Chapter 8: The Project (Part III)

Crime Series 225

The Project
Part III
----------------------------------------

Haura terjatuh di belakang Martinus. Martinus pun segera menghampirinya sementara angin yang begitu kencang menghambat pergerakannya.

“Kau tak apa? Ulurkan tanganmu.”

Dia memegang tangan Haura dan membantunya berdiri. Kemudian Haura segera berlari lagi dan Martinus menjaga badannya dari belakang. Martinus sendiri kesakitan akibat suara itu. Salju yang terbawa angin mengaburkan matanya sehingga tak tahu kemana arahnya berlari. Hanya bayangan teman–temannya yang bisa memandu.

Di belakang sendiri, Lisa menghampiri Haura yang sudah tak kuat menahan badannya. Dia merangkul Haura untuk membantunya berjalan. Mereka pun mempercepat langkahnya agar segera sampai ke pesawat.

Oleg yang berada di depan sendiri sudah melihat pesawat itu dari kejauhan. Badannya terombang–ambing terlebih lagi angin yang menghempas cukup keras. Sesekali dia jatuh lalu bangkit lagi.

••••

Warna perak pesawat itu menyilaukan mata mereka. Sayap–sayapnya berbentuk bulan sabit dengan ukuran yang lebih besar daripada badannya. Melayang di depan mereka yang sedang berdiri kaku melihat bentuk dan rupanya.

“Gak nyangka pesawatnya kayak gini.” Kata Satria.

“Ini hanya tiruannya. Yang asli berwarna keemasan dan lebih hebat daripada ini. Kau tidak melihatnya saat di Atlanta? Oh ya kau sedang sekarat.” Kata Mr. Killain.

Pesawat itu turun belasan meter dari mereka memperlihatkan sisi belakangnya lalu terbuka dan keluarlah beberapa tentara beserta dua Iron Trooper kemudian pesawat itu kembali melayang. Senjata mereka mengarah ke Mr. Killain dan yang lainnya.

“Letakkan sejata kalian!” Kata salah seorang dari mereka.

Mereka pun melempar senjatanya ke bawah. Satu orang dengan pakaian yang berbeda sendiri berjalan ke depan. Wajahnya tegas. Pakaiannya terbuat dari metal berwarna silver di beberapa bagian dan memiliki pola garis yang membentuk seperti ukiran kuno yang bercahaya.

“Sungguh ironis kau berada di posisi seperti ini. Ingatlah dari mana kita memulai semua ini, Killain. Apa itu namamu sekarang?” Kata orang itu.

“Novoc. Aku tak lagi mengikuti jalannya Zuri. Dunia ini akan lebih baik jika bersatu.”

“Kau masih percaya dengan keyakinanmu? Mereka adalah jiwa biasa. Rapuh dan mudah terombang-ambing. Sama halnya dengan orang yang telah menghidupkanmu dari tubuh Lord Zuri. Beberapa tahun setelah kejadian itu, kami berhasil menemukan dirinya dalam keadaan rapuh dan linglung.”

“Hitler. Apa yang kau lakukan padanya?”

“Saat kami menggeledah tempat tinggalnya, tak satupun data tentang keberadaan tongkat itu. Dan sekarang aku sadar bisa jadi ada padamu. Kau memberikannya kepada mereka yang menyembah tuhan palsu. Dan kami datang untk menerangi kesalahpahaman mereka tentang siapa Dewa mereka sebenarnya.”

“Oh ya? Kalian membunuh mereka satu per satu dan mengklaim perbuatan itu suci. Kalian sungguh hina sebagai seorang Vegan sejati.”

“Mereka hanyalah keturunan yang tidak diharapkan. Dan kau, apa yang Killain katakan padamu sampai saat ini? Jika dia telah menyelamatkanmu? Dan kau adalah orang yang benar–benar spesial?” Novoc sedikit tertawa. “Dia hanya menuntunmu untuk menjadi pemimpin kami. Menjadi seorang Dewa bagi ras Lyran karena sesuatu yang ada di dalam dirimu. Tanpanya, kau hanyalah serangkaian genetik biasa dengan sebuah jiwa.”

