"Ra , Lo pulang sendiri ya Gue ada janji nih kayaknya enggak bisa pulang bareng deh, udah ya Gue cabut duluan " Arga beranjak begitu saja bahkan sebelum Gue menjawab . Gue cuma bisa melihat punggung Arga dan lambaian punggung tangannya sebelum menghilang dari balik pintu.
Untuk pertama kalinya Arga pulang sendiri dan ninggalin Gue. Kok Gue nyesek ya , harusnya senang dong bisa semerdeka ini , bisa ngerasain yang namanya pulang sendiri tanpa harus di ikuti Arga . Sejak pertama kali Gue ketemu dan kenal Arga , sejak saat itu juga Gue selalu ke sekolah dan pulang ke rumah bareng dia . Arga tidak pernah sedikitpun membiarkan Gue pergi keluar rumah sendirian, di mana ada Gue di situ pasti ada Arga. Dan saat ini setelah belasan tahun Gue berteman dengan Arga untuk pertama kalinya Arga ninggalin Gue di kampus sementara dia pulang lebih dulu.
"Lo pulang sendiri ? Mau bareng Gue?" Seorang cowok berdiri di depan tempat duduk Gue, dia tersenyum memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Gue menoleh ke kanan , ke kiri dan ke belakang sekedar untuk memastikan jika yang di ajak bicara adalah Gue.
"Lo bicara sama Gue?" Dengan jari telunjuk Gue menunjuk diri sendiri.
"Iya , Lo mau pulang bareng? Lagi pula kita searah loh "
Ini cowok dari mana lagi tiba - tiba berdiri di depan Gue dan ngajak pulang bareng , Gue kenal juga enggak , modus banget sih ini orang .
"Makasih tapi, Gue masih ada urusan thanks buat tawarannya" Gue mengambil tas yang tergeletak di atas meja, lalu berjalan menuju pintu keluar .
"Kalau gitu Gue temenin ya" ucapnya dengan penuh senyuman , mencoba menyamakan langkah kaki dengan Gue .
Ini orang kenapa sih ngikutin Gue terus .
"Maunya apa sih Lo , jangan ngikutin Gue bisa ??" Gue menatapnya tajam , dia hanya diam bergeming di tempatnya berdiri saat ini .
"Gue tidak mengikuti Lo, hanya saja arah yang Gue tuju sama dengan arah yang sedang ingin Lo lalui"
What de pakde ini cowok cakep sih tapi kok ngeselin ya. Oke kali ini Gue males debat apalagi ini bukan jalan milik pribadi nenek moyang Gue jadi Gue yang waras kudu ngalah.
"Ohhh oke kalau begitu silahkan berjalan lebih dulu " ucap Gue mempersilahkan.
1,2,5 menit sudah berlalu namun kakinya tak sedikitpun beranjak maju.
" Oi.. oi.. silahkan jalan duluan" beberapa kali Gue menghentikan jari tepat di depan mukanya.
"Nama Gue Albie adhitama bukan Oi dan ya Gue tidak suka berjalan di depan wanita jadi ladies first" tangannya mempersilahkan Gue untuk duluan .
Tahap ke dua Gue males debat . Oke Gue ngalah dan Gue yang jalan lebih dulu. Sekali lagi dia mengikuti langkah kaki Gue hingga di depan gerbang kampus Gue berdiri di pinggir jalan menunggu angkot lewat , Gue menoleh ke samping kiri melihat Albie berdiri di samping Gue , nih orang masih saja ikutin Gue, sudahlah diemin bae lagian kemungkinannya mustahil juga dia searah sama Gue.
"Ngapain sih Lo di sini ?"
"Menurut Lo, kanapa Gue di sini?"
"Elahhh nih orang di tanya malah balik tanya" Gue melambaikan tangan ketika melihat angkot yang Gue tunggu - tunggu akhirnya nongol juga. Tanpa buang waktu Gue langsung melesat masuk ke dalam angkot. Tak begitu lama Albie juga masuk ke dalam angkot duduk tepat di sebelah Gue .
"Lo bisa tolong geseran gk ? Sempit ini Gue"
"Sayangnya enggak bisa tuh Lo lihat saja sendiri " Albie melirik kesebelah kanannya sudah mepet banget dengan penumpang lain, tidak ada celah kosong sama sekali. Lengkap syudahhh hari ini , berdesak - desakan di angkot, tanpa AC , tanpa pengharum, ini lagi penumpang depan Gue, ketek aja sampe di kipas - kipas, Gue yakin banget tuh ketek tidak pernah ngerasain yang namanya deodorant, kalau masalah aroma jan di tanya udah pasti Gue nahan muntah dari tadi .
"Bang kiri depan bang " ucap Gue segera turun dari mobil begitu mobil berhenti di tepi jalan, Albie ikut turun setelah Gue .
" Bisa enggak sih Lo enggak ikutin Gue?" Gue membalikan badan Gue menatap Albie yang berjalan tepat di belakang Gue.
" Kan sudah Gue bilang arah yang Gue tuju sama dengan arah yang sedang ingin Lo lalui"
"Terserah deh " Gue kembali berbalik badan dan berjalan kaki menelusuri sepanjang trotoar.
"Itu bukanya Arga??? Dia kok sama cewek? " Tanpa sengaja mata Gue melihat Arga membukakan pintu mobil untuk mempersilahkan cewek berambut panjang dan mengenakan gaun abu - abu masuk ke dalam mobil sebelum Arga melajukan mobilnya dan berlalu dari pandangan .
Banyak pertanyaan di benak Gue , sepanjang yang Gue tau Arga tidak pernah dekat dengan cewek manapun kecuali Gue tentunya. Tapi tadi itu apa???? jelas - jelas itu Arga , come on Ra Lo mikir apa sih terserah Arga dong mau jalan sama siapa dan kemana punya hak apa Lo atas diri Arga ( enggak ada !!!) . Cepat atau lambat Arga pasti akan jauh dari Lo siap - enggak siap Lo kudu siap memiliki jarak dengan Arga .
"RAA, awas!!! " Teriak Albie memperingatkan.
"Aduuhhh" kepala Gue membentur benda keras, mata Gue terbelalak ketika melihat tiang listrik berdiri tepat di depan mata Gue.
"Lo enggak apa - apa Ra ? " Albie melihat kondisi Gue.
Astaga siapa sih yang mindahin tiang listrik di sini , untung saja kepala Gue kuat coba kalo engga bisa benjol nih kepala.
"Gue enggak apa-apa" enggak apa - apa gimana orang sakit betul cuma Gue gengsi aja buat ngaku , mana keras banget dah tuh tiang listrik .
"Syukur deh kalau enggak apa - apa , ya sudah Gue duluan ya , Gue sudah sampai depan rumah nih , apa Lo mau Gue anterin sampe depan rumah Lo ? Kali aja ada tiang listrik yang mau Lo cicipin lagi kan Gue bisa siap - siap kalau Lo kenapa - kenapa". Albie terkekeh.
" Enggak makasih !!!!" Gue percepat langkah kaki Gue agar segera jauh dari jangkauan Albie.
Share this novel