bab2

Romance Series 2501

Kicauan burung di pagi hari membangunkannya dari mimpi yang panjang, sinar mentari menyapa di kala ia membuka kedua belah mata, embun pagi menghalau, dengan membawa kedamaian,
Ia keluar dari kamarnya, dan menuruni anak tangga, menuju meja makan
"Han, mamah Uda siapin kamu telur mata sapi setengah matang!" kata mamah.
"makasih mah!" kata Hana
"mah!!! kok telur mata sapi ku pecah?, aku ga suka ini!" kata Angle.
"Udah kamu makan aja!, dasar anak manja!" kata kak Dina
"aku ga bilang aku ga suka!" kata Angle sambil melempar sendok ke piring.
"Anggleee...!!!" kata mamah sambil marah.
"Udah mah, jangan marah, ambil makananku!" kata hana sambil memberikan sepiring nasi Angle
dia mengambilnya.
"mah,, pahh,,kak aku pergi!" kata Hana sambil beranjak pergi.
"Kamu belum sarapan Hana!" kata mamah.
"Di kampus nanti aku makan!" kata Hana
"kamu Angle bikin nafsu makan ilang ajah!" kata kak Dina sambil menyusul Hana
Hana pergi ke kampus ...
Di parkiran perhatiannya tersita oleh seorang wanita parasnya sangat serupa dengan mamah sela, yang tak lain adalah Bu sila, dosennya.
"andai itu mamah, aku akan memeluknya, aku sangat rindu kepadanya," katanya pelan. Ibu sila merupakan obat rindu Hana terhadap mamahnya, kalau melihat ibu sila, ia merasa mamahnya ada di sampingnya.
"hy, Han ayo cepat, sebentar lagi, masuk!" kata Laras sambil berlari
"apa? tunggu aku!," kata Hana sambil menyusul Laras berlari.
mereka masuk ke kelas, ternyata mereka berpapasan di pintu masuk dengan dosen itu, "kalian hampir terlambat!" kata pak Radit.
"maaf pak!" kata mereka.
"Cepat masuk sekarang!" kata pak Radit.
Mereka masuk,,,
Saat pelajaran pak Radit, kepala Hana merasakan pusing, badannya sangat lemas, karena ia tak terbiasa belum makan saat ke kampus, ia sangat tidak konsen dalam menerima pelajaran.
2 jam sudah ... pak Radit keluar dari kelas.
"Han, wajah Lo pucet banget!,Lo ga papah kan?" kata Laras.
"Aku lemes, ras!, aku ga sarapan di rumah" kata Hana.
"kenapa Lo ga makan dulu!, ayo gue anterin ke kantin!" kata Laras.
"Iya," kata Hana
Langkah mereka terhenti saat ibu sila masuk ke kelas.
"udah, ga jadi ajah, aku bisa nahan!'' kata Hana
"Lo seurius?" kata Laras.
"Sekarang kalian kumpulkan sekarang tugas kalian sekarang!" kata ibu sila
"Lo bawa ga, tugas kemarin?" tanya Laras.
"Aduh!!!!! gue lupa!" kata Hana.
"yang tidak mengerjakan saya hukum dan kasih Nilai e !" kata Bu sila.
"Maaf Bu, kami sudah mengerjakan, tapi Hana lupa membawanya!" kata rini
"jangan banyak alasan kalian!,bilang saja tidak mengerjakan!'' kata Bu sila.
"sumpah Bu!" kata Rini.
"saya tak mau tahu, sekarang kalian keliling lapangan 5 putaran!" kata Bu sila.
Kami pergi ke lapangan.
"tunggu dulu Bu, ini ga adil, aku saja yang di hukum karena lupa membawanya, aku yang salah, mereka Uda ngerjakan, biar aku saja menanggung hukuman mereka!" kata Hana.
"ga bisa gitu dong han, kita kan 1 kelompok harus saling membantu!" kata Rini
"iya betul itu!" kata Laras.
"Ga, ini salah aku, aku yang harus di hukum!" kata Hana
"oke, ibu kasih keringanan kamu keliling sebanyak 10 putaran!" kata Bu sila.
"Tapi Bu, kami satu tim!" kata Laras.
"Hargailah keputusan temanmu!" kata Bu sila.
Hana berlari mengelilingi lapangan saat matahari tepat berada di atas kepala, ia sangat pusing, badannya sangat lemas, tapi ia tetap berlari mengelilingi lapangan
"Bu, Uda dong kasihan Hana, mukanya pucat banget!" kata Laras
"tapi, dia baru 5 putaran!" kata Bu sila
'Ya Alloh, aku benar2 engga kuat, kepalaku rasanya berputar, badan ku sangat lemah,penglihatan ku mulai kabur,' kata hati Hana.
Tiba2 tubuh Hana ambruk,,,, Tidak sadarkan diri
''hana!" teriakan Rini
Bu sila, Laras, dan Rini berlari ke arah Hana, "Hana, kamu kenapa?" tanya Bu sila sambil memeriksa badan Hana
"Dia kenapa Bu?" tanya Rini
"Dia pingsan!, bantu ibu mengangkat nya!" kata sila.
Mereka mengngakat badan Hana, ke UKS, ..
Ibu sila memberikan pertolongan pertama pada Hana, dia memberikan minyak angin ke hidung Hana, supaya Hana sadar.
beberapa menit kemudian dia baru siuman, ia bermimpi tentang ibunya, hingga saat dia sadar melihat Bu sila,dia langsung memeluk ibu sila.
"mamah sela!" kata Hana sambil memeluk Bu sila.
"aku sila, dosen mu, bukan mamah sela!" kata Bu sila sambil melepaskan pelukan Hana. "maafkan aku Bu!" kata Hana.
"Kamu kangen ibu mu di rumah?" tanya Bu sila. Hana hanya meneteskan air mata, ia teringat akan ingatan bersama mamah dan papah nya, yang sangat ia rindukan
"kamu jangan nangis, kamu boleh cerita!" kata Bu sila.
Hana hanya diam saja, Bu sila menghapus air mata Hana.
"kamu belum makan ya?, ibu sudah memesankan makanan untukmu!" tanya ibu sila.
"Tidak usah Bu!" kata Hana.
"Udah, kamu jangan nolak, ibu suapin kamu yA?" kata ibu sila.
Ibu sila menyupi Hana, hana sangat bahagia, sekarang ia begitu dekat dengan Bu sila, ia melihat ibu sila, seperti mamah sela yang sedang menyuapinya,'
"cukup Bu, aku sudah kenyang!" kata hana
"ini baru beberapa suapan!" kata Bu sila.
"Tapi aku sudah kenyang Bu,!" kata Hana
"ya udah, kamu sekarang mau istirahat apa kamu mau pulang ajah?" tanya ibu sila
"Aku mau pulang ajah!" kata aku.
"Mau ibu anterin?" tanya Bu sila.
"engga usah, Bu,! aku bawa mobil kok!" kata Hana
"ya udah, kamu boleh pulang,!" kata Bu sila. sambil mengantarnya ke parkiran.
"hati2 ya Han!" kata Bu sila
"iya Bu, Asalmulaikum!" kata Hana
"waalaikum salam!" kata Bu sila.
Hana sangat bahagia bisa dekat dengan Bu sila, ia ingin selalu ada di sisi Bu sila karena ia merasa mamahnya berada di sisinya.
Sesampainya di rumah,
Hana membuka pintu rumah dan menuju kamarnya.
hana mengambil foto mamah sela, yang berada di meja di samping tempat tidurnya ia sangat kaget melihat bingkai foto itu.

"mana foto mamah?, ini cuma bingkainya!" tanya hatinya.
Ia melihat ke lemari, mencari sebuah kotak, yang berisi album2 lama, .
"bibi, bibi...... Biiii.!" Hana berteriak.
"iya, neng!, ada apa?" kata bi tuti
"Dimana foto mamah bela, yang selalu aku pajang di meja?" kata Hana
"saya tidak tahu neng!," kata tuti
"Bibi ga boongkan?" tanya hana
"sumpah,, bibi gak tahu!" kata bijak tuti.
Hana kebingungan mencari foto dan kotak itu, ia pergi ke balkon atas untuk menenangkan pikirannya,
"Sedang apa Angle di depan pembakaran sampah?" tanya hatinya
"jangan jangan!,,,,"
tanpa berpikir panjang, Ia berlari ke bawah dengan sekuat tenaganya, ia tak memperdulikan sekitarnya,
"semoga yang aku takutkan tidak terjadi!" kata hati nya.
ia menuruni anak tangga dengan tergesa2, tiba2 ..... 'BBRUUKKK!' ia terjatuh ke bawah, kakinya memar tapi ia tak memperdulikannya, dan bangkit dari jatuhnya,..
ia tetap berlari menuju halaman belakang, dengan kaki yang memar, rasa sakit yang mencengram, tak sedikitpun ia pikirkan.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" kata Hana
Angle sangat kaget, dan berbalik arah kepada Hana.
"Aku sedang melakukan apa yang aku inginkan!" kata Angle.
"Kotak itu!," kata Hana sambil merebutnya dari tangan Angle.
"baju itu!, kenapa kamu membakar baju itu?" kata Hana
"Gara2 baju itu aku di tampar mamah, dan aku ga suka melihatnya lagi, jadi aku bakar!" kata Angle.
Hana sangat marah,, matanya merah menyala,
"Kurang ajar!" Hana berteriak dan mendorong tubuh Angle.
Angle terjatuh, kepalanya terbentur Diding, dia sangat kesakitan kepalanya berdarah,
Sementara Hana berusaha menyelamatkan foto2 dan baju kesayanganya yang di lalap si jago merah, ia mengambil album dengan tangannya sendiri, ia berusaha memadamkannya, dengan berlinang air mata, ia menyelamatkan kenang kenangan terakhir dari mamah nya.
Tak lama kemudian mamah bela menyeret tubuh Hana.
"Apa yang kamu lakukan? pada Angle, lihat kepalanya terluka,!" kata mamah bela .
"Aku mendorongnya!, lihat dia membakar semua foto mamah sela, dan membakar baju aku!" kata Hana sambil berteriak-teriak di depan mamah bela.
Tanpa segan tangannya yang dingin menampar pipi Hana, pipinya memerah kesakitan,
"Kamu boleh marah, tapi kamu ga boleh menyakitinya!, kamu ingat dia anak kandungku!" bentak mamah bela.
"Aku tahu, aku cuma anak tiri, tapi dia tak boleh melakukan semena2 terhadap diriku, aku punya hak, untuk hidup sesuai dengan apa yang aku ingin kan aku lelah selama ini selalu mengalah!" kata Hana sambil berlinangan air mata.
"oke kalau gitu, kamu pergi dari Rumah ini!" kata mamah bela sambil mendorong Hana hingga terjatuh ke lantai, dan meninggalkan Hana,
Bibi Tuti menghampiri Hana
"Sabar neng, bibi bari tahu sifat aslinya seperti itu, neng tenang ya, bibi Uda ambil foto2 dan baju Eneng yang terbakar, sekarang ada di dapur!" kata bibi tuti sambil membangunkan Hana dari jatuhnya,
Mereka pergi ke dapur melihat foto2 dan baju yang terbakar.
'Hana sangat sedih, melihat kenangan terakhir dari mamahnya sudah hangus terbakar, ia melihat foto mamanya, yang sudah tak utuh lagi, derai air mata tak terbendung lagi, dari mata coklatnya, '
"mah,,, aku rindu mamah,,, kemana ajah mamah, mamah Uda lupa sama aku!!" kata Hana sambil membanting semua foto nya tak sempurna itu, karena terbakar.
Tubuhnya jatuh tak berdaya di lantai.
"mamah,,,, mamahhhh,,,!" terikannya
"Sudah non ikhlaskan!, semua undah takdir dari Tuhan!" kata bibi Tuti sambil menghapus air mata Hana.
"Hana!" teriakan ayah,
hana menatap ayahnya dan mamah bela yang berdiri di depan hana
"Apa yang kamu lakukan kepada Angle?" tanya papah.
"Aku gak sengaja mendorongnya, karena dia sudah membakar foto mamah KANDUNG aku!" kata aku.
"Kamu harus bisa melupakan mamah mu!" kata papah.
"Aku bukan seperti papah yang mudah berpaling kepada wanita lain!,sampai mati pun aku akan sayang pada mamah!" kata Hana.
"Dasar anak tak tahu diri!" kata papah
sambil ''PLAKKK!" memukul wajah Hana
"Papah tega mukul aku, ini baru pertama kalinya papah mukul aku, hanya demi Angle?,papah sadar ga, papah selalu tak adil kepadaku, aku lelah pahh,,, aku lelah terus mengalah!!, Aku cape... aku cape hidup dengan penuh tekanan dan ketidak Adilan" terikan Angle yang penuh emosi.
"Kalau kamu merasa seperti itu kamu pergi!" kata papah
"oke, tapi ingat pah, mulai dari sekarang aku bukan anak papah lagi!, namaku bukan lagi Hana putri Kusuma, tapi nama ku sekarang adalah Hana putri sela, berbahagialah pah, tanpa kehadiranku." kata Hana sambil pergi ke kamarnya.
Hana mengemasi pakainya, dan membawa segala keperluannya.
lalu pergi, ..
"Kamu jangan membawa apapun fasilitas dari rumah ini!" kata papah
"aku hanya membawa mobilku, itu hadianku dari mamah sela, bukan dari kamu!" kata Hana sambil melakah pergi dari rumah besarnya.
Dia masuk ke dalam mobilnya,,, dan mengeluarkan mobilnya,,,
'Ya Alloh kemana aku harus pergi??, aku tak punya keluarga!, apakah Laras bisa bantu aku?' tanya hati aku.
Hana menelepon Laras.
"rasss, Lo bisa bantu gue gak?"kata Hana
"Lo kenapa Han?, kok Lo nangis sihh??," kata Laras.
"Gue di usir papah!" kata Hana
"Lo datang ajah ke rumah gue!, gue tunggu Lo!," kata Laras.
"Tapi gue takut nyusahin Lo!" kata Hana.
"Lo itu Uda seperti keluarga!, pokoknya Lo harus ke sini!" kata Laras
"Makasih yah, ras!" kata Hana.
Sesampainya di rumah laras,
Hana memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil
Laras mengahampirinya.
"Lo kenapa?" tanya Laras
"papah gue ngusir gue dari rumah, gara2 Angle!" kata Hana
"sekarang Lo masuk rumah gue dulu!" kata Laras.
"Baiklah!" kata Hana.
"ini kamar buat Lo, sekarang Lo istirahat dulu!" kata Laras sambil mengajak Hana ke sebuah kamar.
"Makasih yah ras,!" kata Hana.
"ikh Lo mah, ga usah sungkan2, Lo juga dulu sering bantuin gue, sekarang giliran gue bantuin Lo, kita kan sahabat!" kata Laras.
mereka berpelukan .
dan Hana masuk ke kamar itu,

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience