SYC | 6 - Apa Kau Memahamiku?

Romance Series 1219

Reina terbangun dengan wajah yang murung dan tidak bersemangat. Tampak kesedihan serta hilangnya garis senyuman dari wajah cantik miliknya. Reina berusaha bangun dari tempat tidur dan membuka tirai kamar agar sinar matahari bisa masuk dan menerangi kamarnya dengan cahaya alami. Reina hanya terdiam sambil berdiri tepat disisi dalam pintu balkon dan melihat ke arah keluar.

Tanpa sengaja Reina melihat Fagas melintas dan menuju ke pintu pagar rumah dan mendekati tante Dea. Dalam kondisi yang sedih Reina tetap bisa merasakan debaran jantung miliknya yang terasa diluar kebiasaan ketika kembali melihat wajah Fagas yang teduh. Reina tidak tahu apa yang sedang Fagas lakukan dan apa yang sedang dia bicarakan dengan tante Dea. Tapi Reina merasa sedang tidak bersemangat untuk mencari tahu, beberapa saat dia berpaling dan kembali ke kasur serta menyalakan lagu kesukaannya. Beberpa menit berlalu, tante Dea datang mengetuk pintu kamar Reina.

"Tok-tok"

"Reina, boleh tante masuk?"

"Iya tante"

"Kamu sudah mandi belum sayang?"

"Belum tante, sepuluh menit lagi"

"Baiklah.. kalau sudah mandi nanti kita sarapan bersama ya Rei"

"Iya tante"

"Ya sudah, tante tunggu di bawah ya sayang"

Reina masih berdiam di kasur selama beberapa menit. Lalu dia berusaha untuk bangun dan mandi. Setelah selesai mandi, Reina melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan menemui tante Dea.

"Halo sayang, ayo kita langsung sarapan ya"

"Iya tante" Reina menjawab dengan berusaha memberikan senyuman.

Mereka sarapan bersama seperti biasa tapi tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutnya lalu tidak lama kemudia tante Dea mulai mengajaknya bicara.

"Reina apa kamu baik-baik saja, kamu dari kemarin terlihat sangat murung sayang"

"Aku baik-baik saja tante"

"Jangan bohong sama tante ya sayang, lebih baik kamu cerita sama tante"

"Maaf tante, aku sudah membuatmu hawatir ya?"

"Jangan bicara seperti itu, kamu adalah orang yang paling tante sayangi"

"Terim kasih tante, aku juga sangat sayang sama tante"

"Apa ini karena kejadian kemarin ya sayang"? tante Dea bertanya dengan hati-hati.

"Iya tante, aku sangat takut"

"Maaf sayang, kalau saja kamu kemarin tidak membantu tante berkebun mungkin itu tidak akan terjadi"

"Tidak tante, itu bukan kesalahan tante dan juga bukan karena aku membantu berkebun, jangan menyalahkan diri tante ya, itu membuat aku sedih"

Tante Dea memberikan pelukan kepada Reina dengan erat dan hangat. Sekilas Reina merasa seseorang yang sedang memeluknya adalah mendiang ibunya. Tetapi Reina segera menyadari bahwa yang sedang memeluknya dengan hangat melainkan tante Dea bukanlah mendiang Ibunya. Rasa rindu itu akan semakin terasa ketika Reina sedang bersedih. Sekian lama Reina berusaha memendam kesedihannya dan tidak menunjukkan kepada siapapun, bahwa ternyata dirinya merasa kesepian setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Reina, apa hari ini kamu ingin pergi keluar?"

"Sepertinya aku akan di rumah saja tante"

"Tadi Fagas datang, dia meminta ijin sama tante untuk mengajakmu pergi. Apa kamu mau pergi dengannya? Kamu bisa menjernihkan pikiran dengan berjalan-jalan"

Reina hanya terdiam. Tidak menjawab pertanyaan tante Dea.

"Kamu tidak mau ya Rei?"

"Aku sedang ingin sendiri dulu tante"

"Baiklah, tante akan sampaikan pada Fagas ya"

"Iya, terima kasih tante"

Lalu Reina menyelesaikan sarapannya dan kembali mengurung diri di dalam kamar.

"Tring" ponsel milik Reina kembali berbunyi menandakan ada empat pesan masuk. Dan pesan tersebut dari Fagas.

"Halo Rei, bagaimana kabarmu?"

"Rei boleh aku tau kenapa kamu tidak mau pergi denganku?"

"Apa aku berbuat salah padamu Rei?"

"Aku minta maaf ya Rei"

Dan Reina berusaha membalas pesan itu agar tidak semakin banyak lagi kesalahan pahaman yang dapat terjadi diantara mereka.

"Hai Fagas, kabarku tidak terlalu baik, tapi itu bukan karena kamu melakukan kesalahan. Aku yang seharusnya minta maaf kepadamu, karena tanpa sebab aku tidak membalas pesanmu. Maaf ya Fagas. Suasana hatiku sedang tidak baik dan aku tidak mau nantinya aku meluapkannya padamu ketika kita bertemu, aku merasa lebih baik aku menyendiri dulu"

Fagas dengan sabar menunggu pesan Reina yang berisi curahatan hati tanpa menyela sedikitpun.

"Aku mengerti kalau kamu butuh waktu untuk sendiri, tapi jangan terlalu lama, akan lebih baik jika kamu mau membagi beban atau pikiran dengan orang lain. Aku tidak keberatan menjadi buku harian untukmu, agar apa yang mengganjal perasaanmu bisa sedikit berkurang. Udara segar dan suasana yang berbeda akan menyegarkan pikiranmu Rei, aku temani ya, apa kamu mau Rei?"

Sepuluh menit berlalu, Fagas sudah sampai di depan rumah tante Dea. Kami memulai percakapan dengan membahas hal yang menyenangkan, kami kembali akrab, mengobrol bersama, tertawa bersama.

???

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience