Laksamana Agus Jaya Angkasa menunggang kuda pada waktu malam yang sejuk memandang perkampungan tempat kelahirannya...

Dia tertawa kecil lalu tersenyum melihat sebuah pondok kecil yang sangat dikenalinya.Itulah tempat tinggalnya semasa kecil..

Ini adalah satu satunya kampung yang tidak dizalimi oleh dirinya sebagai Laksamana Inderadewa..

**************

DI KAMPUNG AGUNG DAERAH SEBERANG PERAI....

Di sebuah kampung kecil, seorang pemuda bernama Agus Jaya Angkasa dibesarkan dalam kemiskinan. Penuh ambisi, Agus berusaha mencari jalan untuk meraih kuasa dan kekayaan. Dalam pencariannya, dia mendengar tentang ilmu khurafat yang dipercaya dapat memberinya kekuatan. Tanpa memikirkan akibatnya, Agus terlibat dalam praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Ketika kerajaan Inderadewa mengalami kekacauan akibat kematian Laksamana Parjo, yang dibunuh dalam konflik kekuasaan, raja—seorang penguasa yang dikenal kejam—mencari pengganti untuk menegakkan kekuasaan. Dalam keadaan putus asa, raja menerima tawaran Agus untuk menggantikan Parjo.

Agus memimpin pasukan kerajaan dengan tangan besi. Dia menggunakan taktik yang brutal, mengorbankan banyak nyawa untuk menegakkan kekuasaan mereka. Rakyat hidup dalam ketakutan, dan Agus merasakan kekuasaan yang besar, meskipun ia tahu tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam tentang keadilan dan belas kasihan.

Walaupun begitu, hati Agus tetap keras. Dia tidak peduli pada penderitaan rakyatnya dan terus berusaha untuk memperkuat kedudukannya. Dalam setiap kemenangannya, dia semakin terjerumus ke dalam sikap kejam, meskipun kesedaran akan ajaran Islam mulai mengintip di sudut hatinya.

Sebagai Laksamana yang ditakuti, Agus merasakan kekuasaan yang dicapainya.....