2

Romance Series 1016

Tawa Sky menggelegar di kantin Sma Pradipta. Semua mata menatap ke arahnya dan Virly di pintu masuk kantin.

Terutama para laki laki, mereka menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri kemudian saling bersorak.

Semua juga tau apa yang akan terjadi apabila Sky dan geng Karin dipertemukan.

"Ambil lapak gue lagi? Sasaran gue lagi?" Tanya Sky pada Karin remeh.

"Lapak lo? Heh sori ya! Gue disini juga bayar, nih sekolah bukan punya nenek moyang lo kan?"

"Oh ya? Sayangnya gue gak peduli, Karin Rendria!"

"Lo pergi atau ibu lo dalam bahaya?" Ancam Sky berbisik tajam. Karin mendengus tapi tak urung menyuruh anak buahnya mengikutinya.

"Ma- makasih kak"

Sky menoleh pada objek bully Karin and the geng tadi. "Gue gak bantu lo, gue cuma mau sasaran gue cuma punya gue, beliin gue mie ayam sana, nih uangnya" titah Sky dengan angkuh membuat gadis itu mengangguk patuh dan menjalankan apa yang ia suruh.

"Gila lo Sky! Anak orang udah berharap lo selamatin lo bully juga" cecar Virly menggeleng gelengkan kepalanya takjub.

"Gue nyuruh, kagak bully dia"

Virly memutar bola matanya malas. "Terserah lo deh, eh iya by the way... buat ujian tengah semester gimana? udah belajar lo?"

"Gue udah pinter dari lahir, kagak perlu belajar"

"Anjir!" Umpat Virly kencang bahkan memukul meja kantin. "Seumur - umur gue kenal lo, dari orok sampe sekarang lo selalu ranking satu dari bawah, pantes bokap lo marahin lo"

"Shit!" Sky berdecak. "Sekarang gue tanya, lo ada gak masuk satu besar?"

Virly menggeleng, membuat Sky menjentikkan ibu jari dan jari tengahnya di depan wajah manis Virly. "Berarti lo gak beda jauh dari gue!"

"Pinter juga lo balikin kata - kata" sindir Virly.

"Itu kelebihan gue dari kecil"

"Cocok lo jadi pengacara, atau gak penulis syair, kan bermain dengan kata - kata tuh"

Sky melambaikan telapak tangannya di depsn wajah Virly. "Kagak deh kagak, gak minat gue terlibat sama politik, kejam astaga!"

"Tapi beneran deh, lo cerdas membalikkan kata - kata tapi di pelajaran lain nol besar! cakep kan?!"

Sky mencebikkan bibirnya. "Itu maksudnya pujian atau hinaan ya, mohon maaf?"

"Dua - duanya" balas Virly sembari cengengesan.

Semua orang tahu, Skylla dan Virly adalah dua orang yang tak akan pernah bisa dipisahkan. Sosok Sky yang kasar dan Virly yang dewasa menjadikan keduanya saling menutupi kekurangan satu sama lain.

Mereka bukan perempuan pintar hingga menjadikannya terkenal. Itu bukan sekali! Mereka hanya manusia dengan kekurangan yang dapat dilihat oleh banyak orang.

Skylla Adara Rain. Gadis ini tak pernah luput dari hujatan orang lain. Tak pernah luput dari kabar - kabar tak menyenangkan.

Tapi bagi Sky, semuanya hanyalah angin lalu, yang membawamu ke arah yang benar.

Karena ini kisah tentang dirinya sendiri. Kisah antara Sky, dia, mereka, kalian, bahkan tuhan.

Karena ini kisah tentang dirinya yang berisi pahit manis kehidupan.

Karena ini juga kisahnya dimana dia berperan sebagai tokoh utama dalam panggung kehidupannya sendiri.

Benar. Ini kisahnya.

*******

"Eh cupu!"

Sky berjalan dengan angkuh membelah kerumunan siswa yang menikmati free class karena rapat besar besaran para guru.

"Siapa yang lo maksud cupu?!" balas Karin agak tersinggung apalagi panggilan Sky mengarah untuknya.

"Gausah geer, gue manggil si Sheila bukan lo, lain kali belajar arah mata angin ya"

Skak. Karin terdiam menahan malu. Setelah itu Sky membawa Sheila pergi menjauh.

"Lo mau gue suruh gak?"

Sheila, si cewek culun dan kutu buku. Salah satu siswa ranking paralel di sma Pradipta.

Dengan ragu, Sheila mengangguk. "Tadi kakak udah bantu aku"

Sky memutar bola matanya mendengar basa basi Sheila. "Kita seumuran gak usah panggil gue kakak gue geli dengernya"

Mengangguk kecil. "Mau minta tolong apa?"

Sky melirik kanan dan kiri kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Sheila. "Nanti sore lo dateng ke rumah gue, ajarin gue matematika sama Ipa, buat bayaran tenang aja gue bakal bayar berapapun yang lo minta"

"Kan ada Virly, dia juga pinter" balas Sheila bingung.

"Gue gak butuh omong kosong lo, tinggal jawab iya atau enggak" geram Sky pada akhirnya.

Sheila nampak berpikir di depannya. "Aku pikir - pikir dulu ya Sky" jawab Sheila dengan senyum manisnya.

*********

Sky mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata - rata mengingat padatnya ibukota siang ini. Radio mobilnya sengaja ia hidupkan untuk sekadar mengisi kesunyian. Setelah itu Sky menghela napasnya.

Hari - hari memang begitu melelahkan. Tak bisakah ia hanya berpaku pada satu hari yang menyenangkan?

"Ngekhayal aja terus lo!" umpat Sky pada dirinya sendiri.

Mustahil waktu bisa terhenti. Mustahil hanya ada satu hari untuk kita bahagia. Mustahil kita bisa memutar waktu.

"Kenapa sih si Virly hari ini? kenapa tiba - tiba jadi anak baik ya?" gumam Sky keheranan mengingat kelakuan Virly yang terbilang sangat aneh. Virly memang selalu berpikir secara dewasa meskipun perilakunya lebih mirip cacing kepanasan. Tapi setelah keluar dari kantin beberapa jam lalu mendadak gadis itu kalem seperti singa yang tertidur.

Adakah perkataannya yang salah?

Tiba - tiba gadis itu menutup mulutnya, kadang bertopang dagu bahkan senyum - senyum sendiri. Bahkan untuk menutupinya kadang rambutnya yang tergerai di urai ke depan wajahnya.

"Oh shit! dia bener - bener gila!"

Virly yang seperti itu benar - benar menyeramkan di mata Sky. "Atau jangan - jangan tuh anak punya alter ego? aish! ngaco, tetep aja kelakuannya nyeremin di mata manusia"

Hingga bunyi perutnya menyadarkannya dari prasangka - prasangkanya terhadap Virly. Gadis dengan rambut sebahu dan berwarna cokelat kemerahan di bagian bawah itu membelokkan setir mobil ke arah restoran yang lumayan terkenal di daerahnya.

Setelah mematikan mesin mobilnya, Sky mengambil tas kecil nya dan mengambil jaket abu - abu yang ada di jok belakang. Gadis cantik itu kemudian masuk ke dalam restoran.

"Sky!"

Mata Sky mencari sumber suara setelah ia melewati pintu berlonceng restoran. Hingga bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum melihat sosok pemuda seumuran dengannya di ujung restoran. Tempat paling ia sukai.

"Tumben lo nongkrong?"

"Laper gue kagak nongkrong, temen nongkrong gue lagi gila hari ini"

Pemuda di depannya tertawa pelan. "Bukannya si Virly emang gila dari lahir?"

"Iya, sama kayak lo"

"Tau aja!" keduanya kemudian tertawa dan membahas hal - hal aneh sampai pesanannya datang. Kenapa aneh? karena keduanya satu frekuensi, sama - sama gila apalagi kalau ada Virly.

"Mungkin aja dia lagi jatuh cinta kan? jadi salting sendiri" usul Pemuda itu setelah Sky menceritakan tentang Virly.

Perkenalkan sebelumnya, namanya Agra, statusnya pelajar tapi berbeda sekolah dengan Sky dan Virly. Pernah menjadi kekasih Sky namun hanya sebentar dan kini menjadi sahabat dekat. Dan Sky mensyukurinya, setidaknya musuhnya tak bertambah apabila ia memutuskan hubungan.

"Jadi gimana, lo udah punya pengganti gue?"

Pertanyaan Agra menariknya ke dunia nyata. Sky melotot sebagai reaksi. "A- apaan sih? yang mau sama gue banyak, tanpa pacaran juga yang mau nemenin gue kesana - sini banyak"

"Santai aja atuh mukanya, gue juga sama, gue masih jomblo, gue tuh setia, nungguin lo sampe pengen balikan" ungkap Agra serius.

Tapi sayang seribu sayang, Sky hanya menganggapnya sebagai lelucon biasa. Ia tak peka terhadap situasi. Menurutnya, sesuatu yang sudah pernah hadir tapi menjauh sudah sepantasnya tak pernah hadir kembali. Menganggapnya sebagai teman saja sudah sangat sulit.

"Bercanda aja kerjaan lo!" kekeh Sky bahkan ia tertawa lepas.

Agra tersenyum kecut. 'Seandainya waktu itu bisa diputar ulang, gue janji gue gak akan ngelakuin kesalahan itu' batin Agra penuh penyesalan.

Kini yang pernah tergenggam itu sudah terlepas. Melayang tanpa kepastian siapa pemiliknya. Hanya menunggu takdir terbaik, dia untuknya atau bukan. Salahnya juga yang pernah melepaskan yang selalu ada demi yang istimewa.

*******

TBC.......

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience