Bab 7

Humor Series 47108

Bab 7

Selepas saja doa di aminkan, Adam berpusing ingin bersalam dengan makmum nya. Tapi tiba-tiba..

" Mummy.. kenapa my nangis ni? " tanya adam serta merta. Tangan Zahirah di salam lalu melap air mata nya.

Zahirah hanya diam sambil menggeleng. Tangisannya semakin menjadi. Adam jadi cemas.

" Mummy sayang Adam.. " ujarnya sebak.

" Ya my, Adam pun sayang mummy sangat-sangat. My kenapa ni? My ada masalah ke? My sakit? " Tanya Adam bertalu-talu. Tak pernah di buat-buat mummy menangis macam ini sekali.

" Tak Dam.. my okay saja. my cuma sedih. my takut Adam akan berubah.. "

" Berubah? kenapa Adam kena berubah? my ni pikir apa sebenarnya? my ada sembunyi kan apa-apa dari adam? My? " suara Adam sudah mendatar.

" Apa pun terjadi, Adam kena janji kat mummy yang Adam kena terima kenyataan yang akan datang suatu hari nanti.. "

" my.. please.. "

Dia mencelah. " Adam janji? "

" If I promise you, would you don't cry again? "

" In Shaa Allah.. " Zahirah mengangguk lemah lalu memeluk Adam.

Adam balas pelukannya dengan fikiran yang keliru. " Adam janji.. "

" Wake up Adam, wake up! Mummy already make your favourite breakfast! Come to mummy~ "

" Mummy! " Adam terbangun. Mata terbuka luas. Dia melihat diri nya yang sedang terduduk di katil. Suara mummy nya yang di record sebagai alarm itu di matikan segera.

"Mimpi rupanya.. " wajah nya di hapus kasar. " Kenapa aku mimpi hal yang sudah terjadi.. "

Tanpa berfikir panjang, kedua kaki nya langkah ke tandas lalu membasuh wajah berulang kali. Nafas di lepaskan berat.

" Arghhh!! why? why?! why mummy why?! " Rasa kesal dihati muncul lagi. Mimpikan seorang ibu tersayang yang sudah tidak ada di dunia ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk Adam terima. Apatah lagi mimpi itu mimpi dimana dia pernah berjanji kepada mummy yang dia tidak akan berubah.

Janji?

Dengan segera, Adam capai bingkai gambar mummy nya yang terletak di meja. Melihat wajahnya, Adam semakin rindu. Dia belai kaca gambar itu seolah-olah dia membelai wajah mummy nya. Air mata sudah mengalir satu persatu.

" I'm sorry mummy.. Adam dah mungkir janji.. Kalau mummy masih ada di sini mungkin Adam akan terima kenyataan itu.. tapi Adam rindu mummy.. Adam lemah tanpa mummy.. I really need you.. "

Sebak.

Adam menangis semahu-mahu. Bingkai gambar itu di peluknga erat. Sesungguhnya aku juga punya perasaan.. Perasaan yang hanya Allah saja tahu. Tiada siapa yang tahu.. tiada siapa yang sedar.. aku juga manusia yang ada perasaan. Bisik hatinya.

Tiba-tiba muncul bunyi azan dari handphone milik Adam yang menunjukkan solat subuh sudah waktunya.

Untuk menenangkan diri, dia terus ambil wudhu dan kerjakan solat. Alhamdulillah, walaupun dia telah berubah seratus persen, tapi tanggungjawab sebagai muslim tak pernah di abaikan. Nasihat mummy nya sentiasa di ingatan.

SATU persatu Adam menuruni tangga. Belum sampai di meja makan, dia sudah kedengaran tawa budak-budak dengan babysitter mereka dari jauh. Adam dengan yakinnya, masuk ke ruang meja makan.

Setelah Adam tiba, suasana jadi diam. Semua mata memandangnya. Termasuk si babysitter. Teringat tentang semalam, entah syaitan mana yang merasuk diri untuk memperlinya. Padahal..

Eleh.. ! Tak usah kau nak menyesal Adam, dah terjadi!

" Alright, who wants more cheese? " Tepat pada waktunya, Mera muncul dengan senyuman yang ceria yang hanya Adam tahu senyuman itu sememangnya di buat-buat. Selepas tu mata mereka bertembung. Dia diam seketika sebelum menyambung.

" Eh, Adam? Buat apa diri kat situ? Jom, breakfast dulu sebelum kita pegi office "

Satu-satunya kakak ku ini seperti sudah lupa kejadian tentang semalam. Begitu mudah kah dia melupakan seperti mana dia mudah melupakan tentang peristiwa 3 tahun lepas? Hatinya berbisik.

" Adam nak pergi office awal." tipunya walaupun perut sudah berbunyi nak makan!

Mera pura-pura ketawa. " buang tabiat ke Adam ni? Masih awal sangat ni, entah-entah workers pun belum datang lagi. Jom lah breakfast dulu. "

Oleh kerana Adam lapar sebab semalam langsung tak sentuh dinner, dia turuti saja kemahuan akak nya. Bau makanan pun telah membangkitkan nafsu makan nya, sungguh menyelerakan!

Lalu tempat duduk dia ambil yang jauh dari adik-adik tiri. Tanpa memedulikan mereka yang diam seribu bahasa, makanan yang tersedia di depan mata Adam ambil satu persatu.

Wajah Adam hanya marung. Tiada ada apa yang buat dia tersenyum di hari pagi ini! Mera juga gagal membuat kan dia bersemangat seperti biasanya.

" Fizun.. Fizun kena focus tau apabila cikgu mengajar.. "

Si babysitter itu memulakan bicara.

Cikgu mengajar?

Oh, cuti sekolah sudah habis rupanya. Aissh, buat apa aku memikirkan? Focus makan je Adam oi!

" Okay! " jawab Fizun acuh tak acuh.

" Nanti akak dengan abang Adam hantar Fizun sekolah ye? " Mera sambung.

Adam terhenti mengunyah. Aku pula? Sah sah ada driver yang selama ini hantar dia sekolah. Nak buat apa dengan driver tu? Argh, ingin saja aku memberontak tapi mood ku akan jadi tidak semakin baik kalau aku bersuara. Adam mengomel di hati.

" Fizun kan ada pak Mat? Fizun ikut pak Mat je akak... "

Betul!

" Ahh lupa pula akak nak beritahu, isteri pak Mat telifon akak tadi subuh. Dia bagitau pak Mat sakit. Cirit Birit. jadi pagi ni dia dibawa ke klinik. "

Aishh,kenapa lah orang tua tu jatuh sakit pada ketika suasana keluarga ni tak begitu aman?

" Kalau macam tu, jangan lambat sangat. " Adam bersuara keras. Mood tak baik dah mari.

DIAM. Sedari tadi, suasana diam. Hanya ditemani oleh lagu dari radio.

Sampainya di sekolah Fizun, Mera bersuara.

" Ok, dah sampai. Fizun belajar elok-elok ok? "

Mera meraih tangannya untuk menyalam Fizun.

Adam buntu. Jadi patung ke atau nak salam juga? Eleh, dia pun jarang nak salam diaorang ni. Hanya dua ke tiga kali setahun kot? Dah biasa!

Tapi melihat isyarat mata dari Mera, Adam pun berpusing. Baru nak beri tangan..

"Assalamualaikum kak! Bai! " Fizun sudah melangkah keluar dari parut kereta.

D*mn it! Kuang hajoo punya budak. Buat malu aku je. Bukan aku hingin pun nak salam. Marah Adam dalam hati.

Perjalanan kami teruskan ke pejabat yang tidak jauh dari sekolah Fizun. Hanya memakan masa dalam 20 minit, itupun kalau tidak ada traffic jam. Tapi disebabkan memang selalu terjadinya traffic jam, jadi memang terpaksa pergi ke pejabat awal.

" Adam. " Setelah 10 minit berlalu, akhirnya Mera bersuara.

" Hmm. " jawabnya malas.

" Akak beri Adam warning, jangan sekali-sekali lagi Adam marah kat adik-adik kita. Dan jangan cari masalah dengan babysitter mereka. You have to control your anger. Kalau nak marah sangat, lepaskan saja kat akak. Akak sedia menerimanya. " Suara nya agak tegang.

" Don't worry, I'm going to stay at my apartment start from today. " Adam cuba berlembut walaupun kata-kata itu mungkin cukup membuatkan akak nya marah.

Ya, dia dah buat keputusan. Mungkin dirumah itu akan sentiasa damai kalau dia tiada. Mungkin Adam harus keseorangan agar tiada siapa yang jadi mangsa kemarahan nya. Dia juga tidak mahu ini terjadi. Tiap hari harus melayan rasa tidak puas hati setiap kali melihat budak-budak itu.

" Adam coba mengelakkan diri? " Mera memandang adiknya yang sedang memandu. Mata tetap tertumpu pada jalan.

" Bukan macam tu kak, tapi inilah yang terbaik. This is the best. Kalau Adam stay kat rumah, tiap hari keluarga kita tak aman kak. Adam terseksa selama ni.. "

Belum habis ayat, Mera mencelah tanda protest.

" So Adam ingat akak ni tak terseksa? macam tu? "

" No kak.. Listen, Adam tak mahu Adam ngan akak ada bad situation. Adam nak kita aman damai je. "

" It's up to you , Adam. As long as you don't forget where family are you belong to. You still have us. " Dia akhirnya mengalah.

Pada yang sama, kereta selamat di parking.

" I'm sorry kak, for last night.. " ucap Adam ikhlas. Di tatap wajah satu-satunya kakak mencari kepastian.

Mera menghela nafasnya lalu memberi senyuman. Bahu Adam diusap lembut. "Time to work. Let's go sebelum bos sampai dulu kat office "

Adam ketawa kecil. Hati kembali riang dan bersemangat untuk memulakan hari ku.
Bos aku akak aku!

" THIS one? " Aku tunjuk huruf L yang ada di dalam buku.

" L! " jawab Faid dan Faiq dengan bangganya.

" Very good. So akak nak kamu berdua eja any words yang mula dari huruf L. "

"Faiq dulu! "

" okay sayang, you first. "

" L.i.a.r. Liar. "

Aku terkejut. Aku agak dia akan eja Lion ke, Lolipop ke. Tak pun Lamb. Tapi.. Liar?

" dari mana Faiq dapat words tu? akak tak pernah pun sebut words liar tu. " tanyaku ingin tahu.

" Abang Adam selalu cakap macam tu. " jawabnya takut-takut.

" Apa? dia cakap kat siapa? "

" kak Mera. "

Ahh? Lebih terkejut! Kenapa encik Adam kata kak Mera Liar ya? Belum sempat aku berfikir panjang, Faid mengoncang lenganku.

" My turn! My turn! "

" ok, spell it out Faid. "

" L.o.v.e. Love! " Eja nya dengan ceria.

Aku tersenyum.

" wow pandainya Faid. Faid and Faiq tahu tak
apa itu love? "

" Tahu! "

" I know I know! "

" One by one please. Faid? "

" Love is when I'm with kak Mera, abang Fizun and Faiq! Also, you! "

Alahai, semakin pandai dia berbicara english. Mungkin ini kerana parents mereka selalu berkomunikasi bahasa english sejak mereka bayi lagi.

" Aww so sweet of you, Um, how about abang Adam? "

" Abang Adam tak selalu kat rumah. So I don't feel love with him. He is always angry abang Fizun. "

Senyuman ku jadi tawar. Betul kah? Patutlah Fizun berani menyuarakan diri semalam. Mungkin dia sudah terbiasa? Kasihannya dia..

" akak! Love is cinta. " kali ni Faiq menjawab membuatkan aku tertawa.

" Kalau Love itu cinta, so cinta tu apa? "

" ahh errr, Faiq tak tahu! " jawabnya sedih.

Aku ketawa lagi. Comel nya mereka ni!

" Cinta ialah perasaan sayang yang hadir di setiap hati manusia. Tiada sayang, tiadalah cinta. "

Entah! Aku pun tak pasti nak jawab macam mana. Aku hanya tahu cinta dalam keluarga. Cinta dengan pasangan? Haram! Tak. maksud aku, tak pernah aku rasa cinta sebenar dengan seseorang. Belum masanya lagi.

" Faid tak faham. Sayang tu apa? "

" Faiq pun.. "

" Dan! " kataku serta merta membuatkan mereka sedap ketawa.

" Faiq tak pundan! "

" akak tahu lah. okay shhhh, kita sambung ok? Ini huruf apa pula? "

" M! "

DUA MINGGU LEBIH sudah berlalu. Dan aku semakin seronok berkerja sebagai babysitter. Tambahan, Adam dah lama tak balik rumah sejak kejadian dia marah terhadap Fizun. Sekali sekala ada juga dia datang hanya kerana di suruh oleh kak Mera atau hanya untuk singgah dinner. Sungguh aman damai hari-hari yang ku lalui tanpa dia di rumah itu. Memudahkan lagi untuk aku menjaga budak-budak.

Tapi tidak mudah untuk aku mengelakkan diri darinya setiap kali dia singgah sekejap ke mansion itu. Dia buat aku seperti pembantu rumah terutamanya apabila budak-budak tidak memerlukan aku. Dan kejadian-kajadian itu telah menghilangkan rasa hormat ku pada Adam. Contohnya seperti kejadian-kejadian di bawah ini.

" Kau. " panggil Adam apabila dia ternampak aku.

" saya? "

" tak, sebelah kau. "

Ku memalingkan wajah disebelah melihat siapa yang dimaksudkannya.

Dinding.

" kaulah! kau ingat aku gila nak bercakap dengan dinding? " jawabnya sambil menekan ayat 'gila'.

" err, kenapa encik? " tanya ku serta merta. Malas nak layan loyar buruk dia.

" Ambil beg case aku kat kereta. "

"Ok.. Eh tapi.. "

" Tapi apa? pergilah! " Katanya kasar. Selepas itu dia memalingkan badannya dan pergi.

" Encik Adam! " panggilku.

" Apalagi kau nak?! Aku kata.. "

" kunci kereta.. " aku mencelah dengan perlahan. Lalu wajahnya nampak sedikit berubah. Malu mungkin?

Tapi malang tak berbau, kunci kereta miliknya dihumban kepada ku lalu terkena kaki. Aku kesakitan.

" Lain kali tangkap elok-elok." Dengan selamba, dia pergi meninggalkan aku tanpa peduli aku yang sedang kesakitan.

Gila punya lelaki! Tak tahu nak terima kasih ke?

Bukan itu sahaja, Adam juga pernah membawa Bella a.k.a tunang dia kerumah. Lebih parahnya aku selalu mendapat jelingan maut dari Bella. Aku juga tidak tahu apa yang dia sakit hati tentang aku ni. Kali pertama dia berjumpa aku, dia marah sebab aku seorang babysitter yang muda. So, yang dia marah sangat kenapa? Dia pun muda. Kot.. dia takut Adam terpikat kat aku? Kalau ya pun, tak akan punya!

" hey perempuan! " panggil Bella. Di lihat nya sekeliling memastikan tiada orang lain selain aku dan dia.

" Apa ada cik Bella? " tanya ku lembut.

" Umur berapa? "

" ah? " aku terkejut dengan pertanyaannya.

" Umur kau berapa? " tanya nya lebih kasar.

" Nak masuk 25 cik. "

" What? We're at the same age! " Katanya double terkejut.

" Ah? " aku hairan. Jadi.. ?

" Kau buat apa ni Bella? " tiba-tiba Adam muncul dengan wajah yang tidak pernah berubah. Masam.

" ih, sayang~ " Bella tersenyum. " I cuma nak tegur your poor babysitter ni je. " Gedik!

" Are you trying to speak in english with her? Please don't, I bet She's can't understand what are you talking about. Don't waste your time. Kak Mera is waiting for us. " Adam memperli ku dengan sengihan. Aku tak terasa dengan kata-katanya malah aku hanya senyum semanis mungkin. Dia belum tahu lagi aku baru habis graduate. Kalau dia tahu, boleh demam seminggu!

" Oh yeah? Opss sorry. Um sayang, I think you should give her a lesson to learn speaking. Don't you want Zara? " Bella seolah-olah merasa seronok apabila tunang dia memperli aku. Kelakarnya, aku mengangguk tanpa mengubah senyumanku. Mengiakan saja.

Belum sempat Adam membuka mulut, aku cepat mencelah.

" I'm sorry encik Adam and cik Bella. I would like to have conversations with you both but.. I have to work now. I guess the kids are searching for me. " Kebetulan suara si kembar memanggilku. Aku menyambung dengan cepat. " See? can you hear them? They call me! So I have to go now. Anyway cik Bella, nice to talk to you. And encik Adam, don't forget to smile. It's sunnah. " Ujarku dengan bangganya. Selepas itu aku cepat-cepat pergi dari situ walaupun aku nak sangat lama-lama tengok wajah dua orang yang kekejutan seperti dikejut elektrik itu!

Tapi apa yang disangka tidak seperti sangkaan. Aku ingat Adam tidak akan memperliku lagi sejak aku berani speaking di depannya. Malah memburukkan lagi keadaan! Tidak ku sangka tidak ku duga sejak hari itu, dia asyik membuli ku. Mungkin perasaan bencinya terhadapku semakin membuak-buak. Siapa tahu?

Tiba-tiba aku di kejutkan oleh notification yang menunjukkan aku menerima teks dari Whatsapp. Yaya! Kejadian-kejadian antara aku dan Adam terus hilang di ingatan.

' Zara! Guess what? Aku dah dapat part-time kerja aku. And this is really suprising me! Tempat aku berkerja tu ada admire mu, Syazwan. One building ngan aku! Tpaksa lah aku lihat muka nya tiap hari. Grrr. '

Aku tersenyum. Syukurlah mereka dah dapat part-time job. Biasanya kalau pelajar yang baru habis graduate ni susah nak dapat kerja. Tapi aku rasa Yaya ngan Syazwan ni nak ambil master lagi kot? Rajin nya mereka nak belajar lagi! Aku pula memutuskan nak jadi seorang jururawat tapi rasanya nak sambung belajar jugak! Entahlah, pening pula kepala aku memikirkannya.

' I'm happy for you Yaya. But I'm not so happy about the news that you and Syazwan in one building. '

' Napa? jelly ke? '

Eysh, tak da makna nya aku nak cemburu! Aku takut kalau Syazwan tu asyik cakap pasal aku kat Yaya. Lenguh nanti Yaya melayan.

' Tak da makna nya! Dahlah, nanti aku balas. Aku nak balik. '

Aku pun mengakhiri perbualan kami di Whatsapp. Memandangkan sudah pukul 10.15, maka aku kena balik rumah Qiee. Tidak ada sebab-sebab aku nak full day kat sini. Tak lama kemudian, aku mendapat sms dari Qiee yang dia dalam perjalanan ambil aku. Mungkin dalam lima minit lagi nak sampai lah.

Tiba-tiba je tekak terasa harus. Aku pun berlalu ke dapur untuk mengambil air.

" hmm.. "

Tiba-tiba aku terdengar bunyi suara membuatkan aku terkejut. Dalam pada yang sama ada seseorang masuk dapur membuatkan cawan yang ada di dalam tangan ku terhumban kepada nya. Wajahnya menjadi mangsa oleh air yang ada di dalam cawan tadi. Habis basah!

" Arghh! "

Aku membulatkan mata. Macam kenal suara tu.. suara Adam lah! Memandangkan gelap, lampu tak ku buka maka aku tidak nampak wajah Adam.

Lantas lampu dapur terbuka yang di buka oleh Adam. Gelap tadi kini bertukar terang. Adam membulatkan matanya. marah. " Kau?! "

oh tidak. Ini lah kedua kalinya wajah Adam basah olehku. Apa yang kau buat ni Zara? Habislah kau! Tapi macam mana boleh dia ada kat sini? Bukan kah dia sepatutnya ada di apartment?

" Apa yang kau buat ni?! "

" Tengah minum.." jawabku takut-takut walaupun aku tak berapa hormat lagi kat dia tapi wajah itu membuatkan aku kecut perut!

" Kau minum sambil bergelap?? "

Aku mengangguk. Dia memejamkan kedua matanya seketika. " Lain kali wahai babysitter.. jangan jadi seperti pencuri yang menyelinap masuk ke dapur cuma nak minum sambil bergelap. Macam tikus pun ada! "

" Tapi saya tak tahu pun cik balik hari ni. Selalunya saya memang macam ni. Minum bergelap sebab sekejap je tak lama. Jimat karan cik " Aku berterus terang. Dia terus menyampah.

" Save current? Eh keluarga aku mampu lah nak bayar bil karan. Kau memang dah terbiasa dari kampong kau kot. Save bujet "

Alahai Adam.. kau cakap sesuka hati. Kau tak tahu siapa aku lah. Cakap macam peluru. berdas-das keluar tapi kurang elok.

" Manasaja lah encik Adam. Ikut sesuka hati nak cakap apa. saya nak pergi balik sekarang. Qiee dah tunggu saya kat luar. Selamat malam. " Aku cuba senyum walaupun dalam hati dah kutuk dia berkali-kali. Lalu ku melangkah keluar dari dapur tapi aku berhenti. Ku pusingkan badan. Berkerut Adam memandangku.

" Oh ya encik, maaf kerana saya muka dan baju cik basah. Tak sengaja. Rasanya tak perlu cik nak mandi lagi lah lepas ni " Lalu aku lajukan langkahku keluar. Dalam hati ketawa terkekek-kekek!

" Woii, cawan ni siapa yang basuh?! " Teriak Adam dari jauh.

" Tolong kunci pintu ya cik! Saya lupa panggil mak Kiah. Terima kasih jika cik sudi basuhkan cawan tu! " Sempat lagi aku mengusik Adam. Sebelum dia jerkah aku dari dalam, lebih baik aku laju-laju masuk kereta Qiee.

" Kau apahal? " Qiee kehairanan melihat aku ketawa.

" Kat rumah lah aku cerita. Sekarang bagi aku ketawa puas-puas dulu! "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience