Keesokan hari setelah pengalaman seksku bersama driver ojol dan tukang bakso keliling aku mendapat kabar dari Aris supirku yang mengabari bahwa dia tidak bisa kembali untuk bekerja karena harus menjaga ibunya di kampung halamannya yang sedang sakit maka aku menerima keputusannya dan aku pun mentransfer sejumlah uang untuk biaya berobat.
Cecep dan Wati pun sudah kembali bekerja seperti biasa, aku mulai biasakan diri untuk membawa mobil sendiri. Hari ini aku berangkat senam tetapi ditengah perjalanan aku menyerempet seseorang yang tinggi dan hitam, aku segera memarkir mobil di pinggir jalan dan keluar dari mobil, beberapa warga sekitar segera mendekat kemudian membantu membopong tubuh orang tersebut kedalam mobilku di temani oleh seorang warga aku segera menuju ke RS terdekat.
Setelah tiba di RS terdekat aku berhenti di UGD RS dan seorang security mendekat dan bertanya keperluanku, setelah memberitahukan ada pasien yang butuh pertolongan, maka security tersebut memanggil suster datang membawa ranjang kemudian memindahkan pasien ke ranjang dan membawanya ke dalam UGD RS. Aku pun mengurus administrasi dan lainnya, setelah orang yang ku serempet ditangani aku pun berbicara dengan orang yang tadi ikut mengantar ke RS, kemudian aku menyerahkan uang 100rb sebagai ongkos untuknya.
Setelah mengurus administrasi pria yang hitam besar tersebut aku ketahui bahwa dia adalah WNA asal Nigeria. Beberapa jam kemudian pria tersebut dipindahkan ke ruangan rawat inap VIP. Selama dia dirawat di RS maka setiap hari aku berkunjung ke RS guna memantau perkembangan kesehatan pria tersebut bahkan terkadang aku sampai menginap di RS. Aku baru mengetahui nama pria tersebut adalah Emeki pada saat mengurus administrasinya untuk rawat inap RS, setelah 3 hari perawatan RS kondisi Emeki membaik dan dia hanya mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris.
Aku dan Emeki berkomunikasi dengan baik selama beberapa hari terakhir menjalani perawatan di RS, dia bertingkah laku baik, kalem dan sopan tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya bahwa orang negro itu temperamennya keras, kasar dan urakan. Dari dia aku mengetahui bahwa dia mempunyai istri dan seorang anak, Emeki berusia 30 tahun atau 5 tahun lebih muda dari aku, dia juga mengatakan kalau dia sering melakukan perjalanan Jakarta - Abuja. Dia juga banyak bertanya tentang kehidupanku dan aku menceritakan bahwa aku mempunyai suami yang mengurus bisnis di luar negeri dan 2 orang anak yang sekolah di luar negeri.
Hari ini adalah hari ke-4 dia di rawat di RS, pagi ini aku sengaja datang ke RS lebih awal. Pada saat aku tiba rupanya Emeki sedang dimandikan oleh suster perawat, aku berjalan menuju ranjang melihat suster sedang membasuh dadanya dengan handuk basah kemudian perut hingga selangkangannya. Aku melirik penisnya yang menurutku sangat besar untuk ukuran orang Indonesia pada umumnya, warnanya hitam legam. Dari penglihatanku saat tidak berdiri aja sudah terlihat besar apalagi jika sedang mengeras. Saat penisnya dibersihkan oleh suster dia menutup mata menikmati saat penisnya sedikit dikocok perlahan.
Aku tidak berani membayangkan bagaimana rasanya jika penisnya ereksi lalu memasuki lubang vaginaku, setelah suster selesai memandikan Emeki dan mengganti pakaian RS yang digunakan selama perawatan maka suster itu pun keluar dari kamar perawatan, tidak lupa Emeki dan aku mengucapkan terima kasih atas bantuan suster tersebut. Kemudian aku seperti biasa hanya menemani dan mengobrol, beberapa jam kemudian aku ke kantin RS untuk makan, selesai makan aku pun kembali ke kamar perawatan Emeki.
Pada saat aku masuk Emeki sedang menelpon istrinya, aku kemudian duduk di sofa lalu mengutak-atik HP-ku. Beberapa menit kemudian dia mengakhiri pembicaraan dengan istrinya dan menyimpan HP-nya di meja dekat ranjang. Kemudian dia meminta aku untuk duduk di kursi sebelah ranjang dan aku pun mengiyakan permintaan Emeki dan duduk di kursi sebelah ranjang.
"Apa yang kamu rasakan dengan kondisi tubuhmu?" Tanyaku (percakapan kami langsung aku terjemahkan dalam bahasa Indonesia)
"Aku merasa segar, tapi terkadang merasa sakit di beberapa bagian tubuh" ujar Emeki sambil berusaha menggeser tubuhnya kearahku, tapi aku larang dia bergerak.
"Mengapa kamu baik sekali bersedia menemaniku selama di rawat di RS, sebab hal ini sangat sulit ditemui di negaraku" tanya Emeki.
"Aku merasa bertanggung jawab atas apa yang dialami sehingga aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja." Jawabku.
"Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menemaniku selama ini" ujar Emeki.
"Tidak apa-apa, aku harus memastikan kondisi kamu hingga sehat lagi" ujarku kemudian.
"Setelah aku sembuh nanti, bisakah kita tetap berteman dan bertemu?" Tanya Emeki selanjutnya.
Aku kemudian tersenyum dan mengangguk, kemudian dia meraih tanganku, dielusnya tanganku. Keliatan kecil tanganku ketika dielus oleh tangannya yang besar dan hitam kontras sekali dengan tanganku yang putih, aku biarkan dia menjamah tanganku.
"Boleh aku cium tangan yang baik ini yang meluangkan waktunya untuk menemaniku selama di RS?" Tanya Emeki sambil menatap padaku meminta persetujuan.
Aku pun kemudian tersenyum dan mengangguk, Emeki kemudian memejamkan mata mencium tanganku kemudian tersenyum.
Seterusnya kami terus ngobrol hingga jam 11.00 malam, selama ngobrol tangannya yang besar terus menjamah dan mengelus tanganku, kemudian aku memintanya untuk tidur, aku menyelimuti tubuhnya dengan selimut hingga ke dadanya. Aku terkejut ketika hendak berjalan menuju ranjang khusus untuk penunggu pasien, tanganku di tarik lalu wajahku ditariknya rasanya jantungku mau copot, kemudian dia mengecup keningku lalu mengucap terima kasih dan selamat malam, aku membalas dengan membelai pipinya sambil tersenyum kemudian aku juga mengungkapkan selamat malam dan selamat beristirahat.
Keesokan harinya ketika suster datang untuk memandikannya seperti biasa, aku memperhatikannya sambil duduk di kursi sebelah ranjang setelah selesai dan suster itu keluar dari kamar perawatan Emeki, sesaat kemudian aku melihat penisnya perlahan ereksi dan berdiri, aku tercengang melihat ukuran penisnya saat berdiri dan mengeras, dia menjadi salah tingkah nafasnya semakin memburu karena terangsang dan pelan aku dengar tarikan nafasnya sambil mendesah.
Aku pun salah tingkah dan tidak tahu harus berbuat apa hingga kemudian aku berdiri dari kursi sebelah ranjang dan berjalan menuju sofa. Malam pun tiba aku kembali ke RS setelah beberapa jam sebelumnya aku pulang untuk mandi dan mengganti pakaian, aku kembali ke RS dengan stelan blouse maroon bahan satin tanpa lengan dan bagian depan dada berbentuk V dan celana jeans longgar yang juga memperlihatkan bulatan pantatku dan memperlihatkan belahan buah dadaku yang ranum.
Melihat kedatanganku dia segera meletakkan HP-nya di meja sebelah ranjang kemudian tersenyum padaku, dia memuji kecantikanku dan aku tidak kaget mendengarnya karena hampir setiap hari aku datang ke RS dia selalu mengeluarkan pujian kepadaku. Aku duduk di kursi sebelah ranjang kemudian dia menggenggam tanganku dan mengelus tanganku. Beberapa menit kemudian perlahan penisnya mulai bergerak dan ereksi hingga keras dan berdiri seperti tadi pagi.
Aku kembali salah tingkah dan terus menatap penisnya, mencoba membayangkan bagaimana rasanya jika penisnya memasuki lubang vaginaku. Aku terdiam beberapa saat, dia pun merasa serba salah tingkahnya. Aku yakin dia pasti sudah terangsang berat, maka tanpa pikir panjang aku berdiri mendekati penisnya yang berdiri tegak meski tertutup selimut, aku menyibakkan selimut yang tadi aku tutupi tubuhnya lalu aku genggam penisnya. Dia mengejang ketika aku sudah menggenggam penisnya dan terkejut melihat reaksiku.
Sambil tersenyum aku pun membelai lembut dan mengocoknya naik-turun secara perlahan dan semakin lama semakin cepat aku mengocok penis Emeki. Beberapa menit kemudian lenganku dicengkeram dan menyemburlah sperma Emeki sambil mendesah panjang merasakan nikmat, banyak banget spermanya yang keluar, melihat pemandangan itu aku menjadi horny ingin rasanya penisnya memasuki lubang vaginaku. Cepat-cepat aku bersihkan kemudian aku selimuti kembali tubuhnya, ketika aku hendak melangkah meninggalkan ranjang dia menahan tanganku kemudian mengucap terima kasih dan berkata aku baik sekali lalu dia tarik wajahku dan mengecup kening dan pipiku, aku balas mengecup pipinya dan mengucap selamat malam dan selamat beristirahat.
Sore pada keesokan harinya aku kembali ke RS mengenakan kemben putih yang memperlihatkan pundak dan ketiak ku dan rok pendek 10cm diatas lutut, aku duduk di kursi sebelah ranjang tampaklah pangkal pahaku yang putih dan mulus, ternyata hari ini dia sudah diizinkan oleh dokter untuk turun dari ranjang sehari setelah selang infus dilepas. Aku mengatakan bahwa aku turut bahagia melihat kondisi tubuhnya yang sudah semakin baik dari hari ke hari. Selanjutnya kami terlibat pembicaraan yang lebih intim, kemudian aku menyibakkan selimut dan kemudian aku jamah dan belai penisnya, aku genggam lalu aku kocok naik-turun hingga sesaat kemudian penisnya mulai bergerak dan ereksi membesar hingga keras dan berdiri, aku lirik wajah Emeki sedang memejamkan matanya menikmati permainan tanganku. Tentu saja aku menjadi horny dan birahiku sudah bangkit ingin rasanya penisnya Emeki menusuk kedalam lubang vaginaku, tapi aku berusaha menahan nafsu birahiku kemudian aku membuka mulut dan memasukkan penisnya hingga penisnya terhunus memenuhi rongga mulutku, aku pun naik-turunkan kepalaku untuk mengocok penis Emeki, dia membuka mata melihat aku sedang mengulum dan mengoral penisnya perlahan dia belai lembut rambutku lalu meliriknya sambil mengulum penisnya dan dia berucap terima kasih meski tanpa suara.
Aku semakin nafsu lalu aku percepat gerakan kepalaku naik-turun, aku jilat batang dan kedua biji lato-latonya dan terkadang aku hisap kedua biji tersebut, beberapa saat kemudian aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut didalam mulutku maka aku semakin cepat mengocok penis Emeki dengan mulutku aku yakin dia akan segera menyemprotkan cairan spermanya didalam mulutku, beberapa saat kemudian benar dugaanku cairan sperma Emeki menyembur hingga kerongkonganku memenuhi rongga mulutku dan aku hampir tersedak akibat semprotan spermanya, setelah spermanya berhenti ngecrot aku hisap kuat penisnya dan kemudian aku lepas, sperma Emeki didalam mulutku meleleh keluar dari ujung bibirku sisanya aku telan, kemudian jariku mendorong masuk kedalam mulutku sisa sperma yang meleleh keluar dari ujung bibirku dan aku hisap jariku dan menelan semua sperma Emeki.
Jam 11.00 malam kemudian aku memintanya untuk tidur dan istirahat, kemudian aku selimuti tubuh Emeki hingga dada, namun tiba-tiba menyibakkan selimut dan turun dari ranjang lalu meraih tanganku dan membawaku ke sofa, aku sempat berpikir mungkin dia bermaksud untuk menyetubuhi diriku di sofa, aku berjalan mengikutinya dan sudah siap jika sampai disetubuhi olehnya. Dia duduk di sofa tunggal kemudian aku berdiri didepannya, Emeki menengadah menatapku dengan perlahan dia berucap meminta izin untuk menciumi dan menjilati vaginaku.
"Can I kiss and lick your beautiful pussy?" Tanya Emeki sambil menunjuk ke vaginaku dengan jarinya.
Aku belum memberi jawaban karena dorongan birahiku ingin dituntaskan, tapi aku sepertinya belum siap untuk dimasuki penis Emeki yang besar, aku bingung antara mau bilang jangan atau ya, takut juga dia marah dan tersinggung, tiba-tiba tangannya menyusup kedalam rokku mengusap paha luarku, aku masih bimbang tetapi tangannya semakin keatas meraba pangkal paha dan paha dalamku kemudian tangannya meraba selangkanganku dan menekan vaginaku dengan ibu jarinya.
"Occhhh.." desahku sesaat karena aku tidak mau terlihat mulai menikmati sentuhan telapak tangannya yang besar dan kasar.
Tangannya semakin keatas akhirnya dia menurunkan celana dalamku hingga lututku, tersentak aku ketika menyadari hal itu, tiba-tiba tanganku menarik turun kemben putih yang menutupi bagian bawah ketiakku hingga ke perut tinggal bra putih transparan yang menutupi kedua buah dadaku.
Sesaat kemudian dia menurunkan celana dalamku hingga ke mata kaki, seketika aku mengangkat satu persatu kakiku hingga celana dalamku tanggal dari tubuhku. Aku sempat berpikir mungkin dia hanya mau mencium dan menjilat vaginaku. Emeki lalu menyibakkan rokku dan kepalanya langsung menyusup di selangkanganku. Aku berdiri diam seperti patung, saat kurasakan bibirnya tebal menyentuh vaginaku dan kemudian lidahnya menjilati bibir vaginaku aku pasrahkan diri untuk diapakan saja olehnya, semakin lama lidahnya semakin keras dan cepat menjilati vaginaku dan tubuhku melayang dan bergetar, akhirnya aku memajukan pinggulku agar vaginaku semakin rapat dengan bibirnya kemudian aku angkat kaki kananku di sandaran tangan sofa, kedua tanganku memegang kepalanya sambil menekan kepala Emeki, kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku bergoyang dan memutar supaya dia lebih leluasa menciumi dan menjilati vaginaku.
"Ooccchhhh.. Emeki.. I feel delicious and it's so good that my pussy is licked by you.. yes.. it's really good.. keep on licking my pussy.." erangku sangat menikmatinya.
Semakin lama semakin kurasakan lidahnya menari dan menjelajahi seluruh lekuk vaginaku, aku merasa cairan kewanitaanku semakin deras seiring rangsangan yang semakin kuat menjalari seluruh tubuhku, semakin nikmat lidahnya memberikan rangsangan terhadap vaginaku. Sesekali lidahnya menyelip kedalam lubang vaginaku.
"I want more Emeki.. ooccchhhh.. yes.. aaccchhhh.. more.. please.." erangku sambil mengelus kepalanya hingga akhirnya tubuhku mengejang hebat dan aku semakin menekan kepala Emeki di selangkanganku, rupanya dia tahu aku akan mencapai orgasmeku maka dihisapnya klitorisku kuat-kuat serta ujung lidahnya menggelitik klitorisku dengan cepat, nikmat sekali rasanya.
"Ooccchhhh.. Emeki.. I got an orgasm.. yes.. aaccchhhh.. it's so amazing.." erangku sambil mengejang tubuhku ketika cairan wanitaku menyembur keluar membasahi wajah dan mulutnya.
Dia menyedot seluruh cairan wanitaku dengan mulutnya, setelah itu dia mengeluarkan kepalanya wajah dan mulutnya basah akibat semburan cairan wanitaku lalu tersenyum kepadaku, aku membalas dengan senyuman kemudian aku merebahkan diri sesaat di sofa panjang sambil menatap Emeki dan mengatur nafasku.
Dia mendekati tubuhku yang sedang rebahan di sofa panjang, kemudian duduk disisi sofa dekat tubuhku. Dia merangkul tubuhku kemudian menciumi mulut dan leherku, aku balas dengan hal serupa.
"I want you fuck me.. want your dick be stabbed in my pussy.. please fuck me.. Emeki.. fuck me.. I want to enjoy it.." pintaku karena dorongan birahiku menuntut untuk dituntaskan.
"I will fuck you.. enjoy it.. my dick will stab into your pussy" ucap Emeki kemudian meremas buah dadaku.
Merasakan jamahan dan kuluman di daerah sensitifku membuat aku kembali birahi, yang ada dipikiran aku adalah ingin segera dimasuki oleh penisnya dan ingin merasakan kenikmatan yang akan diberikan oleh penis Emeki yang besar. Aku pun segera menarik lepas pengait braku sehingga kini buah dadaku tanpa penutup.
"Emeki.. ooccchhhh.. quickly lick and suck my breasts.. aaccchhhh.." ucapku kemudian menekan kepalanya ke buah dadaku agar dijilat dan dihisap olehnya.
"Even stronger.. yes.. occhhh.. Emeki.. aaccchhhh.." desahku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Tanganku menyelinap ke selangkangannya kemudian aku remas dan kocok penisnya. Penisnya sudah berdiri dan mengeras.
"My pussy is yours.. tonight.. fuck me.. fuck my pussy.. I really enjoyed it.." erangan tidak berhenti keluar dari mulutku.
Dia kemudian berpindah ke selangkanganku, lidahnya dijulurkan untuk menjilat dan menghisap vaginaku, aku mengelijang nikmat.
"Ooccchhhh.. yes.. fuck me.. now.. Emeki.. insert your cock.. occhhh.. into my pussy.. sshhh.. now.. fuck my pussy.. aaccchhhh.." erangku sambil meremasi rambutnya.
Kemudian dia menggesek vaginaku dengan penisnya beberapa saat lalu dia arahkan penisnya ke bibir vaginaku dan mendorong pinggulnya untuk menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Aku menggigit bibir bawahku lalu memejamkan mataku, dia tarik kembali penisnya kemudian dia menusuk lagi lubang vaginaku dengan penisnya beberapa kali, aku melihatnya berusaha untuk menusukkan penisnya kedalam lubang vaginaku, penisnya yang besar ternyata sulit untuk masuk kedalam lubang vaginaku.
"Push harder.. Emeki.. I want your cock.. just put it in.. ooccchhhh.." ucapku.
Dia menyelipkan kepala penisnya dibibir vaginaku kemudian memeluk tubuhku, dia cium dan jilat leher, bibir dan telingaku.
"I don't want to hurt you honey.. but I want to fuck your pussy.." ucap Emeki setelah menjilat dan menghisap telingaku.
"Push.. put it in.. your cock.. i want your cock.. fuck me.. fuck my pussy.." balasku.
Kemudian dia mendorong pinggulnya lagi, ditekan perlahan.. kedua tanganku pun bergerak menekan pinggulnya dan kurasakan penisnya mulai menekan masuk kedalam lubang vaginaku, dia tarik perlahan penisnya kemudian dorong lagi, beberapa kali dia ulangi hingga aku merasa seluruh rongga vaginaku dipenuhi oleh penisnya tapi aku tidak tahu apakah sudah masuk kedalam lubang vaginaku batang penisnya secara keseluruhan.
Dia kemudian menaik-turunkan pinggulnya perlahan untuk menyetubuhi diriku. Aku menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Emeki.
"Harder.. occhhh.. push faster and harder.. acchhh.. it feels so good.. I want to go faster and harder.. ooccchhhh.." desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku sesekali aku menghentakkan pinggulku keatas. Dia kemudian memperkuat dan mempercepat genjotannya memompa vaginaku..
"Ooccchhhh.. yes.. Emeki.. enjoyable.. ooccchhhh.." desahku.
Beberapa menit kemudian aku merasa sudah mau keluar.
"Aaccchhhh.. yes.. Emeki.. I have an orgasm again.." desahku sambil mengejang hebat.
Tahu aku sudah mencapai puncak kenikmatan berupa orgasme dia hendak bangkit dan menarik keluar penisnya, segera aku peluk dan kedua kakiku menahannya.
"Don't get up.. keep going.. keep fucking me.. get your sperm out inside.. it's okay.. fuck me.. just get it out in my pussy.. tonight I'm all yours.. Emeki.." ucapku sambil menahannya tubuhnya.
Dia kemudian melanjutkan menyetubuhi diriku terus menerus menggenjot vaginaku, walaupun baru saja meraih orgasmeku tapi birahiku sudah bangkit lagi. Maka aku pun terus menggoyang dan memutar pinggulku, pikirku biarlah dia mendapatkan kenikmatan dari tubuhku, toch aku juga mendapatkan kenikmatan dari dia. Kemudian aku ciumi bibir Emeki yang tebal, aku kulum dan lumat dengan sangat bernafsu, saling mengulum dan memagut memainkan lidah, nikmat sekali rasanya disetubuhi oleh pria negro.
Beberapa saat kemudian aku merasa sudah mau keluar lagi.
"I.. ooccchhhh.. want to orgasm again.. aaccchhhh.. fuck me.. ooccchhhh.. yes.. acchhh.." desahku.
"Me too.. your pussy is real enjoy.." ujar Emeki.
Sesaat kemudian aku merasa penisnya semakin keras dan berdenyut, dia mempercepat genjotannya memompa vaginaku dan dia berucap 3,2,1 dan menyemprotkan cairan spermanya didalam lubang vaginaku dan aku pun mengejang hebat dan mengeluarkan cairan wanitaku bersamaan dengan dia. Kemudian dia memutar tubuhnya dan tubuhku berbarengan sehingga aku berada diatas tubuhnya, sesaat kemudian penisnya terlepas dari vaginaku, aku merasa cairan spermanya yang bercampur dengan cairan kenikmatanku mengalir keluar dari lubang vaginaku.
Dia peluk tubuhku dan mencium bibir serta keningku lalu mengucap terima kasih. 5 menit aku dipeluknya dan dicium oleh Emeki kemudian aku bangkit dan merapikan sofa dan membersihkannya takut ada sisa sperma atau cairan wanitaku, aku tidak peduli sperma Emeki yang ada di tubuhku sehingga aku merasa tidak perlu membersihkannya, aku dan Emeki kemudian mengenakan dan merapikan pakaian masing-masing setelah itu aku menemaninya ke ranjang perawatan, dia naik keatas ranjang dan berbaring dan aku menutupi tubuhnya dengan selimut, sebelum melangkah meninggalkan Emeki aku cium dan peluk tubuhnya lalu mengucap terima kasih dan selamat beristirahat dan dia membalas kulumanku dan berucap terima kasih dan selamat malam. Aku pun melangkah ke ranjang khusus untuk penunggu pasien dan membaringkan tubuhku diatasnya. Aku tersenyum dan merasa puas dengan kenikmatan luar biasa yang baru saja aku rasakan.
Esoknya aku sulit melupakan peristiwa persetubuhan aku dan Emeki, nikmat juga untuk dikenang. Paginya seperti biasa suster datang untuk memandikannya dan kontrol keadaan Emeki. Dia sudah kelihatan segar, walaupun tubuhnya masih agak lemah. Terus terang aku ada keinginan dalam hatiku untuk menikmati lagi barang besar dan panjang tersebut. Tapi tidak tahu bagaimana mesti memulainya, malu juga untuk memulai.
"Bu.. dokter nanti akan visit suaminya setelah ini. Kemungkinan hari ini sudah boleh pulang, mohon di tunggu saja ya" ucap suster tersebut.
"I.. iya sus.. terima kasih" ucapku tersenyum dan terkejut mendengar penuturannya yang mengira aku adalah istri Emeki.
Kemudian Emeki bertanya ada apa sehingga aku senyum dan wajahku memerah, aku pun menjelaskan kembali dalam bahasa inggris, dia tertawa dan berkata mungkin karena aku setiap hari menungguinya sehingga disangka istrinya. Aku pun kembali membalas dan menggoda dan mengatakan bahwa aku sudah dia setubuhi tadi malam, jadi sah saja aku dianggap sebagai istrinya, dia tersenyum lalu menarik tubuhku kemudian dipeluk dan dicium.
"I want you.. I want to fuck you like last night" ujarnya sambil tangannya menyusup kedalam rokku dan meraba dan meremas pantatku.
"I really like and lust with this" ucapku sambil membalas kulumannya dan meraba selangkangannya.
Kemudian terdengar suara pintu kamar perawatan Emeki dibuka, aku cepat-cepat melepaskan pelukannya dan duduk di kursi sebelah ranjang, sesaat kemudian dokter muncul dari balik tirai.
Setelah menjelaskan kondisi Emeki dan boleh keluar RS hari ini dan dia berpesan agar aku menjaga dan merawat suamiku paling tidak seminggu kedepan. Aku pun mengiyakan ucapan sang dokter yang juga mengira aku adalah istri Emeki. Kemudian aku pergi untuk mengurus administrasi dengan menggunakan asuransi, kurang lebih 1 jam kemudian aku sudah membawa surat untuk meninggalkan RS dan ketika aku masuk ke ruang perawatan Emeki, dia sudah siap meninggalkan RS, semua barangnya sudah masuk dalam koper dan aku menyerahkan surat keluar RS dan riwayat perawatannya serta kartu asuransinya, kemudian dia memasukkan semua itu dalam tasnya.
Selanjutnya kami bersiap dibantu seorang petugas RS untuk membawakan barang-barangnya, kami menuju parkiran mobil. Dalam perjalanan tidak terlalu banyak kami bicara. Sebelum ke apartemennya Emeki minta diantar ke salon untuk memotong rambutnya, dia minta dicukur habis tetapi aku melarangnya mencukur kumis dan jenggotnya dan dia pun mengiyakan permintaanku. Aku perhatikan setelah selesai cukur plontos, boleh juga nih cowok dengan kumis dan jenggot tipis, aku mengatakan kalau aku menyukai penampilan barunya sebab bentuk kepalanya bundar sekali dengan kumis dan jenggot terlihat lebih sangar.
Setelah sampai di apartemennya, ternyata Emeki tinggal disebuah apartemen sangat mewah, apartemen dengan dua kamar tidur yang cukup besar dan 1 kamar mandi di dalam kamar utama dan 1 kamar mandi disalah satu sudut apartemen, terdapat dapur modern, ruang santai dengan sofa besar menyerupai kasur dan ada ruang tamu juga terdapat sofa. Aku pikir Emeki pasti orang berkecukupan, dengan menyewa apartemen besar dan mewah.
Setelah itu aku minta Emeki istirahat, aku mulai membongkar, merapikan dan membereskan semua barang yang ada didalam koper Emeki dan aku menyiapkan, menyusun semua obat untuk selama seminggu. Dan rupanya Emeki sudah memesan makan siang yang diantar kekamar. Selang beberapa saat aku selesai ada pelayan restoran membawa kereta dorong dengan penuh makanan.
Setelah kami makan siang, kusiapkan obat untuknya sambil kami mengobrol serta menonton TV. Jam 14.00 aku memintanya untuk tidur, dia mengatakan akan tidur jika aku juga tidur bersamanya dan akhirnya dia tertidur dan aku juga tidur di sofa besar yang menyerupai kasur itu, Emeki memeluk tubuhku dan aku pun meletakkan kepalaku di dadanya dan merangkul tubuh Emeki. Sorenya kami pun terbangun seperti biasa saja, dia mandi dan aku rapikan sofa besar tempat kami tidur, dan berikutnya aku pun mandi. Sebelum aku mandi aku mengabari Cecep dan Wati bahwa aku tidak pulang seminggu kedepan, aku lihat Emeki memakai kimono motif Jepang asli. Dan astaga, terlintas saat dia merapikan duduknya, Emeki tak memakai dalaman. Aku berdesir melihat penisnya sepintas tersebut, penis extra besar yang telah memasuki lubang vaginaku semalam dan membawaku ke puncak kenikmatan. Aku ingin mengulangi kembali, sekilas aku membayangkan bagaimana tadi malam tubuhku melayang disetubuhi oleh Emeki.
Maka dengan jantung berdebar, aku segera mandi dengan pikiran tidak tenang dan bayang-bayang kenikmatan menyelimuti tanpa sadar tanganku menggosok vaginaku sendiri hingga akhirnya aku tersadar ketika pintu kamar mandi diketuk oleh Emeki. Dia kuatir terjadi sesuatu pada diriku karena lama belum keluar dari kamar mandi, aku menjawab akan segera selesai mandi. Aku melangkah keluar dari kamar mandi juga menggunakan kimono handuk dan tanpa dalaman menutup tubuhku maka jika begitu kimono handuk terlepas maka akan mengekspos tubuhku tanpa sehelai benangpun. Maka sehabis mandi sengaja kuusapkan pewangi hampir di
seluruh tubuhku. Dengan jantung berdebar cepat aku berusaha terlihat setenang mungkin, dan aku berusaha bercanda dengan Emeki untuk mengurangi ketegangan sambil mengeringkan dan menyisir rambut.
Beberapa saat kemudian bel apartemen berbunyi dan Emeki membuka pintu apartemen dan seorang pelayan restoran mengantar makan malam pesanan Emeki. Setelah aku selesai menyisir rambutku, sebagian lampu dipadamkan, ternyata sudah ada dua lilin yang menyala di meja makan romantis sekali batinku. Setelah makan malam selesai, kami bersantai menonton TV dan Emeki bergegas ke kamar mandi. Dia akan menggosok gigi dan pipis. Aku ikuti, karena aku juga akan menggosok gigi. Saat aku sedang menggosok gigi, Emeki buang air kecil di belakangku, tapi tak sangka setelah selesai dia menyabun dan mengeringkan kemaluannya. Rasanya hal yang jarang dilakukan laki-laki. Setelah selesai kami kembali ke ruang santai dan meneruskan menonton TV. Kami tidak banyak bicara, karena perhatian kami tertuju ke TV, namun batinku bekerja terus dengan denyut jantung yang memburu, dan akhirnya semakin cepat sepertinya aku mulai birahi batinku.
Tiba-tiba Emeki bangkit dari sofa menghampiriku untuk mengajak menonton TV dari sofa besar menyerupai kasur. Aku tahu, kami tak akan melanjutkan menonton TV lagi, maka aku mengikutinya ke sofa besar menyerupai kasur itu aku merebahkan tubuhku di sampingnya, rasanya
jadi berdebar namun penuh harap. Sesaat kemudian Emeki mulai membalik tubuhnya menghadapku dan tangan kanannya diletakkan diatas perutku.
"Ash, you know what I mean, right?" katanya lirih ditelingaku. Merinding aku mendengarnya, dan aku hanya menganguk.
"Yyes. I know, your.." Belum selesai aku menjawab,
kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus
menyusur kepipiku.
Dia bergeser merapatkan tubuhnya, bibirku dilumatnya dengan lembut. Nikmat sekali diperlukan seperti ini olehnya, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sensasi nikmat yang belum pernah kudapat dari siapapun yang pernah menyetubuhi diriku. Sedang kunikmati lidah Emeki yang melumat bibir dan mulutku, kurasakan tangan besarnya menyusup dalam kimonoku dan meremas lembut buah dadaku.
"Ooccchhhh" desisku.
Buah dadaku tercakup seluruhnya dalam tangannya, dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak birahiku, padahal baru awal pemanasan.
Bibir Emeki mulai menerus menjilat dan melumat wajah, leher dan telingaku dan aku memejamkan mata menikmati, tangannya sambil menarik
tali kimonoku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit
lembut. Sambil tangannya terus meremas-remas buah dadaku, tubuhnya sudah di atas tubuhku, bibirnya terus menelusuri permukaan kulitku. Dan mulai puting kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Kadang-kadang seluruh buah dadaku akan dihisap oleh mulutnya yang besar. Dan tangan satunya mulai
menjamah vaginaku yang pasti sudah basah sekali.
Dibelainya buluku yang lebat. Sesekali jarinya menyentuh klitorisku.
Bergetar semua rasanya tubuhku, dan jarinya mulai
sengaja memainkan klitorisku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam vaginaku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati puting kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke vaginaku yang semalam sudah dinikmati oleh penisnya yang extra besar lalu
diciuminya, dijilat dan dihisap sampai aku orgasme. Kali ini diciumnya bulu lebat vaginaku dan aku rasakan nikmat luar biasa ketika bibir vaginaku dibuka dengan dua jarinya yang besar, vaginaku kini menjadi bulan-bulanan oleh bibir Emeki, kadang dijilat, kadang dihisap kadang lidahnya menyapu vaginaku, demikian pula perlakuannya pada klitorisku. Semakin lama aku semakin tidak tahan, rasanya gatal sekali vaginaku namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir kemaluanku sambil menghisap klitorisku. Emeki benar-benar mahir memainkan vaginaku. Hanya dalam beberapa menit kemudian aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan klitorisku dengan mulutnya, kuremas-remas kepalanya yang botak, untuk kedua kalinya aku orgasme hanya dengan bibir dan lidah Emeki. Dia terus mencumbu vaginaku, rasanya belum puas
dia memainkan vaginaku hingga kembali bangkit birahiku dengan cepat.
"Emeki my dear.. fuck me.. ooccchhhh.. please fuck my pussy.. now.. my dear.. I want to fuck your dick.. aaccchhhh.. my dear.. Emeki.. fuck me.. yes.. now.. ooccchhhh" ucapku memohon lalu melebarkan kedua kakiku lebih lebar dari sebelumnya.
Emeki pun bangkit membuka kimononya. Dan dengan berdebar aku menunggu dengan semakin berharap. Sepintas kulihat, penisnya sudah maksimal, tegak hampir menempel ke perutnya. Dan saat Emeki pelan-pelan kembali menindihku, aku menyambut tubuhnya dengan semakin membuka pahaku, rasanya tidak sabar vaginaku menunggu masuknya penis extra besar itu. Aku pejamkan mata. Dan Emeki mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku lagi, kurasakan di antara bibir kemaluanku mulai
tersentuh kepala penisnya yang extra besar itu. Sebentar diusap-usapkan dan digesek ke bibir vaginaku lalu pelan sekali mulai kurasakan bibir vaginaku terdesak menyamping. Terdesak benda besar itu. Kini benar benar kurasakan penuh dan sesak lubang vaginaku kembali dimasuki penis pria Nigeria itu. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili, centi per centi, perlahan terus
masuk penisnya menghunus kedalam lubang vaginaku.
"Occhhh" aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus.. dan terus.. akhirnya ujung penis itu hampir menyentuh bagian dalam vaginaku, maka secara refleks kurapatkan pahaku, ketika Emeki mengangkat tubuhnya dengan menopang pada kedua tangannya lalu mulai mendorong pinggulnya naik-turun memompa vaginaku tapi ternyata batang penisnya masih belum masuk seluruhnya didalam lubang vaginaku betapa aku terkejut dan langsung ku yakini bahwa tadi malam pun dia menyetubuhi diriku meski seluruh batang penisnya tidak masuk kedalam lubang vaginaku, lalu aku teringat ucapannya yang ingin mengentoti aku tanpa menyakiti diriku, setelah beberapa kali dia memompa vaginaku dalam posisi seperti sekarang lalu aku tarik tubuhnya merapat ke tubuhku dan kedua kakiku menekan pinggulnya dan menahannya.
"My dear.. Emeki.. I told you I'm all yours, I love you, I want your cock but you don't put your whole cock in my vagina while fucking me, why? You do not love me? don't you want my body to be completely yours?" Ujarku.
"I want you and your body completely, just for me, I love you too Ashty, but I don't want to hurt you when I fuck you, my love" ucapnya.
Aku lumat bibirnya lalu melepaskan.
"I love you, you love me, therefore I beg you to fuck me and put all your dicks in my pussy. Don't be afraid to hurt me, you know that you have given me great pleasure. Come on baby.. fuck me and put all your dicks in without thinking of hurting me. Come on, let's have more fun and orgasm together.. my dear.. Emeki" ujarku kemudian melumat lagi mulutnya dan mengendorkan kedua kakiku.
"Ok.. my love Ashty.. enjoy my cock fucking your pussy" ucapnya kemudian menekan pinggulnya hingga kurasakan kedua biji lato-latonya menempel kulit dan bulu vaginaku yang tumbuh lebat.
Dia kembali menaik-turunkan pinggulnya memompa vaginaku, mataku terpejam sesaat waktu dia membenamkan seluruh batang penisnya kedalam lubang vaginaku, aku menciumi seluruh wajahnya, leher dan telinganya.
Dia pun menciumi seluruh wajahku, leher dan telingaku kemudian dia menekuk tubuhnya untuk mengulum buah dadaku.
"Ooccchhhh.. Emeki.. my dear.. real enjoyable.. aaccchhhh.. fuck me.. occhhh.. my dear.. so comfort" desahku.
Dia terus menggenjot vaginaku dan menikmati buah dadaku.
"Faster and harder.. fuck me faster and harder.." erangku.
"Aaccchhhh.. occhhh.. yes.. so enjoy.. my dear.. fuck me.. yours completely.." erangku terus menerus meracau karena nikmat.
Dia terus menggenjot vaginaku, kemudian dia bangkit berdiri dan memutar tubuhku hingga aku menungging diatas sofa.
Dia tusuk vaginaku perlahan hingga seluruh batang penisnya masuk kedalam vaginaku, dia maju-mundurkan pinggulnya terus menerus menggenjot vaginaku, perlahan semakin lama semakin cepat dan perlahan kembali, mengulang berkali-kali, kedua tangannya menengkup buah dadaku, diremas dan dipilin..
"Ooccchhhh.. yes.. aaccchhhh.. fuck me.. occhhh.." desahku.
Kemudian dia tarik tubuhku hingga berdiri, dia tekan perlahan punggungku hingga aku sedikit membungkuk kedua tangannya menahan kedua tanganku ke belakang dan dia pun terus menggenjot vaginaku, rasanya seperti melayang disetubuhi dengan posisi sekarang.
"very nice.. i feel like i'm floating.. fuck my pussy.." erangku..
Beberapa saat kemudian tangan kanannya menahan dadaku, tangan kirinya mengangkat kaki kananku dan dia pun menggenjot vaginaku, luar biasa nikmatnya. Tubuhku yang kecil benar-benar seperti melayang disetubuhi oleh Emeki.
Kemudian dia melepaskan tubuhku hingga aku berdiri lalu dia putar tubuhku hingga berhadapan dengannya, penisnya diarahkan ke bibir vaginaku hingga bibir vaginaku mencengkram kepala penisnya.
"Are you ready for me to fuck?" Tanya Emeki.
Aku mengangguk dan tersenyum lalu menutup mata siap untuk dimasuki penis Emeki yang extra besar itu. Dia majukan pinggulnya hingga seluruh batang penisnya masuk kedalam lubang vaginaku, kemudian dia maju-mundurkan pinggulnya untuk menggenjot vaginaku beberapa saat, lalu dia angkat tubuhku hingga kini aku berada dalam gendongannya.
Dia hentakan tubuhku untuk memompa penisnya, aku merangkul kepalanya dan menciumi seluruh wajahnya. Nikmat sekali rasanya tubuhku dientot begini.
"Ooccchhhh.. yes.. aaccchhhh.. my dear.." desahku.
Kenikmatan, keanehan, tidak bisa aku ungkapkan, hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan, Emeki tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia menghentakkan tubuhku memompa penisnya dan akhirnya aku orgasme lagi cairan wanitaku menyembur memenuhi rongga vaginaku yang dipenuhi oleh penisnya yang extra besar.
Kemudian dia menurunkan tubuhku keatas sofa besar menyerupai kasur, ditekuk kedua kakiku lalu kembali dia tusuk vaginaku dengan penisnya yang extra besar.
"Ooccchhhh.." desahku sambil memejamkan mata menikmati penisnya yang langsung menghujam vaginaku karena vaginaku sudah sangat basah akibat orgasme tadi. Dia melumat bibirku, leherku dan telingaku, remasan di buah dadaku oleh tangannya makin kuat. Dengan tusukan penis Emeki yang agak kuat dan dipepetnya klitorisku diteruskan dengan
menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku
mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat apa saja yang ada. Vaginaku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat penisnya yang keluar masuk dalam lubang vaginaku, benar-benar kenikmatan yang belum pernah kualami dari semua pria yang pernah tidur denganku, hanya dengan Emeki aku merasa senikmat seperti sekarang. Ohh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan.
"Shiitt.. real enjoy.. yes.. ooccchhhh.. occhhh.. fuck me my dear.. i.. i like it.. fuck my pussy.. harder.. occhhh.. acchhh.. more.. fu.. fuck me more.." desahku tiada henti.
"Yes.. I.. I love your dick.. I like you fuck my pussy.. my dear.. Ooccchhhh.. I got.. I got an orgasm my dear" desahku selanjutnya
Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Oh, setelah
selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku orgasme dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Emeki membelai rambutku yang basah oleh keringat. Kubuka mataku, Emeki tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya buah dadaku diremas-remas pelan.
"now it's your turn, remove your sperm in my pussy, I want you to remove your sperm" ujarku.
Tiba tiba, serangan cepat penisnya kedalam vaginaku dia terus menggenjot vaginaku dengan cepat dan keras, bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas buah dadaku lebih kuat. Birahiku naik lagi dengan cepat,
saat kembali Emeki memompakan penisnya semakin cepat dan keras.
"Ooccchhhh.. my dear.. very nice.. love it.. aaccchhhh.." erangku sambil mengejang hebat membusungkan dada dan sekali lagi aku mencapai orgasme, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi.
Emeki terus memompakan penisnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan dan meremas buah dadaku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan
diikuti semburan sperma yang kuat di dalam vaginaku, menyembur berulang kali, seperti yang pernah kulihat.
Oh, terasa banyak sekali cairan kental dan hangat
menyembur dan memenuhi vaginaku, hangat sekali dan terasa sekali cairan yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, Emeki memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut buah dadaku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya menyetubuhi diriku kadang lembut dan halus tapi kadang liar dan sedikit kasar. Aku sangat menikmatinya.
“Ash, you are amazing, your pussy is really delicious, small hole but very strong” pujinya sambil
membelai dadaku.
“You too. You are great. Can make me orgasm several times, and only this time I was able to orgasm several times and feel a very large cock. hihi..” ujarku.
“So you like my dick?” godanya sambil menggerakkan penisnya dan membelai belai wajahku.
“Yes my dear, your dick so amazing, so big, hard and long, i not only like but i love your dick" jawabku jujur dan memang sebelumnya aku hanya penasaran dan hanya bisa membayangkannya, tapi ternyata memang luar biasa.
Emeki memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut penisnya, tapi malah mengajak mengobrol hingga penisnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia memuji kecantikanku, menciumku, membelai rambutku dan dia paling suka membelai buah dadaku. Aku merasakan cairan sperma yang bercampur cairanku mengalir keluar hingga pahaku.
Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan penis yang telah menghantarkan aku melayang ke puncak kenikmatan itu dicabut sambil Emeki menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya, dibimbingnya aku ke kamar mandi. Saat aku berjalan rasanya masih ada yang mengganjal kemaluanku dan ternyata banyak sekali sperma yang mengalir di pahaku. Lalu kami mandi bersama, selesai mandi kami ke tempat tidur dan dia memutar lagu classic untuk menghantar kami tidur. Nyenyak sekali aku tidur dalam pelukannya, merasa aman, nyaman dan benar-benar malam ini aku terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya kubayangkan saja.
Pagi aku bangun masih dalam pelukannya. Ternyata Emeki sudah bangun tapi tak mau mengusik tidurku. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Seterusnya kami bergegas ke kamar mandi, dan kulihat Emeki langsung membuka kimono dan menghidupkan shower lalu mandi. Dia sudah tak tahan menahan pipis rupanya, sambil badannya diguyur shower, dia juga pipis sambil nyengir setelah permisi. Aku cuma tertawa geli dan aku menggosok gigi dan ikut mandi juga.
Saat mandi kami saling menyabuni dan bercumbu di bawah shower, dan tak terlewatkan pula kami saling
membersihkan kemaluan kami. Setelah selesai Emeki keluar dari kamar mandi duluan, sedang aku masih menikmati shower dengan sedikit horny. Selesai dengan rambut yang sudah kering, aku berjalan masuk ke kamar, ternyata dia sudah menyiapkan roti
hangat dan kopi di meja dekat sofa, padahal masih belum jam enam. Hanya lampu duduk yang hidup dan aku dipersilakan minum kopi dan makan roti sambil mengobrol, sarapan dan diiringi lagu lembut.
Setelah aku makan sepotong roti, dia lalu memintaku
duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan, diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai menyusup di dalam kimonoku dan mulai meremas-remas lembut buah dadaku, diteruskan menarik tali kimonoku dan tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Lalu langsung aku bangkit dan aku ingin melihat dengan jelas penisnya, selagi di bawah sinar lampu yang cukup terang. Aku bersimpuh di depan Emeki dengan kedua lututku dan kubuka tali kimononya dan kusibakkan.
Ternyata sudah mulai ereksi penisnya, walau masih
belum begitu mengeras. Dan kepala penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar lalu aku raih dan aku belai dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya dan sebelum penuh ereksinya langsung aku kulum penis Emeki. Aku suka memainkan kulup penis yang tebal dengan lidahku, saat penis belum sepenuhnya ereksi. Maka kutarik kulup ke ujung, membuat kepala penis Emeki tertutup kulupnya dan segera kukulum sebelum ereksi penuh, kumainkan
kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala penisnya. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya penisnya makin membengkak dan Emeki mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.
Rupanya Emeki makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Sambil menarik tali kimonoku Emeki mematikan lampu duduk dan menghidupkan lampu sorot di atas tempat tidur bagian bawah. Sebenarnya aku agak malu, tapi sudahlah, paling dia juga ingin gantian melihat dengan jelas vaginaku, demikian batinku. Dan ternyata benar, saat aku akan naik kakiku ditahannya sambil tersenyum. Manis juga, batinku, diteruskan dengan membuka kakiku dan Emeki langsung menelungkup di antara pahaku.
"I love it and I like it my love, Ashty" ujarnya sambil membelai bulu kemaluanku yang lebat tetapi rapi.
"Why?" tanyaku
"Because your hair is thick but neat, and your pussy lips are clean, there are no hairs and thick lips."
Aku merasakan Emeki terus membelai bulu vaginaku dan bibir vaginaku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka vaginaku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir vaginaku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan vaginaku. Emeki terus memainkan vaginaku seolah tak puas-puas memperhatikan vaginaku, kadang kadang disentuh sedikit klitorisku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang vaginaku yang aku yakini sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk vaginaku, masing-masing bibir dihisap-hisap. Dan saat dihisapnya klitorisku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung klitorisku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan.
"Ooccchhhh!!". Erangku.
Benar benar hebat Emeki merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi.
"Please.. my dear.. please.. fuck.. me.. again.." ujarku sambil menarik bantal.
Emeki langsung merapatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan penis raksasanya ke arah vaginaku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang penisnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir vaginaku. Kali ini aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala penisnya telah menyentuh di antara bibir vaginaku, aku menahan nafas dan menutup mata untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala penisnya mulai menyelinap di antara bibir vaginaku dan menyelusup lubang vaginaku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan mendorong pinggulnya dan Emeki mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat sekali. Kurapatkan pahaku supaya penisnya tidak terlalu masuk ke dalam. Emeki langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali penisnya Emeki menekan bibir vaginaku.
Penisnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Emeki menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan mengerang-erang sendiri.
"Ooccchhhh.. my dear.. fuck me please.. acchhh.. fuck my pussy.. now.. ooccchhhh.." erangku keras.
Setelah Emeki puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memompanya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras dan dengan merapatkan serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas buah dadaku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak orgasme.
Tak tahan aku mengerang nikmat, terus Emeki menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan.
Akhirnya Emeki pelan-pelan mengakhiri serangan
dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku
bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal bercinta dengan Emeki, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam bercinta, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara, atau memang aku yang kurang pengalaman dalam bercinta di tempat tidur, sebab pengalamanku tidur dengan beberapa lelaki sebelumnya, semuanya tak ada yang menandinginya.
Lamunanku lepas saat paha Emeki mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbui. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas buah dadaku. Pelan-pelan mulai dipompakan penisnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai putingku. Dan penis Emeki yang extra besar dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa.
Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar birahiku lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Emeki makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan penisnya makin cepat didalam lubang vaginaku. Gesekan di dinding vaginaku makin terasa menjepit batang penisnya yang terus menerus keluar-masuk. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang penisnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di klitorisku. Maka jebol lah bendungan pertahananku, aku mencapai puncak kenikmatan kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba Emeki dengan cepat memopakan lagi vaginaku dengan penisnya yang extra besar, ohh.. nikmat sekali rasanya.
Kembali aku mengerang sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, Emeki benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat Emeki menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku dan sisa rangsangan, aku keluarkan penis Emeki dari vaginaku. Dan kuraih batang penis Emeki. Tanpa pikir panjang, penis yang masih berlumuran cairanku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atas Emeki lagi dengan posisi terbalik. Kembali vaginaku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian penisnya. Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme oleh lidah dan jarinya. Dihisapnya klitorisku sambil ujung lidah Emeki menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepala Emeki dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir vaginaku merapat ke bibirnya.
Ingin aku mengerang keras tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat penisnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme. Tubuh Emeki pun mengejang dan kulihat kakinya menggeliat-geliat serta pinggulnya bergoyang kuat. Aku masih menikmatinya saat seluruh bibir vaginaku dihisapnya dan ujung lidahnya menyentuh klitorisku hingga aku tersentak.
Dengan semburan kuat sperma Emeki memenuhi dalam rongga mulutku, bahkan ke tenggorokanku. Belum sempat aku mengeluarkan penisnya dari mulutku, terjadilah semburan berikutnya. Dan selanjutnya terus kukocok kuat dan
kuarahkan semburan spermanya ke wajahku. Sebagian besar sperma yang keluar di mulutku masuk tertelan. Kulihat semburannya makin sedikit dan makin melemah pancarannya walau masih banyak dan kental sekali yang keluar. Terus kukocok dan kuperas-peras serta kembali kumasukkan penisnya ke mulut dan kuhisap kuat-kuat.
Emeki menggelinjang dan mengerang keras. Rupanya dia menikmati apa yang aku lakukan. Aku ingin membalas kenikmatan yang telah diberikannya padaku. Akhirnya penisnya mulai melemas dan tetesan spermanya habis. Baru kali ini aku sampai menelan sperma yang bagiku begitu nikmat. Walaupun sebelumnya aku sudah sering melakukan oral dan menelan sperma, namun baru kali ini aku menelan sperma yang bagiku sangat bernafsu untuk kunikmati.
Wajahku penuh sperma Emeki, dan sebagian dari mulut yang tak tertelan meleleh keluar. Tanpa sadar kuratakan sperma yang melekat di wajahku dan kukulum kembali penis Emeki yamg sudah melemah, kuhisap sisa sisa sperma yang masih tersisa di dalam dan yang berceceran di kepala penisnya yang sudah mulai tertutup kulupnya. Tubuh Emeki melemah. Tangannya telentang, tapi bibirnya masih sesekali menghisap menempel di bibir kemaluanku. Aku pun terkulai lemas di atas tubuhnya dengan tetap memainkan penisnya di wajahku sambil menikmati bibir Emeki yang masih menempel di bibir vaginaku. Nikmat luar biasa, lemas. Tapi sungguh kami mendapatkan kepuasan yang tiada tara khususnya aku.
Aku benar benar sudah dibuat gila oleh Emeki, bau khas sperma yang biasanya kurang kusuka dan ada keengganan untuk ku telan, kali ini kunikmati bahkan menelannya sangat bernafsu, baik yang memancar langsung ke tenggorokanku maupun saat aku menghisap habis sisa-sisa setelah penisnya melemas. Kuletakkan penis Emeki yang telah lemas di bibirku dan kupeluk kedua pahanya.
Akhirnya aku terlelap sesaat setelah kelelahan. Saat aku terbangun, ternyata wajahku terasa kaku karena sperma yang mengering dan kemaluanku masih menganga menempel dibibir Emeki, karena saat tertidur posisi kakiku masih mengangkangi wajahnya.
Sejak saat itu selama satu minggu paling tidak dua kali dia menyetubuhi diriku dalam sehari atau kadang bahkan empat kali, seperti tak ada puasnya, dia bahkan tidak lagi memanggilku dengan nama tetapi myLove dan aku pun memanggilnya dengan myDear. Setelah sembuh dia meneruskan bisnisnya dan pulang ke negaranya untuk waktu yang cukup lama bila Emeki sedang di Jakarta dia selalu menghubungiku, kami akan mengatur waktu untuk bertemu dan tak pernah melewatkan kesempatan untuk bercinta. Melampiaskan kangen? Ya, aku kangen dengan penisnya yang besar dan pemiliknya yang pandai mengolah tubuhku. Dan dia pun kangen dengan vaginaku yang katanya sempit dan menghisap kuat. Dan hubungan kami masih terus berlanjut bahkan kami telah sepakat untuk menjalani hubungan tanpa status entah sampai kapan karena aku sangat menikmatinya.
Share this novel