Aku sangat ketakutan dikala pak Deri berucap seperti itu, rasanya pengen teriak tapi GK bisa, rasanya mau lari tapi tubuhku serasa tidak bisa digerakkan. Aku tidak tau keadaanku saat ini, aku bingung harus melakukan apa.
Secara perlahan terasa tangan om Deri meraba pantat ku yang cukup besar, aku meranjak kedepan, kaget karena om Deri laki-laki pertama yang melakukan ini.
"Omm jangan" rintihku, karena sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal-hal yang seperti ini. Jangankan melakukan seks pacaran pun aku belum pernah karena takut jika keperawanan ku hilang cuma-cuma.
Dengan cepat om Deri melumat mulutku, aku berusaha tidak membalasnya walaupun dia memaksaku untuk membuka mulutnya. Kini tangannya mulai berkeliaran ke dadaku, buah dadaku diremas-remas olehnya sampai mengeras.
Aku berusaha berontak namun tubuhku semakin lemas, tenagaku seakan habis ketika om Deri melumat leher dan telinga setelah dia berhasil menyingkirkan hijabku.
"Akhhhhh" tiba-tiba aku mendesah, om Deri meraba mieaw ku dari luar.
"Mmmhh mhhh hhh" nafas om Deri terdengar cepat kala melumat buah dadaku yang sudah terbuka kancingnya. Aku menggelinjang kebelakang, aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Aku merasakan sensasi yang luar biasa ketika om Deri mengisap pentil dadaku.
"Akhhh akhhhhh ommmm... Jangan ommmm"
Om Deri terus melakukan aksinya, kini dia berusaha membuka celanaku namun aku tahan dengan kuat.
Apalah daya tenagaku udah habis aku tidak bisa menahan celanaku yang terus saja terbuka dan turun kebawah.
Ketika celanaku melorot mata om Deri melotot memandangi miaw ku yang masih tertutup BH. Dengan cepat dia langsung meloroti bh ku dan terlepas. Kini aku sudah tidak mengenakan apa-apa dibagian bawah.
Disitu seketika aku menangis, entah aka yang terjadi padaku saat ini. Kenapa ada orang sekeji ini melakukannya padaku. Selama ini aku berusaha menjaga kehormatanku tapi hari ini aku sudah tidak lagi bisa melindungi semuanya.
Om Deri jongkok kebawah dan sekarang mukanya pas di depan miawku, dia memandang miawku dengan mata yang melotot. Tak lama mieaw ku langsung diserobot olehnya. Aku kembali menggelinjang merasakan kegelian, aku tidak berontak malah aku membiarkan om Deri melumati miawku sesukanya.
Aku tidak bisa mengelak ketika om Deri melumat mieaw ku desiran nadi naik sampai ke ubun-ubun. Aku merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan. Walaupun dalam hati ingin aku memukul kepalanya tapi raga ini tidak bisa digerakkan.
"Kamu masih perawan sayaaang?" Tanya om Deri.
"Mmhhhhh" aku hanya menjawab dengan desahan.
Om Deri terus melumati mieaw ku hingga becek. Sentuhan lidahnya menerobos klitorisku, birbir miawku digigit dan dilumat dengan ganasnya.
"Akhhhh ommm jaaaaang aaaaannn..... Akhhhhhhhhh" aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan. Badanku menggelinjang, tubuhku terkulai lemah, ternyata aku merasakan orgasme pertama.
Orgasme yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, karena aku belum pernah melakukan ini dengan cowok manapun.
Kini badanku ambruk menimpa om Deri yang sedari tadi menjilati miewku. Lalu om Deri mengangktaku dan disenderkannya aku ke tembok.
Om Deri dengan cepat menurunkan celananya, dia mengeluarkan sesuatu dalam sempaknya. Benda tumpul dan besar kini keluar, warna coklat dihiasi oleh urat-urat yang melintangi benda itu.
Om Deri mengarahkan benda itu kedepan miaw ku. Sontak aku kaget, aku coba menepis benda itu namun dengan cepatnya om Deri mengamankan tangan ku. Aku terus berontak dengan tenagaku yang tersisa namun om Deri makin kuat mengunci tanganku dan mendorong badanku ke tembok.
"Ommmm jangannnnn"
Perlahan om Deri menempelkan joninya ke miew ku, di gesek-gesekan di bibir mieaw ku yang putik bersih. Perlahan di mendorong Joni nya agar memasuki lubang kenikmatan. Namun berkali-kali si Joni tidak mau masuk, usahanya selalu terpeleset karena mieaw ku yang masih rapat.
"Ommm tolooong jangannnn"
Preeekkkk.... Preeekkkk.... Preeekkkk....... Tiba-tiba miawku berbunyi akibat dorongan Joni om Deri yang kini sudah masuk setengahnya.
Blesssshhhhhh.....
"Akhhhhhh......" Aku dan om Deri berbarengan mendesah ketika Joni om Deri masuk sepenuhnya kedalam mieaw ku.
"Mmmmmhhhhh sayaaang mieaw kamu enak banget"
Perlahan om Deri memaju mundurkan joninya, bunyi preekkk... Preeekkkk... Masih terdengar meski tidak sekeras tadi, memeku kini sudah basah sehingga memberikan pelicin pada joninya om Deri.
Ketika sudah lancar maju mundur om Deri menggenjot ku agak cepat, terlihat sedikit demi sedikit keluar darah dari mieaw ku. Ya itu adalah darah perawanku.
Kini aku sudah tidak perawan lagi, perawanku diambil oleh bapaknya teman ku sendiri, politikus partai yang aku sendiri tidak tau kenapa orang seperti ini disebut politikus.
Dengan perlakuan bejat seperti ini dia tidak pantas dijadikan yang mewakilkan aspirasi rakyat.
Lama-kelamaan aku tidak munafik dengan apa yang kurasakan sekarang, disaat aku sudah tidak lagi bisa melakukan apa-apa aku hanya menikmati genjotan demi genjotan om Deri.
"Ommmmmm" rintihku yang mulai merasakan desiran nadi dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sepertinya aku akan kembali orgasme untuk kedua kalinya.
"Kenapa sayaaang kamu mau keluar" tanya om Deri sambil terus menggenjotku.
"Iiiyaaaa ommm"
"Sebentar sayaaang, bareng dengan Om, om juga mau keluar"
Om Deri makin cepat menggenjot miaw ku, aku sudah tidak tahan lagi dan akhirnya aku kembali menggelinjang menikmati cairan yang keluar dari mieaw ku.
"Akhhhhh hhhhh" aku merasakan orgasme yang lebih nikmat dibandingkan yang pertama.
"Om juga mau keluar sayaaang" om Deri mempercepat genjotannya.
"Akhhhhhh akhhhhh akhhhh" om Deri menyemorotkannya didalam mieaw ku, di dorong joninya ke dalam sehingga aku merasakan cairan hangat didalam mieaw ku.
Setelah keluar semuanya dia mencabut Joni nya dan membersihkannys dengan tisu toilet.
"Terima kasih sayang"
Aku hanya mengeluarkan air mata atas apa yang terjadi padaku, om Deri seketika mengusap rambutku dengan lembut.
"Jangan ceritakan ini pada Ririn ya" ucapnya dengan nada yang pelan.
Aku hanya merungkut tidak mengatakan apa-apa.
"Ini uang buat bekal kamu kuliah yaa, kalau masih kurang bilang saja pada om" om Deri memasukan amplop warna coklat kedalam kantong celanaku. Aku tak tau berapa nominalnya tetapi amplop nya cukup tebal.
Aku hanya mengisak tangis, aku tidak peduli dia mau ngasih apa yang jelas aku terpukul sekali atas apa yang terjadi.
Om Deri langsung pergi keluar meninggal ku begitu saja, aku jongkok sambil membilas mieaw ku dengan air cebokan. Terlihat cairan kental dari mieaw ku keluar, sepertinya itu seperma nya om Deri.
Aku terus bilas dan kucek-kucek kedalam mieaw ku agar tidak ada sperma yang tersisa didalam. Setelah selesai aku kenakan CD dan celanaku, kemudian aku pakai hijabku dengan air mata yang terus mengalir.
Next bab berikutnya ☺️
Share this novel