemaniku bersenda gurau dan mengobrol.

Saat ini aku sedang berbaring di sofa tempat biasa aku tidur, aku mencoba mengingat-ingat kembali kejadian 2 minggu yang lalu. Mencoba mencari dimana letak kesalahanku, aku seorang laki-laki normal dan dia istriku.

Waktu itu aku memasuki kamar aku sangat terkejut melihat istriku berpakaian super minim, sebagai lelaki normal apakah aku salah jika aku memiliki hasrat terhadap istriku sendiri. Aku fikir istriku menginginkannya ternyata dia hanya mengerjaiku, dia mengataiku ustad **bul membuatku ingin tertawa, yang benar saja aku hanya ingin melakukan kewajibanku sebagai seorang suami dibilangnya aku **bul.

Keesokanharinya istriku kembali berulah dengan menggunakan baju renang padahal aku sudah melarangnya, maksudku bisa saja kan baju renangnya di lapisi dengan lagging, tapi sayang dia tak menggubris protesku. Ketika aku mengawas istriku dari jendela kamar seperti sengaja dia kembali menggodaku. Entahlah dia sedang menggodaku atau mengerjaiku.

Setelah dua kejadian itu pada malam harinya aku jadi susah tidur dan Otakku seperti berhenti bekerja, yang ada di kepalaku hanya kabut gairah yang  sangat  sulit untukku menahannya. Pada malam itu istriku sudah terlelap tidur, beberapa kali aku melirik ke arahnya, sungguh malam itu aku merasa tersiksa, dan imajinasiku semakin liar ketika selimut yang digunakan Nadia tak lagi menutupi bagian dadanya, meskipun masih tertutup oleh pakaian tidurnya aku melihat jelas tonjolan kecil dipuncak dadanya yang tidak terbalut bra, shitt tubuhku meremang dan hawa malam yang kurasakan semakin memanas.

Aku mendekati Nadia dan muncullah ide konyolku, aku mengikat tangannya dengan kabel lampu yang ada di nakas kemudian aku ikatkan ke kepala ranjang. Kalau tidak dengan cara seperti itu sudah pasti Nadia akan melawan fikirku waktu itu, Setelah semua dirasa aman mulailah aku bergerilya.           
         
Aku mengamati wajah cantik Nadia, perlahan aku singkap selimut yang menutupi tubuh Nadia, aku naik ke ranjang dan kuposisikan tubuhku dengan menduduki paha Nadia, aku membungkukan tubuhku untuk mencium bibir Nadia mulanya hanya kecupan kecupan kecil lama-lama akupun tenggelam dengan permainanku sendiri.

Dengan keberanian yang aku miliki aku mencoba merababa bagian dada Nadia, benar saja dugaanku istriku tak menggunakan bra, perlahan aku menyentuhnya dari luar pakaian yang dia kenakan kemudian aku memutar-mutarkan ibu jariku pada puncaknya, Nadia mulai merasa terusik namun matanya masih tetap tertutup akupun menghentikan gerakanku.

Aku menegakkan kembali tubuhku lalu aku buka satu persatu kancing piama yang membungkus tubuh Nadia. kusingkapkan kesamping dan nampaklah gundukan indah yang membuat aku tak bisa tidur malam itu. Aku buka kaos ku kemudian aku membungkukkan kembali tubuhku ku arahkan mulutku pada puncak dada Nadia yang sebelah kanan, kukulum puncak itu dimana lidahku kumainkan dengan bebas menari-nari disana dan sesekali aku menghisapnya. sementara tangan kananku menyentuhnya perlahan dada Nadia yang sebelahnya lagi memainkan puncaknya dengan ibu jariku, permainan itu kulakukan berulang-ulang.

Nadia menggeliatkan tubuhnya dan kudengar lenguhan dari bibirnya yang sexy seperti sebuah sensasi bagiku, dimana awalnya aku takut melakukan itu justru malah sebaliknya aku menginginkan Nadia bangun dan menikmatinya.

Lenguhannya kudengar lagi, tubuhnya  menggelinjang di bawahku. Tiba- tiba matanya perlahan terbuka namun terlihat sayu tertutup kabut gairah, mungkin pada saat itu dia belum menyadarinya. Beberapa saat kemudian Nadia menggerakan tubuhnya seperti memberontak akupun menghentikan aktivitasku sesaat.

“Lo ngapain gue...?” Tanyanya, tangannya yang ku ikat pake kabel dia tarik-tarik sekuat tenaganya.

Melihat reaksi Nadia seperti itu, aku sempat panik takut dia teriak sampai di dengar papanya. Maka dengan cepat aku aku membekap bibirnya dengan ciuman panas, Nadia bersikeras menolak ciumanku dari situ aku sadar bahwa 2 hal yang dilakukan Nadia tadi malam dan pagi tadi hanya mengerjaiku. Aku menjatuhkan kepalaku di samping kepala Nadia, sementara Nadia menangis dan aku dapat merasakan guncangan tubuhnya di bawah kungkunganku akibat tangisannya.

“Kenapa kau lakukan ini padaku, hemmmp...” bisikku di telinganya.

“Aku lelaki Normal dan kau istriku, kalau kau tak ingin memberikannya, kenapa menggodaku?” timpalku lagi.

“Lepasin gue...!” bukannya menjawab malah memelas ingin di kasihani. Kuangkat kepalaku, Aku menggunakan tangan kiriku untuk menopang berat badanku sementara tangan kananku kugunakan untuk mengusap air mata Nadia. Ku kecup keningnya hingga beberapa kali, hingga tangisnya mulai mereda. Tadinya aku ingin menghentikan aksiku saat itu juga tapi sialnya bibirnya terlalu menggoda bagiku.

“ I want you. Just your lips, please...!” tak ada jawaban dari Nadia
Akupun memberanikan diri untuk menciumnya, mulanya tak ada balasan tapi aku terus melumatnya akhirnya dia membalas gerakan bibirku hingga gairahku kembali bangkit dan tangan kananku mulai meraba gundukan tadi. Aku  menyentuhnya perlahan sedikit menekan kemudian memainkan puncaknya kembali dengan ibu jariku, permainan itu kulakukan berulang-ulang, tubuh nadia mulai beraksi menggeliat, berkeringat dan dari mulutnya mengeluarkan lenguhan lenguhan yang samar untuk ku artikan. aku menghetikan ciumanku aku tersenyum saat aku menatapnya, matanya mulai meredup dan aku menyukainya. Kualihkan bibirku untuk mencium lehernya kemudian aku kembali melakukan aktivitas semula sebelum Nadia terbangun ku arahkan mulutku pada puncak dada Nadia yang sebelah kanan, kubiarkan lidahku dengan bebas menari-nari di area sana dan sesekali aku menghisapnya.

Lenguhan demi lenguhan pun ku dengar begitu indah. Setelah tangan kananku bosan bermai di bagian dada kini aku mulai meraba-raba menyusuri setiap lekukan yang ada di tubuh nadia dan berhenti pada area intinya, aku mengelusnya dengan lembut dari luar pakaiannya. Saat aku akan membuka pakaian bawahnya Nadia mengangkat pinggulnya seperti tak keberatan maka dengan mudah aku mengaitnya menggunakan jari-jari kakiku.

Aku menyentuh kepemilikannya yang pada saat itu sudah mulai lembab, aku menggesek gesekan jari tengahku dibelahan milik Nadia kemudian Aku menggoda Nadia dengan memijat-mijat sesuatu yang sensitif di bawah sana sehingga desahan demi desahanpun keluar dari bibir Nadia, tubuh nadia makin gelisah. Aku menghentikan aktivitas ku sesaat, kutatap wajah Nadia seperti menyimpan kekecewaan. akhirnya aku buka ikatan tangannya kulanjutkan permainanku seperti semula dan pada saat nadia akan mencapai puncaknya pinggulnya sedikit terangkat.
Lenguhan panjangpun keluar dari mulut nadia seperti sedang melepaskan suatu beban dalam tubuhnya, kakinya mengejang sementara tangannya dengan kuat meremas seprey dan setelah itu tubuhnya melemas, cairan hangatpun menyembur hingga jemariku terasa basah.

Aku menyunggingkan senyumku ketika aku lihat matanya sayu seperti kelelahan. Akupun mengecup keningnya dan kuhentikan aktivitasku. Aku tarik selimut yang aku singkapkan tadi, kembali kuselimuti tubuhnya. Aku tidur terlentang di samping tubuh Nadia memandangi langit langit kamar mencoba melukiskan samarnya kebahagiaanku atas pernikahan yang dipaksan.

Aku menoleh ke arah Nadia ketika ranjang sedikit bergoyang ternyata Nadia menggerakkan tubuhnya untuk tidur menyamping membelakangiku. Aku mencium pucuk kepalanya kemudian memeluknya dari belakang namun sialnya dia menghempaskan tanganku dengan kasar.
Aku bukanlah orang yang suka ingkar janji, seperti yang sebelumnya aku bilang aku hanya ingin menciumnya. Tapi karena aku melihat Nadia bergairah maka aku ingin menuntaskannya untuk dia, seperti yang kalian tau urusanku tidak aku tuntaskan bersama Nadia. 

Aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, di kamar mandilah aku menuntaskan semuanya. Menyedihkan bukan, memiliki seorang istri yang cantik dengan kemolekan tubuhnya yang dapat melahirkan fantasi- fantasi liar ketika melihatnya, tapi pada kenyataannya  I’m  doing to... with my hand job.

Sejak kejadian itu Nadia lebih dingin dari sebelumnya, Lebih irit bicara, sinis dan sindiran kata-katanya sangat menyakitkan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience