Bab 10 Pelecehan Seksual

Romance Series 6315

Aku terbangun karena mendengar suara motor yang terparkir di garasi mungkin tetangga kost sudah pada balik dari kegiatannya.
Aku langsung cek handphone sekedar melihat jam ternyata sudah jam 8 malam. Lumayan lama juga aku tertidur karena efek cape mungkin.

Aku langsung bergegas mengambil handuk dan peralatan mandi ku yang sudah habis, kebetulan aku selalu stok barang-barang seperti alat mandi untuk satu bulan.

Aku merasakan ada yang lengket di selangkangan dan pas aku cek ternyata darah, fiks berarti aku haid.

Aku merasa senang sekali karena ini pertanda kalau sperma yang ditumpahkan Om Deri di dalam mieaw ku tidak berbuah.

Setelah mandi aku santai-santai sambil buka laptop, sebenarnya ada beberapa tugas yang harus aku kerjakan namun rasa malas ini tidak bisa aku lawan.

Ditengah kesendirian aku pun mulai merasakan kegabutan, tidak ada suara apapun diluar karena orang-orang sedang pada istirahat. Karena aku sangat merasa kegabutan akhirnya aku putuskan untuk menonton film saja.

Kalau lagi sendiri memang cuma film yang bisa menemani ku, aku sendiri tergolong orang yang jarang keluar malam jadi waktu malam aku habiskan hanya buat nugas dan kalau gabut ya film andalannya.

Seminggu sudah berlalu kini aku bertemu lagi dengan hari Selasa yang penuh dengan mata kuliah. Di hari Selasa mata kuliah ku ada 3 jadi aku harus semangat menjalaninya karena satu hari full aku akan bergelut dengan perkuliahan yang entah kenapa akhir-akhir ini aku sering malas.

Tapi aku berusaha sebisa mungkin melawan kemalasan ku, selama satu minggu aku merasa senang karena tidak lagi mendapat notif dari Om Deri, entah kemana dia yang jelas aku berusaha tidak lagi melakukan hal itu dengannya.

Sudah kulupakan apa yang telah terjadi, aku anggap hanya lewat saja peristiwa yang menyayat hati ditambah aku sedang haid juga. Tapi sekarang aku sudah tidak haid, karena kalo haid aku jarang sekali melebih satu minggu.

Suasana kampus sangat ramai sekali mungkin orang-orang juga full belajar di hari ini. Tapi selama kuliah aku tidak melihat Ririn, kemana dia apakah tidak masuk kelas hari ini.

Karena penasaran tidak melihat Ririn di kampus akhirnya aku coba hubungi melalui pesan.

"Rin kamu GK masuk kelas?" Tanyaku di message.

"Nggak min, aku malas sekali hari ini" Tak lama Ririn membalas pesanku.

"Kamu sakit Rin" aku coba pastiin keadaan dia karena tidak biasanya dia bermalas-malasan.

"Nggak Rin, bapaku yang sakit"

Serr.... Ketika mendengar Om Deri sakit jantungku berdetak kencang, pantas selama satu minggu ini Om Deri tidak menghubungi ku ternya dia sakit.

"Sudah lama Rin sakitnya"
"Dari Rabu kemarin"
"Wah udh lama juga ya, semoga cepet sembuh ya Rin"
"Iya min makasih"

Kurang lebih satu minggu Om Deri sakit sebenarnya aku tidak terlalu peduli dia mau sakit atau nggak yang jelas aku iba saja pada Ririn sahabatku.

Setelah selesai kuliah aku langsung kembali ke kosan sekedar merebahkan badan dan menenangkan pikiran setelah dihantam pelajaran yang cukup membuat otak pusing dan badan terasa lelah.

Seperti biasanya kesendirian menjadi hal yang aku rasakan selama di kosan, aku menikmati kesendirian ini. Tidak ada orang yang menggangu ku, aku sendiri belum punya pacar karena aku tidak tertarik saat ini kalau harus pacaran dan belum menemukan yang srek di hati juga.

Paling waktu sendiri aku habiskan dengan scroll sosmed dan kadang nonton film kalau sudah benar-benar gabut.

Sedang asik scrol sosmed tiba-tiba nomor tidak dikenal kembali menelpon ku, entah siapa lagi ini.

"Hallo.."
"Rin besok jam 9 kamu datang ke hotel prima ya, kita akan rapat disana"

Ternyata yang menelepon adalah Pak Hendra, kemarin pas setelah dia meneleponku nomornya tidak aku simpan.

"Baik pak"

Setelah selesai teleponpun mati dan aku mulai menerka besok antara masuk kelas atau tidak. Kebetulan besok cuma ada satu mata kuliah saja yaitu di jam satu cuma karena sudah pasti tidak bisa aku tidak akan masuk kelas. Tapi kalau rapat selesai nya jam dua belasan aku masih bisa usahakan masuk kelas, karena kebetulan hotel prima tidak terlalu jauh paling 30 menitan ke kampusku.

Hari berganti dengan cepatnya, sinar mentari menyusuri celah-celah bumi, biasanya akalu di desa dipagi seperti ini aku dapat mendengar kan kicauan burung dan suara ayam yang dikasih makan.

Di kota hanya suara motor dan mobil yang aku dengar, tidak ada burung-burung yang berkicau.

Sebelum mandi aku menyempatkan untuk pergi bermain dulu ke taman kota, kebetulan kosannku dekat dengan taman kota jadi aku bisa main sambil lari-lari kecil untuk berkeringat.

Di taman kota aku menikmati suasana yang sangat adem sekali, banyak orang-orang yang melakukan olahraga pagi. Aku sendiri hanya jalan saja tidak lari-lari.

Ketika sedang asik berjalan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pinggulku dari belakang. Aku sangat kaget siapa yang menepuk pinggulku, terlihat seorang bapak-bapak berlari melewati ku. Aku diam tidak berani berkata apa-apa, aku tidak menyangka ada seseorang yang berani-beraninya menepuk pinggulku.

Aku diam terpatung sambil terus melihat ke arah bapak-bapak yang terus berlari, ingin rasanya aku berteriak kalau aku dilecehkan orang itu tapi mulut ini terasa tidak bisa digerakan.

Aku mulai merasa risih ternyata di taman kota banyak sekali predator seks berkeliaran dan mungkin bukan aku saja korbannya tapi banyak.

Karena aku mulai merasakan tidak enak berada terlalu lama di tempat ini akhirnya aku putuskan untuk balik ke kosan saja.

Akupun bergegas balik ke kosan dengan langkah yang lumayan cepat, sampai di dekat warung tepi jalan ada seseorang yang berteriak padaku.

Orang itu berdua sedang ngerokok dan ngopi.

"Wiittt wittt neng cantik"

Aku melihat ke arah mereka dan menunduk kembali sambil terus berjalan.

"Hayy cantik bodi bohay"

Mereka terus melecehkan ku walau tidak mengejar ku tapi aku merasa sakit ketika dibilang seperti itu.

Sudah kuduga sebelumnya masih banyak orang-orang yang tidak paham pada pelecehan seksual.

Dengan berkata seperti itu mereka sudah melecehkan aku.
Ingin rasanya aku lapor pada pihak yang berwenang tapi amat sangat susah sekali ketika aku harus berurusan dengan kepolisian atau lembaga perlindungan kekerasan seksual.

Akhirnya aku biarkan saja mereka melecehkan ku asal jangan sampai menyentuh kulitku seperti bapak tadi yang menepuk pinggulku.

Pelecehan seksual masih menjadi masalah terbesar negara ini, ribuan orang yang sudah melapor mereka menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

Salah satu korbannya aku sendiri, aku merasa ketika dilecehkan aku merasa takut dan tidak berani berbuat apa-apa.

Kalau di kampungku mungkin dulu aku terbiasa ketika orang-orang bersiul padaku ketika sepulang dari sekolah. Tapi setelah aku mendapatkan sedikit pemahaman terkait pelecehan seksual aku paham dan merasa risih ketika aku menjadi korban.

Karena dulu aku mengggap hal seperti itu hanya lolucon biasa saja tapi ternyata itu bukan sekedar lolucon apalagi sudah menyasar pada tubuh otomatis mereka membicarakan seks.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience