Masa Lalu Bab 3

Mystery & Detective Completed 1010

Beberapa menit kemudian persiapan sudah selesai, “Jess, tenang. Kami akan membantumu menemukan candimu”kata Viona menenangkan, lalu mereka masuk dan meninggalkan tempat itu.
“Apa kalian menemukan sesuatu, lalu bagaimana. Apa ada korban?”kata Inspektur Kolombia, “tidak ada, tapi kami menemukan sesuatu. Sepertinya ini sebuah gantungan kunci tetapi berbentuk salah satu candi yang terkenal di Indonesia”jawab tim penyidik 1. Seseorang yang sedaritadi mencari-cari sesuatu dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka mulai berdiri. “Apa anda berkata gantungan kunci, Candi?”sahut Willy, “apa saya boleh melihatnya sebentar”ujar Willy (sambil mendekat ke Inspektur dan tim penyidik 1). “Berhati-hatilah, jangan sampai ada sidik jarimu disitu. Berikan benda itu di Willy dan untuk kalian ikut denganku”kata Carlos. Setelah mereka pergi, Willy mulai memeriksa benda itu dengan hati-hati, tapi ia tiba-tiba ingat sesuatu sebuah kenangan indah bersama adik perempuan yang sangat ia sayangi. “ “kakak, kita ada dimana?” seorang anak perempuan bertanya pada kakaknya. “Ini di candi Prambanan sayang” jawab seorang kakak yang sedang menggendong adiknya dan mencium kepala adiknya. “wah, bagus sekali. Apa ini Indonesia?”jawab sang adik dengan semangat, sang kakak tersenyum dan menjawab “iya, apa kamu mau turun?”. Jessica mengangguk setuju, “tapi berhatilah-hatilah”. “iya. Ibu ayah lihat kakak. Kenapa, kakak begitu cerewet”jawab Jessica sambil berlari kearah ayah dan ibunya. “Tidak apa, artinya kakakmu sayang padamu”bujuk ibu, “apa iya ayah?”. “iya, sayang”, “tapi, kakak selalu menggodaku lalu mengacak-acak rambutku”. Willy langsung mendekati Jessica dan mulai mengacak-acak rambut Jessica. “ibu, lihat kakak”kata Jessica sambil cemberut, “Willy, jangan begitu”jawab ayah. “iya iya maafkan kakak. Sini sayang, maafkan kakak ya”, Jessica turun dan menatap kakaknya sambil manyun. “iya iya, kakak akan membelikanmu sesuatu sebagai permintaan maaf kakak untukmu, “baiklah ayo”jawab Jessica sambil menggandeng tangan kakaknya. “apa ayah dan ibu tidak ikut?”. “maaf ibu dan ayahmu tidak bisa ikut”, “tapi ayah dan ibu menunggu kita disinikan”. “iya”jawab ibu dengan berusaha tersenyum, “Leona, seharusnya kamu tidak disini!”kata Ronald. “jangan keras-keras. Nanti Jessica dan Willy mengetahui ini”jawab Leona dengan terisak-isak, “ibu, apa ibu menangis?”. “tidak, ibu hanya sangat senang bisa berkumpul bersama lagi”, “ibu…..”jawab Jessica berlari dan memeluk ibu. “tidak apa-apa, kamu sekarang pergi bersama kakakmu”, “iya, pergilah ke kakakmu dan juga untukmu. Apa kamu ingin berjanji pada ayah. Jagalah adikmu dan lindungilah adikmu”. “baik ayah, aku akan berjanji pada ayah dan ibu”, setelah berjanji Jessica kembali kekakaknya dan pergi untuk membelikan barang untuk Jessica.
Setelah jalan sedikit lama, akhirnya mereka menemukan tempat untuk membeli barang untuk ayah dan ibunya. Mereka sedikit terkejut, karna disana mereka bertemu dengan Clara, Ken, Mike, Viona, Steven, Louis dan Gladys. Beberapa menit kemudian, tidak jauh dari sana mereka mendengar suaru ledakan yang cukup keras. Dan ledakan itu mengarah ketempat orang tua mereka. Dengan cepat, Clara segera menghampiri suara ledakan itu bersama dengan teman-temannya. Sesampainya disana, keadaan yang semula ramai sekarang menjadi lautan mayat yang tersebar dimana-mana. Yang dilihat pertama kali oleh Clara adalah orang yang meledakkan bom ditempat ini dan penjahat itu kabur karna terlihat oleh Clara. “ Teman-teman, kita kejar mereka. Dan yang sisanya, panggil polisi dan ambulans kesini”kata Clara sambil memberi kode kepada teman-temannya untuk mengikutinya. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Clara dari belakang, yaitu Ken. “Ken, biarkan aku yang mengejar mereka. Mereka telah membunuh ibu, Ken lepaskan aku”kata Clara(sambil mencoba melepaskan tangan ken dan mulai menangis,) Ken hanya diam dan menahan semua pergerakan Clara dan langsung memeluknya. “Ken, lepaskan aku. Ibu…………”, dan tidak berapa lama tangisan Clara pun pecah. “Ibu….. Bu bangun, Clara ada disini bu. Bangun”kata Clara sambil berusaha melepaskan pelukan dari ayah dan kakaknya. Sedangkan yang lainnya, sama menangis dan memanggil seseorang yang sangat dicintai dan disayangi meninggal dihadapan mereka.
Sebelum mereka pergi, Kita bisa melihat Jessica dan Willy menukar gantungan kunci dengan milik mereka dan pergi meninggalkannya.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience