chapter 11 - persiapan penyambutan

Drama Series 1523

*Chit….chit…chit..

Suara burung mulai berkicau di pagi hari. Suara kicauan yang terdengar sangat menenangkan hati dan pikiran. Di tambah angin yang berhembus lewat sela-sela jendela membuat suasana di pagi hari ini semakin membuatku ingin melanjutkan tidurku ini.

*Ring….Ringg…..Ring…..

"h-hm….bunyi apa itu?" [Pratama]

*Ring....Ring....

"apa angelica sedang menelponku lagi…..?hoam….." [Pratama]

Sambil setengah sadar aku mencoba mengecek ponsel ku

"h..hmm?oh..ternyata Cuma alarm toh ,kupikir angelica sedang menelpon ku lagi kali ini. Hoam…." [Pratama]

Hmm…ngomong-ngomong jam berapa sekarang? Ku pikir lebih baik aku segera bangun dari tempat tidur ini. Karena hari ini adalah hari dimana semua mahasiswa yang di terima di perguruan, akan masuk di hari pertamanya. Dan bukan hanya itu saja, karena waktu itu aku sudah terpilih menjadi ketua semua dewan selanjutnya tahun ini. Jadi mau tidak mau aku harus segera datang pagi-pagi kesana untuk menyiapkan segalanya yang ada, demi penyambut semua mahasiswa baru disana. Di tambah lagi aku harus berpidato di depan mereka semua agar acara penyambutan ini sukses dan berhasil.

Di sisi lain untungnya semua naskah dan persiapan yang ku butuhkan sudah selesai semuanya dari hari-hari kemarin. Dengan di bantu oleh angelica yang tanpa henti terus membantuku dalam menyelesaikan semua masalah-masalah ini. Aku benar-benar terbantu oleh angelica yang selalu menolongku ketika aku sedang tidak ada ide untuk menyelesai naskah, dia tanpa pikir panjang langsung membantu ku. Walau kita tidak saling akur satu sama lain ,tapi kalo menyangkut tentang perguruan entah kenapa kita jadi akur satu sama lain. Dan yah walau kita tidak jadi mengadakan pertemuan tatap muka untuk membahas naskah dan persiapan ini pada waktu itu tapi kita tetap bisa menyelesaikan semua ini bersama.

Cara kita menyelesaikan semua ini pun pada akhirnya sama persis seperti apa yang aku katakan waktu itu di perputakaan. Yaitu kita saling mengirim surel atau email satu sama lain ,yang mana saat aku mengirim teks persiapan apa saja yang akan kulakukan. Angelica akan mengamati dan merevisi apa saja yang kurang dan apa saja yang harus ditambah, Dan itu juga berlaku sama untuk angelica saat dia mengirim teks yang dia tulis dan kirim kepadaku.

Haaa…kenapa tidak dari kemarin-kemarin coba kita melakukan ini. Kalo kita pakai cara ini kan kami bertiga tidak harus di usir dari café waktu itu.

"dasar angelica apa sih maunya dia haa…" {Pratama]

Pada akhinya aku jadi mengeluh tentang ini.

Tapi yah mungkin lebih baik tidak usah dipikirkan lagi ,karena aku harus segera mandi dan berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi ke perguruan.


Dengan itu pun aku mulai menyiapkan baju apa yang akan ku pakai di sana dan mulai segera masuk ke kamar mandi dan mandi dengan segera.



Lalu 30 menit kemudian aku sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat.

*Sring….Sring….

Saat aku turun dari kamar ku, aku mendengar ibu ku sedang memasak di dapur pagi-pagi sekali.

"Pagi bu" [Pratama]

"Pagi, apa kau sudah mempersiapkan dan mengemas semuanya yang kau butuhkan di tas mu itu?" [Ibu]

"Sudah , ibu tidak usah khawatir tentang itu. Aku sudah mempersiapkan semuanya di tas ini" [Pratama]


"Oh, kalo begitu apa kau mau sarapan sekalian?" [Ibu]

"Hmm boleh juga, tolong siapkan satu piring untuk ku bu" [Pratama]

"Oke kalo begitu ini, ibu sudah siapkan tadi' [Ibu]

"Oh Terima kasih" [Pratama]

Tanpa menunggu lama aku pun mulai memakan sarapan yang ada di depan mataku ini.

Dan selang beberapa menit kemudian, ibuku juga mulai duduk di meja makan di sebelah ku setelah dia mematikan kompor yang tadi ia nyalakan.

"hei pratama" [Ibu]

"Hmm iya?'" [Pratama]

"Apa akhir-akhir ini kau sedang di gemari atau di sukai oleh perempuan?" [Ibu]

"Kenapa ibu bertanya begitu?" [Pratama]

"yah kau tahu, ibu semakin merasa bahwa kau akhir-akhir ini mulai banyak di perhatikan oleh perempuan lain disana loh" [Ibu]

"Perempuan lain?" [Pratama]

"Itu loh ,dua perempuan yang akhir-akhir ini mulai dekat dengan mu. Siapa itu namanya ee….oh ya rena dan angelica" [Ibu]

"Oh mereka berdua" [Pratama]

"Iya mereka berdua itu. Awalnya ibu pikir saat rena datang kesini, dia adalah kekasihmu yang belum kau beritahu sama ibu. Tapi setelah melihat kau dengan angelica sempat saling berhubungan juga, ibu jadi mulai berpikir bahwa rena belum sempat sepenuhnya jadi kekasihmu" [Ibu]

"Hei tunggu dulu. Ngomong-ngomong dari mana ibu tahu nama angelica itu?" [Pratama]

"Angelica, ya mungkin ibu baru mengenalnya kemarin-kemarin lewat ponsel mu" [Ibu]

"Ponsel?" [Pratama]

"Iya itu loh saat kau sedang ke kamar mandi lama sekali ,ibu tanpa sengaja mendengar bunyi dari ponsel mu dan segera tanpa pikir panjang mengangkatnya . lalu kemudian saat ibu angkat telpon nya muncul wajah angelica saat menelpon. Dan sejak saat itu ibu tahu kau mulai sering berhubungan langsung dengan angelica lewat ponsel mu itu" [Ibu]

"Hei ibu tahu bahwa itu ponsel ku yang berbunyi kenapa ibu masih angkat juga?! Itu privasi tahu" [Pratama]

"Sebab kau itu lama sekali di kamar mandi. Dan ponsel mu juga terus berbunyi hingga terdengar sampai bawah. Jadi ibu angkat saja telponnya daripada terus berbunyi berisik di ruangan. Juga yang lebih penting lagi mana yang akan kau pilih?" [Ibu]

"Apanya?" [Pratama]


"itu loh Rena atau Angelica?" [Ibu]


"Apa sih yang mau ibu bicaraka ini?" [Pratama]


"Kau masih belum paham juga?! Walau kau banyak membaca buku di kamar mu tapi kau masih tidak paham juga dengan masalah begini?baiklah ibu akan to the point saja langsung. Apa kalian bertiga sedang dalam cinta segitiga?" [Ibu]

"bukh…..ngukh…ngukh…" [Pratama]

Saking kagetnya aku dengan apa yang ibu bicarakan, aku sampai terbantuk-bantuk dan memuntahkan makanan yang baru aku kunyah sebelumnya


"kenapa bisa ibu berspekulasi seperti itu hah?! Dan yang lebih penting lihat makanan ku jadi berserakan kemana-mana" [Pratama]


"ya gimana lagi coba. Kalian bertiga terlihat akrab sekali sih ,jadi orang-orang juga pasti berpikir kalian sedang dalam cinta segitiga. Plus kalian bertiga itu mirip sekali dengan acara tv yang ibu tonton kemarin tau" [Ibu]

"Tidak usah mengaitkan hubungan kita bertiga dengan acara kesukaan ibu itu. Yang jelas hubungan kami bertiga tidak seperti apa yang ibu pikirkan" [Pratama]


"Begitukah? Payah sekali kau ini" [Ibu]

"Tidak usah kecewa begitu, lagian juga kenapa ibu yang malah kecewa disini?yang menjalani kehidupan disini kan aku" [Pratama]
"hm dasar ,anak lelaki ku ternyata payah juga walau dia pintar. Padahal ibu sudah berharap bisa segera memiliki cucu disini" [Ibu]

"Tidak usah berpikir yang aneh-aneh begitu. Ibu tahu bukan aku ini baru masuk perguruan dan tugas ku disana banyak sekali yang harus diselesaikan. Jadi aku tidak sempat untuk memikirkan hal-hal yang seperti itu tahu" [Pratama]

"hm dasar anak yang membosankan" [Ibu]

Pada akhirnya ibu tetap mengeluhkan masalah ini padaku walau aku sudah bilang bahwa ini masalahku sendiri. Tapi ia masih tetap saja ngotot untuk hal yang seperti ini

"Ngomong-ngomong, bagaimana masalahmu dengan rena waktu itu?apa kau sudah bertemu dengannya?" [Ibu]

"Oh kalo itu , aku sudah bertemu dengan rena seminggu lalu waktu di café. Saat aku sedang mengantarkannya pulang kita mengobrol banyak hal" [Pratama]

"Apa termasuk masalahmu yang waktu itu juga?" [Ibu]

"Tentu saja. Awalnya aku ingin meminta maaf pada rena tentang masalah itu terlebih dahulu tapi secara mengejutkan tiba-tiba rena membungkuk padaku dan meminta maaf dengan tulus padaku waktu itu. Aku yang tadi mau meminta mau langsung terkejut melihat itu" [Pratama]

"Hoo….terus bagaimana responmu?" [Pratama]

"Tentu saja aku langsung gugup melihat rena menunduk padaku secara tiba-tiba tapi sambil menahan rasa gugup ku itu aku langsung menempuk pundaknya dan mengatakan 'tidak apa-apa ini semua bukanlah kesalahanmu' kurang lebih seperti itulah aku membalasnya. Plus tidak lupa juga aku meminta maaf padanya saat bersamaan" [Pratama]

"Syukurlah kalo begitu ,Ibu lega mendengarnya. Dan dengar nasehat ibu ini jangan buat rena kecewa lagi ya. Dan oh iya itu juga berlaku untuk angelica juga nantinya paham?!" [Ibu]
"Iya-iya aku mengerti. Dan kenapa juga angelica termasuk disini?" [Pratama]

"Sudah Dengarkan saja nasehat ibu ini dan tidak usah bawel. Plus kau masih belum berangkat juga?" [Ibu]

"Oh ya aku ingat penyambutannya! Gara-gara terlalu banyak mengobrol aku hamper lupa tentang penyambutan perguruannya. Kalo begitu aku pergi dulu bu dah" [Pratama]

"Ya hati-hati dijalan" [Ibu]


Dengan begitu aku langsung pergi meluncur ke perguruan. Karena hari ini aku harus tetap berpakaian rapi dan tidak boleh ada kotoran menempel di baju ku. Lebih baik kali ini aku akan berangkat menggunakan halte lagi deh ketimbang sepeda ku, karena aku takut saat diriku sampai disana baju yang kupakai ini bakal kusut oleh tekukan-tekukan yang disebabkan saat aku menggunakan sepedaku. Jadi oleh karena itulah kuputuskan hari ini aku akan menggunakan halte untuk berangkat ke perguruan.

Tidak lupa juga aku segera mengeluarkan buku kecil penuh catatan, yang akan ku baca di dalam halte nanti. Buku kecil yang ku keluarkan ini berisi materi-materi dari pidato yang akan aku bacakan nantinya di perguruan ,jadi oleh karena itulah aku tidak mau membuang-buang waktu ku tanpa membaca dan menghafal materi-materi ini semua.

Lalu setelah berjalan beberapa menit ,aku pun sampai di halte bus dan segera naik ke dalam bus tersebut.

"Kelihatannya bus yang akan ku naiki ini, terlihat cukup ramai dari sini" [Pratama]

Yap itu wajar sih ,karena hari ini bukanlah hari weekend ataupun hari libur lainnya. Jadi pantas jika bus yang akan ku naiki ini bakal penuh dengan orang lain di dalamnya. Plus di jam begini biasa banyak siswa, mahasiswa dan pekerja kantoran lainnya yang juga ikut berangkat ke kantor maupun ke sekolah mereka. Jadi kupikir aku akan memaklumi kalo bus yang akan ku naiki bakal ramai begini.

Tapi yah tetap, aku hanya berharap semoga saja aku mendapatkan kursi untuk duduk didalam agar aku bisa membaca buku ku ini. Kalo pun aku tidak mendapatkan kursi di bus nanti, setidaknya aku berharap di dalam tidak terjadi desak-desakan yang dapat mengangguku saat aku berdiri sambil membaca buku ku ini.

Kemudian setelah mengantri beberapa saat di tempat tiket aku pun langsung masuk ke dalam bus dan mulai melihat-lihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apakah ada kursi yang tersisa bagiku untuk duduk disini atau tidak. Namun sayangnya setelah melihat-lihat aku sama sekali tidak menemukan kursi yang kosong disini.

Iya kalo sudah begini apa mau di kata, mau tidak mau aku harus berdiri disini sambil membaca buku ku. Juga walau terpaksa harus berdiri ,ku pikir itu bukan masalah yang besar bagi ku. Karena aku bersyukur walau aku tidak kebagian kursi untuk duduk disini, aku masih bisa berdiri sambil membaca buku tanpa bakal ada yang mengangguku. Alasannya adalah saat kupikir aku bakal berdesak-desak dengan orang lain pada saat aku masuk ke bus tadi, ternyata itu tidak sepenuhnya benar malahan kalo ku lihat cukup banyak ruang disini jika aku berdiri sambil membaca. Jadi kupikir tidaklah buruk jika harus berdiri disini.



Lalu setelah beberapa waktu terlewati saat di dalam bus ,pada akhirnya aku pun sampai di perguruan IAS dengan waktu yang hampir mepet. Persiapan acara dilakukan pukul 7.45 sedangkan aku datang kesini jam 7.40, tadinya kupikir aku sudah mencoba mempersingkat waktu ku dengan bangun pagi-pagi sekali di rumah plus menghabiskan sedikit waktu ku untuk berbincang-bincang sebentar dengan ibu ku. Semua itu kupikir hanya memakan waktu ku Cuma 15 menit saat aku bangun pagi-pagi di jam 6.30. tapi ternyata itu sedikit meleset dari apa yang ku rencanakan ,pada akhirnya aku tidak mengira waktu ku bakal terbuang banyak di halte tadi.

Dan Tak ku kira bus yang ku naiki itu jalannya bakal lama sekali karena rute yang di lalui bus ini ternyata mengalami kemacetan. Haa semua Itu terjadi karena ada seorang pengendara bodoh yang masuk dengan santainya ke jalur halte dan membuat jalur itu menjadi macet. Andai saja tidak ada kejadian tadi aku mungkin sudah sampai disini sesuai dengan rencanaku, tapi yah karena kejadian itu aku jadi bisa membaca dan mengingat semua materi-materi yang ada di buku ini dan sisanya aku tinggal siapkan mental ku nanti.


"hmm?bukankah itu angelica? Dan siapa yang bersama angelica itu?" [Pratama]


Saat aku sedang berjalan menuju pintu masuk perguruan , aku sekilas melihat sosok angelica di depan sana bersama orang lain


"Hei , pagi angelica" [Pratama]


"Hmm? Oh ternyata kau pratama" [Angelica]


"Gimana kabarmu? Dan ngomong-ngomong siapa yang bersamamu ini? Apa akau mengganggu kalian berdua disini?" [Pratama]


"Tidak kau datang di waktu yang tepat. Dan biar ku perkenalkan dia….." [Angelica]


"Perkenalkan ,namaku adalah Barram Davis senang berkenalan dengan mu" [Barram]


"A-iya senang berkenalan dengan anda. Nama ku Indra Pratama anda bisa memanggilku pratama" [Pratama]


Orang yang sedari tadi bersama angelica ,tiba-tiba saja berjabat tangan denganku dan memperkenalkan dirinya sendiri padaku. Dan karena hal itu juga sontak aku sedikit terkejut dan membuatku menjadi sedikit gugup.

"Ah tidak perlu terlalu formal begitu padaku. Santai saja" [Barram]

"Meski sudah berkata begitu, tapi anda lebih tua daripada saya bukan? Rasanya agak kurang enak jika harus berkata seperti itu" [Pratama]

"Tidak apa-apa santai saja" [Barram]

"Baiklah jika anda memaksa" [Pratama]

Wah orang yang bernama barram ini terlihat seperti nice guy .dari luar dia tampak seperti pria baik dan membuang jarak diantara kita yang mana itu terlihat tadi saat dia memperkenalkan dirinya.

"baik cukup perkenalannya. Seperti yang kau lihat dan kau dengar pratama. dia barram dan dia adalah anak dari teman ayahku" [Angelica]

"Lebih tepatnya aku adalah tunangan dari angelica. Kita adalah pasangan kekasih kelak" [Barram]

"Siapa yang kau sebut tunanganmu?! Aku masih tidak setuju akan hal itu tahu" [Angelica]

"Tidak usah keras kepala begitu. Kita bukannya sudah berkenalan lama dan sudah dijodohkan sejak dulu?" [Barram]

"itu karena orang tua ku yang memaksa dan itu bukanlah keputusan ku tahu!" [Angelica]

"E-yah aku tidak paham mengenai situasi kalian berdua disini. Dan sepertinya kedatanganku mengganggu pembicaran penting kalian. Jadi yah ku pikir sebaiknya aku undur diri dari sini dan silahkan lanjutkan pembicaraan kalian berdua" [Pratama]

"Mau kemana kau!" [Angelica]


*ugh…ugh..

"Kau ini suka sekali menarik kerah baju ku yah! Bukannya sudah kubilang aku mau pergi dari sini dan tidak mau mencampuri urusan penting kalian berdua disini?!" [Pratama]

"Angelica tidak baik loh memaksa orang lain untuk mencampuri urusan pribadi kita" [Barram]

"Lihat Kau dengar itu" [Pratama]

"Diam kau Barram! Urusanmu denganku sekarang sudah selesai jadi cepat pulang dan pergi dari sini!" [Angelica]

Sebenarnya bukan aku tidak mengerti apa maksud yang di lakukan angelica saat ini sih. Aku tahu dia bermaksud menggunakan ku untuk membuat pria yang bernama barram ini pergi dari sini. Tapi di lain sisi, aku tidak mau ikut campur urusan penting mereka berdua. Karena aku tahu jika diriku ikut campur pasti akan berefek ke padaku nantinya. Aku hanya tidak mau nanti ada hal-hal buruk terjadi kepada ku kalo ikut campur urusan mereka berdua.

"kalian berdua selalu tidak bisa akrab ya dengan satu sama lain ya"

"Hmm?" [Pratama]

Saat masih tenggelam dalam pikiran ku memikirkan masalah angelica disini. Tiba-tiba seseorang entah dari mana sedang membicarakan kita berdua , seketika itu juga aku langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dan melihat seseorang berdiri di belakang ku.

"Pagi pratama" [Rena]

"Oh ternyata kamu rena. kamu datang pagi sekali" [Pratama]

"Yah begitu lah karena hari ini adalah penyambutan para mahasiswa baru, jadi aku pikir mungkin lebih baik datang pagi agar diriku bisa melihat persiapan kalian berdua untuk acara ini" [Rena]

"Begitu ya ,Terima kasih banyak yah" [Pratama]
"Ngomong-ngomong kenapa kalian berdua masih disini?apa persiapan kalian sudah selesai untuk acara nanti?" [Rena]

"Ya seperti yang kamu lihat, entah bagaimana tiba-tiba aku terlibat masalah angelica dan barram disini. Dan untuk persiapannya kita bahkan belum memulainya sama sekali" [Pratama]

"Barram?" [Rena]

"Ah itu aku. Perkenalkan aku barram davis senang berkenalan denganmu" [Barram]

"A-ya diriku juga, senang berkenalan dengan anda" [Rena]

"Jangan terlalu formal begitu. Reaksi pertama mu sama persis seperti pratama saat pertama kali bertemu dengan ku. Dan juga angelica ternyata kamu punya teman yang menarik yah" [Barram]

"Tidak usah ikut campur urusan pribadi ku disini! Lebih baik kau pulang dan pergi saja sana! Ada hal penting yang harus ku lakukan" [Angelica]

"oh ayolah jangan marah begitu" [Barram]

Begini lagi, mereka kembali ke topik awal permasalahan. Sebenarnya aku sangat berharap mereka segera menyelesaikan masalah mereka tanpa perlu aku ikut campur disini. Tapi dilihat dari kondisinya sepertinya mau tidak mau aku harus sedikit ikut campur disini. Karena disisi lain aku juga ingin masalah ini selesai dan segera mengurus acara penyambutan nanti yang dimana aku membutuhkan angelica untuk membantuku menghandle acara tersebut.

Haa…sepertinya memang tidak ada cara lain lagi

"Maaf barram , aku sangat meminta pengertianmu untuk masalah ini. Seperti yang angelica katakan, sebentar lagi kita ada acara yang harus kita segera urus disini. Jadi aku mohon padamu jika ada hal lain yang ingin kau sampaikan ke angelica tolong segera katakan langsung. Karena disini aku akan membutuhkan angelica untuk membantu ku di dalam sana" [Pratama]

"Membutuhkan kah?" [Barram]

"E-apa aku salah bicara?" [Pratama]

"Tidak, kau tidak salah bicara sama sekali. Hmm…baiklah jika memang begitu, aku akan mundur dan pergi dari sini seperti yang kalian berdua mau. Tapi perlu kamu ingat angelica, aku tetap tidak akan menyerah untuk ini" [Barram]

"Tidak usah banyak bicara lagi, cepat kau pergi dari sini" [Angelica]

"Hei Angelica , aku tahu kau tidak menyukai barram tapi apa omonganmu itu tidak terlalu berlebihan?" [Pratama]

"Aku tahu itu" [Angelica]

"Tidak usah terlalu memikirnya pratama, aku sudah kenal angelica sejak lama. Jadi aku sudah terbiasa dengannya" [Barram]

"Begitu ya" [Pratama]

Oh jadi angelica sudah dari dulu suka emosian sejak kecil? Aku tidak menyangka itu. Dan di lain sisi aku juga sedikit kagum dengan barram yang tetap tenang dan tidak emosi begitu setelah apa yang angelica katakana kepadanya.

"Baiklah kalo begitu, aku akan pergi dari sini sekarang. Bye kalian bertiga" [Barram]

Dengan begitu, barram pun langsung melangkah pergi dari sini sesuai dengan apa yang ia katakan.

"Jadi apa yang akan kita bertiga lakukan disini" [Rena]

"Nah sebelum aku mengatakan itu , hei angelica banyak hal yang ingin ku tanyakan padaku saat ini. tapi mengingat acara akan segera dimulai, akan aku tanyakan semua nya itu nanti setelah acara ini selesai kau paham itu" [Pratama]

"…." [Angelica]

"Oh ya rena lebih baik kamu cepat masuklah duluan ,akan ku perlihakan padamu persiapan di dalam acaranya nanti. Dan untukmu angelica, sampai kapan kau mau berdiri diam disitu? Cepat ayo bantu aku untuk mengurus ini semua. Kau wakil panitia nya kan?" [Pratama]

"iya baiklah aku akan membantumu" [Angelica]

Walau tetap mencoba mempertahankan egonya tapi pada akhirnya dia menuruti apa yang aku perintahkan padanya

"kalo begitu aku akan masuk dan menunggu kamu nanti ya. Dah kalian berdua" [Rena]


"Ya akan ku kirim pesan pada mu nanti" [Pratama]

Dan selanjutnya rena pun meninggalkan kita berdua di sini dan mulai masuk ke perguruan. Setelah itu aku mulai berniat untuk segera masuk juga ke perguruan dan memulai persiapannya

"hei tunggu apa lagi. Cepat sini masuk dan bantu aku" [Pratama]

"Baik-baik tanpa kau suruh pun aku juga akan segera masuk dan membantu" [Angelica]

Dengan begitu kami pun segera masuk perguruan setelah melihat rena pergi dari sini. Walau dari awal persiapan ini mengalami banyak gangguan yang tak ku kira. Tapi aku jamin acara yang akan ku persiapkan ini bakal selesai tanpa kendala dan akan di ingat oleh semua orang.

follow FP : Awal kisah cinta ku & IG: awal_Kisah_Cinta_Ku

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience