Peristiwa Subuh

Fantasy Series 5953

Rumahku berdekatan dengan rumah yang diisi oleh Pengantin baru. Setiap malam sering kudengar suara-suara aneh dari rumah itu, karena kebetulan kamarku begitu dekat bersebelahan dengan kamarnya.

"Udah dulu yah, kan kita udah mandi, mau shalat subuh dulu." Kudengar ucapan Sang Suami dari pengantin baru itu.

"Nanti lagi yah setelah shalat. Kita pakai gaya baru. Mama mau ke kolam pemandian umum dulu, mau nyuci seprei bekas kita." Kali ini kudengar Sang Istrinya yang berbicara.

Aku sedikit tertawa mendengarnya.

"Parah amat tuh pengantin baru," gumamku.

Aku yang tinggal di kampung, belum memiliki kamar mandi khusus di rumah dan harus mandi di Tempat pemandian umum yang tak jauh dari rumah.

Saat subuh itu, kubermakud untuk mandi ke pemandian umum khusus laki-laki.

"Boni, bawain baju kotor sekalian mau ibu cuci, nanti taro aja di tempat khusus wanita," perintah ibuku.

Dengan terpaksa kubawa baju kotor dalam ember ke pemandian umum wanita, tapi aku kaget saat masuk ke dalam pemandian umum itu, karena melihat tetanggaku yang bernama Rani, seorang gadis pengantin baru tengah bugil tanpa memakai baju.

"Eh, aduh, eh." Rani terkejut melihatku.

Aku segera keluar dan memalingkan wajah. Otakku menjadi kacau setelah melihat tubuh Rani yang begitu mulus tersorot lampu. Memeknya pun terlihat hitam, mungkin ditumbuhi banyak bulu.

"Masuk aja sini! Kakak udah pake handuk, kok!" sahut tetanggaku yang kupanggil Kak Rani itu.

"Iya Kak," balasku lalu masuk untuk menaruh pakaian kotor dalam Ember.

Setelah menaruhnya, aku hendak langsung keluar. Namun, tiba-tiba Rani sedikit berteriak dan memelukku, karena ia melihat Kecoa.

"Jijik banget, Kecoa!" Rani begitu panik dan memelukku.

Karena lantai pemandian umum itu begitu licin sehingga ia terpeleset sampai menindihku yang juga terjatuh.

Badannya yang hanya memakai Handuk menindih tubuhku, bahkan mulutnya menempel tepat di mulutku. Handuknya tersingkap. Entah kebetulan atau apes, handukku pun tersingkap, karena saat itu aku hanya memakai handuk dan kaos tipis.

"Aduh, aduh, iiih, takut banget," ucapnya setelah mendidihku.

Aku baru menyadari ternyata kontolku tepat menempel di memeknya dengan keadaan ia menindihku. Rasanya begitu geli dan hangat. Bukannya ia segera melepaskan tubuhnya yang menindihku, malah ia merengek ketakutan begitu panik melihat Kecoa.

Aku yang saat itu kelas dua SMA, mulai terangsang dan rasanya begitu nikmat saat kontolku menyentuh memeknya. Kontolku secara perlahan mulai berdiri.

"Eh! Aduh! Aduh! Kok gini?! Aduh! Kaki kakak sakit," ucapnya.

Semakin adik kecilku tegang semakin kurasakan begitu nikmat saat menempel di memeknya. Kupeluk pengantin baru itu supaya ia tidak lepas.

"Eh! Enggak boleh! Aduh! Kok jadi keras?!" sewotnya.

Tetanggaku yang memiliki paras cantik dan pinggul lumayan seksi serta dada aduhai itu hendak melepaskan tubuhnya yang menindihku, tapi kutahan, karena ingin terus menikmati rasa luar biasa pada kontolku yang menempel di memeknya.

"Kamu bangun, enggak boleh ini," ucapnya.

Terus kutahan tubuhnya, malah kuposisik kontolku biar tepat di memeknya dengan menggerakkan pinggulku.

"Eh, eh, eh, enggak boleh ini, aduh, gimana ini? Enggak boleh," protesnya.

Terus kuposisikan diri agar lebih tepat dan kontolku semakin terasa nikmat saat itu. Kontolku begitu tepat di lobang memeknya, bahkan kepalanya mulai masuk dan itu begitu nikmat.

Rani semakin berusaha melepaskan diri dariku, tapi semakin ia bergerak, kontolku semakin masuk ke lobang memeknya yang begitu nikmat.

"Aaaah, aaaah, sssst, aaaah, enggak boleh gini, aaaah." Tetanggaku yang cantik mirip Melody Eks Member JKT48 itu mulai merasakan kontolku menembus lobang memeknya.

Semakin dalam kontolku masuk, semakin kurasakan kenikmatan luar biasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

"Enak Kak. Nikmat banget." Tanpa sadar aku berbicara kalimat itu.

"Aduh! Duh! Enggak boleh gini, aduh, enggak boleh, aaaah, aaah, aaah, oooh," sewotnya, tapi ia terus mendesah.

Kugerakan pinggulku biar kontolku semakin dalam masuk ke lobang kenikmatan itu. Rani malah mendesah dan ia sepertinya tidak ingin melepaskan diri dariku lagi.

"Aaaah! Aaaah! Oooooh! Oooooh! Sssss! Aw! Aw! Aaaah!" desahnya saat kontolku seluruhnya masuk ke lobang kenikmatan luar biasa dan hangat itu.

Aku semakin bernafsu dan sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi. Terus kugerakan pinggulku, meski aku berada di posisi bawah dan Rani menindihku dengan memeknya tertusuk kontolku.

"Kak, jangan dilepasin, enak, Kak, enak," ucapku.

"Iya, iya, aaaah, oooh, oooh, aaaah," balasnya dengan desahan seksi dan indah.

Tiba-tiba ia menggerakkan pinggulnya naik turun dengan posisi ia di atas sambil terus kupeluk. Dengan ganas Rania memposisikan dirinya dengan posisi duduk, lalu terus menggenjotku dengan agresif dan desahan terus keluar dari mulutnya.

"Aaaah, oooooh, aaaah, aaaah, sssst, aaaah, oooooh," desahnya sambil terus menggenjotku.

Begitu nikmat kurasakan dan begitu nyaman dengan posisi itu. Kontolku seperti dipijit oleh memeknya dan kontolku keluar masuk memek nikmat itu begitu bebas.

"Aaaaah, aaaah, aaaah, oooooh, oooh, ssssst, sssst aaaah," desahnya semakin parah dengan tubuh mengejang dan memeknya seperti menyemprotkan sesuatu pada kontolku.

Tanpa sadar Rani mencium bibirku, bahkan melumatnya dengan ganas saat tubuhnya mengejang dan memeknya seperti menyemprotkan cairan di kontolku. Badannya ambruk dengan begitu lemah diatas tubuhku.

Terus kugerakan pinggulku dan kurasakan kenikmatan luar biasa. Seluruh tubuhnya sepertinya merasa begitu nikmat dan memeknya benar-benar kencang, hangat, meski banjir, disertai sensasi memeknya yang seperti memijit kontolku.

Setelah cukup lama kunikmati sensasi kontolku keluar masuk dan mentok di memeknya, lalu sepertinya ada yang mau keluar dari adik kecilku yang sepertinya begitu betah berada di dalam memeknya yang kencang dan luar biasa enak itu.

"Enak banget Kak, aaaaah! Aaaah! Aaaah! Aku mau keluar," ucapku sambil mendesah.

"Jangan, jangan," ucap Rani dengan lemah.

"Aku keluar, aaaaah! Oooooh! Oooooh!" Aku terus mendesah menikmati kenikmatan luar biasa.

"Crooooot, croooot, croot, crot, creeet, creet, cret." Aku menembakkan semua kontolku di dalam memek Rani.

Badanku melemas dan kenikmatan surgawi kurasakan begitu nikmat. Spermaku kutumpahkan semua di dalam memek Rani. Tetanggaku yang cantik itupun sepertinya juga orgasme begitu hebat sampai badannya mengejang, mulut mendesah dan nafasnya tak beraturan.

"Aaaah! Aaaaaah! Oooooh! Ssssst! Aaaah!" desahnya saat menerima tembakan spermaku.

Setelah tenagaku pulih, segera kulepaskan diri darinya dan kucabut kontolku yang menancap di memeknya.

"Oooooh, aduh, aaaah, aw, aw, sssst, aw," desah Rania saat kucabut kontolku.

Spermaku kembali keluar dari memeknya, lalu ia segera menutup memek dan bagian bawah perutnya dengan handuk.

"Maafin aku, Kak," ucapku sambil menunduk.

Rani hanya diam sambil menundukkan wajahnya dan membasuh memeknya dengan air. Kuberjalan ke pemandian umum laki-laki. Itu peristiwa Subuh luar biasa yang kurasakan.

"Pengen ngerasain lagi, gituan sama kamu. Nanti yah, kalau suamiku kerja keluar kota," bisiknya padaku dua hari setelah kejadian itu.

Setelah kejadian itu, Rani bersikap biasa padaku, bahkan sikapnya semakin baik dan akrab. Ia tidak pernah membahas kejadian itu dan kami tidak pernah membicarakan itu. Namum, ia seperti menggodaku saat kami bertemu.

TAMAT...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience