Bab. 6 Mirip Istriku
Andreawan tercenung Di kursinya. Bayangan Karina di tepi kolam renang begitu menggodanya.
Kembali berseliwer di benaknya kejadian tadi pagi itu.
Perdebatan mereka di tepi kolam
"Sopan nggak, sih, kalau suami sarapan ditinggal pergi?!"
"Lho kan nggak ada dalam Kesepakatan untuk menemanimu sarapan pagi sampai tuntas!"
"Apa semua harus ada kesepakatannya juga?!"
Perempuan itu mengangguk
"Oke mulai besok nggak boleh meninggalkanku selagi aku belum kelarr sarapan pagi!"
"Semakin dia melawan kenapa aku semakin suka walau kesak, ya." Batin Andreawan, "Tapi nggak, aku nggak boleh jatuh cinta sama gadis desa itu, nggak"
Lalu muncul bayangan saat is akan menyentuh rambut Karina semalam.
Ah, kenapa gadis itu jadi menggodaku. Apa aku suka sama Karina?
Cantik si cantik, tapi, ah,Baku tak boleh tergoda.
"Andre sayang Karina itu cantik, baik selama ini dia yang menemani Nenek. Sudah Ada perjanjian antara orang tua Karin dengan Kakek dan Nenek. Orang tuanya meninggal," terngiang ucapan neneknya.
"Tapi, Nek, masa Aku harus ngawini gadis ini, Nek," Andre berusaha menolak.
"Karin memang sederhana, tapi sesungguhnya dia juga bukan gadis bodoh seperti dugaanmu, Nak, atau seluruh asetmu Nenek pindahkan pada Karina, biar dia belajar jadi pimpinan di kantormu!" Akhirnya Nenek Andreawan mengancam.
"Aku ajah yang lemah, masa ya gadis sederhana seperti Karina bisa menjadi pimpinan perusahaan, ah, nenekku itu memang ngawur," tertawa Andreawan merasa kalah cerdik dari neneknya. Lagipula tak mungkinlah neneknya tega memberikan bagiannya pada orang lain.
Ah kenapa aku jadi mikirin si Karina?
Apa aku sebenarnya mulai suka?
Tiba tiba tatapan matanya tertuju pada berita di layar televisi.
"Heh kok mirip Karina?!"
Di layar televisi terjadi wawancara seorang wartawan dengan wanita mirip Karina. Yang sesungguhnya memang sosok Karina yang sedang di wawancarai tadi saat perusahaan mengadakan ramah tama pembukaan kembali perusahaan yang beku selama satu tahun.
"Ibu Anda sebagai pimpinan baru di Jaya Sakti Anugrah ini apakah akan menuntut balik perusahaan yang telah membuat Jaya Sakti ini dibekukan satu tahun?"
Karin tersenyum. "Buat apa,toh semua sudah jelas bahwa mereka berjuang tak sehat. Jika kita berserah diri pada Allah semua akan berakhir Indah," ujar Karina, tapi tiba tiba wajahnya sedih, "Yang membuat saya sedih adalah kematian orang tua saya yang terpukul saat tahu perusahaannya dibekukan. Ya, walau saya tahu itu sudah takdir Allah, tapi pada akhirnya kita harus Ikhlas dan semua ini sudah merupakan takdir Ilahi," air mata mengambang di kedua pipi Karina.
"Oh Tuhan kenapa mirip dengan istriku yang sederhana, ya, cewek ini?" Andreawan langsung memanggil sekretarisnya.
"Oke siap, Bo's!" Rehan sudah berdiri di hadapan Andreawan.
"Han kamu coba browsing perusahaan Jaya Sakti Anugrah,"
"Mau kerja sama?" Rehan masih berdiri.
"Lebih dari itu," ujar Andreawan, "Segera laporkan padaku, kutunggu dalam lima belas menit!"
"Wow!" Rehan terkejut.
"Buruan!" Desak Andreawan.
Rehan keluar ruangan. Andreawan segera membuka YouTube pasti sudah Ada Di YouTube berita tadi.
Benar saja is sekarang sudah mendapatkan wawancara perempuan pimpinan perusahaan yang sangat mirip dengan Karina istrinya.
"Mirip sekali seperti kembar. Yang membedakan hanya Cara berpenampilan. Jika Karina istrinya termasuk perempuan sederhana. Tapi perempuan mirip Karina yang di televisi itu tampil modern modis.
"Apa itu Karina?" Tanpa sadar Andreawan tertawa, "Nggaklah, manamungkin dia Karina, di dunia ini penuh misteri. Ada yang mirip memang ..."
Tak lama kemudian muncul Rehan membawa berita tentang perusahaan milik Karina.
"Pt.Jaya Sakti Anugrah milik Bagaskara, tapi beliau meninggal tahun lalu,"
Andreawan mendengarkan dengan serius.
"Tragis Bos!" Geleng kepala Rehan, "Jangan sampai terjadi padamu, Bos, pada perusahaannya, jangan, ngeri pokoknya,"
"Heh kenapa jadi bawa bawa aku dan perusahaannya, edan, nih anak, disuruh cari tahu tuh perusahaan malah nggak jelas!" Gerutu Andreawan pada sahabatnya itu.
"Nah denger nih,"
"Cepat, sebentar lagi rapat dimulai," perintah Andreawan.
"Oke," angguk Rehan, "Jadi Gini tahun lalu Jaya Sakti Anugrah yang bergerak di bidang properti, sampai pada pemberian bangunan yang macet direbut rekan bisnisnya yang mengklaim Jaya Sakti banyak hutang, maka Kantor Jaya Sakti dibekukan berikut aset dan harta pemiliknya. Nah saat di persidangan itu Baskara meninggal, seminggu kemudian istrinya pun meninggal."
Andreawan tampak serius mendengarkan cerita Rehan.
"Lalu?"
"Lalu entah bagaimana kemarin perusahaan itu bangkit semua aset kembali, dan pimpinan diganti putrinya,"
"Wah tragis dan menarik juga,"
"Cukup?"
"Belum,"
"Lalu apa lagi?"
"Undang pimpinannya, siapkan dinner sebagai perkenalan perusahaan kita, serta simpati dan perhatian kita sesama pe ngusaha," jelas dan rinci Andreawan.
"Undangan untuk perusahaannya atau untuk pimpinannya yang cantik itu?"
"Sudah jangan banyak omong ceoat kirim undangan hari ini. Aku ingin hasil yang cepat!"
"Oke, Bos, tapi hati hati perempuan cantik biasanya ada yang punya," tanpa mau menunggu kemarahan bosnya segera lelaki yang sangat dipercaya Andreawan itu keluar ruangan.
Andreawan mengeluarkan ponselnya. Mencari foto pernikahannya dengan Karina. Lalu dibandingkannya wajah Karina yang berkebaya itu dengan wajah Karina pimpinan Jaya Sakti Anugrah yang sudah discreenshotsnya.
"Mirip eh, kok bisa, ya,?"
*
Karina sedang sendirian di ruang kerjanya.
"Aku harus bisa merahasiakan diriku yang sekarang pada Andreawan si sombong itu," tekat Karina.
Lelaki sombong! Dumel Karina Dalam hati.
"Suami banyak aturan tapi gimana Mbak Karin suka, nggak dengan si sombong itu?" Terngiang pertanyaan dari Hari Kusmara tadi dengan gaya bergurau itu
Kenapa aku bisa suka sama lelaki begitu, ya?
"Biasa itu awalnya benci, akhirnya cinta," terbayang godaan pengacara yang banyak jasanya itu.
"Apa iya aku suka dengan lelaki penuh dengan Kesepakatan itu? Huh Amit Amit deh!"
Pintu diketuk.
"Ya masuk,"
Lina masuk membawa sebuah amplop bagus tertutup.
"Untuk Ibu Pimpinan Jaya Sakti Anugrah," Lina memberi amplop berwarna keemasan pada Karina.
"Darimana?"
"Pimpinan PT Herlambang," ujar Lina, "Pt Raksasa ngirim surat pribadi pada pimpinan Jaya Sakti Anugrah,"
Karina berdebar. Bukankah Pt.Herlambang itu Andreawan bosnya?!"
"He, kenapa Ibu jadi melamun?" Seru Lina yang teman satu kuliah dengan Karina, dan sudah dua tahun bekerja pada keluarga Karina.
"Oh ya dengar dengar bosnya masih muda dan bocorannys, sih, tampan dan satu lagi bukan hanya Bos, tapi sekaligus pemilik perusahaannya," menggebu gebu Lina menceritakan pada Karina.
"Jadi selama nganggur setahun kamu kerjanya browsing perusahaan yang punya bos muda, ya," ujar Karina yang belum membuka amplop surat dari Pt. Herlambang.
Perlahan Karina membuka amplop dan menarik selembar surat yang ditanda tangani Andreawan.
Terpukau Karina membaca surat dari perusahaannya Andreawan.
"Surat mengajak kita kerjasama?" Lina ingin tahu.
Karina menggeleng.
Bersambung
Share this novel