“Itukah kenapa kalian mengambil darahku? Kalian bodoh membiarkanku hidup. Aku benar–benar akan membalas semua yang telah kalian lakukan.” Sahut Satria.

“Hahaha... aku tak meragukan semangatmu. Namun sebelum itu, kalian semua harus ikut denganku dahulu.”

Para tentara itu segera mendekati mereka namun tiba–tiba ada benda kecil jatuh dari atas dan ledakannya melemparkan mereka semua. Ardan yang berada di atap gedung melempar bom itu di waktu yang tepat. Dia pun langsung menembaki pesawat aneh itu dengan machine gun yang dijinjingnya dari tadi. Dengan cepat Alex mengambil senjata di depannya lalu menembaki para tentara itu sedangkan di sisi lain, Satria dan Mr. Killain bertarung dengan Novoc dan dua Iron Troopers.

••••

Oleg mendengar suara ledakan di sekitar stasiun yang jaraknya ratusan meter darinya. Dia terus berlari menuju pesawat untuk mengambil barang yang bisa menyelamatkan kepalanya. Sedangkan Martinus bergantian dengan Lisa untuk membantu Haura.

Setelah sampai di kompleks stasiun tepat di area kontainer, Martinus melihat satu helikopter besar yang tertutup oleh kain lebar. Dia berhenti sejenak untuk melihatnya lalu melanjutkan larinya.

“Hei, disana ada helikopter.” Kata Martinus.

“Aku melihatnya. Sepertinya sudah tidak dipakai.” Kata Oleg.

“Bagaimana? Kau sudah menemukan yang kau cari?”

“Barang–barangku canggih tapi tak pernah terpikirkan mendengar suara itu. Kau tahu apa itu, Liz?”

“Itu bukan Iron Troopers. Itu sesuatu yang lain.” Kata Lisa.

“Atau seseorang. Kita tidak tahu siapa telah yang membangunkan singa tidur.” Sahut Martinus yang sedang membantu Haura menelentangkan tubuhnya.

Oleg mengambil kantong infus dan abocath lalu memberikannya ke Martinus. Martinus segera menusukkan abocath itu ke tangan Haura.

“Aku senang ada dokter disini.” Kata Oleg sambil memasang alat seperti headset ke telinganya. Dia pun menyuntikkan aspirin ke lengannya.

“Aku tak ingin mengasuhmu, sir. Sementara harus menembaki zombie bertehnologi canggih.” Sahut Martinus.

“Apa itu yang sedang kita hadapi sekarang?” kata Oleg sambil tersenyum.

“Itu kata yang tepat untuk mendeskripsikan mereka.”

“Oke. Sayangnya kau harus disini menjaga Haura. Aku dan Lisa akan membantu yang lain menghadapi zombie bertehnologi canggih itu. Kau siap?”

“Ya.” Kata Lisa.

“Ayo.”

••••

Alex berlari menuju pesawat sambil menembaki satu Iron Troopers yang berjalan menghampirinya.

“Heii…! Bantu akuu…!” Teriak Alex ke dua orang yang masih jauh di depannya.

Dua orang itu tak mendengar teriakan Alex sementara Iron Trooper itu melompat melewati kepalanya dan menghalanginya berlari. Alex terpaksa melawannya sendiri. Dia melepaskan kapak yang ada di punggungnya dan bersiap–siap.

“Come on!! Kau ingin melawanku!!?” Seru Alex.

Dia berlari sambil mengangkat kapaknya. Iron Troopers itu hanya berdiri dan segera mengangkat tangan kirinya untuk menahan kapak itu. Dengan sekuat tenaga dia mengayunkan kapaknya dan menancap ke tangan ‘orang mati’ itu.

“Ini bukan metal biasa. Aku yakin bahannya sama dengan metal yang menempel di tubuhmu.” Kata Alex.

Iron Troopers itu menendang Alex sampai terpental beberapa meter terpisah dari kapaknya. Dia pun melompat lagi dan segera mengepalkan tangan untuk menghancurkan tubuh Alex. Alex segera mengguling ke samping untuk menghidari serangan itu sekaligus mengambil kapaknya. Kapak itu diayunkan untuk menanggalkan tangan kirinya namun sia–sia. Iron Troopers itu mengguling ke depan lalu mengangkat tanah yang membeku di depannya untuk ditimpakan ke arah Alex. Tiba–tiba tubuh Alex tertarik ke belakang puluhan meter. Dia pun selamat.

“Alex…!” Teriak Oleg yang berlari sambil menembaki Iron Troopers itu. “Kau tak apa?”

“Ya. Thanks.”

“Berterima kasihlah pada Lisa.”

“Ya. Thanks, Liz. Tapi badanku sedikit tak enak. Darahku seperti mau habis.”

“Karena aku menarik energi di tubuhmu. Nanti akan normal lagi.”

Satu pesawat lagi datang. Pesawat itu tidak mendarat melainkan hanya membuka dan tiga Iron Troopers turun menghampiri Satria dan Mr. Killain. Satu Iron Troopers itu membelok menghampiri mereka bertiga.

“Satu lagi.” Kata Alex.

“Mata kapakmu.” Sahut Oleg.

“Wow, kita tidak sedang menjagal rusa disini.” Alex melihat mata kapaknya menjadi tumpul.

“Aku punya pisau. Waktunya menggunakan ini.” Kata Oleg.

Oleg memberikan benda tambahan yang diambilnya di pesawat untuk kapak Alex. Setelah ditancapkan ke kapak itu, bilahnya mengeluarkan cahaya plasma. Mereka segera bersiap–siap menyambut dua Iron Troopers yang berjalan ke arahnya. Oleg memegang dua pisau besar, Alex dengan kapaknya, dan mata Lisa berubah menjadi keunguan.

••••

“Tambah lagi!” Kata Satria.

Satria menghindari pukulan Iron Troopers itu lalu menindih punggungnya. Dia meletakkan kedua tangannya ke belakang kepala Iron Troopers itu dan memasukkan energi ke dalamnya. Tubuh Troopers itu menjadi kelebihan tenaga dan cahaya biru di seluruh tubuhnya berubah menjadi lebih terang. Satria segera melompat menjauh dan meledaklah tubuh Troopers itu. Seluruh organ dan darahnya berceceran.

“Ehh… Gak nyangka baunya kayak gini.” Kata Satria sambil menutup hidungnya.

“Sekarang kau tahu cara menggunakan kekuatanmu.” Sahut Novoc.

Novoc melayang cepat menuju Satria. Energinya menghempaskan Satria beberapa meter sampai terguling.

“Beraninya kau melawan dia!” Kata Mr. Killain.

Dia segera menghampiri Novoc dan menyerangnya. Satria berdiri lalu membantunya melawan Novoc. Serangan demi serangan mereka lakukan, namun Novoc masih bisa melawannya. Dia terpental beberapa meter dari mereka berdua.

“Mungkin kau seperti Lord-ku. Tapi kemampuanku masih bisa menyaingimu!”

Novoc dan dua Iron Troopers menghampiri mereka dengan cepat. Pertempuran pun tak seimbimbang seperti yang dialami oleh Ardan di atas stasiun. Dia menyalakan dua perisai plasma yang cukup besar di kanan dan kiri untuk menahan tembakan dua pesawat di depannya. Machine gun saja tak cukup untuk bisa menjatuhkan dua pesawat. Dia mengeluarkan benda silinder di tasnya lalu mengganti salah satu ujungnya dengan benda itu. Perisai di sebelah kirinya sudah tak kuat lagi untuk menahan tembakan pesawat itu. Bagian tengah perisai itu terbakar dan menyambar kemana–mana. Dia sedikit menghindar ke kanan.

“Oke. Kita lihat tembakan ini bekerja atau tidak.”
Dia segera menyalakan benda silinder tadi. Ada lampu kecil di benda itu yang saling berurutan sebagai penanda energi di dalamnya yang sudah penuh.

Tiba–tiba suara lengkingan terdengar cukup keras ke telinga mereka sementara sebuah cahaya dari langit turun menghancurkan dua pesawat itu. Sinar itu memancarkan energi yang kuat sehingga menghempaskan benda–benda kecil di sekitar. Satria, Mr. Killain, dan Novoc segera berbalik ke arah cahaya itu. Sedangkan Ardan kesakitan mendengar suara itu. Cahayanya meredup sampai memperlihatkan seseorang yang cukup besar dan tinggi daripada mereka semua. Iron Troopers pun juga harus menengadahkan kepala untuk melihat wajah orang itu. Wajahnya terpapar sinar yang cukup terang sehingga kilauannya menutupinya. Bagian tangan dan kakinya pun menggunakan plasma sebagai penutupnya sehngga tampak bercahaya. Orang itu melihat ke arah benda limas besar di kejauhan lalu kembali melihat mereka. Suara bising dari orang itu kembali mendengungkan telinga Satria. Seperti sedang berbisik di telinganya namun diserta lengkingan.

“What the hell is that?!” Kata Ardan.

“Ek adey er ter, men aik gett at ter ir konungr…” Novoc berkata pada orang itu. Nadanya sedikit tinggi dan penuh dengan kebencian.

“Kenapa dia mengeluarkan suara seperti itu?” Satria berbisik ke Mr. Killain. “Kenapa kau tidak kesakitan?”

“Orang itu berbicara dengan bahasa cahaya.” Sahut Mr. Killain.

“Apa? Dia tidak seperti sedang berbicara.”

“Itu bahasa para Dewa dan Novoc mencoba menggunakan bahasa kasta terendah. Kita harus pergi dari sini. Kekuatanmu tidak sebanding dengannya, belum.”

Mereka berdua berjalan membelakangi mereka semua. Setelah beberapa meter darinya, Novoc yang menyadari mereka segera mengejar dan menembaki.

‘Manusia bercahaya’ itu segera mengejar Novoc namun dua Iron Troopers tadi menyerangnya. Ardan pun juga ikut menyerang orang asing itu dengan tembakan laser yang sudah terpasang di machine gun miliknya.

“Sialan! Aku mencoba mengeluarkan senjata yang lebih hebat malah keluar sesuatu yang lebih hebat lagi.” Kata Ardan.

Dia pun menembakinya lagi. Dia sadar tembakan plasmanya berubah menjadi kobaran–kobaran api kecil saat mengenai tubuh orang itu. Seperti ada perisai di tubuhnya.

••••

“Teman–teman, kalian tak apa?” Kata Martinus dari radio.

“Suara apa itu?” Sahut Alex.

“Kita baik–baik saja.” Kata Oleg berbicara lewat radio. “Aku tak tahan lagi mendengar suara itu. Itu sebabnya aku dan yang lainnya berusaha kembali kesini.” Oleg memijat–mijat dahinya.

Dua Iron Troopers di depannya juga berbalik ke arah datangnya suara itu. Keadaan yang tiba–tiba sepi disana kembali bergemuruh dengan suara tembakan yang beruntun. Dua Iron Troopers itu pergi membantu pemimpinnya. Alex dan dua temannya pun mengejar dan menembakinya.

Di tengah pelariannya, suara dengungan kembali muncul. Tapi bukan berasal dari stasiun, melainkan dari pusat lingkar Antartika. Suaranya berbeda dan tidak menyakitkan telinga. Seperti sekumpulan lebah yang sedang menyerang musuhnya.

Beberapa kilometer dari mereka muncul sesuatu yang bergerak menuju komplek stasiun. Semakin mendekat, benda itu terlihat seperti kendaraan yang bergerak tanpa menggunakan roda. Warnanya merah bata metalik dan berbentuk seperti perahu. Penutup atasnya terbuat dari plasma yang keemasan. Di depannya juga terdapat plasma emas membentuk lancip seperti perisai.

••••

‘Manusia bercahaya’ tadi menghancurkan dua Iron Troopers itu dengan sekali pukul. Dia pun menoleh ke Ardan yang sedang melongo dan menghentikan tembakannya. Lalu manusia itu kembali mengejar Novoc.

Ardan mendengar suara aneh di belakangnya. Dia melihat sesuatu yang sedang bergerak menghampiri tempatnya. Dia pun segera mematikan perisainya lalu memindahnya ke sisi belakang gedung. Ada dua benda yang terlihat setelah berjarak beberapa kilometer darinya, dia pun segera menembaki benda–benda itu secara brutal.

“Aku menjadi muak sekarang! Orang–orang aneh ini terus berdatangan seperti kecoak.”

“Kau baik–baik saja disana?” Kata Oleg di radio.

“Tidak. Aku kesal! Haaaaa…!!!” Dia menembak lagi.

“Siapapun yang di pesawat. Nyalakan mesinnya! Kita harus pergi dari sini!” Seru Mr. Killain di radio.

“Aku di pesawat dan tidak tahu bagaimana menyalakannya.” Kata Martinus.

“Aku akan kembali.” Sahut Oleg di radio. “Pakailah riffle ini.” Katanya ke Alex.

Sesaat kemudian, Oleg datang dan masuk ke dalam. Dia melihat keadaan Haura sebentar lalu segera menuju kokpit. Setelah menyalakan mesinnya, sayap kanan pesawatnya meledak dan mengagetkan mereka bertiga.

“Sialan!” Sahut Oleg.

“Bagaimana ini?!”

Oleg segera keluar dan menembaki satu kendaraan yang berbentuk perahu itu. Kemudian kendaran itu menuju ke arah Alex.

“Kita harus keluar. Bawa dia.” Kata Oleg.

“Kemana?”

“Masih ingat helikopter tadi?”

••••

Sebuah pedang menancap dengan keras dan meretakkan tanahnya sampai jauh ke depan. Novoc berhenti berlari dan terpaksa harus melawan orang itu.

“Akhirnya dia melawannya juga. Melawan Iron Troopers masih terbilang mudah.”

“Really? Bagaimana kalau ditambah mereka?” sahut Mr. Killain.

Satu benda asing itu datang menghalau mereka dan dua Iron Troopers yang berada di sisi baliknya. Satu dua orang keluar dari perahu melayang itu. Pakaian seperti tentara jepang kuno dengan warna merah. Hanya penutup kepala mereka yang terlihat sederhana dengan bagian muka yang rata. Tak ada lubang untuk melihat. Entah mereka robot atau apapun itu.

“Siapa mereka sebenarnya?” Tanya Satria.

“Tubuh yang berada di dome tadi adalah salah satu dari mereka.”

“Agarthan? Bagaimana bisa orang–orang kuno mempunyai tehnologi canggih?”

Sesaat kemudian, serbuan tembakan tiba–tiba datang dari Ardan mengenai para prajurit Agarthan itu. Mereka pun segera berlari untuk melawan Satria dan Mr. Killain. Kendaraan perahu itu mengeluarkan senjata lalu segera menembaki Ardan yang ada di atas gedung.

“Ardan, kembalilah! Kita segera pergi dari sini!” Seru Mr. Killain.

Tidak ada tanggapan dari Ardan. Dilihat dari tembakannya yang bertubi–tubi, dia sudah berada di situasi yang dia inginkan. Berada di dalam peperangan yang belum pernah dia alami. Berhadapan dengan musuh yang belum pernah dia lawan dan lihat sebelumnya. Satria dan Mr. Killain pun segera bertarung dengan mereka yang berhasil lolos dari tembakan Ardan. Satu benda lagi berada tepat di bawah gedung menembaki Ardan, namun tembakan Ardan mampu membakar perahu itu. Beberapa tentara pun keluar dan segera menghampirinya.

••••

Alex menembaki para tentara asing itu dan Lisa menggunakan kekuatannya untuk masuk ke dalam pikiran dua Iron Troopers untuk melawan para tentara Agarthan. Dia pun juga mengecoh pengelihatan mereka agar tidak bisa melihat dirinya dan Alex.

“Kita pindah ke helikopter. Pesawat kita terbakar.” Kata Oleg di radio.

Dia melihat Satria dan Mr. Killain yang sepertinya memutar untuk menghindari perahu yang melayang itu. Dia pun segera menembaki para tentara yang mengejar mereka berdua.

“Aku tak tahu mesinnya masih berfungsi atau tidak.” Kata Oleg lagi di radio.

Para tentara yang mengejar Satria dan Mr. Killain bisa ditumbangkan Alex sehingga mereka berdua berhasil lolos. Alex memberikan tanda ke mereka agar segera menuju ke helikopter.

“Dimana tempatnya?” Kata Mr. Killain di radio.

“Sekitar 60 meter sebelah utara pesawat.” Sahut Oleg di radio.

“Lisa, pergilah dulu. Aku akan melindungimu dari belakang.” Kata Alex.

“Jika aku pergi, Iron Troopers akan kembali normal dan mereka bisa melihatmu.”

“Aku bukan orang bijak, my dear. Tapi aku tahu setiap keberhasilan harus ada pengorbanan. Pergilah, selamatkan bumi ini. Helikopter itu tak akan menyala tanpa bantuanmu dan kita semua akan mati sia–sia.”

Dengan terpaksa Lisa pergi meninggalkan Alex. Iron Troopers itu kembali seperti semula. Satunya melawan tentara Agarthan, satu lagi melihat Alex yang berusaha berdiri. Dia menembaki Iron Troopers itu sampai peluru terakhir. Dia pun membuang senapan itu lalu kembali memegang kapaknya tadi. Satu pesawat datang menurunkan dua Iron Troopers dan tentara hitamnya dari kejauhan lalu segera menghampiri Iron Troopers yang sedang melawan para tentara merah itu.

Lisa bergabung dengan Satria dan Mr. Killain menuju helikopter. Sementara Oleg sedari tadi berusaha menyalakan mesinnya tapi selalu gagal. Dari kejauhan, dua tentara Agarthan mencoba menembaki helikopter. Lisa pun segera bertindak namun tentara itu mati lebih dulu terkena tembakan Ardan. Ardan tahu jika dia tak akan selamat. Pelurunya pun sudah habis. Dia hanya mengandalkan silinder itu untuk menghasilkan laser plasma sebagai peluru. Entah sampai kapan benda itu bisa bertahan.
Mereka sudah di dalam helikopter dan siap untuk pergi. Badan helikopternya tidak stabil saat Oleg menaikkannya ke udara. Satria pun sadar dengan helikopter yang digunakan ini.

“Helikopter ini sama seperti yang dipakai Trevor saat di Surabaya.”

“Ada dua pesawat datang.” Kata Lisa.

“Iron Troopers.”

“Bukan. Arahnya dari Lingkar Antartika.”

Mereka segera pergi dari tempat itu sementara para tentara Agarthan menembakinya namun gagal. Helikopter itu melaju cepat menuju perairan. Dan dua pesawat Agarthan itu melaju kencang melewati stasiun.

©2019 Mizuno
The Ambition

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience