Saat sore, aku hanya bermalas-malasan di rumah sambil memainkan ponsel. Namaku Dini, umurku 16 tahun. Kata teman-teman aku anaknya cantik dan mulus, badanku bagus.
Saat bermalas-malasan di rumah sore itu, tiba-tiba datang Irwan, kakak sepupuku yang lebih dewasa dariku. Ia datang ke rumah membawa Jus strawberry.
"Minta sih, Kak," rengekku.
"Enggak boleh," balasnya.
Aku pura-pura ngambek dan terus merengek, tapi Irwan tidak bergeming.
"Pelit banget sih," ucapku dengan kesal.
"Nih beli aja, ini jangan diminum. Pokoknya jangan diminum." Irwan memberiku uang.
Saat saudara sepupuku itu lengah, langsung kuambil Jus itu diam-diam. Tanpa sepengetahuan dia, langsung kuminum tanpa sisa.
Beberapa saat kemudian sekitar lima menit kemudian, tiba-tiba tubuhku seperti gerah dan terasa geli pada bagian dada dan kemaluanku. Nafasku menjadi tak beraturan dan sepertinya hasratku bangkit tak tertahankan.
Kuintip Irwan dan ternyata ia sedang melihat film porno di ruangan TV. Aku tiba-tiba ingin ikut menonton film itu di ponselnya.
"Kak, lihat film tadi dong," rengekku.
Kak Irwan tertawa dan tiba-tiba ia mencubit pipiku. Melihatnya dengan posisi begitu dekat membuatku bergairah. Tanpa malu kupeluk dengan manja. Rasanya begitu asyik saat saudara sepupuku itu kupeluk dan ia mengelus rambutku.
Kami menonton film bokep bersama-sama dan sepertinya aku terangsang. Memekku basah, hasratku bangkit, serta buah dadaku terasa geli dan gatal pada putingnya.
"Kakak," ucapku sambil bermanja-manja memeluknya.
"Kamu minum jus strawberry yah, itu kan udah Kakak kasih obat perangsang, buat cewek kakak," bisiknya.
Aku tidak memperdulikan ucapannya, karena sudah terangsang hebat oleh film bokep yang kutonton. Tiba-tiba Kak Irwan meremas payudaraku dan itu terasa enak. Kuciumi wajahnya dengan ganas, seolah rasa malu hilang.
"Aaaah! Ooooooh! Aaaah! Aaaa!" desahku saat Irwan meremas dan menjilati buah dadaku setelah ia membuka bajuku.
"Kamu terangsang ini. Ini akibat jus itu, karena udah kakak campur obat perangsang," bisiknya.
"Bodo amat, terus gitu, gitu, enak, aaaaah," balasku dengan terus mendesah menikmati jilatan lidahnya di kedua buah dadaku.
"Kamu itu sebenarnya cantik. Kadang Kakak juga nafsu lihat kamu. Toket kamu bagus banget," pujinya sambil terus meremas dan menjilati toketku.
Setelah puas menjilati kedua gunung kembarku, Irwan membuka celanaku. Aku yang sudah dikuasai nafsu, hanya bisa pasrah dan tidak malu saat memekku terlihat olehnya.
"Memek kamu bagus, Din," ujar Kak Irwan saat melihat daging kenyal menggemaskan di bawah perutku.
Ia meraba dan mengelus memekku dengan pelan. Kurasakan rasa geli bercampur nikmat saat memekku diperlukan seperti itu.
"Enak enggak?" tanyanya.
"Aaaah! Oooooh! Aaaah! Enak banget, ooooh," jawabku dengan desahan.
Memekku diciumnya dan itu membuatku semakin bernafsu. Tiba-tiba Kak Irwan memainkan lidahnya menjilati memekku dan bagian sensitifku itu dihisapnya dengan ganas. Itilku tak luput dari jilatan ganasnya.
"Aaaah! Aaaah! Ooooh! Aw! Aw! Aw! Ooooh! Sssst, aaaaaah!" Aku terus mendesah dan mengejang saat Kakak Sepupuku itu terus menjilati memekku.
Lidahnya begitu lincah bermain di memekku dan lidahnya seperti terus menyapu lobang memekku yang sangat basah. Badanku mengejang dan mulutku terus mengerang disertai desahan. Rasanya begitu nikmat saat memekku dijilatinya.
"Enak, aaaah, enak, geli, enak, Dini suka diginiin," desahku.
Semakin lama jilatannya semakin ganas, bahkan lidahnya seperti hendak masuk ke lobang sempit memekku. Ia pun menggigit itilku sehingga membuatku berteriak kegelian dan sakit.
"Aaaaah! Sakit, Kak, jangan digigit, ooooh, aw, aw, oooh, aaah." Aku semakin gila menerima perlakuan Irwan.
Memekku dari ujung ke ujung tak luput dari jilatan dan hisapan Irwan. Bibir memekku terus dijilati dan diciuminya. Irwan seolah tak mengenal lelah menjilati memekku.
Kurasakan kenikmatan luar biasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Memekku muncrat mengeluarkan cairan dan sekujur tubuhku menjadi lemas dengan rasa nikmat luar biasa kurasakan.
"Aaaaaaah! Ooooooh! Enak! Nikmat! Aaaaaaah!" erangan panjang keluar dari mulutku saat kurasakan kenikmatan luar biasa sampai aku begitu lemah.
"Punya kamu muncrat, lucu banget sih, aku suka banget lihatnya. Gemes sama memek kamu," pungkas Kak Irwan.
"Enak banget, lemes," lirihku.
"Sini, sini, suka kan? Kalau kamu bukan saudara sepupuku aja, pasti udah kuentot. Aku pengen ngewe kamu, tapi enggak tega." Irwan berbicara sambil mengelus wajahku.
Aku bermanja-manja pada Irwan dan tiba-tiba ia membuka celananya sehingga terlihat penisnya yang lumayan besar. Awalnya aku kaget, tapi akhirnya kupegang, kukocok dan kusepong sesuai perintah Irwan. Ia pun mengajariku cara memuaskan lelaki dengan kocokan, jilatan dan sepongan.
Lama-lama aku begitu menikmati saat menyepong penisnya dan semakin lancar dalam menyepong. Kakak sepupuku itu begitu menikmati permainan mulut dan lidahku. Ia mengerang dan mendesah menikmatinya.
"Kamu diatas kita pakai gaya enam-sembilan," ajaknya.
Aku diajari gaya 69 saling menjilat dengan posisiku diatas menjilati penisnya, sedangkan Irwan dibawah menjilati memekku. Rasanya begitu nikmat saat itu dan memekku kembali banjir. Cairan memekku dihisap dan diminumnya tanpa jijik.
Desahan dan erangan kami berpadu begitu indah dan romantis. Aku sudah menjadi maniak dan menikmati semua permainan itu. Kurasakan kenikmatan luar biasa saat memekku mengeluarkan cairan putih yang lumayan banyak.
Kami hanya saling menjilat saat itu, belum berani melakukan yang lebih parah.
TAMAT...
Share this novel