Sore ini aku berangkat senam menggunakan ojol karena Aris supirku pulang kampung karena idul fitri begitu juga dengan kedua pembantu rumah tangga Cecep dan Wati. Sehingga beberapa hari terakhir dan kedepannya aku harus sendiri, Aris yang selama ini selalu memberikan kenikmatan kepada diriku, udah 3 hari aku tidak di jamah membuat diriku rindu belaian dan jamahan seorang pria, dalam perjalanan pulang aku merasakan lapar maka aku mencoba menawari makan malam bersama driver ojol agar dia bersedia menunggu.
"Pak, sudah makan malam?" Tanyaku pada driver ojol yang mengantar diriku.
"Belum non" balasnya.
"Aku lapar pak, kita beli makan dulu yuk, nanti aku tambah ongkosnya" ucapku kemudian.
Setelah membeli 2 bungkus nasi padang lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai didepan gerbang rumahku.
"Pak ikut makan ya, ini saya sudah belikan untuk bapak juga, nanti ongkosnya saya lebihin" tawarku pada driver ojol.
"Gpp.. non makan aja" ucapnya.
"Gpp bapak ikut makan aja yuk ini udah saya beli, ga ada yang makan nanti. Lagian bapak juga belum makan, biar ada teman ngobrol dan makan pak" ucapku.
Akhirnya driver ojol tersebut menerima juga permintaanku untuk makan. Setelah memasukkan mobilnya kedalam halaman rumahku driver tersebut mengikuti diriku masuk dalam rumah.
Aku mempersilahkan driver ojol tersebut yang bernama pak Timo untuk duduk di ruang tamu usianya mungkin sekitar 40an. Lalu aku menyediakan minuman kaleng yang aku ambil dari kulkas dan memberikannya kepada pak Timo lalu aku minta dia menunggu sebentar karena aku hendak mengganti pakaian.
Aku keluar dari kamarku menggunakan kaos ketat warna putih berdada rendah sehingga memperlihatkan belahan buah dadaku yang ranum dan memakai celana pendek, aku segera ke meja makan menyiapkan keperluan untuk makan malam. Kemudian aku mengajak pak Timo untuk makan bersama, sekedar ngobrol sambil makan aku ketahui bahwa pak Timo telah bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu.
Timbul keinginan untuk memberikan tubuhku untuk dinikmati oleh pak Timo karena sudah beberapa hari aku pun tidak mendapatkan belaian dan jamahan seorang pria, selesai makan aku meminta pak Timo menunggu di ruang tamu karena aku hendak mencuci piring dan membereskan dapur.
Selesai membereskan dapur dan mencuci piring aku sengaja membasahi bajuku beberapa bagian dan celana sampai daerah selangkanganku sehingga memperlihatkan tubuh rampingku dan bentuk buah dadaku yang tercetak akibat bajuku yang basah. Aku berjalan menuju ruang tamu dimana pak Timo sedang duduk.
Kulihat pak Timo menelan ludah dan jakunnya naik turun memperhatikan kemolekan tubuhku, aku sengaja duduk di kursi depan pak Timo dengan sedikit membuka kedua kakiku lalu aku menyerahkan beberapa lembar 50an kepadanya dan mengajaknya ngobrol kembali.
Ku perhatikan pak Timo menerima uangku dan mengucap terima kasih tetapi matanya tidak berhenti memperhatikan buah dadaku. Kemudian aku memintanya untuk menghabiskan minuman kaleng yang tadi aku berikan dan aku pun menuju kamar untuk berganti pakaian, beberapa menit kemudian aku keluar dari kamarku mengenakan kimono handuk dan menuju ke kamar mandi tamu.
Pintu kamar mandi sengaja tidak aku tutup rapat dan aku berharap pak Timo mengintip diriku, di dalam kamar mandi aku melepaskan seluruh penutup tubuhku lalu membasahi tubuh telanjangku dan menggosok tubuhku dengan sabun cair.
Aku melirik ke pintu kamar mandi melihat bayangan manusia dan aku yakin pasti itu pak Timo. Aku menggosok kedua buah dadaku dengan sabun cair dan memainkan buah dadaku agak lama kemudian tanganku menggosok daerah selangkanganku dan aku pun agak melebarkan kedua kakiku sehingga memperlihatkan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu dengan lebat dan aku pun menggosok vaginaku lebih lama.
Setelah membilas tubuhku hingga bersih, aku melihat pintu kamar mandi terbuka sedikit dan sepasang mata menikmati pemandangan tubuhku yang telanjang. Aku pun bersuara dan meminta pak Timo untuk tidak hanya mengintip lalu meminta dirinya masuk ke dalam kamar mandi.
Pak Timo kemudian berdiri di depan pintu kamar mandi melihat tubuh telanjangku, aku tersenyum padanya dan melambaikan tangan padanya. Pak Timo terlihat ragu-ragu tapi aku menyakinkan dirinya masuk ke dalam kamar mandi. Pak Timo berjalan kearahku dan berdiri didepan diriku.
Aku kemudian memintanya untuk mandi lalu membantunya melepaskan pakaiannya, ketika hanya tinggal celana dalam aku melihat penisnya sudah berdiri, aku melepas celana dalamnya sehingga aku bisa melihat jelas penisnya yang sudah berdiri.
Aku menyalakan shower air pun membasahi tubuh kami, aku mengambil sabun dan menggosok pada tubuh pria didepan diriku. Aku gosok mulai dari dada, punggung hingga kini tanganku menggosok penisnya dengan perlahan, aku kocok beberapa saat dan air shower yang turun pun membersihkan tubuhnya dari sisa sabun cair.
Kemudian aku menyerahkan padanya handukku untuk mengeringkan tubuhnya begitu pun aku mengeringkan tubuhku dengan handuk kimono lalu aku mengajak pak Timo menuju ruang tamu dalam keadaan telanjang.
Sesampainya di ruang tamu, aku duduk di sofa sambil mengangkang dengan kedua kakiku terlipat di sofa memperlihatkan vaginaku kepada pak Timo yang berdiri di depanku dalam keadaan telanjang dan penisnya yang sudah berdiri.
Kemudian aku menurunkan kedua kakiku hingga terjuntai di lantai, lalu aku genggam batang penis pak Timo yang besar karena satu telapak tanganku tidak sanggup menggenggam seluruh batang penisnya. Aku kocok naik-turun kemudian lidahku menjilati kepala penisnya, lalu aku masukkan kedalam mulutku dan bergerak maju-mundur. Kedua tanganku memainkan 2 biji lato-latonya seiring kepalaku maju-mundur mengoralnya.
Tangan kanan pak Timo memegang kepalaku dan tangan kirinya meraba dan meremas buah dadaku yang kanan, aku pun semakin bergairah sehingga semakin liar mengulum penis pak Timo hingga 5 menit kemudian aku berhenti mengoralnya dan bersandar pada sofa.
Pak Timo kemudian bersimpuh di depanku lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilat vaginaku, rasanya nikmat sekali ketika lidahnya menyatu vaginaku.
"Aaccchhhh.. ooccchhhh.. enak banget pak.. teeruussss.." Aku memainkan buah dadaku sendiri sambil mendesah nikmat.
Pak Timo memasukkan 2 jarinya mengorek lubang vaginaku, lidahnya juga terus menerus menjilati vaginaku. Beberapa saat kemudian pak Timo bangkit berdiri dan menarik tubuhku hingga berdiri lalu ia peluk tubuhku dan menciumi mulutku, aku balas ciuman pak Timo sehingga kami saling memagut dan melilit lidah.
Aku menggenggam batang penisnya kemudian pak Timo mengangkat kaki kiriku dengan tangan kanan, setelah kepala penisnya dijepit oleh bibir vaginaku lalu pak Timo memajukan pinggulnya perlahan maka perlahan penisnya memasuki lubang vaginaku, di tarik sedikit kemudian didorong lagi beberapa kali hingga kini penisnya tertancap dalam lubang vaginaku.
Aku merasakan nyeri dan nikmat bersamaan ketika penisnya yang besar menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Kemudian pak Timo terus menerus menggenjot vaginaku dengan penisnya yang memenuhi rongga vaginaku.
Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku sambil memeluk tubuh pak Timo, beberapa saat kemudian pak Timo mendorong tubuhku hingga berbaring diatas sofa, pak Timo kemudian ikut naik keatas sofa kemudian dia menusukkan penisnya kembali menyetubuhi diriku. Pak Timo memeluk tubuhku dan mencium dan menjilati buah dadaku kiri dan kanan bergantian.
"Ooccchhhh.. aaccchhhh.. yaa.. teeruussss.." desahku menikmati genjotannya.
Lalu pak Timo bangkit kemudian duduk diatas sofa, aku kemudian berdiri mengangkangi kedua kakinya, kemudian aku menurunkan pinggulku lalu pak Timo memegang batang penisnya hingga penisnya yang besar kembali memenuhi lubang vaginaku.
Aku naik-turunkan pinggulku memompa penisnya, kedua tangan pak Timo meremas dan memilin buah dada dan putingku. Aku sangat bergairah sehingga aku mempercepat gerakan pinggulku memompa penisnya. Beberapa saat kemudian aku meraih orgasmeku yang pertama akibat dientot pak Timo.
Pak Timo kemudian memegang pinggulku sambil terus menerus menghentakkan pinggulnya untuk menggenjot tubuhku, penisnya yang besar terasa menusuk hingga mentok didalam lubang vaginaku. Rasa nikmat dan enak menjalari tubuhku sehingga birahiku sudah bangkit kembali meskipun baru beberapa saat lalu aku orgasme, aku pun kembali memompa penis pak Timo disertai dengan gerakan memutar pinggulku.
Kemudian pak Timo menghentikan gerakan pinggulku yang sedang memompa penisnya, lalu beranjak dari sofa menuju meja makan, dia menaikan tubuhku hingga aku duduk diatas meja makan, lalu dia menciumi mulut, leher dan telingaku terus turun lidahnya menyusuri tubuhku hingga kini lidahnya menjilati vaginaku dan disedotnya.
Aku sampai mengelijang nikmat, aku meremas rambutnya dan buah dadaku sendiri. Lalu pak Timo mengarahkan penisnya ke bibir vaginaku dan menusukkan penisnya kedalam lubang vaginaku. Pak Timo dalam posisi berdiri terus menggenjot vaginaku lalu diangkatnya tubuhku hingga aku digendongnya, aku berpegangan pada pundak pak Timo dan kedua kakiku melingkari pinggangnya, kemudian aku menciumi mulutnya dan berciuman dengannya. Pak Timo menyetubuhi diriku dalam gendongannya, nikmat sekali rasanya tubuhku.
Setelah menurunkan tubuhku lalu diputar tubuhku hingga kini aku membelakangi pak Timo, aku membungkukkan tubuhku dan dari belakang pak Timo menusukkan penisnya yang besar kedalam lubang vaginaku. Ditariknya tubuhku hingga kini punggungku menempel pada dadanya sambil terus menggenjot vaginaku dia menciumi leher dan tengkukku.
Aku kemudian menjatuhkan tubuhku di lantai, pak Timo bersimpuh diantara kedua kakiku lalu kembali menghunus penisnya ke vaginaku dan memompa vaginaku, aku memeluk tubuh pak Timo kemudian mencium bibirnya.
"Ooccchhhh.. pak.. nikmat.. aaccchhhh.. terus geenjoott.. ooccchhhh.. ya.. enak.. pak.." erangku sambil meremasi rambutnya sambil pak Timo menghisap putingku, sesekali digigit pelan.
Pak Timo kemudian menciumi mulut, telinga dan leherku bahkan dia membuat tanda merah di leher. Aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut didalam lubang vaginaku, lalu mempercepat genjotannya memompa vaginaku, aku peluk erat tubuhnya sambil menjilati leher pria yang sedang menyetubuhi diriku. Aku pun merasakan akan orgasme lagi dan bersamaan dengan penisnya ditekan dengan kuat kedalam lubang vaginaku aku meraih orgasmeku yang kedua bersama pak Timo dan dia juga menyemprotkan cairan spermanya didalam lubang vaginaku. Setelah itu pak Timo menciumi bibirku dan mengucap terima kasih, kemudian dia merebahkan tubuhnya di lantai sehingga terlepas penisnya yang besar dari vaginaku.
Aku merasakan cairan spermanya yang bercampur dengan cairan kenikmatanku mengalir keluar dari vaginaku. Aku merasakan kepuasan, tubuhku lemas. Beberapa saat kemudian setelah beristirahat kami kembali dalam kamar mandi tamu untuk membersihkan tubuh kami, setelah itu aku dan pak Timo menuju ke ruang tamu.
Aku memperkenalkan diri dan aku pun meminta pak Timo untuk menginap dan aku mengutarakan niatku untuk disetubuhi olehnya nanti. Pak Timo pun menyetujui keinginan aku sehingga kemudian aku mengajak pak Timo masuk kedalam kamar tidur.
Berdua dengan pak Timo diatas ranjang dalam keadaan telanjang, aku berniat melakukan sesuatu yang menurutku menarik, yaitu dengan meletakan beberapa makanan diatas tubuhku dan aku akan meminta pak Timo untuk menghabiskan makanan tersebut tanpa menyentuh menggunakan tangan, kemudian aku keluar dari kamarku menuju kulkas dan mengambil beberapa cookies dan kembali ke kamar tidurku.
Aku membuka cookies dan membaringkan tubuhku diatas kasur dan meletakan beberapa potong dan menyusunnya diatas tubuhku, disekitar buah dadaku yang ranum, di kedua putingku, di sekitar perut dan pusar, di daerah selangkanganku dan aku selipkan 1 potong di bibir vaginaku, kemudian aku memintanya untuk menghabiskan cookies yang ada diatas tubuhku tanpa menyentuh dengan tangan, dan kemudian aku menyelipkan 1 potongan di bibirku.
Kemudian pak Timo mendekati tubuhku lalu dia menggigit 1 potong cookies di buah dadaku yang kanan hingga habis cookies di kedua buah dadaku kemudian dia melanjutkan menghabiskan cookies yang ada di perut dan pusar, nikmat selama pak Timo menghabiskan cookies dia juga menjilati dan menghisap buah dadaku dan putingku begitu juga yang diperutku.
Selanjutnya yang disekitar selangkanganku dan dibibir vaginaku juga di habiskan, dia kemudian mengulum bibir vaginaku hingga aku ingin mendesah nikmat tapi tidak dapat kulakukan karena sepotong cookies di bibirku. Setelah puas melumat dan mengulum bibir vaginaku dia merangkak naik dan menggigit setengah cookies di bibirku lalu dia menjilati dan menciumi leherku, selanjutnya pak Timo mengulum dan melumat bibirku dan menghabiskan cookies yang tersisa, aku membalas kuluman mulutnya sambil memeluk tubuh pak Timo. Selanjutnya aku membalikkan tubuhnya sehingga tubuh telanjangku berada diatas tubuhnya.
Aku menciumi dan menjilati leher pak Timo lalu aku bergerak turun hingga ke dadanya selanjutnya aku sudah bersimpuh diantara kedua kakinya dan ku jilati kepala penisnya pak Timo, aku kocok naik-turun dengan tanganku, aku menjilati batang dan buah lato-latonya dan aku masukkan kedalam mulutku penis besar pak Timo, aku menaik-turunkan kepalaku mengoral penisnya. Setelah penis pak Timo mengeras aku langsung merangkak keatas dan kuciumi bibirnya sambil memasukkan penisnya kedalam lubang vaginaku, aku naik-turunkan pinggulku untuk memompa penisnya.
Aku sangat menikmatinya, perasaan nikmat dan enak selimuti seluruh tubuhku. Aku terus memompa penisnya dan kadang aku memutar pinggulku, pak Timo selalu menciumi dan menjilati leher dan bibirku.
"Aaccchhhh.. pak.. nikmat.. ooccchhhh.." desahku dalam pelukannya.
"Yaa.. bu.. vaginamu sangat sempit.. enak banget bisa entotin kamu.. ooccchhhh.." balas pak Timo.
Kemudian pak Timo bangkit duduk sambil memeluk tubuhku, lalu dia menjilati buah dadaku kiri dan kanan bergantian juga dihisapnya putingku. Beberapa saat kemudian aku meraih orgasmeku lagi, nikmat sekali rasanya. Pak Timo membaringkan tubuhku diatas kasur kemudian dia bersimpuh diantara kedua kakiku lalu kembali menghunus penisnya yang besar kedalam lubang vaginaku lalu menggenjot vaginaku.
Gerakan pak Timo awalnya perlahan menyetubuhi diriku, dia terus menggenjot vaginaku sambil berpegangan pada pinggangku. Semakin lama semakin cepat dan aku pun merasakan penisnya semakin keras dan berdenyut didalam lubang vaginaku, aku paham bahwa pak Timo akan segera menyemprotkan cairan spermanya. Gerakannya menggenjot vaginaku semakin keras dan cepat lalu dia dorong dengan kuat penisnya kemudian aku merasa cairan spermanya keluar didalam lubang vaginaku. Setelah berhenti cairan spermanya keluar maka dia tarik penisnya hingga terlepas dari lubang vaginaku.
Pak Timo kemudian berbaring di sampingku lalu memeluk tubuhku dan mencium bibir dan keningku.
"Terima kasih bu.. nikmat sekali punya kesempatan ngewe dengan wanita secantik ibu.." ucap pak Timo.
Aku membalas pelukannya dan menciumi bibirnya dan tersenyum, kemudian kami pun tidur telanjang bersama hingga pagi.
Ketika membuka mata, aku melirik ke samping pak Timo sudah tidak ada di sampingku, aku melihat jam dinding sudah jam 9 pagi rupanya, kemudian aku mendengar suara didalam kamar mandi didalam kamar tidurku, aku bangkit dan berjalan menuju pintu kamar mandi. Pintu kamar mandi dalam kamar tidurku emang tidak ada kunci sehingga aku pun mendorong pintu kamar mandi dan didalam kamar mandi pak Timo sedang menyabuni tubuhnya.
Melihat diriku masuk ke dalam kamar mandi pak Timo tersenyum, ketika sudah berada didepan pak Timo aku ciuman sesaat dengannya. Aku minta di mandikan olehnya, sesudah itu kami saling mengeringkan tubuh. Kemudian dia membopong tubuh telanjangku keluar dari kamar mandi hingga di sisi ranjang baru aku diturunkan.
Aku berjalan menuju meja rias dan merias wajah dan merapikan rambut, kemudian aku merangkul tubuh pak Timo berjalan beriringan dengannya keluar dari kamarku, aku kemudian menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua. Selama sarapan kami mengobrol dan meminta pak Timo tidak perlu bekerja dan mengatakan kalau aku akan memberikan uang kepadanya.
Pak Timo menolak untuk diberikan uang tetapi dia mengatakan akan menemaniku selama beberapa hari kedepannya. Setelah sarapan aku membersihkan dan merapikan meja makan dibantu oleh pak Timo. Aku mencuci piring kotor bekas kami gunakan untuk sarapan tadi, kemudian pak Timo memeluk tubuhku dari belakang dan menciumi leher dan tengkukku membuatku merasa geli dan nikmat. Aku merasa penisnya mulai bergerak dan perlahan mengeras di pantatku, aku sedikit memundurkan pinggulku dan bergoyang.
Penis pak Timo aku rasakan sudah mengeras maka aku melebarkan kedua kakiku sehingga penisnya menggesek vaginaku dan selangkanganku. Setelah mencuci piring maka aku membungkukkan tubuhku dan berpegangan pada ujung wastafel sink dan membuka kedua kakiku lebih lebar.
Tangan pak Timo meraba pantatku kemudian paha dan betis serta selangkanganku, tangannya menyentuh vaginaku dan digosokkan tangannya. Pak Timo menurunkan tubuhnya lalu membuka bibir vaginaku dengan kedua tangannya, lidahnya menyapu vaginaku. Dia jilat dan hisap vaginaku, aku mengelijang nikmat merasakan sentuhan lidahnya di vaginaku.
Aku merasakan vaginaku sudah sangat gatal, maka aku kemudian bersimpuh dengan kedua lututku diantara kedua kakinya. Aku tanpa malu-malu langsung menciumi penisnya, lalu menjilati dan mengoralnya. Aku sangat nafsu mengocok batang penisnya dan mulutku mengemut kepala penisnya.
Setelah itu pak Timo berdiri, lalu menaikan tubuhku duduk di atas wastafel sink dan kedua kakiku diletakkan pada bahunya. Pak Timo lalu menciumi bibirku dan leherku dan berbisik
"kamu cantik sekali bu Ashty, aku ingin menjilati vaginamu dan ngewe dengan kamu bu Ashty sayang, boleh ya sayang, aku ngentotin vaginamu?" Ucap pak Timo.
"Boleh banget pak.. selama beberapa kedepan kamu silahkan entot aku tapi puasin aku juga ya" balasku sambil memeluk tubuh pak Timo.
Lalu Pak Timo menjilati vaginaku dengan penuh nafsu, aku mengelijang, mataku dipejam menikmati permainan lidah pak Timo, aku paling suka di oral setiap melakukan hubungan seks.
"Aaccchhhh.. pak.. acchhh.. udah gatel banget, gak tahan lagi aku pak.. masukin sekarang.." aku mendesah dan meracau.
Lalu pak Timo menusukkan penisnya kedalam lubang vaginaku.
"Aaccchhhh.. enak banget.. teeruussss.. pak.. ooccchhhh.. ya.. nikmat.." desahku ketika penisnya menerobos masuk kedalam lubang vaginaku.
Pak Timo menggenjot vaginaku dengan posisi berdiri, mulutnya mengulum buah dadaku dan mulutku.
"Aku keluaarrr.." erangku ketika sudah orgasme lagi diiringi tubuhku mengejang.
Pak Timo tidak berhenti menggenjot vaginaku dia terus menerus menggenjot vaginaku.
Dan pak Timo terus bergoyang memaju-mundurkan pinggulnya dengan irama birahi yang mengebu, aku mengelijang nikmat mendapat serangan penisnya yang besar terus menerus menggenjot vaginaku. Aku sangat menikmati penis besar pak Timo. Kulit pak Timo yang Hitam, tampak kontras dengan tubuhku yang putih.
Beberapa menit kemudian aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut dan aku yakin pasti pak Timo akan segera menyemprotkan cairan spermanya. Aku memeluk tubuh pak Timo dan kemudian dia menusukkan penisnya yang besar sangat kuat kedalam lubang vaginaku lalu menyemprotkan cairan spermanya. Dia kembali menciumi leher dan bibirku sebelum penisnya terlepas dari lubang vaginaku.
Nikmat sekali rasanya tubuhku dan lemas hingga merasakan seolah tulang-tulangku terlepas. Setelah bisa menguasai diri, aku turun dari atas wastafel sink dan sperma pak Timo mengalir keluar hingga pahaku. Aku pun menuju kamar mandi tamu untuk membersihkan tubuhku di susul pak Timo.
Kemudian aku dan pak Timo beristirahat di ruang tamu sekedar ngobrol. Beberapa saat kemudian terdengar suara penjual bakso keliling dan perutku terasa lapar maka aku mengajak pak Timo segera berlari ke kamar dan memakai pakaian, aku mengambil handuk kimono dan mengenakannya tanpa dalaman.
Berlari menuju teras dan memanggil tukang bakso keliling tersebut, aku membuka pagar rumah dan memintanya untuk memasukkan gerobak baksonya kedalam halaman rumahku, kemudian aku menutup dan mengunci kembali pagar rumahku.
Aku kemudian memesan 3 mangkok, 1 untukku, 1 untuk pak Timo dan 1 lagi untuk si penjual bakso. Timbul ide nakal ingin si penjual bakso keliling itu nanti bisa juga ikut menikmati tubuhku. Sekedar ngobrol aku bertanya-tanya tentang kehidupan sehari-hari si penjual bakso keliling yang bernama Ivan, seusia denganku belum berkeluarga. Pak Timo hanya menunggu di pintu depan rumahku sudah mengenakan pakaiannya.
Beberapa saat kemudian aku mengatakan agar baksonya diantar kedalam dan aku pun meninggalkannya dan berjalan memasuki rumahku. Beberapa menit berlalu tukang bakso keliling itu masuk kedalam rumahku membawa 2 mangkok bakso di tangan kanan dan kiri bersama pak Timo yang membawa 1 mangkok.
Setelah meletakkan mangkok berisi bakso di meja ruang tamu, si Ivan hendak keluar tapi aku langsung melarangnya dan mengatakan bahwa 1 mangkok bakso itu untuk dirinya, awalnya si Ivan menolak tetapi aku mengatakan kalau aku sengaja memesan 3 mangkok bakso dan 1 mangkok emang untuk dirinya. Akhirnya si Ivan mau makan bakso tersebut bersama kami, kemudian aku meletakkan mangkok bakso di meja lalu berjalan menuju kulkas dan mengambil beberapa minuman kaleng.
Aku kembali ke ruang tamu dengan beberapa minuman kaleng ditangan lalu aku meletakkan minuman kaleng tersebut diatas meja, ketika meletakkan dan menyusun minuman kaleng tersebut aku sengaja agak menunduk persis di hadapan si Ivan yang sedang menikmati baksonya.
Tentu saja ketika aku menunduk kimono handuk yang melilit tubuhku sedikit terbuka bagian depannya sehingga memperlihatkan buah dadaku yang ranum tanpa penutup, aku sengaja bergerak perlahan menyusun kaleng-kaleng minuman tersebut.
Aku melirik sedikit ke si Ivan dan matanya terbelalak melihat pemandangan indah di dadaku tanpa penutup, setelah itu aku pun duduk kembali di sofa berpura-pura tidak tahu kalau si Ivan memperhatikan kemolekan tubuhku terutama buah dadaku lalu melanjutkan makan bakso keliling racikan si Ivan yang gurih dan lezat.
Aku sengaja duduk bersila dengan menaikan kedua kakiku dan melipatnya sambil menikmati bakso ditanganku. Seolah tidak mengetahui posisi kimono handuk yang melilit tubuhku tersingkap dan memperlihatkan vaginaku yang juga tanpa penutup.
Aku perlahan menghabiskan baksonya sengaja tidak merubah posisi dudukku, si Ivan mencuri pandang ke selangkanganku berkali-kali sambil menikmati bakso racikan sendiri. Beberapa menit berlalu setelah menghabiskan bakso maka aku menuju kamar mengambil beberapa lembar uang 50an dan kembali ke ruang tamu.
Aku menyerahkan uang tersebut kepada si Ivan penjual bakso keliling sambil berkata aku ingin membelinya kenapa pak Timo berada di rumah semua baksonya hari ini. Mendengar hal itu si Ivan seolah tidak percaya ucapanku, aku mengulangi ucapanku dan meminta dirinya tetap menunggu disini supaya ketika ingin makan baksonya maka dapat dibuatkan olehnya.
Akhirnya si Ivan menyetujui keinginan aku dan dia pun menerima pembayaran uang dariku. Setelah itu dia keluar dengan membawa mangkok bakso dan mencucinya lalu masuk kedalam rumahku dan duduk di hadapanku. Kemudian aku menceritakan tentang pak Timo dan kenapa pak Timo ada di rumah aku, dirinya sempat kaget mendengar penuturan aku tetapi dia percaya karena pak Timo kemudian meyakinkan dia.
Kemudian aku pun kembali bercerita bahwa aku tahu dia memperhatikan kemolekan tubuhku sewaktu aku mempersilahkannya masuk dalam teras mendorong gerobak baksonya, kemudian memperhatikan buah dadaku sewaktu aku menyusun minuman kaleng diatas meja tadi hingga dia juga mencuri pandang ke selangkanganku yang tersingkap dan semua itu aku sengaja perbuat untuk melihat reaksinya.
Kemudian aku menawari dia untuk menyetubuhi diriku, dia awalnya ragu akan hal itu. Aku pun yakin dia ingin bisa menikmati kemolekan tubuhku akhirnya aku berdiri dan melepaskan kimono handuk yang melilit tubuhku di hadapannya, si Ivan terus memperhatikan kemolekan tubuhku. Dia menatap tubuhku yang telanjang hampir tanpa berkedip dari atas ke bawah.
Aku berjalan mendekati si Ivan kemudian aku memutar tubuhku perlahan, kemudian aku menarik dirinya hingga berhadapan dengan aku. Kemudian aku menggenggam tangan kirinya yang terasa kaku dan aku letakkan telapak tangannya di buah dadaku yang kanan, sambil tersenyum aku meremas tangan si Ivan sehingga tangannya meremasi buah dadaku yang ranum.
"Aaccchhhh.. enak banget.." desahku sambil terus meremas tangan si Ivan di buah dadaku.
Kemudian aku bergerak mendekati tubuhnya lalu kuciumi bibirnya sambil meremasi tangannya. Aku melumat dan mengulum mulutnya, tanganku yang meremas tangannya berpindah ke pundaknya tetapi tangan si Ivan masih meremas buah dadaku. Kuciumi leher dan telinganya lalu berbisik memintanya untuk meremas buah dadaku yang satu lagi.
Tukang bakso keliling ini melakukan yang aku minta kemudian tangan satunya meremas juga buah dadaku yang kiri. Kemudian kami berciuman beberapa saat setelah itu aku menarik kaosnya keatas hingga terlepas dari tubuhnya lalu aku membuka celananya dan aku pun berjongkok di depannya sambil tanganku menggosok dan meraba bagian depan selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.
Aku melirik ke wajahnya sambil tersenyum kemudian aku menarik turun celana dalamnya perlahan, kemudian aku memperhatikan selangkangan si Ivan hingga terpampang di depan wajahku penisnya yang lumayan besar meskipun tidak sebesar punya pak Timo. Aku mengelus dan meraba penis si Ivan beberapa saat lalu aku berdiri mengajaknya ke kamar mandi tamu.
Aku menyalakan shower sehingga air dari shower membasahi tubuhnya dan juga tubuhku. Pak Timo ikut masuk dalam kamar mandi tamu dalam keadaan telanjang kemudian. Kini di hadapanku berdiri 2 orang pria tidak ada ikatan denganku, bedanya pak Timo sudah pernah menyetubuhi diriku.
Aku mengoleskan sabun cair pada telapak tanganku kemudian aku menyabuni tubuh kedua pria itu hingga berbusa, aku lalu menggenggam penis milik mereka dengan kedua tanganku secara bersamaan dan aku kocok perlahan. Pak Timo kemudian bergerak mengambil sabun cair sehingga penis besarnya terlepas dari genggaman tanganku. Pak Timo menyabuni tubuhku dari belakang punggung kemudian tangannya bergerak kedepan menyabuni dan meremas buah dadaku sehingga aku seolah diapit dua orang pria.
Tangan kanan pak Timo kemudian menyusuri perutku hingga ke selangkanganku tangannya meraba vaginaku dengan sabun cair tangan kiriku menggenggam kembali penisnya pak Timo sambil membelakanginya. Tanganku kini sibuk mengurut dan mengocok penis mereka, si Ivan kemudian meremas buah dadaku yang berbusa begitu juga pak Timo yang meraba vaginaku.
Beberapa saat kemudian aku menyalakan shower kembali sehingga air yang turun dari shower membilas tubuh kami hingga kini tidak berbusa lagi. Aku mematikan air shower lalu mengambil handuk mengeringkan tubuh keduanya setelah itu kedua pria itu mengeringkan tubuhku.
Keluar dari kamar mandi kami pun menuju ruang tamu dan duduk diatas sofa, aku duduk ditengah diapit oleh dua orang pria. Pak Timo di kiriku dan si Ivan di kananku, lalu si Ivan membelai wajahku dan memuji kecantikanku kemudian si Ivan melumat bibirku dan aku pun membalas melumat bibirnya saat sedang saling memagut dan melumat bibir tangan kanan si Ivan meraba dan meremas buah dadaku.
Pak Timo pun kemudian mencium, menjilat dan menghisap buah dada dan putingku yang kiri, tangan kirinya meraba paha dan selangkanganku. Tubuhku menggelinjang kegelian dan nikmat.
"Acchhh.." desahku tertahan karena si Ivan terus menerus melumat dan mengulum bibirku.
Pak Timo dan si Ivan semakin nafsu memainkan tubuhku dan aku semakin birahi.
"Aaccchhhh.. enak.. ooccchhhh.. ya.. acchhh.." desahku pada saat si Ivan melepaskan kulumannya di bibirku untuk mengambil nafas.
Pak Timo terus meraba vaginaku yang sudah basah lalu pak Timo bersimpuh diantara kedua kakiku dan melipatnya hingga kini kakiku terkangkang di atas sofa, dia lalu menjilati vaginaku dengan bernafsu. Pak Timo menekan dan menjilati bijiku yang sebesar kacang tanah.
"Aaccchhhh.. pak.. teeruussss.. eenaakkk.. ooccchhhh.." erangku ketika melepaskan kulumannya si Ivan lalu dia mengulum buah dadaku.
"Ooccchhhh.. enak banget.. teeruussss.. ya.." desahku dikerjain 2 pria tersebut.
Pak Timo terus memainkan lidahnya di klitorisku, lubang vaginaku di sodoknya dengan kedua jarinya dan mengorek dinding vaginaku.
"Aaccchhhh... Aku keeluuaaarrrr.. enak banget" erangku ketika orgasme dahsyat lagi hingga tubuhku menggelinjang hebat.
Aku langsung lemas dan langsung menyandarkan tubuhku di sofa. Kini tukang bakso keliling itu yang bersimpuh diantara kedua kakiku lalu dia menjilati dan menghisap vaginaku dan juga klitorisku. Aku meremas rambutnya dan berusaha menahan kepalanya agar tidak terus menerus mengerjai vagina dan klitorisku.
"Aaccchhhh.. mas.. masukin aja.. occhhh.. entot aku.. acchhh.. entot aja.." desahku minta segera di entot oleh si Ivan.
Tapi rupanya si Ivan belum ingin segera menyetubuhi diriku, dia terus menerus menjilati dan mengulum vagina dan klitorisku hingga aku kembali mendapatkan orgasmeku lagi.
Nikmat sekali rasanya dikerjain seperti ini dan aku benar-benar merasakan lemas banget tubuhku rasanya tidak bertulang. Aku hanya bersandar pada sofa dan berusaha mengatur nafasku. Si Ivan lalu berdiri diatas sofa dan mengarahkan penisnya yang sudah berdiri ke mulutku, aku membuka mulut dan mengoralnya dengan sangat bernafsu sekali. Aku kocok batang penisnya, aku jilat dan hisap penisnya, lidahku berputar memainkan penisnya sambil kepalaku maju-mundur.
Si Ivan akhirnya sudah tidak sabar untuk segera mencicipi kenikmatan vaginaku, dia merebahkan tubuhku diatas sofa kemudian kaki kiriku diletakkan pada bahunya dan kaki kananku diturunkan ke lantai. Dia mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku lalu memajukan pinggulnya perlahan maka penisnya pun menerobos masuk kedalam lubang vaginaku.
"Acchhh.. ya.. ooccchhhh.. enak.." desahku pada saat penisnya memasuki lubang vaginaku.
Setelah penisnya terhunus seluruhnya didalam lubang vaginaku, dia mulai menggenjot vaginaku.
"Aaccchhhh.. enak banget.. teeruussss.. ya.. occhhh.. acchhh.. geenjoott.. ya.. ooccchhhh.. enak.." aku terus menerus mendesah kenikmatan.
Mendengar desahanku si Ivan semakin nafsu menggenjot vaginaku, rasanya nikmat sekali. Tukang bakso keliling itu mempercepat genjotannya dan menekan semakin keras dan dalam lubang vaginaku.
"Ooccchhhh.. ya.. acchhh.. teeruussss.." desahku sambil mengimbangi permainan si Ivan dengan memutar pinggulku.
"Occhhh.. gatal.. aaccchhhh.. aku gatal banget.. teeruussss.. geenjoottt.. ooccchhhh.." aku terus menerus mendesah menikmati genjotannya.
Pak Timo kemudian mendekati tubuhku yang sedang digenjot keenakan oleh tukang bakso keliling itu dia mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku langsung membuka mulut dan mengoralnya, pak Timo maju-mundurkan pinggulnya untuk menggenjot mulutku, aku tidak peduli lagi karena nikmat yang menjalar seluruh tubuhku sehingga aku hanya membuka mulut dan membentuk huruf O dan menikmati vaginaku dan mulutku di genjot 2 penis pak Timo dan si Ivan.
Aku semakin birahi vaginaku digenjot oleh tukang bakso keliling itu, maka aku pun semakin menikmati penis pak Timo yang maju-mundur di mulutku.
"Ooccchhhh.. a.. aku keeluuaaarrrr.." erangku pada saat melepaskan penis pak Timo dari mulutku dan tubuhku menggelinjang kegelian dan nikmat. Tangan kananku menggenggam batang penis pak Timo kemudian menciumi kepala penisnya lalu aku kocok perlahan.
Tukang bakso keliling itu semakin cepat menggenjot vaginaku, aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut didalam lubang vaginaku, beberapa saat kemudian dia menusukkan penisnya dengan kuat kedalam lubang vaginaku lalu menyemprotkan cairan spermanya didalam lubang vaginaku, sesaat kemudian dia menarik keluar penisnya lalu mendekati wajahku sambil bersimpuh di samping wajahku.
"Terima kasih sayangku.. cantik banget.. enak banget vagina ibu.. sempit banget.." ucap si Ivan kemudian mengecup bibirku.
Pak Timo kemudian duduk di sofa, tubuhku di tarik kearahnya dan aku dipangkunya kemudian dia menusukkan penisnya kedalam lubang vaginaku lalu menghentakkan pinggulnya naik-turun menggenjot vaginaku, aku peluk dia dan menciumi leher dan telinganya. Beberapa saat kemudian aku merasa birahiku sudah bangkit maka aku pun mulai bergoyang dan memutar pinggulku lalu memompa penisnya dengan perlahan.
Pak Timo melumat buah dadaku ketika aku sedang memompa penisnya, semakin lama aku semakin nafsu dan mempercepat gerakan pinggulku memompa penisnya.
"Aaccchhhh.. pak.. occhhh.. enak.." desahku sambil memompa penisnya.
Aku memutar tubuhku hingga kini aku membelakangi pak Timo, kemudian aku terus memompa penisnya dengan naik-turunkan pinggulku semakin lama semakin cepat.
Pak Timo memelukku dari belakang dan kedua tangannya meremasi kedua buah dadaku dan memilin putingku.
"Ooccchhhh.. ya.. occhhh.. enak banget pak.. aaccchhhh.." desahku.
Aku bersandar pada dada pak Timo ketika kedua kakiku ditopang dengan kedua tangannya, dia mengangkat tubuhku naik-turun untuk memompa penisnya..
Semakin lama semakin cepat tubuhku dihentakan untuk memompa penisnya dan rasanya penis pak Timo semakin keras.
"Ooccchhhh.. teeruussss.. acchhh.. pak.. enak.. occhhh.." desahku semakin bergairah.
"Bu.. aku mau keluar didalam mulut boleh ga sayang.." ucap pak Timo.
Aku kemudian bangkit dan bersimpuh diantara kedua kakinya, kedua tanganku menggenggam batang penisnya dan mengocoknya dengan cepat lalu aku membuka mulut dan sesaat kemudian penisnya menembakkan spermanya segera aku masukkan kedalam mulutku, aku hisap dan jilati penisnya yang besar dan terasa memenuhi rongga mulutku hingga penisnya berhenti ngecrot.
Kemudian aku melepaskan penis pak Timo dari mulutku, aku membuka mulut dan memainkan spermanya didalam mulutku, beberapa tetes mengalir keluar dari ujung bibirku dan sebagian aku telan. Kami bertiga kelelahan, kemudian duduk beristirahat sambil menikmati bakso keliling racikan si Ivan dan ngobrol juga bercanda mengenai hal-hal porno.
Pak Timo mengatakan kalau dia ingin aku makan bakso yang dicampur dengan sperma mereka dan aku pun mengiyakan idenya tetapi aku mengatakan ingin beristirahat dahulu untuk mengembalikan tenaga sebelum nanti mereka berdua menyetubuhi diriku.
Beberapa saat kemudian setelah beristirahat dan mengobrol mengenai hal-hal porno yang akan kami lakukan selanjutnya, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke mall terdekat untuk membeli lingerie dan baju tidur seksi yang aku akan pakai untuk melayani kedua "suami tanpa ikatan" tersebut.
Si Ivan bersedia untuk tinggal beberapa hari bersamaku, awalnya aku berniat menambah uang kepadanya karena tidak berjualan tapi sama seperti pak Timo sebelumnya dia pun menolak diberikan uang alasannya dia mensyukuri beberapa hari kedepan dapat menyetubuhi diriku dan meraih kenikmatan.
Sesampainya di rumah sekitar jam 7 malam kami bertiga berkumpul di ruang tamu, kami pun membongkar barang belanjaan, aku membelikan masing-masing 2 stel yakni celana panjang jeans dan kaos untuk pak Timo dan si Ivan, sedangkan membeli 2 pcs lingerie seksi dan 2 stel baju tidur transparan.
Aku kemudian memakai salah satunya yang berwarna putih transparan dengan belahan dada berupa V yang panjangnya hanya sampai di selangkanganku yang sebenarnya dipadukan dengan celana dalam warna serupa tetapi aku memilih untuk tidak memakai celana dalam tersebut, sehingga memperlihatkan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat tetapi rapi baik saat aku berdiri atau duduk dan buah dadaku yang ranum terlihat jelas hingga belahan dada dan kedua puting buah dadaku terlihat samar-samar.
Si Ivan rupanya sudah mulai horny, sambil duduk di sofa dia memperlihatkan penisnya yang mulai ereksi sambil dipijat dan dikocok perlahan, aku melihatnya kemudian mendekati tubuhnya berdiri didepannya. Aku mendorong tubuh tukang bakso keliling itu hingga bersandar pada sofa, kemudian aku membuka kedua kakinya dengan kedua tanganku lalu kedua tanganku memegang kedua pangkal pahanya tubuhku membungkuk diatas selangkangan si Ivan lalu aku membuka mulut dan mengora penisnya naik-turunkan kepalaku.
Melihatku mengoral penis si Ivan dengan posisi seperti ini, penis pak Timo pun ngaceng, pantatku yang sedang menungging membuatnya menjadi birahi lalu berdiri di belakang pantatku yang bulat dan dia melebarkan kedua kakiku lalu tangan pak Timo meraba vaginaku, dia lalu duduk di lantai membelakangi diriku yang sedang mengoral dan mengulum penis si Ivan kemudian kepalanya masuk ke selangkanganku dan mulai menjilati vaginaku dan klitorisku.
"Aaccchhhh.. enak.. gatal.. terus pak.. ooccchhhh.." desahku melepas penis tukang bakso keliling itu sesaat dan mengelijang kemudian aku kembali mengulum penis si Ivan membiarkan pak Timo terus memainkan lidahnya di klitorisku dan vaginaku dengan bernafsu.
Beberapa saat kemudian pak Timo kembali berdiri di belakang pantatku lalu dia menggesek vaginaku dengan penisnya.
"Masukin pak.. masukin aja.. entot aku.." ucapku setelah melepaskan penis si Ivan sesaat.
Kemudian aku merasa penisnya didorong untuk membelah bibir vaginaku dan perlahan memenuhi rongga vaginaku dalam posisi aku menungging.
"Occhhh.." desahku tertahan karena penis si Ivan masih ada didalam mulutku.
Terasa sekali vaginaku menjepit erat penis pak Timo.
Pak Timo memaju-mundurkan pinggulnya untuk menyetubuhi diriku sambil merangkul pinggangku, ketika dia menusukkan penisnya kedalam lubang vaginaku, tubuhku terdorong kedepan otomatis penis si Ivan masuk kedalam mulutku, pada saat pak Timo menarik pinggulnya tubuhku pun tertarik ke belakang sehingga penis tukang bakso keliling itu hampir keluar dari mulutku.
Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku sehingga aku semakin nafsu mengulum dan mengoral penis si Ivan, tubuhku menggelinjang dan terkadang aku memutar pinggulku untuk mengimbangi gerakan pak Timo menyetubuhi diriku, rasanya nikmat sekali.
Pak Timo semakin keras dan cepat menggenjot vaginaku hingga kurang lebih 10 menit kemudian aku meraih orgasmeku.
"Ooccchhhh.. enak.. aku keeluuaaarrrr.." erangku melepas penis si Ivan sambil mengelijang.
Beberapa saat kemudian pak Timo semakin keras dan cepat menggenjot vaginaku, aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut didalam lubang vaginaku kemudian dia menarik keluar penisnya dan mengambil wadah yang tadi sore udah aku simpan di bawah meja ruang tamu lalu pak Timo mengocok penis hingga cairan spermanya keluar dan ditampung dalam wadah tersebut.
Aku terus menerus mengulum dan mengoral penis tukang bakso keliling itu untuk beberapa saat kemudian aku pun merasakan penisnya semakin keras dan berdenyut didalam mulutku, maka aku segera melepaskan penisnya dan mengocoknya hingga cairan spermanya keluar dan ditampung dalam wadah yang aku pegang.
Kemudian kami bertiga membersihkan tubuh kami didalam kamar mandi, setelah mengeringkan tubuh kami kembali ke ruang tamu, si Ivan mengenakan celananya dan ke teras rumahku untuk meracik bakso. Beberapa menit kemudian dia kembali masuk bersama pak Timo membawa 3 mangkok bakso, aku kemudian memindahkan beberapa sendok kuah bakso kedalam wadah yang berisi cairan sperma kedua orang tersebut lalu aku aduk beberapa saat hingga tercampur rata kemudian aku menuangkan kuah bakso bercampur sperma kedalam mangkok bakso dan menghabiskan bakso beserta kuahnya.
Kemudian kami bertiga masuk kedalam kamar tidurku untuk tidur telanjang bersama hingga pagi, hari berikutnya pun kegiatan kami tidak jauh berbeda sebelumnya yaitu melakukan hubungan seks setiap hari selama beberapa hari. Aku menikmati permainan seks bersama pak Timo dan si Ivan karena aku bisa mendapatkan kenikmatan selama di tinggal Aris yang pulang kampung.
Share this novel