Prolog

Drama Series 398

"Aku menyukaimu." Kata pria itu. Ia kemudian menunduk, menggenggam tangannya erat. Akhirnya, setelah basa-basi yang cukup lama, setelah pertimbangan yang serius, ia berhasil mengatakannya. Meski dengan keputusan itu, tanpa sadar ia telah mengabaikan beberapa hal yang cukup penting.

Tepat pada saat kata itu terucap, ada dua keadaan yang terjadi. Bukankah cinta selalu seperti itu? Memberikan kebahagiaan disamping sisi menyakitkan yang dimilikinya. Hari ini, detik ini, dua kejadian itu terjadi bersamaan. Tapi sungguh, tak ada satupun dari mereka yang menyadarinya.

Rintik-rintik hujan mulai turun. Sang pria akan meneruskan kata-katanya.
"Kamu maukan jadi pacarku?"

Gadis didepan pria itu mengangguk, warna pipinya memerah. Tersenyum lebar. Dan kali ini, pria itu melihatnya. Ikut tersenyum.

Namun, sama seperti beberapa menit lalu, ia tetap ceroboh. Tak menyadari satu hal penting.

Terdengar suara kursi yang didorong mundur. Kedua orang yang masih dengan sisa senyumnya itu menoleh. Tapi apa peduli? Ia melangkah cepat. Baginya, semua ini cukup. Ia tak akan mampu bertahan lebih lama lagi.

Awan hitam mulai menyebar. Menutupi sinar matahari yang tersisa. Menghilangkan kebahagiaan-kebahagiaan sesaat. Dan dalam khasus ini, membiarkan air mata menyertainya.

Satu detik kemudian, hujan turun deras.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience