Chapter 7 - Alasan Yang konyol

Drama Series 1523

"Hei...!!hei....!! kamu ini mau membawa ku kemana sih?! dan mau sejauh mana lagi, kamu mau menarik-narik ku terus begini?!"

"Tentu saja! Aku akan membawamu ke ketua pimpinan perguruan tinggi disini!!"

"Hah?! untuk apa aku harus menemui ketua pimpinan perguruan ini. aku tidak ada urusan dengannya tahu! jadi ayo cepat lepaskan aku sekarang juga"

"Untuk apa katamu?! ya tentu saja untuk membuktikan hasil ujian masuk mu disini!!pasti ada sebuah kecurangan dan kesalahan!! tidak mungkin orang seperti kamu bisa masuk ke perguruan tinggi ini dan jadi yang tertinggi di sini!"

"Kecurangan? sebenarnya kecurangan apa sih yang dari tadi kamu bicarakan ini?!aku bahkan sampai sekarang masih tidak mengerti, apa yang terjadi di sini?"

"(Hmm!) jangan berpura-pura bodoh begitu, melihat wajahmu yang terlihat seperti itu, justru membuat diriku ini semakin kesal saja kepada mu!”

“(Hah) Kenapa juga kamu harus kesal pada ku? Padahal kita baru kenal atau mungkin lebih tepatnya tidak saling kenal. Juga aku bahkan tidak tahu siapa nama mu disini”

“(Hmm) betul juga, aku belum memberi tahu kan nama ku kepadamu yah! ya baikalah akan ku beri tahu nama ku, mungkin itu akan membuat sikap mu yang pura-pura bodoh itu berubah dan berperilaku menjadi lebih sopan sedikit pada diriku ini!”

Setelahnya, dia pun menghentikan langkah kakinya dan berdiri berbalik mengarah padaku yang membuat muka kita saling bertemu satu sama lain. Dan tidak lupa dia juga akhirnya melepaskan kerah baju ku, yang sedari tadi dia tarik-tarik terus.

Lalu kemudian dia bersiap-siap memposisikan dirinya, sekilas memandang pakaiannya sebentar dan segera merapikannya. Walau kupikir pakaian yang dia kenakan sebenarnya masih bagus serta stylish, dan bahkan tidak ada noda maupun kerutan sama sekali disana. tetapi mengapa dia harus melakukan hal tersebut ketika mau memperkenalkan diri? apakah ini sebuah kebiasan dari orang-orang disini, yang sangat memperhatikan soal penampilan seseorang? ya tapi terserahlah mungkin memang mereka menganggap sebuah penampilan itu penting, dibanding denganku disini.

“hei kenapa kamu melihat kesini terus! Apa jangan-jangan kamu punya pikiran kotor tentang ku juga! Dasar anak kampung!”

“oh ya ampun, ayolah! jangan berpikir yang tidak-tdak terus kepada ku disini. Bukankah kamu yang menyeretku kemari kan?! dan disini aku juga tidak mengerti apa yang sedang kamu lakukan itu. Bukannya kamu mau memperkenalkan diri kan? lantas untuk apa kamu melakukan itu?”

“ini namanya untuk meperbaiki posisi tahu! dan ini juga bisa dibilang langkah untuk memperkenalkan diri. orang yang tidak punya sopan santun sepertimu mana mungkin paham akan hal ini! juga biar ku beritahu nama ku disini, aku adalah Angelica Carissa. Ku harap kamu paham setelah mendengar nama ku ini!”

“Angelica Carissa? Oh nama yang bagus. dan ngomong-ngomong nama ku adalah indra pratama”

Aku pun secara reflek mengulurkan tangan kanan ku ke depan sebagai tanda perkenalan pada seseorang yang baru di temui

“aku sudah tahu nama mu itu bodoh! Jadi tidak perlu kamu ulangi lagi. Juga untuk apa kamu mengulurkan tangan mu seperti itu padaku?! Apa kamu mencoba untuk menyentuh ku?!”

“ini namanya untuk memperkenalkan diri juga tahu! apa kamu tidak tahu akan hal ini?”

“tentu saja aku tahu itu, dan untuk apa juga diriku ini harus bersalaman dengan mu?! Apa kamu itu rekan kerja bisnis ku atau semacamnya hah?!”

“ya jelas bukan lah! Ini hanya untuk formalitas saja dalam berkenalan. Kamu tidak harus menganggap sebuah salaman itu hanya khusus untuk rekan bisnis saja tahu. juga bolehkan aku pergi sekarang? Karena aku masih harus mencari nomor ujian ku disana”

Sambil merasa sedikit kesal, aku bersiap berjalan kembali menuju ke papan pengumuman tadi yang ada di lapangan dan melanjutkan kembali mencari nomor ku lagi.

Namun sayangnya, baru aku ingin melangkahkan kaki ku ke depan. tiba-tiba saja kerah baju ku kembali di tarik dengan kencang dari belakang. Dan saat aku melihat kebelakang untuk memastikan apa yang menarik kerah baju ku ini. muncul sebuah wajah penuh emosi dibelakang yang sedang berdiri disana sambil menarik kerah ku ini.

“kamu mau pergi kemana hah?!”

“Tentu saja pergi dari sini, aku masih ada urusan yang harus kuselesaikan disana”

“urus-urusanmu itu nanti! Saat ini kamu tetap harus ikut aku ke ruangan ketua pimpinan ini sekarang juga”

“kan sudah aku bilang bahwa diriku ini tidak ada urusan dengan ketua pimpinan disini. Kenapa kamu masih ngotot untuk membawaku ke sana sih?!”

“sudah tidak usah banyak mengeluh begitu! Bagaimana pun kamu harus ikut aku sekarang juga titik!”

“(gehk) kamu ini keras kepala sekali ya”

“(hmm!) itu bukan urusan mu! Ya terpenting sekarang aku akan membawa kesana bagaimana pun juga!”

Lalu sekali lagi, dia mulai menarik ku kembali dengan paksa. Tanpa ampun dia terus menyerek ku untuk menemui si ketua pimpinan ini.

“heii….!! Lepaskan! kamu bisa membuat pakaian ku ini rusak tahu”

“diam! Ikuti saja aku”

Dengan begitu aku terus ditarik secara paksa oleh perempuan yang bernama angelica ini, tanpa mempedulikan apa yang aku bicara dia terus menarik kerah ku secara paksa tanpa ada jeda waktu sama sekali. walau sebenarnya aku bisa saja memaksa diriku untuk berbalik dan pergi dari sini, tapi aku tidak akan melakukan itu. karena aku tidak ingin image pertama ku di perguruan ini hancur karena alasan aku melakukan suatu kekerasan terhadap perempuan disini. Bayangkan jika aku melakukan persis seperti apa yang kubilang tadi, pasti saat penerimaan nanti orang-orang aku membicarkan ku seperti ‘hei, lihat bukankah pria itu yang melakukan kekerasan disaat pengumuman ujian itu?’ atau yang lainnya. Aku benar-benar tidak ingin itu terjadi dan merusak image ku ini.

Juga singkat cerita kita akhirnya sampai pada bangunan tua bergensi yang memiliki 3 lantai disana. Dan terus masuk kedalam tanpa memperdulikan sekitar sini, dia atau lebih enaknya ku panggil saja angelica terus menariku kedalam menuju lift yang digunakan untuk pergi ke lantai atas atau bawah tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.

Di banding angelica yang saat ini terus menarik ku dan mengabaikan sekitar, Justru aku malah melakukan kebalikannya. Aku yang saat ini sedang ditarik-tarik malah lebih penasaran pada desain ruangan, beserta isi yang ada di dalam ruang ini. walau terlihat seperti ruangan yang cukup kuno. tapi aneh nya disini malah terlihat elegan dan sebagainya, juga fasilitas didalamnya terlihat cukup modern. Ya walaupun sesekali aku melihat orang-orang diruangan ini menatap kami berdua seperti melihat ‘apa yang terjadi disana atau yang lainya’ yang membuat aku sedikit merasa terganggu disni. Juga anehnya angelica malah dengan tenang lewat begitu saja disini sebari menarik kerah ku ini, dia terlihat seperti sudah biasa datang dan pergi dari bangunan ini.

Dan ngomong-ngomong kita akhirnya sudah sampai pada ruangan besar yang ada di hadapan kami berdua. juga kalo dilihat-lihat disana ada sebuah tulisan bernama : ruangan ketua pengurus/pimpinan.

Lalu tanpa menunggu lama angelica langsung mengetuk pintu tersebut beberapa kali.

Tok..Tok..Tok..

“permisi, kami berdua meminta izin masuk untuk menemui anda di dalam sana dan menyampaikan beberapa masalah yang ingin dibicarakan. Bolehkah kami berdua masuk?

Dengan suara yang lantang angelica langsung meminta izin untuk menemui ketua pemimpin ini, setelah dia mengetuk pintu tadi.

“Siapa?”

Selanjutnya setelah angelica meminta izin tadi. beberapa detik kemudian, terdengar suara laki-laki yang cukup berat di dalam sana menjawab atas pertanyaan angelica tadi.

“ini saya, angelica carissa bersama dengan indra pratama calon mahasiswa di perguruan ini. ingin meminta izin untuk menemui anda di dalam sana”

“ho..angelica kah? Masuklah. Ku izinkan kalian masuk ke dalam untuk menemui ku”

“Terima kasih banyak, kalo begitu permisi”

Tanpa menunggu lama angelica langsung membukakan pintu yang sedari tadi tertutup itu, dan kemudian dibuka lah secara pelan-pelan dan berhati-hati pintu tersebut..

Ini sedikit aneh bagiku disini. kupikir perempuan bernama angelica ini, tidak bisa bersikap sopan pada seseorang yang baru dia temui. Mengingat sejak saat tadi kita bertemu, dia selalu bersikap menyebalkan pada ku. Entah itu hanya hal sepele atau pun hal yang lainya, tapi setelah melihat ini dugaanku ternyata salah terhadapnya, yang menganggap bahwa dia akan selalu bersikap menyebalkan pada semua orang disekitarnya.

“kenapa berdiri terus disana, ayok cepat masuk!”

Kali ini setelah menyeret kerah ku sampai kesini dan melepaskannya di depan pintu ruangan ketua peimpinan ini. dia memaksa ku masuk menemui orang yang didalam ini dengan manarik tangan kanan ku ini dengan tangan kirinya yang terlihat putih bersih itu. Kedua telapak tangan kami pun bertemu satu sama lain yang mana itu membuat ku menjadi sedikit gugup di sini. Walau aku berusaha melepaskan genggaman tangan nya ini, dia tetap akan menggenggamnya kembali secara kuat dan terus memaksa ku masuk untuk menemui ketua pimpinan perguruan ini.

Dan selang beberapa langkah kemudian, kami pun akhirnya berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang mungkin kira-kira usianya 55 tahunan keatas. Dengan setelan jas yang membuatnya terlihat berwibawa dan cocok untuk menjadi ketua di penguruan ini. kemudian pria tersebut mulai melihat kami berdua yang berada di depannya.

“jadi angelica, ada keperluan apa kamu datang kemari?”

Setelah melihat kami berdua akhirnya pria tersebut bertanya kepada angelica tentang keperluan apa yang ingin dia bicarakan disini.

“pertama-pertama terima kasih telah mengizinkan kami berdua untuk dapat menemui anda disini dan menganggu kesibukan yang sedang dilakukan. Saya disini ada sesuatu yang ingin kami bicarakan kepada anda mengenai beberapa hal”

“tidak usah terlalu formal begitu, kamu bisa memakai bahasa yang santai disini. Jadi tidak usah terlalu formal dan kaku begitu angelica”

“maaf tapi anda adalah ketua pimpinan disini, jadi sudah sewajaran saya bersikap formal kepada anda”

“begitu yah? Baiklah tidak apa-apa. Juga ngomong-ngomong siapa pria yang bersama dengan mu itu?”

“Dia adalah indra pratama sama seperti saya dia juga calon mahasiswa disini”

Sambil memperkenalkan ku pada ketua pimpinan disini, dengan terus menatapkanku dari samping yang mengisyaratkan seperti ‘kau juga perkenalkan dirimu sendiri disini cepat sana’ yang ku pikir kira-kira begitu. Dan mau tidak mau aku harus mengikuti seperti apa yang dia isyaratkan kepadaku.

“senang bertemu dengan anda disini, nama saya adalah indra pratama”

“pratama yah?jadi apa benar kamu juga calon mahasiswa ini?”

“benar kira-kira begitu lah”

Duuuukkkk!!!!

“aw..aw..aw kenapa tiba-tiba kamu menginjak kaki ku begitu?!”

“jaga sopan santun mu bodoh! apa kamu tidak tahu sedang bicara dengan siapa disini?!”

“(Hah!) tapi dia kan sudah bilang tidak apa-apa. Jadi apa masalahnya?!”

“(gehk!) kamu ini benar-benar yah!”

Daaakkk! Daaakk!

“Apa tujuan kalian berdua datang ke ruangku hanya ingin berdebat saja?”

“A-tidak….maafkan saya karena terlalu terbawa suasana disini”

“aku juga meminta maaf karena membuat keributan disini, dan menganggu anda”

Gawat karena kami terlalu terbawa emosi masing-masing, aku sampai lupa bahwa kita berada tepat di depan ketua pimpinan perguruan ini. dia bahkan sampai memukul berberapa kali meja yang di dekatnya untuk memberitahu keberadaannya juga untuk menghentikan keributan yang kami berdua lakukan disini.

“apa kalian berdua sering kali bertengkar ketika bertemu satu sama lain?!”

“tidak, sebenarnya kami baru bertemu satu sama lain tadi pagi”

“itu benar, kami berdua sebenarnya tidak saling kenal. plus diriku juga tidak ingin mengenal anak kampung yang menyebalkan ini!”

“(hah) aku sebenarnya juga tidak ingin mengenalmu disini. Dan tidak ingin bertemu denganmu tahu”

Daaakk!!Daaaakk!!


“apa kalian berdua lupa sedang berada dimana ini!”

“maafkan kami”

“maaf”

“kalian berdua baru mengenal satu sama lain tadi pagi. Tapi bisa-bisanya kalian berdua langsung bertengkar begitu ”

“itu karena laki-laki ini yang memulainnya duluan. Jika bukan, mana mungkin diriku ini mau repot-repot begini”

“apa?! Bukankah kamu yang memulainya tadi pagi?!”

“apa katamu?!”

Daakkk!! Daaakk!!

“Cukup! Jika kalian tidak ada alasan untuk menemui ku dan hanya ingin bertengkar disini. Lebih baik kalian keluar saja”

“…..”

“…”

Kami berdua pun langsung terdiam satu sama lain melihat pak ketua ini marah kepada kami disini. Sudah berapa kali dia sudah memukul meja dan kita malah tidak merespon plus saling bertengkar satu sama lain disini. Aku rasa jika membuat dia marah sekali lagi, nasib ku disini tidak akan diterima pada perguruan nomor satu kota ini.

“kalian berdua baru mengenal satu sama lain disini, tapi sudah tidak suka pada masing-masing dari kalian. Apa kalian mempunyai dendam atau alasan lain?”

“sebernarnya aku sih tidak punya alasan. tapi dia yang memulai duluan tadi pagi saat aku sedang mencari nomor ujian ku. Entah alasan apa dia ini marah-marah tidak jelas kepada ku sampai sekarang”

“tentu saja ada! Dan alasan itu lah yang membuat kita disini sekarang! Untuk membuktikan kecuranganmu itu!”

“kecurangan apa sih yang dari tadi pagi kamu bilang itu?! Aku bahkan tidak melakukan kecurangan saat ini juga”

“baik cukup! kalian berdua jangan lanjutkan lagi. Juga angelica, bukankan ada alasan disini yang membuatmu ingin menemui ku untuk dibicarakan?”

“itu benar. dan alasan itulah yang melibatkan laki-laki ini harus ikut dengan ku kemari”

“ho…Jadi apa alasannya sampai kamu ingin menemuiku”

“alasannya satu! Pria ini atau indra pratama ini telah melakukan kecurangan saat ujian masuk di perguruan ini”

“(hah!) jadi itu kecurangan yang kamu maksud?!”

“tentu saja! mau dilihat bagaimana pun juga pasti orang-orang akan berpikir bahwa kamu curang!”

“kalian berdua tenanglah!, jangan berbuat keributan lagi disini. Lalu angelica, apa alasan yang membuatmu berpikir pratama telah berbuat kecurangan di ujian masuk?”

“pertama adalah dilihat darimana pun juga hasil dari ujiannya itu benar-benar tidak masuk akal dan cenderung mencurigakan. serta alasan kedua dia benar-benar tidak sopan terhadap orang lain terlebih diriku ini, dia benar-benar seperti anak kampung lainya yang tidak tahu sopan santun”

“hei! Bukankah alasan kedua itu, hanya alasan pribadi dirimu saja?! dan itu bahkan tidak ada hubungannya dengan alasan pertama yang kamu bicarakan itu”

“(hm) itu terserah pada ku tahu!”

“(gehk) kamu ini”

“baik cukup! Jadi angelica bilang bahwa pratama ini telah berbuat kecurangan dan alasannya adalah karena hasil dari ujian tersebut benar?”

“benar, seperti apa yang anda katakana tadi”

“dan pratama sendiri menyanggah hal tersebut, benar begitu?”

“iya tentu saja, karena tidak mungkin aku melakukan kecurangan pada saat ujian berlangsung. mengingat sewaktu ujian pengawasannya sangat ketat sekali”

“begitu ya, kalo seperti itu bisa kau tunjukan kartu ujian mu, pratama? Aku akan mengeceknya langsung disini”

“baik silahkan. Anda bisa cek kartu ujian ku ini sepuasnya, mengingat anda adalah ketua pimpinan disini. Jadi pasti ketua bisa membuktikan bahwa diriku ini tidak melakukan kecurangan seperti apa yang dibilang angelica ini”

Lalu aku pun langsung memberikan kartu ujian ku kepada ketua pimpinan disini, untuk mengecek hasil ujian dan bukti sewaktu ujian masuk minggu lalu. karena ini adalah perguruan tinggi yang terkenal serta ternama, setiap kartu ujian milik perserta. terdapat sebuah kode yang berguna untuk hal-hal seperti ini, jadi mereka pengurus ujian atau bahkan ketua pimpinan sekali pun hanya tinggal menscan kode tersebut tanpa perlu susah-susah mencari satu persatu berkas yang ada.

Dan setelah menunggu beberapa menit ketua pun selesai melakukan pengecekan terhadap kartu milik ku ini, lalu memberikannya padaku

“ini ku kembalikan padamu pratama, aku sudah mengecek semuanya”

“terima kasih banyak. dan juga bagaimana hasilnya pengecekan nya? apakah diri ku terbukti melakukan kecurangan seperti yang dia katakan ini?”

“hmm…setelah melakukan pengecekan tadi melalui kartu ujian mu berserta dengan kamera pengawas saat kau mengerjakan ujian. Tuduhan atas apa yang dikatakan dari angelica ini…….tidak benar. disini terlihat bahwa pratama melakukan semua usahanya tersebut dengan niat, usaha dan kejujuran nya sendiri. jadi tuduhan atas melakukan kecurangan itu tidak benar.”

“hei apa kamu dengar itu, tuduhanmu terhadapku bahwa aku melakukan kecurangan ujian disini itu tidak benar tahu”

“i-ini tidak mungkin, pasti anda telah melewatkan sesuatu disana saat mengeceknya. tidak mungkin laki-laki ini tidak melakukan kecurangan sama sekali”

“kamu masih tidak mempercayai itu, setelah terbukti bahwa diriku ini tidak melakukan kecurangan apa pun disini?”

“tentu saja aku masih tidak mempercayai itu”

“kamu ini masih keras kepala sekali yah”

“angelica, apakah menurutmu ketua pimpinan ini telah melakukan kesalahan!”

“t-tidak sama sekali”

“nah kamu dengar sendiri kan itu”

“diam kamu! Anak kampung”

sepertinya kali ini angelica benar-benar kehabisan kata-katanya setelah mendengar kenyatan tersebut. Ah aku senang akhirnya kesalahan ini bisa berakhir juga disini, setelah kejadian pagi tadi sampe saat ini. dan ngomong-ngomong ada yang sedikit mengganjal di pikiran ku saat ini.

“hei angelica, bolehkan aku tanya sesuatu?”

“jangan sok akrab dengan ku disini mengerti!, dan juga apa yang ingin kamu tanyakan?!”

“sebenarnya aku masih tidak paham sampe sekarang untuk apa kamu repot-repot melakukan ini semua? Aku bahkan sampe sekarang masih tidak tahu apa alasan kamu untuk melakukan ini”

“(hah!) apa kamu bodoh atau bagaimana? Tentu saja karena peringkat mu itu yang kamu dapatkan dari hasil ujian masuk mu”

“peringkat? Aku bahkan sampe sekarang masih tidak tahu peringkat berapa diriku ini, dan aku sendiri pun tidak tahu lolos atau nggak di perguruan ini”

“apa?! terus apa gunaknya papan hasil ujian itu di lapangan! Apa kamu tidak mengeceknya hah?!”

“bagaimana aku bisa tahu, saat terakhir aku mau mengecek papan yang ingin ku lihat. kamu langsung datang marah-marah dan menyuruhku minggir tahu!”

“itu karena kamu terlalu lama disana, mengerti!”

“(hah!) tentu saja karena disana kan tidak hanya satu orang saja yang ingin melihat papan tersebut, paham!”

Daaakk!! Daaak!!

“baik cukup tidak usah diteruskan! Jika kalian tetap seperti itu terus tidak akan cepat menyelesaikan masalah apa pun. Jadi biarkan aku yang menjelaskan saja sebagai penengah serta ketua disini”

“baiklah”

“kami mengerti”

“pertama-pertama akan aku jelaskan tentang peringkat mu pratama. Setelah dicek berulang kali oleh pengawas ujian dan semua pengurus yang bersangkutan, juga termaksud aku ketuanya. telah setuju bahwa kamu berada di peringkat 1 pada perguruan ini. yang mana berarti kamu berhasil lolos kesini sebagai perserta dengan nilai tertinggi disini. Juga yang kedua, gadis yang disebelah mu itu angelica carrisa adalah perserta dengan nilai tertinggi kedua setelah mu. dan mungkin alasan dia ingin menemui ku dan membawamu, karena sepertinya angelica tidak terima bahwa kamu berada di atas peringkatnya”

“apa anda sungguh yakin bahwa aku benar-benar berada di peringkat pertama?”

“iya, dan kau bisa cek sendiri nanti”

“begitu ya…dan ngomong-ngomong apa-apaan alasan konyol yang kamu buat itu?kekanak-kanakan sekali”

“apa katamu?! Siapa yang kamu sebut kekanak-kanakan!”

“siapa lagi coba”

“berani sekali kamu ya!”

“baik cukup tidak usah kalian lanjutkan lagi. Dan juga pratama setelah mengetahui bahwa kau lolos di perguruan ini, apa yang akan kau lakukan? Apa kau mau menerimanya dan menjadi mahasiswa disini atau malah menolaknya?”

"Hmm.... jika anda bertanya begitu sudah pasti jawaban ku adalah menerimanya. Lagipula aku tidak ada alasan untuk menolaknya"

"Begitu ya, aku cukup senang kau membuat pilihan yang baik.”

“Ya begitulah, juga ngomong-ngomong apa aku sudah boleh pamit pergi dari sini? Karena aku ingin segera memberitahu orang tua ku”

“Ya, kau bisa pamit dari ruang ini sekarang karena urusan kalian disini sudah selesai”

“kalau begitu aku akan pamit dari sini sekarang juga dan terima kasih banyak atas bantuan anda dalam menyelesaikan kesalahpahaman ini semua”

Sementara aku mengucapkan terima kasih ku, diriku pun langsung membungkukan sedikit badan ku yang menandakan bahwa aku benar-benar berterima kasih kepadanya yang telah menyelesaikan masalah ini. lalu setelah itu aku pun bersiap untuk pergi, dengan berdiri kembali setelah membungkuk tadi lalu mulai membalikkan badan ku berjalan keluar.

“Hei kamu tidak akan menarik kerah baju ku lagi kan?”

“Hah?! Untuk apa diriku harus melakukan itu?!”

“Ya siapa tahu saja”

“(gehk) lebih baik cepat pulang saja sana. kamu membuatku kesal saja”

“Tanpa disuruh pun aku akan segera pamit dari sini tahu”

Dengan begitu aku pun kembali berjalan menuju pintu untuk segera pergi dari sini sesegera mungkin, dan berharap tidak lagi berurusan dengan angelica untuk kedepannya.

“dan oh ya pratama, ada yang lupa aku beritahu padahal sebagai ketua disini”

“hmm?”

Secara reflek aku pun tiba-tiba berhenti dan menengok kembali kebelakang lalu mendengarkan apa yang ingin ketua pimpinan ini katakan padaku

“karena kau adalah perserta mahasiswa dengan nilai tertinggi disini, maka sesuai kebiasan di perguruan ini. kamu akan terpilih menjadi orang yag membacakan pidato penerima dan mengurus hal-hal lainnya disini minggu depan. dan tentu kau tidak perlu khawatir tentang hal itu semua karena angelica yang disana juga kan membantumu dalam mengurus semuanya”

“hah???!!!”

“apa??!!!!!”

Hei-hei yang benar saja.padahal aku sudah mengatakan tidak ingin berurusan lagi dengan angelica ini, tapi kenapa aku harus kembali berurusan lagi dengannya sih? Padahal aku sangat bersyukur tidak akan bertemu dengan angelica lagi tapi kenapa ini bisa terjadi?!

Dan sepertinya kehidupan baru di perguruanku ini tidak akan berjalan mulus seperti yang aku pikirkan.

ikutin terus FP : Awal Kisah Cinta Ku dan Instagram : Awal_Kisah_Cinta_Ku untuk mengetahui perkembangan serta info-info tentang novel ni

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience