Meskipun Damar sudah kecewa dengan keadaan yang dilakukan oleh Santi, namun kasih sayangnya sebagai seorang kakak tak bisa luntur begitu saja.
Damar adalah tipe laki-laki yang sangat menyayangi kakak dan adik juga ibu kandungnya, bahkan dia rela menutup matanya dan berlaku zalim kepada istrinya hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka semua.
"Ibu khawatir dengan keadaan adikmu, ibu takut terjadi apa-apa sama dia...!" Kata Bu Pratiwi dengan kecemasannya.
"Sambil kita mencarinya, Ibu doakan yang terbaik saja untuk Santi..!"apa kabar kepada ibu kandungnya.
Merasa tak ada pilihan lain, prabu Dewi melakukan apa yang diminta oleh Damar.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu Darmawan, kalau sampai terjadi sesuatu kepada adikku itu!"sepeda Mar dalam hatinya.
"Kiat pulang ya Bu? dapat sangat capek ini.! besok Damar juga harus kerja...!" dapat memohon kepada ibunya.
Ibu Pratiwi pun mengangguk, dan akhirnya mereka pulang ke kontrakan milik Damar.
***
Setelah Arkan mendapatkan rambut Nadine dan juga mamanya, Arkan pun langsung mengajukan tes DNA ke Rumah sakit ternama, dan hasilnya akan diketahui setelah 2 minggu dari tanggal penyerahan.
"Jangan mengecewakan ya hasilnya...? kabarkan dalam hatinya.
"Aku akan menyumbang 100 juta untuk panti asuhan jika memang kamu benar-benar adikku yang hilang...!"ucap Arkhan bernadzar.
Arkhan melakukan tes DNA tanpa di ketahui oleh kedua orang tuanya, ia akan menjadikan itu sebagai kejutan untuk kedua orang tuanya nanti, sebenarnya Arkhan akan memberikannya sebagai hadian anniversary kedua orangtuanya, tapi karena Anniversary kedua orang tuanya adalah sekitar 10 hari lagi, maka Itu akan dia gunakan untuk kejutan saja.
Setelah dari rumah sakit, Arkhan bermaksud akan menemui sahabatnya Anan Fahreza, mereka itu bisa di katakan sebagai pasangan bujang lapuk, karena di usia mereka yang sudah matang keduanya belum juga menikah.
Sempat kedua orang tua mereka curiga dengan kedekatan keduanya, mereka dicurigai menganut istilah belok karena seolah pada ketertarikan kepada lawan jenis. Padahal yang sebenarnya adalah karena mereka belum menemukan jodohnya.
"Ya kali... Anan sama Arkhan jeruk minum jeruk? Kita ini masih waras dan normal lah...!" bantah Arkhan saat itu.
"Arkan sampai detik ini belum mau menikah, itu karena Arkan masih menunggu kepulangan adiknya Arkhan...!" Kata Arkhan berikutnya.
"Tapi kemungkinan untuk adikmu kembali itu sangat tipis... apakah kamu akan menunggu selama itu?" Tanya Ibu Liliana saat itu.
"Sangat tipis bukan berarti tidak ada harapan kan Mah? Arkan mengambil kemungkinan tipis itu untuk terwujud dan menjadi nyata...!" kata Arkhan penuh kesungguhan.
"Semoga keyakinanmu itu suatu saat dapat terwujud sayang...!" Kata Liliana akhirnya.
"Nah, gitu dong...! aku yakin Aretha Pramudya Yudistira akan kembali ke rumah ini...!"jawab Arkhan dengan yakinnya.
Sementara itu di toko kue, sorry masih saja penasaran dengan sosok Ibu Liliana karena sikapnya saat itu, berulang kali Sari pemutar video rekaman tentang interaksi antara Nadine Dan juga ibu dan yang memesan kue saat itu membuat sari mencurigai sesuatu.
"Mana mungkin sih kalau Nadine itu putrinya? Setelah aku perhatikan kok hidung sama mata mereka sangat mirip?" Sari menduga dalam diamnya.
"Tapi mana mungkin? ini kan dunia nyata bukan dunia pernovelan...!" Sari mematahkan praduganya sendiri.
"Hari ini aku sendiri yang akan mengantar kue pesanan Ibu Liliana, dan aku mau mengajak hiburan sekalian...!" kata Andi dengan mantannya.
"Yakin kamu bisa sendiri? itu gue lumayan besar dan tinggi lo...!"Kata Ine sedikit Ragu hendak melepaskan Nadi mengantarkan kue sendirian.
"Aku akan membawa salah satu dari mereka, supaya nanti bisa memegang Gibran atau pun kue tersebut...!" jawab Nadine.
"Iya deh iya deh...! si supermoom...!"setelah mengatakan itu Nadine pun segera berlalu menuju ke alamat yang sudah di berikan oleh Ibu Liliana kemaren.
Debaran jantung Nadine terasa sangat keras, ia tak tahu kenapa bisa seperti itu,, yang jelas Nadine merasa akan ada sesuatu yang besar yang akan terjadi.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di kediaman Ibu Liliana, tidak nampak ada pesta anniversary semua pernikahan, tapi meskipun begitu, Nadine melangkahkan kakinya dengan sangat pasti menuju ke arah pintu.
Kebetulan pintu pun dalam keadaan terbuka, akhirnya Nadine pun mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah.
"Assalamualaikum...!" Nadine mengucapkan salam dan langsung menulis perhatian semua orang yang ada di sana.
Pak Yudistira pun tercengang kaget dengan kehadiran seorang wanita yang tengah menggendong anak kecil.
Menyadari kedatangan Nadine Ibu Liliana pun langsung membisikan sesuatu ke telinga suaminya.
"Inilah gadis yang aku maksud Pah...!". Bisik Liliana di telinga sang suami.
"Gadis? dia itu seorang ibu loh Mah...!" protes Pak Yudistira.
"Tapi dia masih seperti gadis sih, apa masalah melihat Mama waktu remaja...!" jawaban yudistira dengan tersenyum ke arah istrinya.
"Apakah dia Aretha kita Pah? tapi nak namanya adalah Nadine...!" tanya ibu Liana merasa benar dengan praduganya.
"Tidak perlu terlalu berharap seperti itu, kalau fakta tak sesuai dengan harapanmu? aku takut kamu nanti tidak bisa menjaga diri..!" kata Yudistira lagi.
"Semoga ada titik terang tentang Aretha ku!" lirih Liliana dalam hatinya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...!"rupanya hanya Arkhan yang menjawab salam dari Nadine.
Arkan pun membantu meletakkan kue yang sudah dibuat oleh Nadine tadi. dari bentuknya Arkan sangat tahu jika proses pembuatannya itu sulit.
Dalam hati Arkan bertanya, berapakah harga yang di bandrol oleh Nadine.
"Terima kasih ya mbak sudah mau mengantarkan kuenya ke rumah? Ini sisa pembayaran kuenya. itu ada sedikit lebihannya mbak, anggap saja rezeki untuk anaknya mbak...!"kata ibu Liana sambil menyerahkan amplop berisi uang tunai.
"Terima kasih Bu, tapi apakah saya boleh menolaknya? saya merasa sungkan dengan uang pemberian ibu!"berkata dengan mengembalikan uang pemberian Liana.
"Maaf Mbak Nadine, Saya tidak memberikan itu untuk sampean, tapi aku memberikan uang tersebut untuk anakmu, jadi kamu tidak berhak menolak!" Kata Bu Liana dengan tegas.
Akhirnya Nadine pun menerima uang yang diberikan oleh Liana, kemudian Dia pamit pulang karena hari ini sudah mulai pembuatan pesanan kue yang sebanyak 1 bulan full itu.
Nadine sangat bersyukur karena selama ini usahanya lancar-lancar saja, apalagi ini toko rotinya semakin berkembang, bahkan menurut rencana pun akan membuka cabang di tempat berbeda.
Pencapaiannya yang seperti itu pun sama sekali tak terpikirkan olehnya. Nadine kembali teringat dengan kehidupannya semasa masih bersama dengan Damar, tentu saja keadaannya sangat berbanding terbalik dengan dulu.
Jika dulu dia akan menerima uang 600.000 setiap bulannya, kini saat dia mulai usaha sendiri, Bahkan nominal uang yang di berikan oleh suaminya dulu senilai kue tart yang banyak di pesan pelanggannya.
"Terima kasih Ya Roob, terima kasih atas semua nikmat yang kau anugerahkan untuk kami...!" Nadin berucap syukur dalam hatinya.
Share this novel