KELUARGA YANG TAK DI RINDUKAN

Romance Series 850

~Arga~

"Kamu baru pulang Ga?" tanya sebuah suara yang tidak asing lagi di telinga Gue.

"Humm"

"Kamu sudah makan? Kalau belum Mama sudah masakin masakan kesukaan kamu di atas meja"

"Hummm"

"Kamu kalo ditanya Mama kamu jawab yang betul jangan cuma hummm kayak orang tidak punya suara saja" Papa Gue ikut bicara. Melihat respon Gue yang kelewat dingin pada Mama Gue.

"Arga mau ganti baju nanti baru makan " jawab Gue beranjak menuju kamar Gue.
Bukannya Gue tidak senang melihat orang tua Gue sekarang ada dirumah . Hanya saja Gue terlalu terbiasa sendiri tanpa kehadiran orang tua Gue. Sejak Gue berumur 4 tahun , Gue sudah di tinggalkan orang tua Gue . Di rumah yang serba ada ini Gue di asuh oleh si Mbok Jum . Semua kebutuhan Gue sudah terpenuhi dan selalu di sediakan tanpa pernah ada kekurangan sedikitpun . Gue memiliki segalanya yang Gue butuhkan tapi cuma satu yang Gue tidak miliki yaitu kasih sayang dan perhatian dari  orang tua Gue, karena mereka selalu sibuk dengan urusan perjalanan bisnisnya yang tiada henti.

Terkadang Gue merasa iri saat melihat anak - anak lain kalau pulang sekolah ada ibu atau ayah yang menjemput mereka . Sementara Gue ?? Selalu di antar jemput pak Diman supir pribadi Gue. Pak Diman dan Mbok Jum adalah sepasang suami istri yang bekerja di rumah Gue. Pak Diman dan Mbok Jum sudah lama menikah namun mereka tidak di karuniai anak oleh karena kasih sayang mereka ke Gue begitu tulus layaknya kasih sayang orang tua kandung ke anaknya. Itulah kenapa Gue lebih bisa dekat dengan Pak Diman dan Mbok Jum di bandingkan dengan orang tua Gue sendiri.

Gue adalah anak yang lahir tanpa seorang ayah . Saat Mama hamil Gue , ayah kandung Gue tidak mau bertanggung jawab dan tidak mau menikahi Mama Gue setelah apa yang sudah di perbuatanya di masa lalu. Mama Gue nekat lahirin Gue meski tanpa kehadiran seorang ayah buat Gue.

2 tahun setelah Gue lahir Mama menikah dengan om Bastian yang sekarang jadi Papa buat Gue. Dia begitu sayang dan mau menerima gue meski Gue bukanlah darah dagingnya sendiri . 14 bulan setelah pernikahan mereka adik Gue lahir ke dunia dan berhasil merebut semua kasih sayang orang tua Gue . Sejak kelahiran Safira di tengah - tengah keluarga Gue , sedikit demi sedikit mengurangi kasih sayang Papa dan Mama . Kemanapun mereka pergi hanya Safira yang mereka ajak dan bawa sementara Gue ??? Selalu di tinggalkan. Di rumah yang luas ini bersama Pak Diman dan Mbok Jum.

"Eii, kok nangis , kamu sakit ya" seorang anak perempuan mendatangi Gue . Dia tersenyum dan ikut duduk jongkok di dalam perut dinosaurus yang terbuka lebar bersama Gue. Gigi ompong satu di deretan gigi bawah serta rambut yang di kuncir mirip tanduk rusa, dia terus menatap Gue mencari - cari luka di tubuh Gue. Tak lama tangan kecilnya merogoh saku tas miliknya .

"Sini aku obatin biar enggak sakit lagi" sebuah plester dia tempelkan tepat di dada Gue .

"Jangan nangis lagi , masa anak cowok cengeng ihhhh , cepat sembuh ya" ucapnya dengan senyuman kecil memperlihatkan gigi ompongnya .
Gue mengusap ingus Gue dengan sudut baju Gue lalu menghapus air mata Gue.

"Raraaa... Di mana kamu nak???" Sebuah suara seorang perempuan mencari - cari keberadaan anaknya.

" Mamaaaaa!!!!  sini di sini" dia menyumbulkan kepalanya keluar dari perut dinosaurus memanggil mamahnya agar datang menghampiri.

"Ya ampun Rara.. Mama cari - cari ternyata kamu di sini "

"Hehehe ...." Dia tertawa di depan Gue dan  untuk pertama kalinya Gue merasa kalau senyumannya begitu sangat indah di mata Gue. Sebuah senyuman yang tidak pernah bisa Gue lupakan hingga detik ini.

"Lohh Ra kamu apain dia kok kayak habis nangis gitu kamu nakalin ya?"

"Ihhh enggak Mah  Rara enggak nakal. Rara habis kasih obat biar dia enggak sakit lagi tuhhh" tangan mungilnya menunjuk sebuah plester yang dia tempel tepat di dada Gue.

"Namanya siapa?" tanyanya.

"Arga" jawab Gue .

"Nama yang bagus, Arga kok sendirian Mama dan Papa mana? " tanyanya ikut duduk jongkok di depan perut dinosaurus menatap Gue iba. Gue menggelengkan kepala pelan.

"Kamu sudah makan?" dia kembali bertanya dan Gue jawab dengan sebuah anggukan.

"Ayo sini keluar jangan duduk di situ , Rara ajak dong temennya sebentar lagi sudah mau masuk tuh kelasnya"

"Iya Mah , ayo..." Dia mengulurkan tangan kecilnya di depan Gue. Tanpa pikir panjang Gue genggam tangan mungilnya untuk pertama kali. Hari itu adalah hari pertama Gue mengenal Rara, dia gadis kecil yang menyelamatkan Gue dari setiap rasa kesepian Gue, jika bersamanya Gue bisa ikut menikmati kasih sayang Mamanya secara tidak langsung. Kerinduan akan kasih sayang seorang Mama bisa terobati ketika Gue bersama Rara dan keluarganya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience