Cerita ini bermula saat aku diduga terserang penyakit demam berdarah, sehingga aku terpaksa diopname di sebuah Rumah Sakit Swasta di Bogor agar lebih mudah memantau kondisiku. Kebetulan keluargaku lumayan berada, sehingga aku dimasukkan dalam kamar perawatan VVIP yang private dan nyaman karena fasilitas yang diberikan cukup lengkap dan hanya diperuntukkan bagi diriku sendiri. Usiaku saat itu 13 tahun dan cukup beruntung karena dikaruniai wajah yang tampan dan polos.
Hari pertama perawatan semuanya berjalan biasa saja. Tes darah, pemeriksaan oleh dokter, minum obat dan lain-lain sebagaimana layaknya prosedur perawatan dalam rumah sakit pada umumnya.
Di hari ke dua karena ada urusan, mama terpaksa harus pulang ke rumah dan meninggalkanku sendirian di kamar perawatan dan menyerahkan semuanya pada suster jaga.
Saat aku sedang tertidur pulas, seorang suster membangunkanku.
"Dik...bangun diik.... sudah pagi...mandi dulu ya.."
Dengan mata setengah terbuka aku melirik suster tersebut. Manis juga pikirku saat itu.
"Engga ah, Sus... masih lemes nih.." Jawabku ogah- ogahan.
"Adik tidak perlu ke kamar mandi, cukup dibasuh saja badannya pakai air hangat.."
Ditariknya selimut yang menutupi tubuhku dan tanpa menunggu jawaban dariku, suster tersebut langsung saja membuka baju pasien yang kukenakan. Tanpa ekspresi pula, celanaku langsung dilepaskan olehnya
Astagaaa… Aku jadi gelagapan dan salah tingkah, aku tidak berpikir akan ditelanjangi sama sekali. Bayanganku tadi hanya akan dibasuh dalam kondisi masih mengenakan celana dalam.
Saat itu aku masih buta sama sekali soal perempuan, seks, ereksi dan segala macam lainnya tidak kumengerti. Yang aku tahu adalah akhir-akhir ini setiap pagi kala bangun tidur dan kadang di siang hari, penisku pasti kaku dan membesar dengan sendirinya tanpa tau penyebabnya.
Hal tersebut juga terjadi saat suster itu melepaskan celana dalamku.
Mukaku jadi merah padam karena menahan malu, didepan mamaku saja aku tidak pernah telanjang lagi, ini malah aku ditelanjangi secara utuh oleh seorang wanita dewasa yang tidak kukenal dan saat itu penisku dalam keadaan tegang pula, penisku tentu saja tidak terlalu besar, mungkin sekitar 15 cm panjangnya saat itu.
Sekilas kulihat suster tersebut tersenyum, entah karena ekspresi maluku atau karena melihat penisku yang tegang. Tak lama kemudian Suster itu mulai membasuh tubuhku dengan kain hangat.
Seluruh tubuhku dibasuh oleh suster itu, sementara penisku tetap saja tegang dibawah.
Dengan lembut suster tersebut menyeka bagian penisku berulang-ulang dengan gerakan naik turun. bergeser ke bawah dan mengelus testisku, kemudian kembali lagi ke batang penisku.
Kenapa tidak selesai-selesai ya pikirku saat itu.
Selama proses 'mandi' itu kupejamkan mataku karena rasa malu, tapi jujur saja saat itu aku juga merasakan sensasi kenikmatan yang belum pernah aku rasakan selama ini. Baru tau rasanya penis dielus-elus orang lain itu bagaimana.
Setelah selesai, suster mulai mengeringkan tubuhku dengan handuk.
Penisku masih tegang dan membengkak, bahkan kian menjadi-jadi sepertinya setelah dibasuh oleh suster saat mandi tadi.
"Waduh dik, ini penisnya ada nanah didalamnya. Harus dikeluarkan supaya tidak bengkak terus seperti ini.." celetuk suster itu tiba-tiba.
"Aduh. sakit ya, Sus? Jangan ah..takut.." tolakku.
"Ah...enggak kok.. Justru kalau nanahnya keluar malah berasa enak dan lega. Mau ya, suster keluarin nanahnya? Tapi jangan bilang-bilang sama mama, nanti suster bisa dimarahin. Karena tindakan medis seharusnya dilakukan dengan sepengetahuan dan seijin dokter.. Mau gak nih..?"
Karena ereksi yang tidak berkesudahan itu mulai membuatku pegal dan dengan ragu-ragu aku iyakan.
"Tapi bener gak sakit ya, Sus..?" tanyaku lagi dengan ragu.
"Adik merem saja kalau takut, kalau terasa sakit bilang ya..."
Dengan pikiran polos akupun mulai memejamkan mataku.
Oh my god.. Tiba-tiba aku merasa penisku yang tegang masuk kedalam lubang yang hangat, lembut dan menghisap-hisap. Di sini lah cerita mesum ini di mulai.
Kubuka mataku perlahan-lahan untuk melihat apa yang sedang terjadi dengan penisku. Aku melihat suster itu tengah menatapku dengan mata nakal sambil mengulum penisku.
“Slurppp slurphhh ahh ahhh… enak gak dik? Cuphhh…”
“Adududuhhh… enak sus…”
Aku masih belum mengerti apa yang akan terjadi, tapi yang pasti aku merasakan sensasi yang luar biasa pada penisku. Lidah suster yang kerap menggelitik lubang penis, menjilati kepala penisku dan sedotannya yang luar bisa menimbulkan rasa geli, ngilu dan rasa lain yang sulit diungkapkan.
Ketika aku sedang menikmati hisapan itu, aku melihat payudara suster itu bergoyang naik turun mengikuti gerakannya. Terlihat sangat padat dan besar. Sekelebat aku langsung membayangkan betapa harum dan besarnya jika aku cium payudaranya. Tanganku langsung menangkap payudaranya yang sebelah kanan.
“Ahhh…. Toketku… ehmm… kamu nakal ya dikk..uhhh… shhh..”
Tubuh suster itu semakin menghisap penisku. Ia juga bergoyang akibat rangsangan tanganku. Kulihat di bagian keteknya sudah basah oleh keringat. Melihat itu entah mengapa membuatku tambah sange.
Sepuluh menit berlalu, sensasi itu kian menjadi-jadi.. Aku hanya bisa mendesah pelan, mendesis-desis menahan nikmat yang baru pertama kalinya ini aku rasakan.. Kedua pahaku mengejang sejadi-jadinya.
"Suster....Aku mau pipis nih udah kebelet banget.."
"Tidak apa-apa, itu berarti nanahnya sudah mau keluar,.." Gumamnya pendek.
Penisku kembali disedot dengan dalam, gerakan maju mundur mulut si suster itu menimbulkan kenikmatan yang betul-betul meluluh lantakkan seluruh sendi tubuhku.
Aku hanya bisa melenguh, merintih dan menggeliat- geliat karena rasa ngilu yang sangat nikmat ini. Yang aku rasakan adalah seakan ingin pipis tapi kenapa tidak bisa keluar.
Tapi pada akhirnya sedotan suster yang begitu intens dan kuat membuat aku merasa penisku memuntahkan sesuatu.
Croot.. croot.. crottt….
Serasa ada sesuatu yang melayang pergi. Aku merasa plong luar biasa. Kulihat bengkak pada penisku berangsur hilang dan kembali pada ukuran normal.
Suster tadi sambil tersenyum dia mengangakan mulutnya,
"Lihat nih, nanahnya sudah keluar, lega kan rasanya?"
"Iya suster benar." jawabku dengan polosnya.
Aku melihat sedikit cairan putih di mulut suster tersebut dan sedikit bingung kenapa si suster menelan cairan nanah, bukan memuntahkannya.
“Sus, aku boleh minta sesuatu nggak?”
“Minta apa dik?”
“Boleh nggak aku jilat ketek suster. Kasian tuh basah semua nggak ada yang ngelapin.”
Suster itu melihatku sambil tersenyum genit.
“Ihh.. si adek.. boleh dong. Nih suster bukain yaa..”
Suster itu membuka kancing seragamnya. Lalu melepaskan bajunya hingga sepinggang. Terlihatlah tubuh mulus suster itu dengan BH hitam yang menampung payudaranya.
“Nihh jilatin yaa..”
Suster itu mengangkat tangannya. Terlihat ketek mulus tanpa bulu itu dengan butir-butir keringat menetes. Uhhh.. pemandangan itu membuatku semakin sange.
Suster itu mendekatiku. Ia mendekatkan keteknya di depan mukaku.
Aku menghirupnya terlebih dahulu. Aromanya wangi banget dan ada aroma khas keringat Wanita. Setelah puas langsung menjilatnya. Kuhisap butir-butir keringat itu. Kujilat lagi hingga ketek itu hingga basah dengan liurku. Tanganku yang sebelah kanan meremas kedua payudaranya. Kuremas dengan kuat. Aku pelintir putingnya. Suster itu kelojotan akibat rangsangan yang kuberikan.
Setelah 5 menit kujilati, akhirnya suster itu orgasme. Ia menahan erangannya dengan mengulum jari tanganku yang nganggur.
“Ahh… terima kasih banyak ya dik… makasih banyak sudah bikin suster puas.”
“Sama-sama sus. Ketek suster enak banget tadi. Wangi dan rasanya asinn. Tapi bikin nagih.”
“Haha… oke yaudah kalo gitu. Suster keluar dulu ya. Masih ada banyak yang belum suster kunjungi. Semoga adik cepet sembuh yaa..”
“Baik sus, terima kasih banyak.”
Setelah semuanya selesai si suster meninggalkan kamarku sambil membawa peralatan mandiku tadi.
Saat aku mulai remaja, barulah aku mengerti bahwa suster tersebut melakukan oral seks pertama dalam hidupku sekaligus merenggut keperjakaanku dalam usiaku yang masih kecil. Spermaku ditelan olehnya, mungkin karena adanya mitos sperma perjaka adalah obat awet muda.
Entahlah.
Aku sempat berpikir kenapa saat itu bisa mengeluarkan sperma, mungin karena rangsangan suster yang dilakukan secara intens dan terus menerus maka orgasmeku saat itu mengeluarkan air mani. Hingga saat ini masih menjadi pertanyaan bagiku, tapi sudah lah. Yang terpenting saat itu aku merasakan pengalaman pertama yang luar biasa dari seorang suster cantik di rumah sakit.
TAMAT…..
Share this novel