Namaku adalah Anne. Aku lahir di Sragen pada tanggal 18 Juli 1980. Aku bertipikal seperti wanita jawa pada umumnya. Tubuhku singsat padat dengan kulit kecoklatan. Pada saat aku berumur 18 tahun aku merantau ke Jakarta. Aku bercita-cita menjadi pelayan restoran besar. Namun, cita-cita itu tidak mudah. Dengan pendidikanku yang hanya tamat SD dan tidak punya pengalaman bekerja. Seringkali aku di tolak. Kalau ada yang menerimaku, paling lama hanya 2 bulan dalam masa uji coba setelah itu aku dikeluarkan.
1 tahun aku dapat bertahan hidup di jakarta. Memasuki tahun kedua, keadaanku semakin sulit. Aku mulai kehabisan uang, sementara aku belum mendapatkan pekerjaan. Sudah 7 bulan aku menganggur. Minggu depan masa kontrakan rumahku harus diperpanjang. Untuk makanpun, aku kesulitan.
Singkat cerita, karena kesulitan itu, aku terjerumus ke dalam dunia prostitusi. Aku menjadi pelacur. Masa- masa itu, aku hidup dengan cukup. Aku menjadi pelacur selama 7 tahun. Suatu malam, aku terjaring razia. Lalu di masukkan ke panti rehabilitasi dan di bekali dengan pelatihan Baby sitter selama 1,5 tahun. Selama 1,5 tahun itu aku disadarkan dari kelakuanku yang asusila. Aku bertekad untuk tidak menjadi pelacur lagi.
Lulus dari pelatihan itu aku pun di terima menjadi baby sitter di sebuah keluarga. Keluarga itu adalah keluarga China. Suaminya bernama Chang dan istrinya Lili. Mereka mempunyai 2 orang anak laki-laki. Yang kecil berumur 3 tahun namanya Justin dan yang besar berumur 6 tahun namanya Kevin. Aku bekerja dengan sebaik-baiknya. Tugas utamaku adalah menugurus Justin, namun aku juga membantu Kevin menyiapkan keperluan sekolahnya karena Pak Chang dan istrinya sibuk berdagang dan membersihkan rumah. Tentu saja dengan gaji yang di atas rata-rata babysitter lainnya. Mereka memiliki toko di glodok. Sehingga jam 7 sudah harus berangkat dan baru pulang jam 7 sore.
Suatu malam, pukul 12 aku terbangun dan ingin buang air kecil. Aku keluar kamar, namun langkahku tertahan oleh suatu pemandangan. Di ruang tamu aku melihat Pak Chang dan isterinya sedang bersetubuh di atas sofa. Aku hendak kembali ke kamar, namun entah aku terdiam. Mereka tidak sadar kalau aku memperhatikan mereka. Mereka bergumul dengan penuh gairah namun tanpa suara. Hanya terdengar entakan suara saat pantat ibu Lili membentur pangkal kemaluan suaminya. Aku melihat adegan itu hingga selesai. Pak Chang mengeluarkan semua spermanya di dalam memek Bu Lili. Setelah itu aku kembali ke kamar.
Selama 1,5 jam aku tidak bisa tidur. Membayangkan kejadian tadi dan teringat masa lalu ku sebagai pelacur. Aku menjadi sangat terangsang.. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. karena aku tidur 1 kamar dengan Justin dan Kevin. Sebagai baby sitter aku harus menemani Justin, sehingga aku tidur di lantai dengan kasur gulung dalam kamar mereka. Jika aku masturbasi, lalu tiba-tiba mereka terbangun, akan sangat bahaya. Akhirnya aku tertidur juga dan bermimpi di setubuhi oleh salah satu pria yang sering menjadi pelangganku.
Keesokan harinya, aku kembali melakukan rutinitas pekerjaanku. Justin dan Kevin sudah berangkat sekolah. Setelah itu Pak Chang dan isterinya ke toko. Aku segera merapikan rumah. Aku melakukan semuanya dengan buru-buru karena aku ingin segera masturbasi sebelum Justin dan Kevin pulang. Pukul 9 aku selesai membereskan rumah. Justin dan Kevin akan pulang pukul 12. Jadi ada waktu 3 jam.
Aku segera ke masuk kamar. Melepas celana dalamku dan mulai mengusap-usap memekku. Aku tidak ingin segera orgasme, jadi aku hanya bermain-main dengan. memekku, menikmati sensasi yang sudah 3 tahun tidak ku rasakan. Satu jam sudah berlalu dan aku memutuskan untuk segera mencapai orgasme. namun tepat ketika aku akan menanjak naik, terdengar klakson mobil jemputan Justin dan Kevin.
Aku panik. Karena, baju, celana dalam, BH semua bertebaran di dalam kamar itu. Aku segera bangkit dan memakai pakaianku. tepat ketika Justin dan Kevin memasuki kamar. Aku lega, namun juga kesal karena nafsu yang sudah memuncak namun tak bisa dikeluarkan. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Akupun tersenyum dan bertanya kepada mereka:
" Justin dan Kevin kok sudah pulang?"
"Iya mbak, guru-gurunya ada rapat. Mbak laper ni, tolong siapin makan donk."
Aku tersenyum dan menjawab,
"Oke deh. Sebentar yaa"
Aku berpikir akan segera menyuruh mereka tidur siang, agar aku bisa masturbasi lagi.
Namun, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus. Setelah makan, Justin memang langsung tertidur. Namun, Kevin tidak mau tidur. Dan yang membuatku stress adalah, Kevin tidak mau tidur karena mau mengerjakan PR. Kalau dia tidak mau tidur karena bermain atau menonton, aku bisa mengancamnya akan mengadukan ke orangtuanya. Namun, apa yang bisa ku ancamkan jika alasan dia tidak mau tidur adalah mengerjakan PR??
Ingin kubantu agar cepat selesai, namun ku lihat soal PR nya susah sekali. Akupun hanya pasrah. Bertiduran di kasur gulung ku di kamar menemani Justin tidur sementara Kevin berada tidak jauh dariku mengerjakan PR. Namun, nafsuku semain tak tertahankan. Aku memutuskan akan masturbasi saja di kamar mandi. Aku sudah melangkah keluar kamar, namun Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benakku. Ini memang ide yang bangsat dan entah setan apa yang membisikkan di telingaku.
Aku keluar kamar, menuju kamar mandi. Ketika sudah di dalam kamar mandi. Aku tiduran di lantai dan Aku berteriak:
"Vin, Kevinn TOLONG Vinn!!Tolong mbak Vinn!!"
Kevin pun datang dengan terogopoh.
"Ada apa mbak? Mbak kenapa? Mbak...jangan nakutin Kevin donk..Mbak"
"Vin... badan mbak tiba-tiba lemas gak bisa gerak. Tolong kamu pijit-pijit kaki mbak, Vin?"
Kevin pun segera memijit kakiku. Kulitnya yang putih tambah putih karena pucat ketakutan.
"Gimana mbak?? bener gak pijitnya?"
"Bener Vin..lyah, do...shhhh... pijit trus Vin, udah mulai baikan ni."
'Hyuhhh...mbak bikin panik Kevin aja.."
"ADUUUHHHH!!!! VINN!!...sakitnya pindah do ke pinggang. mbak Vin...cepet balikin badan mbak Vin. trus teken- teken pinggangnya!!"
"I..iya mbak, sebentar ya sabar."
Kevin segera membalik badanku. Tentu saja sebenarnya aku yang membalik badanku sendiri.
"Ditekan-tekan gini mbak?" dia bertanya
"Gak kerasa nak, baju mbak di naikin dulu. ato sekalian buka aja."
"Oke mbak, sebentar ya..." dia membuka bajuku.
"Mbak...aku telepon mami aja ya, biar cepet pulang, trus mbak di bawa ke dokter."
"Eh...eh...jangan...gak usah..mama kamu pasti lagi sibuk. kamu tolongin mbak aja sini"
"Tolongin gimana mbak?"
"Kamu buka celana mbak soalnya celana mbak basah. Trus kamu pijit pinggang sama pantat mbak. Cepetan Vin!!"
"Oke mbak"
Dia segera membuka celanaku. Tangannya mulai memijiat pinggangku.
"Vin, pinggangnya udah enakan, pijitin pantat mbak aja." aku menyuruhnya.
"Pijat gimana mbak?"
"Kayak pijat kaki tadi."
Diapun segera mempraktekkan. Pantatku diremas-remas. Aku menikmatinya.. Dia masi ketakutan. namun dengan patuh dipijitnya pantatku.
"Nak, celana dalam mbak basah juga nih gara-gara kesiram air. Kamu lepas juga donk tolong"
Dia segera melepaskannya. Setelah itu aku segera membalikkan badan.
"Vin, pantat mbak udah gak sakit. Tapi sekarang selangkangan mbak gatel banget ni. Tangan mbak masi lemes, belom bisa garuk sendiri. Tolong garukin dong Vin."
Tanpa ada curiga sedikitpun, Kevin segera menggaruk area memekku. Namun, entah kenapa dia tidak mau menyentuh tepat di memeku.
"Bukan di situ vin yang gatel. Ke kanan dikit. Bukan...kebanyakan. ke kiri dikit, dikit aja....itu vinn yang ada rambutnya, di situ yang gatel...NAHHHHH...iya vin di situ yang gatel..garuk terus vin...shhhhh...iyah vin, garuk terus vin...aduh vin, gatelnya pindah ke dalem vin...telunjuknya masukin vin...vin..Kevin kok bengong, cepet masukin jari telunjuk Kevin...mbak udah ga tahan nih gatel banget..."
Kevin hanya terdiam. Aku pun menucbit pipinya pelan. Dia lalu tersadar.
"Ada apa mbak??"
"Selangkangan mbak dah gatel banget nih di dalem, cepat kamu masukin telunjuk kamu."
"I ilya mbak" Kevin segera memasukkan jarinya....
"NAHHHHH....iiiya vin...garuk terus vin...OUUUHHHHH...” aku melenguh
"Vin, kemaren kamu makan gak di abisin ya? nasi nya kamu buang ke tempat sampah"
"hah? kok mbak tahu?"
"Tahu donk. Nanti mbak laporin mami loh"
"jangan mbak...jangan donk mbak..ntar Kevin dimarahin"
" Oke mbak gak akan laporin ke mami, tapi kamu harus nurut sama mbak.janji?"
"Iya deh mbak, Kevin nurut sama mbak"
"Sekarang, mbak udah gak sakit, tapi baju kamu basah semua tuh gara-gara keringet, ayo kamu mandi ya..."
"Iya mbak."
Dia lalu mengambil handuk dan masuk kamar mandi.
Aku melepaskan BH ku dan berkata,
"Sini mbak mandiin aja, biar cepet supaya gak masuk angin. Sekalian mbak juga mau mandi"
Aku segera masuk, dia sudah membuka baju dan celananya.
Di dalam kamar mandi. Aku segera mengguyur badannya dengan air. Lalu mengusap-usap tititnya.
"Vin, makasi ya udah nolongin mbak. Mbak sayang sama kamu. Sini mbak peluk dulu.."
Aku pun berjongkok dan memeluknya. Dia membalas pelukanku
"Sama-sama mbak"
Setelah pelukan kami lepas,
"Ehm...titit kamu kotor tuh Vin. Harus di bersihin."
"O iya mbak, pake sabun ya?"
"Sebelum di sabunin, titit kamu harus di gosok-gosok dulu biar kotorannya lepas."
"Oke sebentar mbak" dia segera menggosok-gosok titit kecilnya.
"Bukan gitu caranya..sini mbak bersihin.."aku menggosok-gosok dengan tanganku.
"ADUUHH...tangan mbak masi lemes, belom bisa gosok kenceng2, tapi kalo gak di gosok, nanti kotorannya gak lepas...gimana ya??" aku pura-pura berpikir.
"Ya udah, biar Kevin gosok sendiri aja."
"AH. mbak ada ide, titit Kevin di masukin ke lobang ini aja, terus Kevin maju mundur"
"Hah? Lobang mana mbak?"
"Lobang ini." , kataku sambil membuka kaki lebar-lebar. Jembutku sudah basah dari tadi.
"Masukin ke situ mbak?"
"Iya kamu masukin ke sini, coba deh"
Dia segera maju. Aku duduk dan mengangkang.
PLESS...tititnya yang kecil masuk ke dalam memeku..
"Sekarang badan kamu maju-mundur"
Dia maju mundur
"Mbak...kok ngilu si??kayaknya titit Kevin mengembang deh...aduh mbak...sakit"
"Tahan Vin, nanti lama-lama pasti jadi enak deh, pokoknya kamu maju mundur aja"
Dan benar saja, tititnya memang mengembang menjadi besar, memang tidak sebesar titit pria dewasa, namun cukup untuk membuatku horny.
"AHHHH...Vin, ayo Vin, cepet, kamu maju mundur. Ahhhh...Vinnnn...."
"MBAKKKK....titit Kevin kenapa mbak?? ADUUUHHH...mbak...ngilu mbak"
"GAK PAPA VIN.. ayo.huhhhhuhhhh...terus Vin.... terus Vin huhhhhuhhhhuhhhhuhhhuhhuuu" nafasku makin tersengal.
"MBAKKKK...Kevin dah gak tahannn...ngilu'
"KEVINNNNNNNN.....AHHHHHH..SHHHHHHHH…...."
CROTTTTTT...
Cairanku keluar tak terbendung. Cairan yang kusimpan selama 3 tahun aku tidak ngentot, cairan yang kupendam dari tadi malam, membasahi tubuh ku dan Kevin. Kevin tidak mengeluarkan sperma, karena dia baru 6 tahun, tapi aku sangat puas dengan tititnya. Ku ancam, jika dia menceritakan kejadian hari ini, aku mengadukan soal makanannya yang tidak habis. Setelah itu aku tidur nyenyak dan dia kembali mengerjakan PR.
TAMAT...
Share this novel