Dapat dikatakan hari ini adalah hari tersial bagi Sky. Kenapa begitu? karena hari ini banyak kejadian - kejadian menyebalkan untuk Sky.
Mulai dari kelakuan Virly yang semakin gila, Sheila yang menolak tawarannya. Hingga Agra, ucapan Agra kemarin yang terngiang - ngiang di telinganya. Oh! jangan lupakan geng Karin yang sedari tadi berulah.
"Sumpah Vir, lo kenapa sih? wajah - wajah jahanam kayak lo ini gak pantes kalem gitu, plis deh ya jangan buat satu sekolah gempar gara - gara sikap aneh lo" ujar Sky menegur Virly yang sedari tadi diam.
"Jahanam, jahanam! pala lo jahanam! gue lagi berpikir keras, jadi lo mending diem aja ya anak manis"
"Jijik gue, sumpah!" kesal Sky mengetuk - ngetukkan kepalan tangannya dari kepala ke meja secara bergantian. "Emang lo mikirin apaan? pelajaran? ga mungkin, lo udah pinter dari lahir"
"Akhirnya ngaku juga lo kalau gue pinter" balas Virly kalem.
Sky mengumpati Virly lagi. "Mikirin apalagi? kayaknya masalah hidup lo banyak amat, mati gih sana"
"Anjir! SEKATA - KATA LO KALAU NGOMONG! LO BENERAN MAU GUE MATI?!"
"Akhirnya maung nya keluar" Sky tersenyum puas. "Yaudah kalau mau hidup kuy temenin gue"
"Kemana?"
"Bolos, uks lagi sepi, adem, dan gue denger - denger si Rega, kakak kelas kita itu lagi terkapar tak berdaya di uks" ujar Sky yang pada akhirnya bergosip.
"K- kak Rega?"
Sky mengangguk kemudian memperhatikan raut wajah Virly yang aneh. "Ayo ah kelamaan lo! bentar lagi pelajaran bu Anggi emang lo mau kena hukum rambut lo masih warna - warni?"
"Sialan!, ayo deh!"
*******
Demi apapun Sky merinding melihat Virly yang duduk di sofa uks sekarang. Pandangannya terus tertuju ke tirai ketiga, dimana Rega, kakak kelasnya dikabarkan sakit.
Hingga sebuah pencerahan datang secara tiba - tiba dan membuat Sky sadar apa yang terjadi.
"OMO! JANGAN BILANG LO SUKA SAMA SI RE-
Virly membelalakkan matanya kemudian langsung membekap mulut berbahaya Sky. "Heh kalau mau teriak liat - liat situasi!"
Sky menjauhkan tangan Virly dari radar wajahnya. "Bodo lah!" Sky mengibas - ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Virly. "Jangan - jangan omongan gue bener"
"Kagak! enak aja! ngapain juga"
Sky tersenyum misterius. "Masa sih? yaudah deh percaya gue"
Tapi kelakuannya pasti akan melenceng dari ucapannya. Lihatlah! sekarang, manusia bernama Sky dengan modal nekat dan percaya diri berjalan menuju Rega.
Virly mengumpati kegilaan Sky di tempat seperti ini. 'Tuhan, kalau kau ingin dia kembali padamu, aku ikhlas' batin Virly lelah.
Bisa dibilang, Virly tuh sebenernya capek sahabatan sama Sky yang gila nya dari lahir. Kalau orang pas bayi nangis dia mah marah - marah. Serem kan? Tapi gak tau kenapa tetep aja sehari gak ada dia kurang lengkap gitu hidup Virly.
"Sky sialan!"
"Kak!" Sky malah bangunin Rega yang lagi tidur. Dia gak takut apa? udah tau sikap Rega yang dingin, datar, gak kenal ampun.
"Apa?" tuhkan cuma dibales singkat.
"Lagi sakit ya?"
"Menurut lo?" sarkas Rega semakin membuat Sky tertantang, jangan tanyakan keadaan Virly saat ini, perempuan itu udah gemeteran di tambah keringet dingin.
"Kakak mau ada yang jagain gak?" tanya Sky membuat Virly di belakangnya melotot.
"Gak!"
"Ayolah kak, kakak tuh kalau diliat - liat kayak kurang belaian dan kasih sayang tau"
'Nih orang mulutnya lembeh banget' batin Virly lagi.
"Siapa?"
"Nih" Sky bergeser menunjuk Virly. "Dia tuh suka banget sama kakak, tau gak dia sampe jadi gila gara - gara kakak, jadi kakak terima ya, dia bakal jagain kakak kok sampe sembuh, bawa pulang aja bawa pulang, gak papa aku ikhlas"
Wajah Virly udah kayak kepiting rebus sekarang. Ditambah pandangan Rega seakan menelanjanginya tanpa menyentuh.
"Yakan Vir? udah kan, gue balik ya!"
"E- eh Sky! t- tunggu" Tuhkan salting.
Sky tersenyum miring kemudian berjalan ke arah pintu uks. Sebelumnya ia menepuk bahu Virly. "Semangat ya! gue tunggu traktirannya" bisik Sky sebelum pergi.
Brakkk...
Suara pintu ditutup membuat atmosfer di uks menjadi pengap, kedua insan berbeda jenis itu saling bertatapan.
Virly tersenyum canggung. "M- maaf ya kak, temen aku emang rada gila, permisi kak" ujar Virly kemudian membalikkan tubuhnya.
"Tunggu! nama lo Virly kan?"
'Demi apa nama gue disebut?!!'
"I- iya kak"
"Kalau orang ngomong tuh liat!"
Suara berat Rega benar - benar membuat Virly mati kutu sekarang. Dia udah kayak lilin, mau mencair saking panasnya. "Iya kak"
"Sini temenin gue, temen lo udah numbalin lo, jangan harap gue lepasin"
'Sky sialan!'
********
Sky cekikikan sejak keluar uks, bahkan saat lewat kelas Karin dan kawan - kawan, ia tak begitu mempedulikan wajah Karin yang terlihat menantangnya.
Yang ada di pikirannya kali ini adalah...
SAHABATNYA AKHIRNYA JATUH CINTA OMO!!!
"Gue pengen kayang saking senengnya"
"Tapi kan dia yang punya gebetan, ngapa gue yang seneng deh? aelah bodo amat yang penting lumayan biar gue malem minggu gak ada yang ganggu lagi" Sky terus cekikikan sendiri. Bahkan tak jarang dilihat layaknya orang gila.
Tapi siapa yang berani sama Sky sih? Guru aja kudu istighfar berkali - kali, gimana yang cuma murid biasa, dia yang kena injek Sky kali.
Skylla, panggilah seperti itu. Dari namanya saja sudah tercermin bagaimana kepribadiannya.
Brakkk.....
"Ck. jalan bisa gunain kaki sama mata kan?" kesal Sky karena seseorang menabrak tubuh mungilnya hingga jatuh.
"Kamu juga jalan sambil cekikikan, bukan salah saya doang berarti" balas cowok yang tak sengaja menabraknya atau lebih tepatnya ia tabrak.
"Udah salah nyolot lagi! bantuin kek baru lo ngomel!"
"Maaf tapi kita bukan mahram"
Sky menegakkan wajahnya hingga matanya mendapati sosok laki - laki yang ia benci setengah mati.
"Heh lo gak usah sok suci anjir! gegayaan bukan mahrom bukan mahrom!"
Ilham menatap Sky heran, matanya menghindari tatapan langsung pada mata Sky. "Kenyataan nya memang seperti itu"
Sky berdesis. "Terserah lo dah apa mau lo! dah sono pergi pergi! enek gue liat lo disini" setelah bangun sendiri, Sky mengibas ngibaskan tangannya mengusir Ilham.
Tanpa basa - basi, pemuda itu langsung pergi meninggalkan Sky yang sudah mencak - mencak tidak jelas. Emang kebiasaan, udah ngusir tapi tetep aja marah - marah.
Singkatnya, Ilham dan Sky memang tak pernah akur sejak kelas sepuluh. Ilham, yang Sky dengar baru - baru ini pemuda itu diangkat menjadi ketua organisasi rohis. Selain itu, dia itu kesayangan para guru, jauh beda sama Sky yang kerjaannya nyusahin guru. Semuanya masih samar, belum ada yang tau pasti penyebab keduanya bertengkar satu sama lain, atau lebih tepatnya hanya Sky, Ilham mah kalem, kan dalam ajarannya gak boleh dendam atau marahan.
Kebencian Sky makin ,menjadi terlebih saat guru menghukumnya di masjid yang pasti akan selalu bertemu dengan Ilham, sampai - sampai Sky bingung, Ilham itu ketua Rohis atau marbot masjid.
Udahlah gak penting ngomongin Sky sama Ilham, soalnya Sky kesel setengah mati kalau ada yang bahkan nyebutin nama makhluk tersebut.
"AWAS LO NANTI JATUH CINTA SAMA GUE! CAM KAN ITU! LO BAKAL SUKA SAMA GUE! LO BAKAL BUCIN SAMA GUE!" teriak Sky di ujung koridor pada Ilham yang juga ada di sisi lain koridor kelas sebelas.
"Dasar budeg! ah kesel gue, balik ajalah"
Tapi Sky lupa, banyak orang yang mengatakan bahwa ucapan adalah doa, bagaimana jadinya dengan kisah benci jadi cinta?
Tuhan sudah menakdirkan setiap manusia untuk berpasangan, siapapun jodohnya sudah tertulis di lauhul mahfuz, sudah digariskan dengan jelas di garis tangan, dan sadar tidak sadar sudah ditunjukkan dengan jelas di setiap doa. Bersujudlah, jadikan namanya sebagai penutup aamiin mu, jagalah hatimu untuknya.
Karena takdir tak akan pernah kita tebak.
*********
TBC........
Jangan lupa tinggalkan jejak oke!!!
Share this novel