1.5.2 Keluarin Sama-sama

Fantasy Series 6070

Aku berjalan menuju balkon kamar dan berteriak menyahut nama mereka, terdengar suara mereka menjawab sahutanku. Kemudian aku minta mereka untuk beristirahat dan melanjutkan pekerjaannya esok hari. Aku minta Cecep naik keatas karena mau minta tolong diberikan makanan. Beberapa menit kemudian Cecep mengetuk pintu kamar tidurku, aku memintanya langsung masuk, setelah membuka pintu kamar tidurku dia celingak-celinguk sesaat.
"Kenapa celingak-celinguk, mau lihat aku telanjang seperti tadi?" Ucapku menggoda.
"Ya.. mana tahu bisa melihat pemandangan indah lagi" balasnya sambil berjalan kearahku.
"Emang tadi belum puas lihatnya? Bukan cuma dilihat tapi juga udah dirasain" ucapku kemudian mengambil uang 150.000 dan menyerahkan kepada Cecep.
"Kamu dan Tono mandi dulu, habis itu pergi beli nasi dan 3 potong ayam goreng, 3 lele, 6 tahu dan tempe di warung pecel komplek depan" ucapku.
"Tadi kata Tono kerja sampai jam 8.00 malam bu" balas si Cecep.
"Udah, ga usah.. sekarang pergi mandi dan beli makan malam.. nanti kita makan malam bersama" ucapku.
Kemudian Cecep ijin untuk keluar dan beli makan malam. Aku menuju kamar mandi didalam kamar tidurku dan mandi, selama mandi aku membayangkan persetubuhan kami bertiga sehingga aku pun sedikit horny dan ingin merasakan kenikmatan itu lagi, setelah mandi dan mengeringkan tubuh lalu aku menuju lemari pakaian dan mengambil dress tidur berwarna putih transparan kemudian aku langsung memakainya tanpa dalaman sehingga memperlihatkan kemolekan tubuhku terutama buah dadaku dan putingku serta selangkanganku yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat ujung dress tidur aku hanya sekitar 10cm di bawah selangkanganku.
Aku merasa tidak perlu lagi menutupi tubuhku karena mereka berdua sudah pernah melihat tubuh telanjangku bahkan menyetubuhi diriku, kemudian aku menuruni anak tangga menuju lantai 1 dan nonton TV sambil menunggu Tono dan Cecep pulang membawa makan malam. Beberapa menit kemudian terdengar suara motor Cecep memasuki pekarangan rumah sesudah suara pagar rumah dibuka. Tono dan Cecep pun memasuki rumahku dan kemudian mereka saling memandang setelah melihat penampilanku yang hanya mengenakan dress tidur putih transparan.
"Kenapa lagi kalian berdua itu plonga-plongo kayak orang bingung" ucapku sambil tersenyum menatap keduanya.
"Maaf bu.. kami bingung melihat ibu memakai baju seksi gitu" balas Tono dengan polosnya.
"Oo.. aku pikir udah tidak perlu lagi menutupi tubuhku, toch kalian berdua tadi juga udah lihat tubuh telanjangku bahkan menyetubuhi aku.. jadi buat apa aku pakai baju tertutup apalagi udah malam.." ucapku kemudian berjalan menuju meja makan.
Kemudian aku dibantu Tono dan Cecep pun memindahkan ayam goreng dan lainnya ke piring kemudian menikmati makan malam bersama sambil mengobrol. Setelah makan malam bersama selesai Tono dan Cecep pun mencuci piring bekas kami gunakan tadi, mereka merasa sungkan jika aku yang mencuci piring dan membereskan semua sisa makanan tersebut.
"Tadi ngerjain tubuhku bahkan ngentotin aku kok ga ada rasa sungkan? Malah nafsu banget aku rasain" ujarku menggoda mereka.
Tampak bingung mereka hendak membalas ucapanku sehingga mereka saling senggol satu sama lain. Aku terkikik melihat pola tingkah mereka kemudian aku pun meninggalkan mereka menuju ruang tengah untuk menonton TV.
Beberapa menit kemudian mereka berdua menyusur dan duduk di sofa depanku ikut menonton TV, aku memperhatikan mereka berdua salah tingkah apalagi Tono terkadang mencuri pandang ke arahku.
"Kenapa pakai curi-curi pandang Tono? Kalo mau liat ya liat aja.. tadi sore belum puas ya liat dan ngentot aku.. nafsu banget.." godaku pada Tono.
"Maaf bu.. sikap saya kurang ajar.. saya permisi pulang dulu ya, besok pagi kembali lagi untuk melanjutkan pekerjaan" jawab Tono semakin serba salah.
"Hahaha.. jadi mau pulang sekarang? Ga mau lihat lagi? Atau mau ngerasain lagi? Yakin mau pulang?" Ucapku terus menggoda sambil tersenyum kemudian melipat kedua kakiku keatas sofa dan menyandarkan tubuhku dan tangan kananku meraba selangkanganku lalu aku jilat dan hisap jari telunjuk kiri.
"Kalo mau pandangin ini terus nyicipin juga mending malam ini nginap aja" ucapku selanjutnya masih tetap meraba selangkanganku yang terbuka dan menjilat dan menghisap telunjuk kiri.
Mereka kembali saling memandang satu sama lain dan tidak menjawab.
"Ya sudah, kalo mau pulang sana. Mungkin kalian sudah bosan dengan tubuhku setelah tadi kalian nikmati" ucapku pura-pura ngambek kemudian berjalan menuju lantai 2.
Aku meninggalkan Tono dan Cecep langsung menuju kamar tidurku, aku menahan tawa didepan mereka setelah didalam kamar tidur, aku tersenyum mengingat mereka berdua kebingungan.
Beberapa saat kemudian pintu kamar tidurku diketuk dan terdengar suara Cecep memanggil.
Aku berjalan menuju pintu dan membuka pintu kamar tidurku melihat Tono dan Cecep berdiri kebingungan saling memandang.
"Ada apa? Katanya mau pulang?" Ujarku sedikit ketus.
"Maafkan ka.. kami.. bukannya kami udah bosan dengan tubuh ibu karena sudah menikmati tubuh ibu.. bukan maksud kami seperti itu.. kami takut di anggap kurang ajar dan mengambil kesempatan lebih.. maafkan kami bu.." ucap Tono.
"Ya, sudah aku maafin.. terus..?" balasku sambil mengangkat alis mata.
"Kami akan menginap disini bu.. maaf sekali lagi jika telah berlalu kurang ajar sebelumnya" ucap Cecep.
"Oo.. ya sudah.. terus kalian mau tidur dimana?" Tanyaku..
"Biar kami tidur di ruang tengah lantai 1 bu" ucap Cecep.
"Oo.. ga mau tidurku denganku donk" ucapku kemudian.
Mereka pun tidak menjawab hanya terdiam dan saling melirik.
"Masuk sini yang mau tidur denganku dan mau memeluk tubuhku malam ini, tutup kembali pintunya" ucapku lagi dan meninggalkan mereka berdua didepan pintu kamar tidurku yang terbuka
Aku berjalan menuju ranjang dan duduk disisi ranjangku. Sesaat kemudian mereka masuk kedalam kamar tidurku dan menutup kembali pintu kamar tidurku, mereka berdua berjalan kearahku.
"Duduk disana aja" ujarku sambil menunjuk ke sofa dan tersenyum.
Mereka pun duduk di sofa depanku.
"Mau main satu-satu atau langsung 2 lawan 1 seperti tadi sore?" Tanyaku.
"Maunya ibu aja, saya cuma takut dianggap kurang ajar dan mengambil kesempatan" jawab si Cecep.
"Ya.. sudah seperti tadi sore aja ya 2 lawan 1 supaya ga terlalu lama.. lagian kalau mau anggap sikap kalian kurang ajar tadi waktu kalian berdiri di luar sana.. itu aja sudah aku marahin kalian.. aku mengerti dengan kalian, salahku juga tidak hati-hati dan tidak dapat menahan birahiku" ujarku sambil menunjuk ke arah jendela besar arah teras rumahku.
"Naik sini kalian berdua" ucapku kemudian berpindah duduk di tengah ranjangku.
Tono dan Cecep pun mengikutiku dan duduk di tengah ranjangku yang besar mengapit tubuhku.Tono kemudian mencium leherku sebelah kanan, tangan kanannya meraba dan meremas buah dadaku secara bergantian kiri dan kanan, sedangkan Cecep menghujani bibirku dengan ciuman yang lembut, lidahnya memutar rongga mulutku dan bersilat dengan lidahku. Aku menghisap lidahnya yang terjulur didalam mulutku sehingga kami saling menelan ludah, aku memejamkan mata dan membiarkan Cecep menguasai mulutku dan aku menikmati permainan lidah Cecep yang terus menerus memutari rongga mulutku, tangan kanan Cecep menahan kepalaku, tangan kirinya meraba selangkanganku.
Aku membiarkan tubuhku dikuasai oleh mereka berdua, aku terus memejamkan mata menikmatinya.
"Ooccchhhh.. acchhh.. hhmmm.. occhhh.. aaccchhhh.." desahku.
Mereka pun terus memberikan rangsangan pada tubuhku, sesaat kemudian tangan kiri Cecep meraba dan mengelus memekku, bulu-bulu yang tumbuh lebat dan klitorisku, aku melebarkan kedua kakiku supaya tangannya leluasa merabai selangkanganku. Tono meremas dan menjilati buah dadaku dari luar dress tidur yang melilit tubuhku.
Beberapa menit kemudian aku pun langsung melepaskan dress tidurku sehingga tubuhku tanpa sehelai benangpun menutupi, Tono dan Cecep pun mengikutiku melepaskan pakaian masing-masing sehingga mereka pun telanjang sepertiku. Aku merebahkan tubuhku diatas kasur dengan kedua kakiku terbuka.
"Nikmatilah tubuhku sesuka hati kalian, malam ini aku menjadi milik kalian berdua" ucapku lirih memasrahkan tubuhku.
Tono mendekati wajahku dan melumat bibirku dengan nafsu, dia terus menciumi wajahku, leherku dan telingaku dan aku membelai dan meremas rambutnya, sedangkan si Cecep bermain dengan kedua buah dadaku, diremas, dihisap dan terkadang putingku digigitnya.
Kemudian lidah si Cecep menyusuri tubuhku hingga ke pusar, dia pun menjilat pusarku beberapa saat kemudian lidahnya sampai di area bawah pusar yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, dijilat dan dihisap bulu-bulu yang lebat tersebut, sedangkan tukang bangunan kini berganti meremas dan menjilati buah dadaku.
"Ooccchhhh.. enak banget.. terus.. aaccchhhh.." erangku.
Lidah Cecep sedang menjilat klitorisku, lidahnya menusuk-nusuk dan menghisap klitorisku.
"Acchhh.. occhhh.. hhmmm.. nikmat.. ssttt.. aaccchhhh.." aku terus menerus mendesah kenikmatan.
Kini lidah si Cecep sudah merajai memekku, lidahnya menjilat dan menghisap memekku, kedua jempolnya membuka dan menahan bibir memekku, sedangkan si Tono masih mengulum buah dadaku. Rangsangan yang bertubi-tubi akhirnya membuat pertahananku jebol.
"Aaccchhhh.. ce.. cep.. aku keluar.. enak banget.. sayangku.. ooccchhhh.." erangku sambil mengejang hebat membusungkan dada.
Cecep menyedot cairan wanitaku yang menyembur keluar dari lubang memekku.
Aku kemudian tersenyum dan bangkit duduk di kasur, kemudian Tono dan Cecep berdiri di depanku, kontol yang lumayan besar milik keduanya sudah mulai mengeras didepan wajahku. Kedua tanganku memegang batang kontol kedua pejantan bersamaan dan aku pun kocok secara bersamaan lalu secara bergantian aku kulum dan sepong. Beberapa menit kemudian kontol keduanya sudah mengeras dan berdiri tegak siap untuk menghujam memekku.
Aku menarik kontol si Cecep sehingga tubuhnya pun kembali terduduk diatas kasur.
"Masukin aja.. entot memekku ya.. aku pengen banget dientot kamu.." ucapku.
Cecep kemudian memindahkan kedua kakiku keatas kedua kakinya, dia sedikit memajukan posisinya sehingga selangkangan kami hampir menempel, dia arahkan kepala kontolnya ke bibir memekku dan menekan kontolnya sehingga menerobos masuk kedalam lubang memekku lalu dia memegang dan menggerakkan pinggulku maju-mundur sehingga kontolnya keluar masuk dalam lubang memekku.
Tanganku sibuk mengocok kontol Tono yang berdiri di samping wajahku, aku terus menerus menyepong kontol si Tono.
"Acchhh.. hhmmm.. occhhh.. ssttt.. occhhh" desahku tersedak akibat menyepong kontol si Tono.
Cecep terus menerus menggenjot memekku dengan kontolnya untuk beberapa saat, aku pun masih menyepong kontol si Tono sambil sesekali mendesah nikmat. Beberapa menit kemudian aku pun kembali mendapatkan orgasmeku yang kedua malam ini. Tubuhku bergetar dan mengejang sehingga aku melepaskan kontol Tono untuk menikmati orgasmeku. Cecep berhenti menggenjot memekku memberi jeda tubuhku untuk beristirahat dan menikmati orgasmeku bersama-sama.
Aku memajukan tubuhku lalu aku arahkan buah dadaku ke mulut Cecep, dia membuka mulut dan mengulum buah dadaku. Aku peluk tubuhnya lalu aku menggoyangkan pinggulku memompa kontolnya untuk beberapa saat. Kemudian aku merebahkan tubuhnya di atas kasur dan aku pun langsung menaik-turunkan tubuhku untuk memompa kontol si Cecep, kedua tangan si Cecep memegang pinggulku untuk membantu gerakan pinggulku memompa kontolnya, terkadang tangannya meremasi kedua buah dadaku. Tono kembali menyodorkan kontolnya maka aku segera mengocok dan menyepongnya.
Beberapa saat kemudian aku merasa kontol si Cecep semakin keras dan berdenyut didalam lubang memekku, aku pun mempercepat gerakan pinggulku memompa kontol si Cecep yang lumayan besar itu. Aku terus menerus memompa dan melepaskan kontol si Tono yang aku sepong. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuh Cecep dan mencium bibirnya, dan kemudian aku merasa kontolnya menyemburkan lahar hangat didalam lubang memekku, aku terus menciumi bibirnya hingga semburan cairan spermanya didalam lubang memekku berhenti.
Aku bangkit berdiri lalu lepaslah kontol si Cecep dari lubang memekku, cairan spermanya mengalir ke pahaku. Tono kemudian menyodorkan beberapa lembar tissue dan aku pun mengambilnya dan membersihkan sperma yang keluar dari lubang memekku. Aku merebahkan tubuhku diatas kasur dan Tono pun bersimpuh diantara kedua kakiku, dilipat kedua kakiku lalu dia tusukan kontolnya kedalam lubang memekku dan dia terus menggenjot memekku. Aku mengimbangi dengan menggoyang pinggulku dan memaju-mundurkan pinggulku, beberapa menit kemudian aku menarik tubuhnya keatas tubuhku lalu kami saling melumat mulut. Dia kemudian menjilati leher dan telingaku.
"Keluarin sama-sama ya.. sayangku.. enak banget.. dientot kamu.. ooccchhhh.. hhmmm.. aaccchhhh.. nikmat sayangku.." ucapku kemudian berdesah.
Tono semakin percepat gerakan pinggulnya menggenjot memekku sambil terus menghujani wajah, leher dan telingaku dengan ciuman dan jilatan dan beberapa saat kemudian aku merasa mau mendapat orgasmeku lagi.
"Aku mau keluar lagi sayangku.." ucapku.
"Aku juga sayang.. hitungan ketiga kita keluar bersama ya" balasnya.
Aku tersenyum dan dia mulai menghitung 1..2..3.. Dia tusuk memekku dengan keras.
"Aaccchhhh.." erang kami bersama ketika dia menyemburkan cairan spermanya didalam lubang vaginaku dan aku mengeluarkan cairan kenikmatanku.
Kemudian dia mempererat pelukannya dan mencium bibirku.
"Terima kasih bu.. sudah memberikan kesempatan mengentot memek seenak dan wanita secantik ibu" ucap Tono.
Aku tersenyum dan merasa senang dipujinya hingga beberapa saat kemudian kontol si Tono pun terlepas dari lubang memekku.
Malam itu kami tidur bertiga di ranjangku yang besar dalam keadaan telanjang, tubuh kedua pejantan menjadi selimut bagi tubuh telanjangku.

Follow Instagram author @captain.hunterr Ikuti terus update cerita terbaru dari series The Lust of a Lonely Wife yang akan membuat batang kalian tegak berjam-jam.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience