SYC | 9 - Menyatakan Cinta

Romance Series 1219

Rasa gundah menyelimuti Fagas. Menyebabkan Fagas merasa sangat kesulitan untuk bisa tertidur dengan tenang karena terus memikirkan tentang seorang wanita yang sudah berhasil mencuri perhatiannya. Membayangkannya saja sudah membuat dada Fagas menyempit seketika. Berada jauh dari seorang wanita yang sudah mengisi ruang kosong di hatinya adalah hal tersulit yang harus Fagas lakukan melebihi tanggung jawab pekerjaannya yang begitu beresiko. Reina, dialah wanita yang berhasil mengalihkan dunia seorang jaksa tampan. Tidak pernah sebelumnya Fagas mengerti tentang apa itu rasa kehilangan, kini dia mulai merasakannya. Rasa takut yang begitu besar akan kehilangan membuat tubuhnya sedikit bergetar dan mengeluarkan keringat sedingin es.

Fagas merasa harus meyakinkan dirinya sendiri dan memahai tentang perasaan yang sedang melanda hatinya. Kebimbangan bertanya-tanya dalam hatinya. Perasaan seperti apa sebenarnya yang dia rasakan dengan Reina. Antara rasa takut kehilangan sebagai seorang teman atau takut Reina menghilang dan meninggalkan ruang kosong yang sudah tertutup sejak lama. Fagas menghabiskan seluruh waktunya semalaman untuk memikirkannya dengan baik agar dia tidak menyesal dan mengambil keputusan yang benar.

Matahari sudah mulai mengeluarkan sinarnya dengan perlahan dan mengintip melalui tirai kamar. Di waktu yang tepat akhirnya Fagas sudah mengetahui dengan pasti tentang perasaannya terhadap Reina dan dia akan mengatakan pada Reina tepat sebelum Reina semakin jauh pergi dari jangkauannya. Fagas sudah mempersiapkan diri untuk mengantar Reina pergi.

"Rei.. apa aku boleh bicara sesuatu?"

"Tentu saja boleh, mau bicara tentang apa??"

"Aku harap ini tidak terlalu cepat dan mengejutkanmu. Saat ini aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya kepadamu. Setelah kita menghabiskan waktu bersama beberapa hari lalu, aku ingin menjadi seseorang yang melindungimu dan menyayangimu, apakah kamu bersedia menjadi satu-satunya pemilik hatiku?? Karena aku menyukaimu"

Suasana tiba-tiba terasa sunyi tanpa suara dan yang terdengar hanya detak jantung milik Reina dan Fagas. Reina diam terpaku dan menatap Fagas. Tidak menyangka bahwa Fagas akan menyatakan perasaan kepadanya. Beberapa saat kemudian wajah Reina tertunduk dan tubuhnya bergetar ringan karena merasa gugup. Reina bertanya dalam diam, apa yang seharusnya dia katakan kepada Fagas. Sesungguhnya Reina mengakui dalam hatinya bahwa Fagas yang sudah berhasil mencuri hatinya.

"A..aku.." Reina menjawab dengan terbata-bata karena gugup.

"Maafkan aku, kata-kataku tadi membuatmu bingung ya"

"I..iya, maaf"

"Kamu boleh tidak menjawabnya sekarang, jika kamu masih merasa bingung"

Beberapa detik mereka berada dalam situasi yang hening.

"Fagas.."

"Iya"

"Apa boleh aku menjawabnya sekarang?"

"Ah.. i..iya tentu boleh"

"Aku...... juga......... menyukaimu"

"Benarkah??? Aku senang mendengarnya, terima kasih Reina"

"Tidak perlu berterima kasih, justru aku senang karena kita mempunyai perasaan yang sama"

Alunan musik mengalun menghiasi kebahagiaan mereka. Fagas menggenggam tangan Reina dengan hangat dan lembut terasa seperti tidak pernah ingin melepasnya. Tatapan mata yang saling bertemu serta senyuman manis yang terukir di wajah keduanya mengisyaratkan peri cinta sudah melepaskan panah asmaranya dengan tepat.

Mereka saling menunjukkan rasa cintanya tanpa ragu. Tertawa bersama dengan bahagia serta tangan saling menggenggam satu sama lain. Terlihat dengan jelas seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara dan tidak ingin terpisah.

Waktu terus berlalu tanpa mereka sadari hari sudah mulai gelap. Sulit melepaskan genggaman dan berat untuk terpisah walau hanya sejenak. Mungkin itu yang dinamakan cinta.

"Maukah kamu bersabar menunggu aku datang mengunjungimu?" Fagas bertanya dengan sangat lembut, terasa begitu menenangkan di telinga Reina.

"Iya tentu saja, aku akan menunggu kamu datang"

"Sebisa mungkin aku akan kesini hari rabu ya"

"Iya" Reina mengangguk dan tersenyum manis.

"Aku tidak akan membiarkanmu kesepian" Fagas mengecup kening Reina dengan hangat.

"Hmm.. tapi kita belum memiliki foto bersama"

"Ah iya. Bagaimana kalau aku sedang sangat merindukanmu, tetapi aku bahkan belum memiliki gambaran indah wajah cantik kekasihku"

"Aku juga ingin bisa menaruh fotoku ketika bersamamu disemua tempat, agar mereka tahu kalau aku beruntung sudah memilikimu"

"Ah pacarku ini lucu sekali, aku jadi gemas" Fagas mencubit gemas pipi Reina.

"Pacarku juga lucu.... dan tampan" wajah Reina berada sangat dekat sekali dengan wajah Fagas.

Mata mereka kembali terkunci dalam pandangan yang penuh cinta. Lalu Fagas dengan hati-hati mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Reina dengan lembut dan perlahan, kemudian Reina membalas ciuman fagas dengan hangat, Fagas menyadarinya dan membuat ciuman mereka menjadi lebih intens dan panas hingga keduanya berciuman dengan sedikit bernafsu.

Dengan sekuat tenaga Fagas berusaha mengendalikan dirinya agar tidak melakukan hal yang lebih dari sebuah ciuman. Kemudian Fagas dengan perlahan menghentikan ciumannya dan menatap mata Reina dengan lembut.

"Maaf, aku tadi kurang bisa mengendalikan diriku, tolong ingatkan aku lagi jika aku lupa, karena aku mau pacarku ini tetap menjaganya hingga kita menikah nanti sehingga aku bisa mengambil yang sudah menjadi milikku" Fagas berbicara dengan sangat lembut.

"Terima kasih Gas, kamu mau menjaga kehormatanku"

"Tentu saja, karena aku mencintaimu bukan karena tubuhmu saja, tapi bukan berarti aku tidak menginginkannya. Hanya saja waktunya tidak sekarang"

"Iya, tetapi kalau hanya mencium, aku tidak keberatan"

Tanpa menjawab omongan Reina, Fagas langsung meletakkan lengan sebelah kanan miliknya yang dengan kokoh menyentuh dagu Reina, serta siku sebelah kiri menyentuh bahu dan memegang area kepala belakang Reina dan mencium bibir lembut milik pujaan hatinya untuk yang kedua kalinya dengan hangat serta penuh cinta. Reina sangat menikmatinya dan membalas ciuman Fagas serta melingkarkan tanganya ditubuh kekar yang kini sudah menjadi kekasihnya. Reina begitu terlena dan tenggelam dengan aroma yang dimiliki oleh Fagas, perpaduan komposisi kayu dengan tumbuhan serta mineral yang menyatu dengan alami pada tubuh kekar milik kekasihnya itu, begitu memikat indera penciumannya . Reina dan Fagas sedang terbuai dalam aura cinta yang mendalam. Rasa ingin memiliki satu sama lain dan tidak ingin terpisah.

Lalu mereka kembali saling berpelukan untuk saling menguatkan. Karena bagi hubungan yang baru terbentuk oleh pasangan yang sedang dimabuk asmara bukanlah hal yang mudah untuk berada jauh dan tidak bertatap langsung dalam beberapa hari dengan orang yang dicintai.

Kesedihan tergambar dengan jelas diwajah keduanya karena merasa tidak rela terpisah oleh jarak. Berusaha bersikap lebih dewasa. Fagas menyembunyikan perasaannya dan menatap dengan lembut sepasang mata yang indah.

"Aku sangat mencintaimu Reina"

???

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience