Episode sebelumnya...
Wajah pak Ruzy kelihatan khwatir banget lalu dia memegang kedua bahu gue dan ditatap seperti ada ke khawatiran "Kamu gak papa Ratu?, dia ada nyakitin kamu"
Hah dada gue tolong ini dekat banget wajahnya gue yakin muka gue merah.
Ratu pov
"Emm pak?"
"Ehem"
Pak Ruzy langsung menjauhkan wajahnya dari gue, benar-benar canggung banget.
"Oke saya antar kamu pulang"
Baru saja pak Ruzy menjalankan mobilnya tak lama kemudian Bunda chat gue,
Chat
"Ratu, bunda hari ini nemanin ayah kamu pergi ke Jepang, jadi kamu nginap dulu di rumah Om Raezana ya. Love?"
Ih kok berarti gue harus bertemu guru ini seharian dong, dan bunda juga gak beritahu kapan pulangnya kok mendadak banget sih.
"Pak Ruzy?"
-...-
"Pak Ruzy"
-...-
"PAK RUZY YANG GANTENG!"
Noh dibilangin ganteng cepat dia ngasih respon. "Ngapain sih kamu teriak-teriak? Saya tahu saya ganteng jadi tidak perlu teriak segala"
"Pak, nanti bapak nunggu saya ngemasin barang-barang saya ya. Soalnya saya mau nginep di rumah Bapak"
"Kenapa kamu nginep?"
"Bunda dan ayah lagi pergi ke luar negri ngurisin pekerjaan, ini juga mendadak banget"
"Baiklah saya akan tunggu kamu, tapi saya hanya beri wajtu 2 menit saja, kalau lebih sedetik saya tinggalkan kamu"
"Yah kok gitu pak, saya kan harus mandi dulu".
" Urusan kamu, intinya tidak boleh lebih dari 2 menit"
"Dasar gak punya rasa kemanusiaan"
"Apa kamu bilang!?".
" Bapak ganteng".
"Oh saya memang ganteng"
Dasar kepedean banget jadi orang, benar-benar mood gue hancur parah.
Sekarang gue lagi di kediaman om Raezana dan pas gue sampai cuma ada Bang Steven aja karena katanya mamah dan papah lagi ngedate.
kalian tahu gue barusan habisĀ mandi, dan gue gak bawa perlengkapan Skincare gue, karena si Guru galak itu.
Saat gue lagi rebahan di kamar, bang Steven ngetok dan ngajakĀ gue amakan eskrim sambil nonton. Bang Steven emang terbaiklah tahu aja gue lagi jelek moodnya, andaikan gue bisa menikah dengan bang Steven.
Sekarang Gue lagi berada di ruang tv dengan Bang Steven, kami berdua tertawa karena nonton film komedi sambil menikmati eskrim rasa vanila kesukaan gue.
"Kok kayaknya kamu senang banget hari ini Ratu"
"Ini juga berkat abang, tadi itu mood aku lagi jelek banget."
"Kok bisa?, ada yang gangguin kamu di sekolah"
"Gak kok bang, itu gara-gara pak Ruzy. Masa tadi dia suruh aku ngemasin barang-barang hanya 2 menit. Jadinya aku lupa bawa perlengkapan skincare aku dong."
"Hahaha, bang Ruzy emang gitu, dia itu benar-benar dingin banget habistu galak pula."
"Aku setuju banget"
"Apanya yang setuju?" tiba-tiba Pak Ruzg datang menghampiri kami dengan tatapan tajamnya.
"Eh bang Ruzy, Ratu abang mau pergi kerja kelompok dulu ya di rumah teman, aku pergi ya bang Ruzy. Bye"
Dengan teganya bamg Steven meninggalkan gue berdua aja di rumah dengan pak Ruzy.
Saat asik-asiknya nonton tiba-tiba tv gue pindah chanel dan pelakunya adalah guru galak.
"Lah kok di pindah pak, padahal lucu filmnya"
-...-
"Pak Ruzy saya masih mau nonton"
"Jangan saya panghil pak saat di rumah, saya bukan bapak kamu"
Buss perkataan pak Ruzy membuat hati gue di tusuk oleh pedang, benar-benar tajam sekali.
"Yaudah saya panggil bang Ruzy"
"Saya bukan abang kamu, dan kamu bukan adik saya"
"Lalu saya panggil apa don".
" Terserah kamu"
Dasar ribet banget sih jadi orang, daritadi bikin kesal aja.
Lalu ada sebuah ide yang muncul di kepala gue, gue bakalan ngerjain tu guru galak.
"Saya tahu, saya panggil..."
Pak Ruzy sama sekali tidak terkecoh, lalu gue menggunakan cara lain. Gue mendwkati tubuh dan wajah gue ke pak Ruzy yang sedang bersandar di sofanya, alhasil dia semakin mundur dan sudah menempel dengan sofa, gue semakin mendekati wajah gue ke wajahnya dan gue berbisik tepat di wajahnya dengan suara menggoda. "Mas Ruzy aja ya".
Gue menjauhkan tubuh gue dari pak Ruzy, dan meninggalkannya terbatu di sofa itu.
" rasain".
Ruzy pov
Aku sekarang terdiam seperti orang bodoh, karena perlakuan seorang anak SMA yang tidak sopan kepadaku.
Ada apa denganku kenapa.jantungku berdegup kencang, rasanya aku pernah merasakan perasaan ini, tapi menurutku ini tidak mungkin.
Aku beridri dari sofa mondar-mandir dengan kesal dan memukul-mukul angin untuk menenangkan diriku.
"Wah kamu hebat Ratu, kamu berani menggoda saya. Lihat saja apa yang bakalan saya perlakukan kepadamu."
Next ...
Share this novel