Chapter 10 - Pada Akhirnya

Drama Series 1523

"Jadi….kenapa kau malah membawa perempuan lain kesini di depanku saat ini!. Dan lebih penting lagi dimana makanan yang ku pesan tadi hah?! Bukannya membawakan ku makanan kau malah membawa perempuan lain kesini. Apa maksudnya ini?!" [angelica]

"Aaa....ya seperti yang ku jelaskan tadi. Aku membawa rena kesini saat aku tak sengaja menabraknya saat berjalan, dari pada mengundang perhatian banyak orang disana jadi kubawa saja dia kesini. Bukankah seperti itu terjadi kan rena?" [Pratama]

"Iya kurang lebih seperti itu " [Rena]

"Terus apakah aku harus peduli dengan semua itu hah?! Dan yang lebih penting lagi kenapa anak dari perusahaan itu ada disini?!" [angelica]

"ah kalo kau membicarakan rena, seperti yang ku bilang tadi aku membawanya kesini karena...." [Pratama]

"Kau diam, aku tidak berbicara denganmu!. aku bicara dengan perempuan yang ada di depan ku saat ini" [Angelica]


Saat aku berusaha untuk memperjelas kembali keadaanya. Tanpa di duga tiba-tiba angelica langsung terlihat emosi begitu saja. Dan dia bahkan sampai menyuruh ku untuk diam dengan paksa.

Lalu di satu sisi, rena sedari tadi melirik ku terus, seperti dia ingin mengatakan 'apa yang harus aku lakukan?' kurang lebih seperti itulah kalo yang ku rasa. Haa jika sudah begini apa boleh buat, tinggal lakukan apa yang angelica minta saja. yang maksud ku seperti memperkenalkan rena dengan sendiri dan memberi alasan kenapa dia bisa disini.

Dengan sedikit mengerakan kepala ku ke arah kiri yang mana angelica duduk disana. Aku memcoba mengisyaratkan rena untuk memperkenalkan dirinya kepada angelica. Kemudian dengan cepat rena menanggapinya dengan sebuah anggukan kepala.

'seperti yang kamu dengar tadi dari pratama, dia tidak sengaja menabrak ku saat aku sedang berjalan dan lalu karena tidak mau membuat perhatian banyak orang dia membawa ku kesini. Kira-kira begitu lah alasannya" [Rena]

"menabrakkah?benar-benar alasan yang klasik yah?!" [Angelica]

Dengan seperti sebuah nada sindiran yang mengarah ke padaku. Dia sekilas memalingkan pandangannya ke padaku seperti bermaksud mengejek ku.


"Hei ,perlu diketahui ini murni ketidaksengajaan dari ku tahu. Jadi tidak usah mencoba mengorek kejadian yang kemarin" [Pratama]


"Ya iya terserah kau saja" [angelica]

Jadi pada akhirnya dia melampiaskan emosinya itu kepada ku. Ya aku juga tidak keberatan juga sih karena disini toh aku memang yang salah

"kembali ke topic yang tadi, apa masuk kedatanganmu kesini secara tiba-tiba begini?! Apa kau ada urusan dengan kita berdua?!" [Angelica]

"hmm…jika kamu Tanya aku, aku juga sebenarnya kurang memahami situasi saat ini kenapa aku bisa ada disini. Yang ku tahu pratama langsung menyerek ku kesini tanpa mengatakan apa-apa" [Rena]


"...." [Angelica]

Sambil duduk diam disana ,sekali lagi dia melirik ke arah ku

"Aa…kan sudah ku jelaskan tadi ,aku tidak sengaja menabraknya lalu ku bawa dia kemari. Yaa..walau mungkin ada alasan khusus juga aku membawa rena ke sini sih hehe…" [Pratama]


"(sigh)begini ya, jika kau ada urusan yang ingin di selesaikan dengan orang lain!!. Lakukan itu nanti setelah urusan kita disini selesai! Aku tidak peduli dengan urusan apa yang kalian miliki tapi disini urusan kita berdua belum selesai. Dan tidak usah menunjukan tawa bodoh mu itu kepada ku, itu membuatku jengkel saja" [angelica]


"hah siapa yang kau panggil bodoh itu?!" [Pratama]


"Tentu saja siapa lagi kalo bukan kau! Apa kalimatku ini masih kurang jelas?!" [Angelica]


"Ee..maaf apa kalian berdua disini sedang berkencan atau sebagainya? Kalian terlihat akrab satu sama lain" [Rena]


"Hah?!" [Angelica]

"Hah?" [Pratama]


Kami berdua pun tersentak dan kaget dengan apa yang tiba-tiba rena ucapan.


"Aa..ya maksudku. kalian disini terlihat sangat akrab sekali. Jadi kupikir apa kalian sedang berkencan disini?" [Rena]

"Jangan bercanda! siapa yang sudi aku mau berkencan dengan orang ini. Jika bukan karena urusan penting aku mana mau bertemu dengan dia ini!" [Angelica]

"Begini ya rena biar ku jelaskan, kita berdua mungkin memang terlihat dekat satu sama lain bagi orang lain. Tapi kalo kamu melihat dari sisi diriku atau dari sisi angelica kamu akan tahu bahwa kita ini bagaikan air dan minyak. Plus perlu kamu garis bawahi, angelica mungkin punya wajah dan pesona yang cantik serta anggun tapi kamu perlu tahu. Di balik kecantikan dan keanggungannya dia punya mulut yang pedas ,jadi jika kamu bilang kami akrab dan sedang berkencan disni. Kumohon jangan bercanda ya" [Pratama]

"Oh?!jadi begitu kau mendeskripsikan diriku di pikiranmu itu!" [Angelica]

"Ya kurang lebih seperti itu, jujur kalo boleh bilang aku lebih baik berurusan dengan rena dari pada denganmu"

"Apa katamu?! Jadi kau bilang perempuan ini lebih baik dari diriku hah?!" [Angelica]

*duuakkk

"Aduh sakit! Hei tidak perlu menginjak kaki ku seperti itu jika kau sedang kesal. Ini sakit tahu" [Pratama]


"Hmm! Rasakan itu ! kau pantas menerimanya atas ketidaksopananmu itu pada ku" [Angelica]


"Apa bukannya ini karena kau yang memulai duluan" [Pratama]


"H-hei kalian berdua tolong tenanglah kumohon.kalian malah membuat keributan disini" [Rena]

"Aa.." [Pratama]


"…" [Angelica]

Tanpa kita berdua sadari, semua orang di café ini sudah menatap ke arah sini.

Ya ampun apa kita berdua sudah terlalu kelewatan disini?sampai-sampai orang-orang menatapi ke arah sini semua.

*tuk…tuk…

Seketika kita bertiga mendengar langkah kaki seseorang yang sedang berjalan ke arah sini

"Permisi kalian bertiga ,jika kalian semua ingin membuat keributan di café ini lebih baik kalian keluar saja dari sini. Kalian sudah menganggu ketenangan orang-orang disini" [Manager café]


Ah sial apa yang kutakutkan disini, akhirnya muncul juga. Seorang manager dari café ini sudah datang kesini dan menegur kami semua.


"Aa..begini pak manager, kami minta maaf atas semua keributan yang telah kita semua lakukan disini. Kami mohon maafkan atas kesalahan ini dan berjanji tidak akan membuat keributan lagi disini" [Pratama]


"Itu benar, kami semua benar-benar minta maaf atas semua yang terjadi disini" [Angelica]


"kami sungguh minta maaf" [Rena]

Kami bertiga pun langsung meminta maaf atas keributan yang terjadi disini.

"Maaf tapi sebagai selaku manager di café ini, memutuskan untuk mengeluarkan kalian dari sini. kami melihat dari awal kalian terus membuat keributan dan membuat pengunjung disini tidak nyaman. Jadi sebagai manager disini aku mohon kepada kalian bertiga untuk segera keluar dari sini segera" [Manager]

"Baik Maaf atas keributan yang kami buat' [Pratama]

".." [Angelica]

".." [Rena]

Kami bertiga pun langsung membungkuk meminta maaf sekali lagi dan mulai segera melangkah pergi dari sini.

Haa…jadi kita benar-benar di usir dari café kah….walau aku sudah peringatkan pada diriku di awal tapi pada akhirnya kita sungguhan di usir. Hmm aku jadi tidak enak pada rena disini ,padahal dia tidak ada hubungan tentang masalah ini tapi rena ikut diusir juga.

"Lihat kita jadi di usir dari café gara-gara kau" [Angelica]

Angelica secara tiba-tiba memarahi ku, sesampainya kita keluar dari pintu café ini.

"Hah?bukannya kau memulainya? Aku sudah memperingatkanmu saat awal kita bertemu untuk menahan emosi mu kan"[Pratama]


"tapi kau yang memanas-manasi diriku bukan?!" [Pratama]


"Hei kalian berdua apa masih ingin melanjutkan salah-salahan kalian disini?bukannya ini semua gara-gara ulah kalian berdua? Dan juga angelica, aku sarankan untuk kamu menahan emosi mu sedikit saat bersama pratama?" [Rena]

"lihat kau dengar itu angelica, seperti yang rena katakana lebik baik kau sedikit Manahan emosi mu saat bersama ku oke" [Pratama]

"(gekh!).." [Angelica]

Setelah mendengar saran dari rena tadi ,wajah angelica seperti ingin emosi tetapi dia mencoba menahannya .itu terlihat jelas dari raut wajahnya yang memerah. Aku jadi sedikit kasian kepada angelica setelah melihat ini

*nyuutt..

"Aduh….!" [Pratama]

Secara tiba-tiba rena mencubitku cukup keras di pergelangan tanganku

"Dan kamu juga pratama , tolong jangan sering-sering memanas-manasi angelica terus menerus. Apa kamu tidak merasa kasihan kepadanya karena membuatnya emosi terus. Aku tahu kamu hanya ingin menjahili angelica saja bukan?" [Rena]


"haha..h..a, kamu sudah tahu ya" [Pratama]


"Apa?! Jadi memang benar kau suka memanas-manasi ku ya?!" [angelica]


"Y-ya bisa dibilang benar, juga bisa di bilang salah. Karena kadang aku sengaja kadang juga aku ikut terbawa suasana" [Pratama]


Sambil mengangkat tangan kanan lalu mulai menggaruk kepala aku mencoba mencari alasan yang baik untuk diriku.

"Hmm….!!!!!" [Pratama]


*duaakkkkk


" Arrrgghhh…!! Hei untuk apa coba itu" [Pratama]

Sekali lagi angelica menginjak kaki ku dengan cukup keras. Berbeda saat dia menginjak ku tadi ,kali ini sepertinya dia menginjak ku dengan sepenuh tenaga. Saking sakitnya aku sampai melompat-lompat dengan satu kaki ku. Aku rasa kali ini angelica benar-benar meluapkan kekesalannya kepadaku.


"Rasakan itu, saat ini kau memang pantas mendapatkannya. Juga lebih baik aku pulang saja dari sini. Melihat wajahmu itu benar-benar membuatku tambah kesal saja. Dah sampai jumpa!!" [Angelica]

"Lihat kamu menuai apa yang kamu tabur bukan. Disisi ini kamu disini yang salah loh yah, jadi aku tidak akan mendukungmu" [Rena]

Sambil menahan rasa sakit di kaki ku ,rena mulai menceramahi ku. Walau apa yang dikatakan rena itu seperti langsung menancap di hatiku. Tapi aku tidak akan terbawa emosi dengan apa yang dikatakan rena, karena disini seperti yang rena katakanya. Ini memang salah ku jadi aku memang pantas menerima ini.

"Ya aku rasa kamu benar juga, mungkin aku terlalu berlebihan tadi..." [Pratama]

*nyuutttt..

"Arrgh…kenapa masih mencubitku lagi?" [Pratama]

"Cubitan kali ini biar kamu tidak usah memikirkan masalah ini terus menerus tahu" [Rena]

"Aw..aw tapi apa harus mencubit begitu?apa kamu tidak kasihan pada ku saat ini?" [Pratama]

"Itu karena salahmu sendiri bukan?" [Rena]

"ya kalo kupikir-pikir memang benar sih, juga ngomong-ngomong apa mau ku antar?" [Pratama]

"hm..?hm..? memang mau mengantarku pakai apa?aku tidak melihat sepedamu di sini" [Rena]

Sambil melihat-lihat sekitar rena sedang memastikan apa aku membawa sepeda ku atau tidak

"maksud ku apa kamu mau ku temani jalan sampai rumah atau sampai halte yang mau kamu tuju?" [Pratama]

"oh begitu, aku sih tidak keberaratan" [Rena]

Kami berdua pun mulai berjalan bersama menuju tempat yang dituju. Melihat ini aku jadi teringat saat kita berdua belanja kebutuhan di supermarket dulu…..

visit my FP Awal Kisah Cinta Ku like or follow

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience