bab5

Romance Series 2501

Hana merasakan sakit di bagian kepalanya hingga ia terbangun saat dokter sedang memeriksanya.
"Dok??" kata Hana.
"yah??, apa aku membangunkan mu?" tanya dokter.
"Tidak,,, tapi kepalaku sakit dok!" kata Hana
"Itu wajar karena kepalamu membentur dinding!" kata dokter.
"Tapi ga papah, ga ada yang perlu di khawatirkan, dan kamu bisa di bawa pulang oleh suamimu!" kata dokter.
"Pulang??? SUAMI?" kata Hana.
"Iya kamu boleh pulang! bersama suamimu!" kata dokter.
"Saya belum menikah dokter!" kata Hana
"saya pikir Tuan Danil Abraham adalah suamimu!, karena Dia sangat khawatir saat kamu tak sadarkan diri!!!" kata dokter.
Hana sangat penasaran maksud dari ucapan dokter...
"memang apa yang dia lakukan saat aku tak sadarkan diri?" tanya hana
"Sepertinya dia sangat mencintai mu,,, terlihat saat Tuan Danil memperlak------" ucapan dokter terpotong saat Hana memberi kode kepada dokter itu, karena laki2 jahat itu masuk ke kamar inapnya.
"Kamu dengar apa yang di ucapkan dokter??? kamu akan pulang bersamaku!" kata Danil.
"Sebentar, saya akan menyuntikan obatnya dulu!" kata dokter.
"Aku tak mau di suntik dok!" kata Hana ketakutan
"Cuma sedikit, kamu sangat membutuhkan obat ini!" kata dokter.
"Saya bilang saya, Tidak mau!" kata Hana .
"Kamu harus, di suntik! aku tak mau ambil resiko!" kata Danil
"Aku Pobia jarum suntik!" kata Hana
"Aku bilang kamu harus di suntik!" kata Danil mencengram kedua pundak Hana, sementara Hana, memberonta,, dia berusaha untuk melepaskan dirinya, dia memukul2 danil, Hana benar2 ketakutan, Danil memeluk Hana untuk menenangkannya,,, Hana hanya bisa menangis pasrah di pelukan Danil.
"Aku ga mau!!!" bisik Hana pada Danil.
"ahh,, sakit!," jarum suntikan itu sampai di lengan kirinya, Danil menutup mata hana.
Bayangan saat ia masih kecil, tiba2 muncul di pikirannya,,, mamahnya sedang sakit, tiba2 ada suster menyuntikan obat pada mamahnya, sedetik setelah itu, di depan mata Hana, mamahnya kejang2 dokter langsung berlari ke arah mamah,
Hana dan papahnya menunggu di luar sesaat setelah dokter memeriksa mamah sela, mamah sela sudah tiada, Mimpi buruk itu seringkali mengahantui pikiran Hana,, ia sangat ketakutan,, jika mimpi itu hadir lagi,,, dalam tidurnya.
sekarang,,, tiba2 ingatan itu menghantui pikirannya,, Hana yang masih berada di pelukan Danil menangis ketakutan, ia tak berdaya saat dokter itu menyuntikan obat ke tubuhnya,,
"jangan suntik aku,,, jangan suntik mamah aku,,, Aku ga mau mati!" kata Hana.
Dokter dan Danil sangat kaget, mereka tak mengerti dengan ucapan Hana.
Danil melepaskan pelukannya dan menatap Hana khawatir
"Hana,,, apa yang kamu ucapkan???, buka mata kamu!" kata Danil sambil memukul kecil pipi hana, supaya Hana sadar.
Hana pingsan, di pelukan danill.
Dokter langsung memeriksanya.
"Denyut jantung sangat cepat, ini tidak setabil!" kata dokter..
"apa yang harus kita lakukan??, aku tak mau kehilangannya! cepat lakukan sesuatu!" kata Danil,
"Baiklah!" kata dokter itu...

Beberapa menit kemudian,,
Hana membuka matanya, hana menatap Danil, tanpa ragu hana memeluk Danil,,ia mengis ketakutan,,,
"ayo kita pulang sekarang, kamu akan tenang kalau kamu pulang.!" kata Danil, entah kenapa hari ini hana hanya menuruti kemauan Danil,
"Tolong perhatikan dia, karena obat itu ada efek sampinya, kalau ada apa2 kamu bisa memanggil aku, mungkin ada sedikit sakit di bagian kepalanya!" kata dokter dan meninggalkan meninggalkan mereka..
Hana tidak bisa membohongi dirinya sendiri,,, bahwa kejadian saat mamahnya meninggal,,,,meninggalkan luka yang sangat dalam di hati Hana, ia sangat ketakutan bahkan ia sangat kehilangan sosok yang ia cintai,,,
mereka pergi meninggalkan kamar itu, Hana berjalan meninggalkan rumah sakit, sambil memeluk Danil, ia masih merasa ketakutan.
Saat berjalan turun ke lift, tanpa ada rasa ragu Danil mengangkat tubuh Hana, Hana hanya diam saja menatap Danil tanpa protes. Orang2 di sekitar kolidor rumah sakit memperhatikan mereka.
Pelukan Danil sangat nyaman, membuatnya sangat tenang, hingga ia tak ingat apa2.

****

Hana terbangun dari tidurnya...
ia sangat asing dengan ruangan kamar yang megah bernuansa marmer,, kamar ini sangat indah dan sangat mewah,, pikirnya.
Ia baru ingat kejadian tadi malam, 'apa yang aku lakukan aku memeluk Danil Abraham?, apa aku sudah hilang akal?, kenapa semalam aku bertindak seperti itu??? dasar bodoh!' pikirnya.
Tak lama kemudian ia mendengar langkah kaki menuju kamar ini, itu pasti Danil si laki2 jahat itu!.
Hana pura2 tertidur,, dan benar saja yang masuk adalah Danil, ia mendekati arah hana, Hana berusaha untuk tenang dan berpura2 tertidur. Danil terus melangkah, ia duduk di samping hana mengelus2 pipi hana yang lembut,
"jaga tangan mu!, jangan pernah mendekatiku, aku bukan wanita seperti itu!" kata Hana bangkit dari tidurnya sambil memegang tangan Danil.
"Rupanya kau pura2 tertidur? kamu yang semalam yang mulai memeluku, sekarang kamu membuangku, kau adalah milikku" kata Danil.
"Diam kamu DANIL ABRAHAM!!! aku bukan milik siapa2!" kata Hana.
"Rupanya kau telah mengetahui namaku!, apa kau mengenaliku?" tanya Danil
"Aku tak pernah mengenal laki2 jahat sepertimu!" kata Hana.
"Kamu masih seperti dulu!! ... manis!" kata Danil.
"Apa maksudmu!" kata Hana.
"kita sebelumnya pernah berjumpa bukan?" kata Danil.. mereka saling menatap.
"Jangan pernah berbicara omong kosong.!" kata Hana
"Kamu ingat kejadian 5 tahun yang lalu?, saat pesta?" tanya hana.
Hana mulai berpikir..
"Ayolah kejadian itu masih terbayang jelas di pikiranku, saat pertama kali aku bertemu denganmu, saat pertama kali aku merasakan bibir manismu dan kamu mempermalukanku di depan orang banyak!" kata Danil
"ka..kamu,, pengusaha dan pewaris keluarga samoel kan?" tanya hana.
"Benar sayang!!! aku datang lagi di hidupmu untuk janjiku, akan memilikimu!" kata Danil.
''Apakah ini semacam balas dendam karena aku telah mempermalukan mu di depan orang banyak???" tanya hana.
"Mungkin juga seperti itu!" kata Danil sambil tersenyum sinis.
Tangan Hana kembali melayang sampai ke muka Danil 'PLAKKK!' .
mata Danil menyala nyala, menatap Hana.
Tanpa permisi ia membalas tamparan Hana, dengan bibir dinginnya, yang melayang sampai di bibir merah Hana.
Tubuh Hana kaku menikmati ciumannya,, otaknya tak dapat berpikir jernih,,
derai air mata membasahi kelopak mata Hana, Danil tak memperdulikan Hana, ia terus menikmatinya sampai dalam,
hingga ia menyadari bahwa Danil mencium dirinya, ia mendorong Danil nafas mereka terengah-engah.
"Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi aku malam ini, kamu menjadi milikku!" kata Danil sambil melepas jasnya
"Jangan lakukan apapun, aku mohon!'' kata Hana sambil berjalan mundur menjauhi Danil.
'Aku harus mencari cara agar Dia tak melakukan apapun kepada ku!' kata hati Hana, ia otaknya terus berpikir..
sementara Danil terus mendekati hana dengan tatapan penuh khasrat.
"Apa yang kau minta akan aku lakukan, asal kamu jangan pernah menyentuh ku!" kata Hana.
"Apakah kamu takut?, kau adalah milikku, aku berhak atas dirimu!, Beberapa hari lagi aku akan menikahimu." kata Danil
"Aku belum mau menikah,!" kata Hana
"Aku tak perduli!" kata Danil.
Danil mendorong tubuh Hana hingga menghantam dinding.
jarak mereka sangat dekat. hingga nafas mereka beradu,
Tak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu.
"maaf tuan di luar ada tuan besar!" kata bibi Darmi.
"Sial... siallll!" kata Danil sambil pergi meninggalkan Hana .
Danil pergi keluar kamar meninggalkan Hana,, Hana sangat lega, tuhan masih menyelamatkan dirinya. ia menghela nafas dengan tenang,,,
'Aku tak bisa seperti ini terus, aku harus pergi menemui papah dan keluargaku, mereka pasti sangat khawatir.' pikir Hana
ia bangkit dan berlari ke arah pintu besar itu, namun pintu itu di kunci dengan rapat, ia mencari jalan lain dengan melewati pintu jendela kamarnya, dan sialnya ia tak bisa kabur lewat jendela karena berada di lantai 2,,, Hana putus asa mencari jalan keluar dari kamar itu,,,
ia duduk di kursi untuk menenangkan diri dan memikirkan cara agar bisa keluar dari kamar itu, ia tak sengaja menduduki jas Danil, saat dia mengambil jas itu, ada sesuatu yang jatuh,,, ia mengambilnya.
"kunci?" kata Hana
'mungkin ini kunci kamar ini!' pikir Hana.
Tanpa berpikir panjang Hana mencobanya, dan benar saja pintu yang besar itu terbuka, ia sangat senang dan segera meninggalkan kamar sebelum Danil datang,,, ia melangkah dengan sangat hati2 supaya tidak ada orang yang mengetahuinya...
'kemana aku harus pergi??, rumah ini sangat megah! kemana jalan keluarnya?' kata hatinya.
ia terus melangkah, mencari jalan keluar,,
saat menelusuri jalan ke luar ada beberapa orang yang melangkah menuju arahnya.
ia bersembunyi di balik tirai pembatas 2 ruangan,,, Ia sangat kaget melihat Danil dari ruangan sebelah bersama seorang laki2 yang lebih tua,, tapi untungnya Danil tak melihat ke arah Hana..
ia segera pergi mencari jalan keluar, namun ia saat melangkah ia berpapasan dengan bibir Darmi, Hana sangat keget.
ia langsung berbalik arah, dan berlari,,,.
Bibi Darmi mengejarnya,
Hana terus berlari, ia menuruni anak tangga dengan tergesa2 karena di belangnya bukan hanya bibi Darmi yang mengejarnya, melainkan beberapa bodyguard Danil ikut mengejar,,
Ia berlari menuju pintu yang berada di ujung karena ia yakin pintu itu adalah pintu keluar,, ia membuka pintu itu, namun pintunya sulit di buka, sementara di bekang banyak orang yang mengejarnya,, dia sangat panik hingga tiba2 pintu itu dapat terbuka dengan sangat kuat, namun bawanan arah, ia tidak bisa menahannya hingga ia menghantam lemari dan terbanting ke lantai,,, orang orang menghampiri Hana..
Rasa pusing dan sakit mendera tubuh Hana,,,
"kamu ga papah??" tanya laki2 itu.
Hana tidak merespon pertanyaannya, ia hanya diam saja sambil memegang kepalanya
"Hana ?" kata laki2 itu.
Hana mempokuskan matanya untuk melihat laki2 yang memangil nya.
Hana sangat keget, karena laki2 itu adalah Raihan mantan pacarnya, bahkan mereka hampir sempat bertunangan namun gagal karena Raihan lebih memilih wanita lain ketimbang dirinya,,
"Ra..raiihan!" kata Hana.
"Kamu ga papah kan ?, maafkan aku!" kata Raihan .
"Aku ga papah kok!" kata Hana.

"papah akan mengumumkan mengenai warisan papah sekarang, tapi tunggu dulu adikmu datang!" kata papah Danil
Sejak dulu Danil memang mengingikan saham dari papahnya, bagaimana pun caranya dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan,,,
tak lama kemudian datang Guntur bodyguard yang paling di percaya oleh Danil.
"Maaf tuan, nona Hana melarikan diri!!!" kata guntur
"Apa???, dimana dia sekarang?" tanya Danil dengan nada kesal
"Dia ada di bawah!, tapi dia ter----- " ucapan Guntur terpotong saat Danil pergi meninggalkannya.

"Hana!" kata Danil.
Hana sangat kaget dia langsung pergi menabrak Raihan.
Namun ia tak berhasil kabur karena salah satu bodyguard Raihan tiba2 berada di depan hana, ia tak sempat berlari karena ia di seret masuk oleh bodyguard itu,
ia tak bisa melawannya, karena cengaraman ya sangat kuat.
"Hana mau kemana kamu?" tanya Danil.
sambil menatapnya dengan sangat kesal
Hana hanya diam saja.
"Kamu ingin kabur???" terikan Danil.
Danil benar2 kehilangan emosi, dia mencengram tubuh Hana.
"Lepaskan aku, kepalaku pusing!" kata hana sambil memegang kepalanya.
"Jangan pernah berakting di depanku!" kata Danil.
"Terserah!" kata Hana.
"Lepaskan dia!" kata Raihan sambil merenggutnya dari tangan Danil.
"Kamu ga papah kan?," tanya Raihan sambil memegang wajah Hana.
Danil sangat cemburu melihat perhatian Raihan pada Hana.
"Dia adalah milikku, biarlakh aku yang mengurusnya!" kata Danil sambil membawa Hana ke kamar Hana.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience