Peringatan Budi

Romance Completed 13527

"Kenapa sih kamu malah kalah sama perempuan seperti itu? mau-maunya kamu diancam seperti itu!"protes Sarah kepada adik lelakinya.

"Mbak Sarah nggak dengar tadi dia bilang on cam? Mbak sarah tahu artinya itu apa? Kita bakalan viral untuk kedua kalinya jika masih nekat!"jawab Damar.

"Kita?? Kamu aja kali! aku mah ogah!"kata Sarah membantah ucapan Damar.

"Tinggal kamu ambil saja hp-nya lalu kamu banting, beres kan? Kalau sudah begitu kan next dia tidak bisa mengancam kamu lagi!''kata Sarah memberi ide gila.

"Betul juga ya mbak? Kenapa aku nggak kepikiran sampai ke sana?"jawab Damar membenarkan ucapan kakaknya.

"Besok lagi aja lah Mbak, toh kita sudah tahu di mana Nadine tinggal, sewaktu-waktu kita bisa ke sana, dan yang pasti jangan saat ada Ine ataupun Sari!"kata Damar.

"Kenapa memangnya? Kamu takut? Kamu lho laki-laki, kok bisa-bisanya takut sama perempuan, pakai rok saja sana biar lebih lembut!"ledek Sari kepada adiknya.

"Bukannya takut, tapi lagi capek ini, mana jabatan Aku di kantor diturunkan lagi, uang yang kuterima kan jadi lebih sedikit, mungkin hanya separuh dari yang sering aku terima selama ini setiap bulannya!"kini Damar malah curhat kepada kakaknya.

"Apaaaa?"Tanya Sarah kaget.

"Tapi jatah untukku masih ada kan nanti?" Tanya Sarah memastikan.

"Mana bisa Mbak? untuk Ibu aja nanti aku potong kok, paling Ibu hanya kebagian 1 juta saja nanti, kan aku juga harus membayar cicilan dari sertifikat tanah yang kalian gadaikan kemarin!"jawab Damar.

"Tidak bisa begitu dong Mar, kamu tetap harus memberi jatah ke aku, jangan seenakmu seperti ini! aku nggak terima ya!" kata Sarah.

"Ya bisalah Mbak, Mbak Sarah kan sudah bukan tanggung jawab aku lagi! ada noh Mas Budi suaminya Mbak Sarah, kemarin saja dia sampai memiliki simpanan 75 juta, pasti dia bisa menjatahmu lebih banyak!" kata Damar santai.

"Sudah pulang sana Mbak, Nanti ketahuan Mas Budi pula, kan repot! Mbak Sarah nggak lupakan dengan perjanjian yang sudah mbak tanda tangani kemaren?" Damar memperingatkan kakaknya.

"Alaaaah,,, cuma kertas saja pun! lagian nggak mungkin Mas Budi Itu bakalan ninggalin aku, dia loh cinta mati sama aku!"jawab Sarah jumawa.

Dia lupa jika kesabaran seseorang itu ada batasnya, dan jika kesabaran itu terus diuji, maka lama-lama akan terkikis juga.

"Jangan terlalu jumawa Mbak, Mbak Sarah ingat Nadine bucinnya Seperti apa sama aku? Toh akhirnya dia memilih pergi juga!"kata Damar membandingkan antara Nadine Dan juga Budi.

"Ya bedalah Mar ceritanya, kalau Nadine kan memang sudah kamu jatuhin talak 3, Ya jelaslah dia pergi darimu! Tapi songongnya kenapa harus membawa serta uangmu! kan nggak tahu diri itu namanya!"kata Sarah.

"Apakah kamu menganggap surat perjanjian itu main-main? Kamu ingin membuktikannya sekarang juga? Baiklah...!"tiba-tiba saja Budi berada diantara obrolan mereka, Budi seolah sedang mengambil ancang-ancang untuk menjatuhkan talak kepada sang istri.

"Tidak mas, oke-oke aku pulang...!"Sarah langsung ngibrit saat mendengar ucapan yang tiba-tiba dari suaminya.

Melihat kelakuan dari istrinya, Budi Pun membuang nafasnya secara kasar, dia bingung dengan cara apa lagi harus membuat istrinya itu jera dan sadar akan kesalahannya.

"Jadilah Laki-laki yang bijak Mar, anggap kegagalanmu di pernikahanmu bersama Nadine sebagai pelajaran, jangan lagi kamu mengulang kesalahan yang sama!"setelah mengatakan itu Budi pun langsung berlalu pergi meninggalkan Damar.

Hari ini dia baru saja mengetahui tentang fakta yang menyatakan bahwa Damar menjadi artis dadakan karena sikapnya yang sewenang-wenang kepada sang istri.

Dia pun merasa malu dengan Apa yang dilakukan oleh adik iparnya tersebut, yang dia ketahui selama ini adalah gaji Damar sangatlah banyak, bahkan mendekati angka 10 juta, tapi sungguh miris Karena yang diberikan kepada istrinya hanya 600.000 saja untuk nafkah setiap bulannya.

Mungkin Budi akan lebih berang lagi jika mengetahui bahwa Damar pun menilap uang jatah dari perusahaan untuk Nadine sebesar 3 juta setiap bulannya dan bahkan diberikan kepada ibu kandungnya.

Mungkin dirinya juga akan lebih marah jika seandainya dirinya tahu kita sang istri juga mendapatkan jatah dari Damar satu juta setiap bulannya. Rahasia itu masih tersimpan rapi dan belum diketahui oleh Budi, selama ini dia sudah merasa bertanggung jawab kepada istrinya tersebut dengan memberikan minimal setiap harinya 200.000, tapi lebih sering 300.000. sungguh hasil yang sangat besar untuk tukang ojek seperti dirinya.

Seperti yang kita ketahui bahwa Budi memang sengaja memangkas waktu istirahatnya sedemikian rupa hanya demi rupiah yang diinginkan oleh sang istri.

"Tunggu mas, maksud Mas Budi apa ya? Aku sama Nadine belum bercerai! kami masih suami istri!"sanggah Budi.

"Kamu lupa sudah menjatuhkan talak 3 kepada istrimu? Ada baiknya kamu segera mengurus nya di catatan sipil, agar segera jelas hubungan kalian, kasihan jika Nadine kamu gantung seperti itu!" jawab Budi datar.

"Tapi aku tidak mau menceraikannya Mas,.!"jawab Damar.

"Tapi talakmu sudah jatuh! dan kamu tidak bisa menyangkalnya, bahkan di sosial media sudah banyak yang menyaksikan talak yang sudah kamu jatuhkan!"kata Budi lagi.

"Oh ya,,, bantu Mas untuk membuat kakakmu memiliki sikap yang lebih baik lagi, bantu dia untuk menepati segala janji yang sudah diucapkan dan ditulis di atas kertas dan sudah ditandatanganinya, kalau tidak,,, dia yang akan menjadi janda berikutnya, dan aku akan mendekati Nadine untuk kujadikan istriku, Ibu sambung untuk Ivanka!"setelah mengatakan itu Budi pun langsung pergi berlalu tanpa memperdulikan sumpah serapah yang diucapkan oleh Damar di belakang sana.

***

Keesokan harinya kebetulan adalah hari Minggu, Ine dan Sari libur bekerja, pagi itu dia menunggu kedatangan Ine untuk membahas kepindahan mereka.

Sari benar-benar merasa tak nyaman dan tak tega untuk meninggalkan Nadine sendirian saat dirinya bekerja.

Meskipun Nadine tak menyetujui usulannya kemarin, tapi tetap dia akan membahas hal itu bersama Ine.

"Pulang juga kamu ne, duduk sini, aku mau ngomong sesuatu sama kamu!"Sari berkata kepada Ine yang langsung dituruti oleh Ine.

kemudian Sari Pun menceritakan tentang kejadian kemarin sore di mana Nadine diserang oleh mantan ipar dan mantan mertuanya juga mantan suaminya karena uang 100 juta yang sudah diberikan kantor kepada Nadine.

Tapi saat mendengar jawaban dari Ine yang tak sama dengan pendapatnya, membuat Sari Pun sedikit bimbang dengan apa yang disarankannya kepada Nadine.

"Benar kata Nadine Mbak, Sampai kapan akan terus lari dari mereka! mereka itu bukan Tuhan Mbak yang harus ditakuti! kalau Nadine sudah siap untuk menghadapi mereka, Ya sudah sih kita siap saja di belakang Nadine untuk selalu mendukungnya!"jawab Ine.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience