Istriku adalah seorang adalah seorang dosen yang mengajar di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota Malang. Sering kali karena jadwal perkuliahan yang padat apalagi jika menjelang ujian akhir semester istriku pulang sampai larut malam. Biasanya berkisar jam sepuluhan.
Suatu malam istriku pulang dengan naik becak, kebetulan abang tukang becaknya sudah kenal baik denganku, namanya Pak Bimo. Karena selain bekerja sebagai abang becak, Pak Bimo itu juga berprofesi sebagai tukang pijat yang sudah banyak pelanggannya, dan anehnya semua pelanggannya itu kebanyakan ibu- ibu rumah tangga.
Pernah suatu ketika disaat aku ngobrol dengannya, dia bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kontolnya, bahkan istri temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas. Yang membuatku kagum karena diusia sekitar 63 tahun dia masih bisa membuat banyak wanita jatuh dalam pelukannya.
Dan malam ini istriku juga pulang dengan naik becaknya, kekwatiranku segera memenuhi otakku, aku menjadi curiga jangan-jangan istriku juga menjadi korbannya, maka aku intip mereka dari balik tirai jendela. Oh ... benar juga... jantungku rasanya penuh oleh rasa cemburu. Kulihat ketika istriku turun dari becak dan bermaksud untuk membayar ongkosnya, sambil tersenyum tak kusangka tangan kiri Pak Bimo memegang tangan istriku dan menuntunnya kearah selangkangannya yang menyembul. Sedang tangan kanan Pak Bimo langsung meremas remas payudara kanan istriku.
Malam berikutnya aku masih ingin membuktikan lagi apakah perbuatan mereka akan diulangi lagi, maka aku mencari tempat persembunyian yang kurasa aman dan bisa melihat mereka lebih jelas. Aku segera bersembungi di balik kerimbunan tanaman. Dari jauh kulihat sepeda yang berjalan menuju kearah rumah... ternyata istriku dan pak Bimo. Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Bimo dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kontol Pak Bimo yang sebesar batang kontol kuda itu sehingga aku sempat melihat jari- jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kontol Pak Bimo.
Mungkin karena aku dikira sudah tidur pulas, maka dengan santainya mereka masuk kedalam rumah. Akupun segera meyelinap lewat belakang dan ingin segera melihat apa yang akan mereka lakukan. Bagai disambar geledek, diruang tamu kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Bimo dan tengah mengulum batang kontol Pak Bimo yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kontolnya yang amat besar itu. Sedangkan tangan kanan Pak Bimo menyusup di blouse merah istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Bimo membelai belai rambut pendek istriku. Di atas meja tamu kulihat BH tipis dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku.
"Oooooohhhhh....eeuuunaak... terus buuuu.... yaa gitu buu?!!!!!" kudengar Pak Bimo mendesis,
Akupun benar-benar telah kehilangan konsentrasi melihat istriku tengah "membayar" ongkos becak, sehingga akupun jatuh tersungkur sehingga membuat istriku dan Pak Bimo kaget.
"Mungkin itu suami ibu..?" kudengar dengan jelas bisikan Pak Bimo di telinga istriku.
Merekapun berjalan perlahan menuju kearahku.
"Lho Mas.... Mas Kenapa?" tanya istriku.
Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir dan terluka, karena celanaku terlihat berlepotan tanah. Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Bimo dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Bimo beristirahat dan Pak Bimo akan kembali esok pagi. Pak Bimo pun berpamitan dan kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup. Keesokkan paginya Pak Bimo datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Bimo menusuk-nusuk batang kontolku dengan sarung kerisnya dan Pak Bimo menyodorkan sebuah botol berisi semacam ramuan kepada istriku. Segera pula mereka masuk ke dalam kamar, katanya sih Pak Bimo hanya akan memijat istriku.
Tak lama kemudian, istriku dan Pak Bimo keluar dari kamar, aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Sudah, Bu Susan.....!!!" kata Pak Bimo
"Aku masih takut, Pak!!!!" bisik istriku
"Ayo dicoba saja, Bu Susan.....!!!," bisik lagi Pak Bimo.
Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kontolku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kontolku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya.
"Eeeeehhh... Diikkk... apa... Pak Bimo sudah pulang....?" tanyaku.
"Sudah...Baru aja..." istriku menjawab singkat dan kini mengocok batang kontolku.
sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya mendekati batang kontolku, tapi....
"Cretttt...crettt... cretttt...."
Aku tak bisa menahan, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku.
"Aaaaahhhhhh.....maaasssss.....!!!!!," bisik istriku yang terus mengocok batang kontol ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya aku tak sanggup untuk menahan desakan hebat dari dalam kontolku, air maniku tersembur kembali saat baru samapi di mulut vagina istriku.
"Kok selalu begini terus to mas. Sudah berapa lama kita menikah mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin sekali bisa menikmati bagaimana ngeseks dan mencapai puncak itu?" kata istriku sambil dengan sabar membersihkan sisa-sisa air maniku di bulu-bulu kemaluannya. Kemudian Istriku keluar kamar untuk kekamar mandi membersihkan diri.
Siangnya aku menahan sakit di batang kontol dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang.
"Pak Bimo saya masih takut, aahhhh.....!!" terdengar bisikan istriku.
"Ayo, cepat, Bu Susan,...." suara mendesak Pak Bimo berbisik.
Aku menutup wajahku dengan bantal untuk berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan dan berganti daster sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenolnya.
"Mas... mas... bangun Mas!" istriku membangunkanku.
"Uuuuaaccchemmm... ada apa, dik....?" tanyaku.
"Anu mas... Pak Bimo mau mijit aku mas..." kata istriku terbata-bata.
"Emangnya kamu tadi terkilir?" tanyaku.
"Eenggak kok mas, kata Pak Bimo dia bisa mengurangi tingginya nafsuku .." kata istriku mengagetkanku.
Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara.
"Selama ini kan aku selalu gagal untuk orgasme, padahal aku pingin sekali mas, Pak Bimo itu bilang bisa mengurangi deru nafsuku, mas, bolehkan...?"
Aku hanya terpaku dan diam, istriki pun menganggapku setuju.
Maka segera istriku memanggil Pak Bimo yang masih duduk di ruang tamu sambil melihat televise. Pak Bimo yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur dan Pak Bimo duduk dipinggir ranjang, serta mulai memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Bimo wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Bimo memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Bimo meniup tengkuk istriku dan.....terdengar istriku mendesis seakan dia merasakan kenikmatan.
"Eccch? eeeeccchhhhh....!! aaccchhh...." berkali-kali istriku mendesis.
"Dibalik badannya, Bu....." perintah Pak Bimo pada istriku.
Kemudian Pak Bimo memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku. Pak Bimo akhirnya memijit punggung dan telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya mulai meregang.
"Ini mulai, Bu Susan,...!!!" kata Pak Bimo semakin intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk.
Begitu Pak Bimo memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat....
"Tak salah... Bu Susan memang hipersex..!!! Udah becek tuh memeknya" kata Pak Bimo.
Tangan kanannya meraih tas plastiknya dan Pak Bimo membuka bungkusan yang berisi pisang ambon sebesar batang kontol orang dewasa tapi tanpa keris dan diletakkan diantara kedua paha istriku yang terkangkang tanpa sepengetahuan istriku.
Pak Bimo menyuruh istriku untuk duduk. Pak Bimo kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Bimo memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis sedangkan pisang ambon itu bergerak sendiri dan merayap mendekati selangkangan istriku dimana istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai dan akhirnya tubuh istriku rebah ke dada Pak Bimo yang sudah mengkangkangkan kedua kaki di samping tubuh istriku.
"Paak apa ituuuu... paaakkkk? !!!!" istriku mendesis saat pisang ambon menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar.
"Paaak apaaa oooooooccccchhhhh....paaakkkk ?!!!!!!!" istriku merintih panjang.
"Biar nafsumu menjadi berkurang bu...!" kata Pak Bimo dan kulihat pisang ambon bergetar.
Aku hanya bisa melotot tak percaya melihat pisang ambon mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku membuka kedua kaki nya lebih lebar lagi.
"Paaaaak...ooooohhhhh....kookkkk masuuuk?..paaakkkk....!!!!!" istriku merintih dan kulihat pisang ambon itu mulai menembus masuk liang vagina istriku.
"Apanya yang masuk, bu......???? tanya Pak Bimo berpura-pura.
"Nggak tahu paaak..iiiii...oooooggggghhhh hhh...... paaakkkk.....!!!! Aduuhh enakk pakk" istriku mendesis
"Lho, masuk kemana.....?" goda Pak Bimo.
"EEEcccgggghhhhh....ke...keeee....empikkuuu... paaaakkkk ?!!!!" istriku merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik.
"Anu, apa Bu Susam....?" Pak Bimo semakin menggoda istriku.
"Oocch anuu....kuuu. ... paaaak,....!" istriku merintih-rintih dan kedua tangan Pak Bimo mulai turun ke kedua lengan istriku dan.....
"Paaaak...jaaaa.... jaaangaannnn...paaaakkkkk.... aaaa ..aaaaaddaaa.......ssuuuu.. suu..... uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk.....!!!!!!" istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Bimo mulai meremas-remas kedua payudaranya.
"Anu apa, Bu Susan.....?" bisik Pak Bimo di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak Bimo.
Sementara itu, ujung tumpul pisang ambon itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan
"Empikkuuuuuu paaaaak adaa yang...maaaaa.... maaaasuuk empikkuuuu? !!" istriku meracau dan
"Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh....aaaaaaaddduuuuu uhhhhh...... beee.. beeesaaa arrrrr...... aaaammmmmaaaatttttt....paaaakkkkkk ?..!!!!" rintih istriku dan pisang ambon menembus makin dalam liang vagina nya.
"Ayo....bu..... lihat aja....!!!!," kata Pak Bimo enteng sambil menyingkapkan daster istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Bimo menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali pisang ambon itu.
"liiiihhhhhhh.... aaaaappaaa iiiiniii.... paaaaaakkkkkk ?!!!!!" rintih istriku, kemudian
"Beeeuuuuzzzaaarrrr..aaaaammaaaaatttt....paaaakkkkk? .ooooo hhhh...paaakkkk....memekkuuuu penuhhhh!!!!!"
Istriku merintih saat dia melihat pisang ambon itu menembus masuk ke liang vaginanya dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena desakan pisang ambon besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar. Istriku mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya pisang ambon tersebut menembus liang vaginanya...
"Nngngngaaaaaaaccch hhh?? beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!" sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Bimo dan kedua tangan keriput Pak Bimo menyusup ke daster bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak Bimo meremas- remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang, sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejang-ngejang dengan keras karena pisang ambon besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang vagina nya.
Sementara itu, Pak Bimo berhasil melepas kancing daster istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Bimo mulai meremas remas lagi dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Bimo memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak Bimo sedang merempon kuda betina yang sudah waktunya mengeluarkan air susunya.
"Paaaaaak ??oooooooohhhhh......paaaakkkk...ahhh geliii pakhhhh!!!" rintih istriku saat mulut Pak Bimo mencaplok payudara kanannya.
Pak Bimo membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Bimo mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar-benar menikmati perlakuan Pak Bimo, abang becak itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur akibat pisang ambonyang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus- dengus oleh perbuatan Pak Bimo di payudara nya dan pisang ambon yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat dan.....
"Paaaak...paaaaakkk....aaaaaakuuu......oooccccchhh hh...paaaaaak....aaa aa.....aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaanaaaa...aaakuuuu...keee... .keeeluaaaar? paaaaakkkkk......!!!!" istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu.
Rupanya pisang ambon di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari kencang, dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Bimo langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Bimo tak henti-hentinya memelintir sambil menarik-narik puting susu kanan istriku dan istrikupun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn
"Paaaaak....ooohhhhh............ .aaaa...aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk....!!!!!" istriku mengerang mencapai orgasme keduanya.
Pak Bimo rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit.
Selanjutnya, pisang ambon itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah, pisang ambon itu masuk ke tempatnya semula dan Pak Bimo menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Kahar, si abang becak dan
"Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh......! !!!!!" kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Bimo mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras.
"Ppppaaaak???amppffuuuuunnnn ?beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak?hhhgggggggggghhhhhh...?..rooobeeeeek naaatniiii empikkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!"
Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Bimo yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kontol nya ke liang vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar, sehingga sarung Pak Bimo pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang kontol Pak Bimo sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah ditiup menggelembung besar karena desakan batang kontol sebesar kuda Pak Bimo itu.
Pak Bimo berhenti menghujamkan batang kontolnya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira Pak Bimo akan melepas batang kontolnya yang sebesar kuda dari liang vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Bimo komat kamit dan begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Bimo, istriku pun tersadar kembali dan Pak Bimo menjejalkan kembali batang kontolnya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang vagina seolah robek.
Pak Bimo kini mempermainkan kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi "cek cek" lendir vagina istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kontol sebesar kuda Pak Bimo mulai masuk ke dalam liang vagina istriku perlahan namun pasti.
"Kontolmu besaaar sekali? kontolmu besaaar paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ?? Akuhhj kayakkk ngentott samaa kudaaa pakhh"
Istriku mengejang keras saat mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kontol sebesar kuda Pak Bimo semakin masuk ke liang vagina istriku yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kontol sebesar kuda Pak Bimo amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan Pak Bimo menindih tubuh istriku.
Kulihat kedua tangan Pak Bimo meremas-remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Bimo dan kulihat lidah Pak Bimo menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Bimo dan Pak Bimo mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Bimo disertai nafas istriku mendengus-dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat.
Malam itu, Pak Bimo menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Bimo menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam kan batang kontolnya disertai erangan panjang berulang ulang dari mulut istriku saat Pak Bimo menumpahkan airmaninya di rahim istriku.
Keesokkan paginya Pak Bimo baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku membengkak.
Duh... sungguh menderitanya istriku, semua itu gara-gara aku yang tak dapat menjalankan kewajibanku sebagai seorang laki-laki. Semoga kamu kuat sayangku...
TAMAT.....
Share this novel