SYC | 10 - Perhatian Dari Pria Lain

Romance Series 1219

Fagas sedang mendapatkan kasus penting yang harus ditangani dan menuntut tingkat konsentrasi yang tinggi serta dengan serius mempelajari detail kejadian dari seorang terdakwa. Kasus yang akan ditangani cukup berbahaya karena berhubungan dengan proses korupsi dengan lingkup nominal yang fantastis. Bukan hal yang mudah sebagai penuntut umum, maka akan beresiko terbawa ke arah yang berbahaya jika yang menjadi terdakwa adalah orang yang memiliki kekuasaan besar dan tidak ingin dinyatakan bersalah.

Sudah beberapa kali Fagas mendapat pesan yang berisi sebuah ancaman agar Fagas mundur dari kasus yang sedang dia tangani. Tetapi Fagas tidak gentar sama sekali, dia terus melakukan penyelidikan serta mendalami kasus agar mendapat petunjuk serta bukti dari tindak kejahatan korupsi yang sudah terjadi.

***

Dengan ceria Reina menyambut hari rabu, saat-saat yang sudah dinantikan sejak beberapa waktu lalu untuk bisa bertemu dengan kekasihnya Fagas. Tetapi yang dirasakan hanya kekecewaan yang mendalam ketika Fagas mengatakan tidak bisa datang menemui Reina karena sebuah pekerjaan yang dipercayakan padanya. Reina hanya duduk terdiam berusaha mengerti dan tidak meluapkan kekesalannya terhadap Fagas. Berusaha dengan sekuat tenaga agar tidak mengganggu konsentrasi dengan tidak menghubungi Fagas dalam beberapa hari.

Reina berusaha mengalihkan pikirannya dengan semakin menyibukkan diri. Mempelajari materi yang akan dia berikan kepada para murid didiknya dan juga pergi ke perpustakaan untuk mencari buku referensi yang sesuai dengan materi yang akan dia ajarkan. Benar saja, dia hanya kembali ketika sudah merasa lelah, lelah mengajar di sekolah dan juga lelah belajar di perpustakaan. Hanya kembali ke rumah ketika ingin istirahat. Makan menjadi tidak teratur karena suasana hati yang sedang tidak menentu menjadi penyebab Reina jatuh sakit.

"Apa hari ini ibu Reina belum bisa mengajar?" Seorang wakil kepala sekolah mencoba bertanya kepada salah satu guru.

"Iya pak, sepertinya ibu reina masih perlu istirahat"

"Siapa yang menggantikannya di kelas?"

"Ibu Donna pak"

"Oh oke, terima kasih atas informasinya"

"Sama-sama pak, maaf saya permisi dulu"

"Iya silahkan"

Daniel adalah seorang wakil kepala sekolah tempat Reina mengajar. Daniel dikenal sebagai seorang pria muda dengan kemampuan otak yang cemerlang serta memiliki wajah yang cukup memikat. Entah apa yang menyebabkan Daniel menjadi ingin tau tentang Reina. Daniel berusaha mencari tahu dimana Reina tinggal dari data pribadi milik Reina yang tersimpan di arsip sekolah. Secara diam-diam Daniel datang ke rumah Reina tanpa diketahui oleh siapapun. Daniel hanya memandang dari kejauhan.

Keesokan harinya Reina menguatkan tubuhnya untuk pergi mengajar, tetapi karena kondisi tubuhnya belum stabil maka membuat Reina jatuh pingsan di sekolah. Daniel memperhatikan dari kejauhan tentang apa yang terjadi dengan Reina. Karena kondisi tidak memungkinkan maka Reina diminta untuk pulang dan istirahat. Tetapi ketika sedang menuju kerumah, dengan berusaha sekuat tenaga dengan tidak meropotkan guru lainnya Reina pulang tanpa ditemani, tetapi Reina pingsan untuk yang kedua kalinya.

Daniel datang menghampiri Reina setelah sebelumnya hanya memperhatikan dari kejauhan. Daniel membawa Reina ke rumah sakit. Reina masuk ruang IGD dan diperiksa oleh dokter. Di saat yang tidak tepat Fagas menghubungi ponsel milik Reina. Entah apa yang ada dipikiran Daniel, dia mengangkat ponsel Reina yang sudah berdering sejak beberapa waktu lalu .

"Halo" Daniel mengangkat telepon dengan suara yang datar.

"Halo..bukannya ini ponsel milik Reina? Siapa anda?"

"Saya Daniel"

"Dimana Reina?"

"Dia sedang dirumah sakit"

"Apa??? Di rumah sakit mana? Apa yang terjadi dengan Reina?!"

"Di rumah sakit Harapan Ibu"

Tut..tut..tut. Terdengar suara telepon sudah terputus membuat Fagas semakin emosi. Tanpa menunda Fagas langsung bergegas pergi menuju rumah sakit Harapan Ibu, membutuhkan waktu hampir dua jam hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Fagas segera mencari ruang IGD. Fagas melihat ada seorang pria sedang menunggu di kursi tunggu dekat ruang IGD.

Tapi Fagas tidak berniat mendekatinya karena takut hanya akan membuat dirinya sendiri menjadi kesal. Fagas lebih memilih menunggu dokter keluar dan memberikan informasi tentang kondisi Reina.

Setelah lima menit berlalu akhirnya ada dokter keluar dari ruang IGD.

"Anggota keluarga ibu Reina"

"Saya dok, saya kekasihnya, saya sudah menghubungi tantenya tapi beliau tidak bisa datang karena jarak rumah sakit terlalu jauh. Dokter bisa menyampaikan pada saya apa yang terjadi dengan Reina"

"Baiklah.. kalau begitu saya akan bicara dengan anda, tapi maaf siapa bapak yang sedang duduk disana?"

Sontak Fagas langsung melihat kearah pria yang dipanggil oleh dokter dengan perasaan campur aduk.

"Maksud dokter apa?" Fagas bertanya karena bingung.

"Bapak ini yang mengantar nona Rena ke rumah sakit"

Fagas seperti terkena pukulan tepat dihatinya sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa ketika mendengar bahwa ada pria yang berani mendekati Reina.

"Bagaimana dengan kondisi Reina saat ini dok?"

"Kondisinya tidak serius, tetapi dia butuh istirahat total selama beberapa hari karena tubuhnya kekurangan banyak cairan"

"Terima kasih dokter atas bantuannya. Apa sekarang pasien sudah bisa di jenguk?"

"Sama-sama. Iya silahkan, tapi satu-satu ya biar tidak menimbulkan keributan. Saya permisi dulu, ada jadwal periksa pasien yang lainnya"

"Oke dokter"

Perasaan kesal menyelimuti perasaan Fagas ketika dokter itu memberikan penjelasan kepada pria yang tidak dia kenal. Dokter bahkan tidak memberikan penjelasan ketika Fagas tadi bertanya. Kekesalan tidak dapat terbendung ketika pria asing itu dengan acuh ingin memasuki ruang IGD untuk menjenguk Reina.

"Tunggu!" Refleks Fagas menarik lengan Daniel.

"Ada apa? Tolong lepaskan tanganmu!!"

"Siapa kamu? Kamu yang tadi mengangkat teleponku kan!!"

"Oh kamu yang tadi telepon Reina ya" Daniel menjawab dengan nada dingin.

"Aku pacarnya Reina, jika kamu teman Reina kenapa tidak bersikap dengan ramah"

"Apa aku harus melakukannya?!"

Terasa seperti air mendidih. Kemarahan Fagas sudah memuncak, jika saja suster tidak mencegah pasti Fagas sudah memukul Daniel. Tidak lama kemudian Reina keluar dari ruang IGD dan dipindahkan ke ruang rawat inap. Fagas langsung menghampiri Reina. Sontak membuat Reina kaget.

"Fagas!!"

"Halo Rei, syukurlah kamu sudah tidak apa-apa"

"Kok kamu bisa tahu aku ada disini?" Reina bertanya dengan lemah.

"Saya tadi yang memberitahunya" Daniel langsung menjawab dan berjalan mendekati Reina.

"Oh bapak, terima kasih sudah mengantar saya, maaf merepotkan" Reina bicara dengan nada malu.

"Sama-sama Reina, saya tidak merasa direpotkan kok dan karena kondisimu sudah membaik, saya pamit pulang"

"Iya pak, hati-hati dijalan"

"Iya terima kasih. Suster ini tas milik pasien tolong dibawa"

"Iya pak"

Fagas berusaha sekuat tenaga menahan emosinya karena tidak mungkin pada kondisi Reina sedang sakit tetapi dia malah meluapkan kecemburuan serta kekesalannya yang hanya akan membuat Reina menjadi sedih.

???

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience