Ep17

Romance Series 5308

Ratu pov

Setelah kejadian semalam yang membuat jantung gw berdetak gak karuan, gw bangun pagi banget buat ngehindar pak Ruzy, gw relain mandi subuh-subuh supaya pergi bareng bang Steven.

"Pagi ma". Gw mendekati mama yang sedang masak di dapur.

"Loh kok cepat banget siap-siap nya?".

"Hehe aku berangkatnya mau bareng bang Steven ma".

Bang Steven yang mendengar gw menyebut namanya menoleh ke arah gw dengan tatapan bingung.

"Aku berangkat sekolah dengan abang ya?".
Aku memberikan tatapan memelas dengan  kode, aku tahu kalau bang Steven akan paham yang aku minta.

"Oh iya Ratu dengan abang aja".

Gw yang mendengar sorak kesenangan, gw mendekati bang Steven dan sarapan di dekatnya.
Setelah sarapan kami berdua pun pamit berangkat ke sekolah, untungnya pak Ruzy belum bangun karena sekarang masih pukul 5.45.

-

-

-

-

Ruzy Pov

Seperti biasa pukul 6.20 aku sudah selesai bersiap-siap, dan ke ruang makan untuk sarapan tapi anehnya aku tidak melihat gadis ku di sana, ya aku sudah mengklaim Ratu sebagai gadisku, entah bagaimana aku bisa tertarik dengan gadis ceroboh itu.

Aku duduk di samping mama dan Steven dia biasanya sudah berangkat pagi buta. Tapi saat aku sarapan aku tidak melihat kehadiran Ratu sama sekali, kemana gadis itu? Batin ku.

"Ehmm".

"Ehmm".

"Kamu kenapa sih Zy? Sakit tenggorokan nya?".

"Gak kok ma". Aku melirik mama ingin rasanya bertanya di mana gadisku sekarang, apa dia tidak pergi sekolah?.

"Kamu kenapa sih dari tadi lirik-lirik mama terus". Aku terkejut mama bisa mengetahui lirikan ku padahal dia sedang sibuk dengan sarapannya.

"Gak kok. Ratu kemana ma? Belum bangun?".
Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Dia udah berangkat dengan Steven tadi".

Aku yang mendengarnya sontak heran.
"Kenapa ma? Tumben dia berangkat subuh-subuh".

"Mana mama tahu emangnya mama Ratu.
Sudah pergi berangkat kerja sana hus hus".

"Iya. Ruzy berangkat dulu". Aku pamit dengan mama ku, papa ku sudah dari tadi berangkat terlebih dahulu dari ku.

Aku memikirkan kenapa Ratu berangkat pagi apalagi dia dengan Steven apa dia menghindari ku?  katakanlah aku cemburu dengan adikku sendiri.

Aku membuang jauh-jauh pikiranku dan menjalankan mobil ku ke sekolah.

Author pov
Di sisi lain di rumah elite yang mewah sepasang anak kembar sedang saling beradu mulut siapa lagi kalau bukan Keyna dan David.

"Oi Keyna ngapa gak hari ini sih gw masuk sekolah, ah lu mah".

Keyna yang sedang memasang dasi sudah kesal mendengar ocehan David ingin rasanya dia memasukkan kaos kaki kedalam mulut David agar diam.

"Eh kunyuk lu pikir proses pindah sekolah kayak beli ikan apa? Bayar langsung dapat". Mata keyna menatap tajam ke David.

"Katanya lu orang berkuasa masa pindahin gw sekolah aja gak bisa cepat". David meremehkan saudaranya itu, dia sangat kesal ingin dia masuk sekolah hari ini tapi Keyna mengatakan dia bisa masuk besok.

Dia tahu kalau besok itu gk lama tapi satu hari menunggu untuk menemui Ratu rasanya seperti menunggu satu tahun.

"Pokoknya gw mau masuk hari ini, kalau gak gw ba--".

Keyna menyempal kaos kaki nya ke mulut David dan pergi meninggal kan David yang masih mengoceh walau kaos kaki itu masih di dalam mulutnya.

"Wueekk sialan lu Key!! Bau amat kaos kaki lu".

"Udah jangan berisik gw berangkat sekolah. Jaga rumah ya bye David sayang".
Keyna pergi meninggalkan David yang masih mengeluarkan sumpah serapah kepadanya.

"Sialan lu, untung sayang kalau gak udah gw buang ke tempat sampah di depan rumah".

Di sekolah

Hari ini kelas X IPS 2 sedang melakukan pemanasan di lapangan, mapel hari ini adalah olahraga.

Ratu yang sedang fokus dengan pemanasan nya, merasa mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang.

"Shh Ratu".

"Shh Ratu".

Ratu menoleh mencari sumber suara dan tepat seorang laki-laki yang tepat di belakangnya yang memanggil dia.

"Lu Ratu kan".

"Iya gw Ratu, dan lu?".

"Ini gw Fasya, sahabat dan sekaligus tetangga lu dulu".

Ratu mencoba mengingat dan Ratu melototkan matanya tidak percaya.
"Astaga Fasya udah lama banget, gw rindu banget sama lu tahu gak?".

Fasya hanya terkekeh geli, Fasya sudah lama memerhatikan Ratu dia bingung kenapa Ratu tidak menyapanya apa mungkin Ratu lupa, ternyata benar dia lupa.

"Dasar lu ya sama sahabat sendiri lupa".

"Ya maaf soalnya lu jadi ganteng begini, beda dengan yang dulu
Fasya yang mendengarnya hanya terkekeh geli.

Saat Ratu sedang asik berbincang dengan Fasya guru olahraga pak Galang menegur mereka berdua.

"Kalian yang ngobrol di sana, sudah puas ngobrolnya?".
Ratu dan Fasya sontak menghentikan obrolannya dan menatap ke arah pak Galang.

"Kalian berdua kemari".

Ratu dan Fasya mendekat dengan takut-takut, karena mereka tahu pak Galang juga termasuk guru killer di sekolah ini.

"Saya mau kalian berdua bersihkan ruangan olahraga sampai gak ada debu sedikit pun".

Ratu dan Fasya sontak menatap pak Galang dengan tidak percaya, bagaimana tidak ruangan olahraga itu sudah seperti gudang.

"Kenapa ada masalah?".

"Tidak ada pak". Jawab mereka bersamaan.

"Sudah pergi sana".

Di gudang

Disinilah Ratu dan Fasya sekarang berdiri melongo melihat ruangan olahraga yang begitu kotor dan peralatan olahraga yang berantakan.
Mereka berdua memulai membersihkan ruangan Itu dan merapikannya.

"Ratu nanti ke kantin bareng yuk".

Ratu yang tadi sibuk menyapu ruangan itu, langsung menatap Fasya. "Oke gw juga gak ada teman pergi ke kantin". Ratu tersenyum manis ke Fasya.

Fasya seketika terpesona melihat senyuman Ratu yang begitu manis, sampai dia tidak mendengar Ratu memanggilnya.

"Fasya"

"Fasya"

Ratu menepuk bahu Fasya yang membuat si empu nya tersentak dan sadar dari lamunannya karena terpesona.

"Eh sorry gw gak dengar. Kenapa?".

"Ini udah beres. bell istirahat juga udah bunyi kita ke kantin yuk".
Fasya mengangguk, lalu mereka berdua keluar dari gudang dan menuju kantin.

"Hahaha masa sih". Ratu tertawa mendengar cerita dari Fasya
Mereka sekarang berada di kantin dan bercerita bersama.

"Iya beneran". Lalu mereka berdua tertawa bersama, entah apa yang membuat mereka berdua tertawa begitu bahagia hingga tanpa mereka sadari ada seseorang yang memerhatikan mereka berdua.

"Eh Ratu gw minta nomor lu dong".

"Ah iya". Ratu memberitahukan nomor nya kepada Fasya, hati Fasya bersorak bahagia setidaknya mendapatkan nomor dari Ratu sudah cukup baginya.
|

|

|

Kring

suara bell pulang sekolah membuat beberapa siswa bernapas lega, karena suara itulah yang di tunggu mereka.

Ratu segera keluar dari kelas agar dia tidak bertemu dengan Ruzy, dia masih canggung bertemu Ruzy karena ucapan Ruzy semalam.
Dan juga dia gak mau kelewatan angkot untuk mengantarnya pulang ke kediaman om Raezana, karena bang Steven ada rapat osis makanya Ratu pulang terlebih dahulu.

Saat sedang menunggu di depan halte, motor matic berwarna hitam berhenti di depannya orang yang punya membuka kaca helmnya.

"Fasya?"

"Eh lu mau gw anterin gak?".

"Ya gw sih mau tapi gw gak pulang ke rumah, gw lagi nginap di rumah orang jadi beda arah".

"Gak papa ayok naik, nanti ada om-om nyulik lu lagi".

Ratu yang mendengarnya pun segera naik ke motor Fasya, dia memegang bahu Fasya agar tidak terjatuh.

"Oke berangkat".
Motor Fasya melaju meninggalkan halte bus, dan lagi seseorang memerhatikan kegiatan mereka berdua dengan perasaan kesal. Siapa lagi kalau bukan Ruzy.

"Sial! Aku kalah cepat dari anak ingusan".

Ruzy memukul stir nya dengan kesal, dia merasa cemburu saat melihat Ratu pergi dengan pria lain.

*
* *
* *
* *

Next...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience