5

Romance Series 1016

Skylla terbangun dari tidurnya dalam keadaan mengenaskan, siapa lagi dalangnya kalau bukan Virly kan? Pagi ini matahari masih malu-malu menunjukkan pancarnya membuat Sky berpikir untuk kembali menjelajah di alam mimpi.

"SKY BANGUN! BONYOK LO BAKAL PULANG SATU JAM LAGI"

Jdaaarrr......

Buyar sudah pemikiran Sky tentang kembali ke alam mimpi nya. Dengan kecepatan kilat, Sky segera melompat dari kasurnya dan berlari ke kamar mandiĀ  di lantai atas, atau tepatnya di samping kamarnya.

Kalau ada yang nanya Sky kesambet apa pagi ini, jawabannya, Sky kesambet setan panik, secara kan sepulang dari club tadi, Sky gak ada ganti baju, pastinya masih kecium bau alkoholnya, mana Sky jalan aja masih sempoyongan, harus diguyur dulu biar sadar.

Virly yang melihat hebohnya Sky pagi-pagi cuma bisa geleng-geleng kepala. "Itu anak kalo tidur bener-bener kayak beruang hibernasi ya? dari dulu gue pasti capek sendiri banguninnya" keluh Virly capek lahir batin. Kenapa ia ditakdirkan berteman dengan Sky ya?

"Lo kenapa gak bangunin gue daritadi anjir?! niat lo bikin gue kena marah bokap?" desis Sky kesal setelah kembali ke kamarnya.

Padahal gak tau aja itu si Sky, Virly sampe rela-relain sarapan jam lima subuh buat isi tenaga biar Sky bangun jam segitu, tapi tetep aja, galakan Sky, Virly aja sampe ngejungkang gara-gara ditendang.

"Yah.... terserah lo aja deh ya, gue udah capek, bangun subuh, bangunin lo, mandi" ujar Virly sambil menghembuskan napas lelah. "Gue mau tidur aja, mumpung minggu bangunin gue nanti siang ya"

Sky memutar bola matanya malas. "Yaudah tidur deh, gue sarapan dulu ke bawah ya"

Virly hanya mengangguk sebagai respons. Melihat mata Virly yang tinggal lima watt, membuat Sky percaya tidak percaya kalau Virly bela-belain bangun buat bangunin dia tadi.

"Bibi udah masak apa?"

Bi Astri yang daritadi sibuk cuci piring menoleh mendengar suara anak majikannya itu. "Eh neng Sky udah bangun? itu anu, neng Virly tadi nyuruh bibi masak bubur buat neng Sky, katanya neng gak enak badan" tutur bi Astri.

Sky membulatkan matanya. "Virly nyuruh bibiĀ  buatin Sky bubur?" tanya Sky masih gak percaya.

Bi Astri mengangguk mantap. Ini Sky jadi sedikit terharu sama perlakuan Virly, inget ya! sedikit! Sky bilang cuma sedikit! tetep aja dia tuh lebih banyak kelakuan jahanam nya.

"Oh yaudah bi, siniin, Sky mau makan"

"Bentar neng, bibi siapin dulu"

*******

Sky membuka bagian tengah novel yang ia baca. Gadis tujuh belas tahun itu menunduk di meja belajarnya, yang tentunya tak pernah ia gunakan untuk belajar. Sementara Sky membaca novel, Virly masih setia di atas kasur bersama bantal dan guling milik Sky.

Ini anggep aja balas budi Sky ke Virly, kalau Sky gak percaya mah udah Sky obrak-abrik tidurnya Virly daritadi.

"Untung nyokapnya mihak ke anaknya, lagian ini bokapnya udah kaya masih aja mau ngorbannin anaknya buat harta" kesal Sky saat membaca salah satu adegan dalam novel tersebut.

"Amit-amit gue kalau ada di posisi nih cewek, kuat banget anjir! gue mending bunuh diri duluan daripada dipaksa nikah sama cowok dingin gak ada perasaan" lanjut Sky terus mengelak apabila dirinya dihadapkan dengan situasi seperti itu.

Situasi dimana seorang gadis sma dipaksa menikah dengan ceo kaya raya tujuh turunan hanya karena ketamakan sang ayah. Apa yang bisa dilakukan ibunya? ayahnya yang punya kuasa. Tak berselang lama sang gadis akhirnya menikah, rumah tangganya pun tak pernah berjalan baik, sang ceo dingin itu malah pergi bersama wanita lain.

Akhir yang tragis pun tak bisa terelakkan, sang gadis memilih mengakhiri hidupnya, melawan kehendak tuhan. Hingga akhir itu, penyesalan kemudian datang berentetan, ceo itu mencintai gadisnya, istrinya yang ia campakkan.

"Hiksss....."

Tuhkan Sky malah nangis. Tampang doang emang sangar, padahal emosional banget si Sky mah.

"Tau sad ending gak lagi deh gue baca" rutuk Sky kesal.

Hanya satu yang Sky pikirkan setelah selesai membaca novel tersebut.

Apakah jalan hidupnya akan setragis sang gadis dalam cerita tersebut? Atau tuhan sudah menggoreskan kisah lain yang berakhir bahagia?

******

Ilham memijat pangkal hidungnya yang berdenyut. Kepalanya sakit bukan main mendengar ucapan dokter yang merawat ibunya.

"Seratus juta kita dapet darimana kak?" Tanya Sheila sembari menghembuskan napas.

Ilham bungkam. Ia juga tak tahu harus mencari kemana uang sebanyak itu.

Ibunya mengalami kanker otak stadium tiga, dan itu semua baru Ilham ketahui sejak ia dihubungi tetangganya yang menemukan ibunya tak sadarkan diri.

Setelah diperiksa, ibunya hanya bisa diselamatkan dengan operasi. Itulah satu-satunya jalan. Hanya saja.... Dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu?

Kata dokter, kemungkinan ibunya sudah mengidap penyakit mematikan ini sejak satu tahun lalu, tepat saat tiga tahun kepergian ayahnya karena terlalu banyak pikiran.

"Kak Ilham!" Sentak Sheila membuyarkan lamunannya.

"Kamu diem aja! Tugas kamu belajar! Masalah ini biar kakak aja yang tanggung" ujar Ilham.

Sheila mengernyit. "Kak! Apa-apaan?! Ini tanggung jawab Shei juga! Emang kakak pikir Shei bisa belajar sementara kakak kerja gitu? Ini seratus juta loh kak! Jumlahnya gak sedikit!"

Ilham yang lagi stress takut terbawa emosi. Ia memeluk adik perempuannya itu, emosi tidak akan mereda jika dilawan dengan emosi.

Sheila meracau di pelukannya. "Kak, apa kita harus berhenti sekolah?"

Ilham menggelengkan kepalanya. "Tugas kamu cuma sekolah, ngerti? Masalah ini biar kakak yang urus, kamu cukup belajar biar dapat ranking oke"

Setelah Sheila tenang, Ilham menyuruh adiknya itu untuk masuk menemui sang ibu. Sementara Ilham, pemuda delapan belas tahun itu akhirnya pergi menjauh dari rumah sakit. Ia harus bekerja keras mulai sekarang.

*******

Kembali pada Sky dan segala kegilaannya. Ada angin apa sampai kamarnya senyap di tengah hari bolong seperti ini?

Meira menggaruk-garuk kepalanya heran, ia kemudian menghampiri suaminya yang tengah duduk santai di ruang tamu sembari membaca majalah.

"Yah"

"Hem...?"

"Itu... Anu, si Sky"

"Sky kenapa ma? Bilang aja"

Aduh ini mama Meira udah bingung gimana ngejelasinnya. Secara si bapak sama anak sama-sama aneh, entar si bapak malah sekongkol sama anaknya.

"Kok kamar Sky sepi banget yah? Dia ada keluar emangnya?" Tanya mama Meira.

"Yaelah ma, dikiran Sky kenapa, dia lagi tidur tadi mah" jawab Mario santai.

Tuhkan udah dibilangin.

Tapi tunggu.....

"LOH SKY TIDUR SIANG?"

Ya allah.... Ini kuping si bapak udah merah gara-gara jadi sasaran bom meledak. "Gausah teriak juga kali ma, kuping ayah pengang ini"

Alah bodoamat. Pokoknya ini mama Meira harus mencari siasat buat membongkar kedok si bapak sama anaknya. "Sky sama ayah gak ada ngerencanain apa-apa kan?" Tanya Meira dengan tatapan mengintimidasi.

Abisnya ada kesurupan apa anaknya sampai tidur siang? Kan biasanya kelayapan atau engga itu kamar pasti ada suara musik kenceng banget.

"Ya Allah.... Mama suudzon mulu perasaan sama ayah, tau ah, liat aja sendiri itu kamar anaknya"

Bukan apa-apa cuma terakhir kali si bapak bilang Sky tidur, pas di cek sama Meira tuh udah tinggal guling doang ditutupin selimut. Eh begitu balik lagi ke ruang tamu, anak sama bapaknya lagi makan pizza delivery, padahal Meira masak.

Dan banyak lagi kejadian lainnya yang gak bisa dijelasin saking banyaknya.

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya emang, bapak sama anak sama aja, bikin Meira naik darah terus.

Yaudah deh.... Meira akhirnya naik lagi ke atas. Gak ngetuk gak apa langsung aja dibuka itu pintu kayu.

"Beneran tidur ternyata" gumam Meira melihat Sky yang tidur senyap dan damai.

Enak banget dipandang dibanding Sky yang biasanya pecicilan kesana kemari kayak orang gila.

Meira memilih menutup pintu lagi kemudian pergi menjauh.

Sementara itu Sky, gadis tujuh belas tahun itu masih berkelana dalam mimpinya. Membuatnya lupa untuk sementara kalau ia ada di dunia yang begitu kejam.

*******

TBC.....

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy reading all!!

With love:
Skylla

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience