Kuli-kuli bangunan

Fantasy Series 9555

Sang surya sudah mulai tengelam , langit pun mulai gelap . Sore yang penuh ceria dan menyenangkan , Seperti biasa aktifitas ku yang tak pernah aku lewatkan adalah pergi tennis dengan teman ku . Maklum Ini merupakan hobby ku dari kecil yang tidak pernah absen ku lakukan . Aku di temani vernaa , dia merupakan teman tennis ku sebaya dengan ku . Setelah pulang main dari tennis aku mengantarkann verna ke rumah ,

tapi keadaan yang membuat ku sangat jengkel , sepanjang jalan menuju rumah verna selalu macet . Jarak yang biasa bisa di tempuh 10 menit , kalau sore hari bisa-bisa 30 menit mungkin karena sore hari banyak pekerja yang mau pulang ke rumah masing-masing . Akhir nya.. tiba juga setelah 20 menit aku mengendarai mobil , Tampak nya rumah verna sedang ada banyak orang , aku pun bertanya

” verna.. rumah kamu ada apa sih kok banyak lalu lalang angkat-angkat bahan bangunan " , " Oh itu itu para kuli bangunan yang sedang merenofasi rumah ku , rencana mama ku sih kata nya mau di buat kolam renang dan tempat untuk santai atau sejenis taman gitu dech kayak nya ” saut verna . Kedua gadis itu akhir nya turun dari mobil , Luar biasa semua orang bangunan yang berada di rumah itu mata nya terbelalak tajam menatap kedua gadis cantik itu ,

ya di barengi dengan keringat yang masih basah di dada mereka membuat lelaki di situ menelan ludah . Siapa yang tidak tergiur melihat nya balutan busana tennis dengan rok pendek ,Uh.. paha yang benar-benar mulus dan bokong semok yang begitu menggoda . Dengan muka yang sopan dan wajah yang ramah mereka menyapa semua kuli dengan ucapan ” selamat sore ” , sontak mereka juga menjawab ” sore nona manis " .

Langkah mereka pun menuju ke sebuah ruang tamu , seperti biasa aku mesti di suruh mampir sebentar oleh ibu nya virna walau hanya menyeduh secangkir kopi . Setengah jam pertama kami lewati dengan ngerumpi tentang masalah kuliah , cowok , dan seks sambil menikmati snack dan menonton TV . Lalu Mama Verna keluar dari kamar nya dengan dandanan rapi menandakan dia akan keluar rumah .

“ Ver , Mama titip bayaran nya tukang-tukang itu ke kamu ya , Mama sekarang mau ke arisan ” kata nya seraya menyerahkan amplop pada Verna . “ Ya Mama jangan lama-lama , ntar kalau Citra pulang , Verna sendirian dong , kan takut ” ujar nya dengan manja ( waktu itu papa nya sedang di luar kota , adik laki-laki nya , Very sudah 2 tahun kuliah di US dan pembantu nya , Mbok Par masih mudik ) .

Akhir nya kami di tinggal berdua di rumah Verna yang besar itu . Aku sih sebenar nya sudah mau pulang dan mandi sehabis bermain tenis , tapi Verna masih menahan ku untuk menemani nya . Sebagai sobat dekat terpaksa deh aku menuruti nya , lagian aku kan tidak bawa mobil . Di halaman depan tampak para tukang itu sudah beres-beres , ada pula yang sudah membersihkan badan di kamar mandi belakang .

Melihat mereka sudah bersih-bersih , aku pun jadi kepingin menyegarkan badan ku yang sudah tidak nyaman ini . Aku pun mengajak Verna mandi bareng , tapi dia menyuruh ku mandi saja duluan di kamar mandi di kamar nya , nanti dia akan menyusul sesudah para tukang selesai dan membayar uang titipan Mama nya pada mereka , sekalian menghabiskan rokok nya yang tinggal setengah .

Aku pun meninggalkan nya dia yang sedang menonton TV di ruang tengah menuju ke kamar nya . Di kamar mandi aku langsung menanggalkan pakaian ku lalu ku putar kran shower yang langsung mengucurkan air nya mengguyur tubuh bugil ku . Air hangat memberi ku kesegaran kembali setelah seharian berkeringat karena olahraga , rasa nyaman itu ku ekspresikan dengan bersenandung kecil

sambil menggosokan sabun ke sekujur tubuh ku . 15 menit kemudian aku sudah selesai mandi , ku keringkan tubuh ku lalu ku lilitkan handuk di tubuh ku . Aku sudah beres , tapi aneh nya Verna kok belum muncul juga , bahkan pintu kamar pun tidak terdengar di buka , padahal dia bilang sebentar saja . Aku ingin meminjam baju nya , karena baju ku sudah kotor dan bau keringat , maka aku harus bilang dulu pada nya .

“ Ver.. Ver , sudah belum , saya mau pinjam baju kamu nih ! ” teriak ku dari kamar . Tidak terdengar jawaban dari seruan ku itu , ada apa ya pikir ku , apakah dia sedang di luar meninjau para tukang jadi suara ku tidak terdengar ? Waktu aku lagi bingung sendirian begitu terdengarlah pintu di ketuk . “ Nah , ini dia baru datang ” kata ku dalam hati . Aku pun menuju ke pintu dan membuka nya sambil berkata

“ Huuh.. lama banget sih Ver , lagian ngapain pake ngetok..! ” rasa kaget memotong kata-kata ku begitu melihat beberapa orang pria sudah berdiri di ambang pintu . Dua di antara nya langsung menangkap lengan ku dan yang sebelah kanan membekap mulut ku dengan tangan nya yang besar . Belum hilang rasa kaget ku mereka dengan sigap menyeret ku kembali ke dalam kamar .

Aku mulai dapat mengenali wajah-wajah mereka , ternyata mereka adalah para kuli bangunan di bawah tadi , semua nya ada 4 orang . “ Apa-apaan ini , lepasin saya.. tolong..! ” teriak ku dengan meronta-ronta . Tapi salah seorang dari mereka yang lengan nya bertato dengan tenang nya berkata , “ Teriak aja sepuas nya neng , di rumah ini sudah nggak bakal ada yang denger kok ” .

Mendengar itu dalam pikiran ku langsung terbesit ‘ Verna ’ , ya mana dia , jangan-jangan terjadi hal yang tidak di inginkan pada nya sehingga aku pun makin meronta dan menjerit memanggil nama nya . Tak lama kemudian masuklah Verna , tangan nya memegang sebuah handycam Sony model terbaru . Sejenak aku merasa lega karena dia baik-baik saja , tapi perasaan ku lalu menjadi aneh melihat Verna menyeringai seram .

“ Ver.. apa-apaan nih.. mau ngapain sih kamu ? ” tanya ku pada nya . Tanpa mempedulikan pertanyaan ku , dia berkata pada para kuli bangunan itu , “ Nah , bapak-bapak kenalin ini temen saya Citra nama nya , dia seneng banget di entot , apalagi kalau di keroyok , jadi silakan di nikmati tanpa malu-malu , gratis kok ! ” . Dia juga memperkenalkan para kuli itu pada ku satu-persatu .

Yang lengan nya bertato adalah mandor nya bernama Imron , usia nya sekitar 40-an , dia di panggil bos oleh teman-teman nya . Di sebelah kiri ku yang berambut gondrong sebahu dan kurus tinggi bernama Kirno , usia nya sekitar 30-an . Yang berbadan paling besar di antara mereka sedang memegangi lengan kanan ku bernama Tarman , sebaya dengan Imron ,

sedangkan yang paling muda kira-kira 25-an bernama Dodo , wajah nya paling jelek di antara mereka dengan bibir agak monyong dan mata besar . Ke empat nya berbicara dengan logat daerah Madura . “ Gila kamu Ver.. lepasin saya ah , edan ini sih ! ” aku berontak tapi dalam hati ku aku justru ingin melanjutkan kegilaan ini . “ Tenang Ci , ini baru nama nya surprise ,

sekali-kali coba produk kampung dong ” kata nya menirukan ucapan ku waktu mengerjai nya di vila dulu . Habis berkata bibir nya dengan cepat memagut bibir ku , kami berciuman beberapa detik sebelum dia menarik lepas mulut nya yang bersamaan dengan menghentakan handuk yang melilit tubuh ku . Mereka bersorak kegirangan melihat tubuh bugil ku ,

mereka sudah tidak sabar lagi untuk menikmati ku , “ Wah.. nih tetek montok banget , bikin gemes aja ! ” seru si Tarman sambil meremas payudara kanan ku . “ Ini jembut nggak pernah di cukur yah lebat banget ! ” timpal si Kirno yang mengelusi kemaluan ku yang di tumbuhi bulu-bulu lebat itu , dengan terus mengelus Kirno lalu merundukan kepala nya untuk melumat payudara ku yang kiri .

Sementara di belakang ku , si Dodo berjongkok dan asyik menciumi pantat ku yang sekal , tangan nya yang tadi nya cuma merabai paha mulus dan bongkahan pantat ku mulai menyusup ke belahan pantat ku dan mencucuk-cucukan jari nya di sana . Di hadapan ku Pak Imron melepaskan pakaian nya , ku lihat tubuh nya cukup berisi tapi perut nya agak berlemak , penis nya sudah mengacung tegak karena nafsu nya .

Dia meraba-raba kemaluan ku , si Kirno yang sebelum nya menguasai daerah itu bersikap mengalah , dia melepaskan tangan nya dari sana agar mandor nya itu lebih leluasa . Wajah nya mendekati wajah ku , dia menghirup bau harum dari tubuh ku . “ Hhmmhh.. si non ini sudah wangi , cantik lagi ! ” puji nya sambil membelai wajah ku . “Iya bos , emang di sini juga wangi loh ! ” timpal si Dodo di tengah aktivitasnya menciumi daerah pantat ku .

Di perlakukan seperti itu bulu kuduk ku merinding , sentuhan-sentuhan nakal pada bagian-bagian terlarang ku membuat ku serasa hilang kendali . Gerak tubuh ku seolah-olah mau berontak namun walau di lepas sekali pun saya tidak akan berusaha melarikan diri karena tanggung sudah terangsang berat . Merasa sudah menaklukan ku , kedua kuli di samping melonggarkan pegangan nya pada lengan ku

Adegan panas ini terus direkam Verna dengan handycam nya sambil menyoraki kami . “ Aahh.. jangan.. Ver, jangan di syuting.. ngghh.. matiin handy.. hhmmhh..! ” kata-kata ku terpotong oleh Pak Imron yang melumat bibir ku dengan bernafsu . Aku yang sudah horny membalas ciuman nya dengan penuh gairah . “ Acchh.. ahhkk.. cckk ” bunyi mulut dan lidah kami beradu .

Aku makin menggeliat kegelian ketika si Kirno menaikan lengan ku dan menciumi ketiak ku yang tak berbulu . “ Ayo Ci , gaya kamu ok banget , pasti lebih heboh dari bokep nya Itenas nih ” Verna menyemangati sambil mencari sudut-sudut pengambilan gambar yang bagus . Dia fokuskan kamera nya ketika aku sedang di ciumi Pak Imron , saat bersilat lidah hingga liur kami menetes-netes .

Badan ku bergetar sepeti kesetrum dan tanpa sadar ku buka kedua paha ku lebih lebar sehingga membuka lahan lebih luas bagi lidah Dodo bermain main di lubang anus ku , juga jari-jari yang mengocok-ngocok vagina ku , aku tidak dapat melihat jelas lagi jari-jari siapa yang mengelus atau pun keluar-masuk di sana saking hanyut nya dalam birahi . Mereka menggiring dan mendudukan ku di tepi ranjang .

Kirno dan Tarman mulai melepas pakaian mereka , sedangkan Dodo entah sejak kapan dia melepaskan pakaian nya , karena begitu ku lihat dia sudah tidak memakai apa-apa lagi . Kini mereka berempat yang sudah bugil berdiri mengerubungi ku dengan ke empat senjata nya di todongkan di depan wajah ku . Aku sempat terperangah melihat penis mereka yang sudah mengeras itu ,

semuanya hitam dan besar , rata-rata berukuran 17-20 cm . “ Ayo non , tinggal pilih mau yang mana duluan ” kata Pak Imron . Aku meraih penis Pak Tarman yang paling panjang , ku belai dan ku jilati sekujur permukaan nya termasuk pelir nya , kemudian ku masukan ke mulut dan ku emut-emut . “ Heh , jangan cuma si Tarman aja dong non , saya kan juga mau nih ” tegur si Kirno seraya menarik tangan ku

dan menempelkan nya pada penis nya . “ Iya nih , saya juga ” sambung si Dodo menarik tangan ku yang lain . “ Mmhh.. eenngg..! ” gumam ku saat menyepong Pak Tarman sambil kedua tangan ku menggenggam dan mengocok penis Dodo dan Kirno . Sambil menikmati penis-penis itu , mendadak ku rasakan kaki ku di renggangkan dan ada sesuatu di bawah sana .

Oh , ternyata Pak Imron berjongkok di hadapan selangakan ku . Tangan nya membelai paha mulus ku dan berhenti di vagina ku di mana dia membuka bibir nya lalu mendekatkan wajah nya ke sana . Ku rasakan lidah nya mulai menyentuh dinding vagina ku dan menari-nari di sana . Sungguh luar biasa kenikmatan itu , aku pun semakin liar , aku membuka paha ku lebih lebar agar Pak Imron lebih leluasa menikmati vagina ku .

Hal itu juga berpengaruh pada kocokan dan kuluman ku yang makin intens terhadap ketiga pria yang sedang ku layani penis nya . Mereka mengerang-ngerang merasakan nikmat nya pelayanan mulut ku secara bergantian . Saking sibuk nya aku sampai tidak tahu lagi tangan-tangan siapa saja yang tak henti-henti nya menggerayangi payudara ku . Setelah cukup dengan pemanasan , mereka membaringkan tubuh ku di tengah ranjang .

Pak Imron langsung mengambil posisi di antara kedua paha ku siap untuk memasukan penis nya kepada ku , tanpa ba-bi-bu lagi dia mulai menancapkan milik nya pada ku . Ukuran nya sih tidak sebesar milik Pak Tarman , tapi diameter nya cukup lebar sesuai bentuk tubuh nya sehingga vagina ku terkuak lebar-lebar dan agak perih . Verna mendekatkan kamera nya pada daerah itu saat proses penetrasi

yang membuat ku merintih-rintih . Pak Imron mulai menghentak-hentakan pinggul nya , mula nya pelan tapi semakin lama goyangan nya semakin kencang membuat tubuh ku tersentak-sentak . Teman-teman nya juga tidak tinggal diam , mereka menjilati , mengulum , dan menggerayangi sekujur tubuh ku . Si Dodo sedang asyik menjilat dan mengeyot payudara ku ,

terkadang dia juga menggigit puting ku . Pak Tarman menggelitik telinga ku dengan lidah nya sambil tangan nya meremasi payudara ku yang satu nya . Sementara tangan kanan ku sedang mengocok penis si Kirno . Pokok nya bener-bener rame rasa nya deh , ya geli , ya nikmat , ya perih , semua bercampur jadi satu . Aku mengerang-ngerang sambil mengomeli Verna yang terus merekam ku

“ Aww.. awas kamu Ver ntar.. saya.. aahh.. liat aja.. oohh.. ntar..! ” , “ Yaah , kamu masa kalah sama Indah Ci , dia aja sudah ada bokep nya , sekarang saya juga mo bikin yang kamu nih ” ujar nya dengan santai . “ Hmm.. judul nya apa yah , Citra cewek Agresif , wah pasti seru deh..! ” . Kini sampailah aku pada saat yang menentukan , tubuh ku mengejang hebat sampai menekuk ke atas

di susul dengan mengucur nya cairan cinta ku seperti pipis . Si Kirno juga jadi ikut mengerang karena genggaman ku pada penis nya jadi mengencang dan kocokan ku makin bersemangat . Pak Imron sendiri belum memperlihatkan tanda-tanda akan klimaks , kini dia malah membalikan tubuh ku dalam posisi dogy tanpa melepas penis nya . Dia melanjutkan genjotan nya dari belakang .

Waktu aku masih lemas dan kepala ku tertunduk , tiba-tiba si Dodo menarik rambut ku dan penis nya sudah mengacung di depan wajah ku . Aku pun melakukan apa yang harus ku lakukan , benda itu ku masukan dalam mulut ku . Ku mulai dengan mengitari kepala nya yang seperti jamur itu dengan lidah ku , serta menyapukan ujung lidah ku di lubang kencing nya ,

selanjut nya ku masukan benda itu lebih dalam lagi ke mulut dan ku kulum dengan nikmat nya . Tentu saja hal ini membuat si Dodo blingsatan keenakan , penis nya di tekan makin dalam sampai menyentuh kerongkongan ku , bukan cuma itu dia juga memaju-mundurkan penis nya sehingga aku agak kelabakan . Setiap kali Pak Imron menghujamkan penis nya penis Dodo semakin masuk ke mulut ku

sampai wajah ku terbenam di selangkangan nya , begitu pun sebalik nya ketika Dodo menyentakan penis nya di mulut ku , penis Pak Imron semakin melesak ke dalam ku . Pak Tarman yang menunggu giliran berlutut di samping ku sambil meremas payudara ku yang menggantung . Pak Imron mendekati puncak , dia mencengkam pinggul ku erat-erat sambil melenguh nikmat ,

genjotan nya semakin cepat sampai akhirnya menyemburkan cairan putih pekat di rahim ku . Sesudah Pak Imron mencabut penis nya , si Dodo mengambil alih posisi nya . Namun sebelum sempat memulai , si Kirno menyela : “ Kamu dari bawah aja Do , masak dari tadi aku ngerasain tangan nya aja sih , aku pengen ini nya nih..! ” kata nya sambil mencucukan jari nya ke anus ku sehingga aku menjerit kecil .

Mereka pun sepakat , akhir nya aku menaiki penis si Dodo yang berbaring telentang , benda itu masuk dengan lancar nya karena vagina ku sudah licin oleh cairan kewanitaan ku di tambah lagi mani Pak Imron yang banyak itu . Kemudian dari belakang Kirno mendorong punggung ku ke depan sehingga pinggul ku terangkat . Aku merintih-rintih ketika penis nya melakukan penetrasi pada anus ku .

“ Uuhh.. waduhh.. sempit banget nih lubang..! ” desah nya menikmati sempit nya anus ku . Kedua penis ini mulai berpacu keluar-masuk vagina dan anus ku seperti mesin . Dodo yang berada di bawah menciumi leher depan ku dan meninggalkan bekas merah . “ Oohh.. aahh.. eenngghh ” suara lirih keluar dari mulut ku setiap kali kedua penis itu menekan kedua liang senggama ku dengan kuat .

Di sebelah ku.. ku lihat Verna sudah mulai di kerjai Pak Imron dan Tarman yang sudah tidak sabar karena penis nya belum kebagian jatah lubang dari tadi . Verna terus mensyuting ku walau pun tangan-tangan jahil itu terus menggerayangi nya , sesekali dia mendesah . Tangan Pak Tarman menyusup lewat bawah rok tenis nya dan kaos putih nya sudah di singkap oleh Pak Imron .

Dengan cekatan , Pak Imron membuka kait BH-nya menyebabkan BH yang melingkar di dada nya itu jatuh , dan terlihatlah buah dada montok Verna dengan puting kemerahan yang mencuat . Pak Tarman langsung melumat yang sebelah kiri sambil tangan nya menggosok-gosok kemaluan nya dari luar , yang sebelah kiri di remas Pak Imron sambil menciumi leher nya .

Ikat rambut Verna di tarik nya hingga rambut indah nya tergerai sampai punggung . “ Aahh.. jangan sekarang Pak.. sshh ” desah Verna dengan suara bergetar . Pak Imron mengambil handycam dari tangan Verna dan meletakan nya di rak kecil pada ujung ranjang , di atur nya sedemikian rupa agar alat itu menangkap gambar kami semua . Desahan Verna makin seru saat jari-jari Pak Tarman keluar-masuk vagina nya

lewat samping celana dalam nya . Kedua payudara nya menjadi bulan-bulanan mereka berdua , kedu anya dengan gemas meremas , menjilat , mengulum , juga memain-mainkan puting nya , seperti yang pernah ku katakan, payudara Verna memang paling menggemaskan di antara kami berempat . Pak Imron duduk berselonjor dengan bersandar pada ujung ranjang ,

di suruh nya Verna melakukan oral seks . Tanpa di suruh lagi Verna pun menunduk hingga pantat nya nungging . Di genggam nya penis yang hitam berurat itu , di kocok sejenak lalu di masukan ke mulut nya . Dari belakang , Pak Tarman menarik lepas celana dalam nya , lalu dia sendiri mulai menjilati kemaluan Verna yang sudah becek , posisi Verna yang menungging membuat nya sangat leluasa menjelajahi kemaluan nya

sampai anus nya dengan lidah . Mereka melakukan oral seks berantai . Pak Imron memegang handycam dan mengarahkan nya pada Verna yang sedang mengulum penis nya , terkadang alat itu juga di arahkan pada ku yang sedang di senggamai Kirno dan Dodo . Sudah cukup lama aku bertahan dalam posisi ini , payudara ku rasa nya panas dan memerah karena terus di kenyot dan di remas Dodo yang di bawah ku ,

lalu Dodo menarik wajah ku , bibir mungil ku bertemu mulut nya yang monyong , lidah nya bermain liar dalam mulut ku , wajah ku juga di jilati sampai basah oleh ludah nya . Si Kirno yang sedang menyodomi ku tangan nya bergerilya mengelusi punggung dan pantat ku . Mungkin karena sempit nya , Kirno orgasme duluan , dia mengerang dan mempercepat genjotan nya

hingga akhir nya dia melepas penis nya lalu buru-buru pindah ke depan untuk menyiramkan spermanya di wajah ku . Pak Imron mendekatkan handycam itu saat sperma Kirno muncrat membasahi wajah ku . Wajah ku basah bukan saja oleh keringat , juga oleh ludah Dodo dan sperma Kirno yang kental dan banyak itu . Si Dodo bilang aku jadi lebih cantik dan menggairahkan dengan kondisi demikian ,

maka aku biarkan saja waja h ku belepotan seperti itu , bahkan ku jilati cairan yang menempel di pinggiran mulut ku . Lepas dari Kirno , aku masih harus bergumul dengan Dodo dalam posisi woman on top . Aku menggoyangkan pinggul ku dengan liar di atas penis nya , aku makin terangsang melihat ekspresi kenikmatan di wajah nya , dia meringis dan mengerang ,

terutama saat aku membuat gerakan meliuk yang membuat penis nya seolah-olah di pelintir . Kamar ini bertambah gaduh dengan desahan Verna yang sedang di sodok Pak Tarman dari belakang , dari depan nya Pak Imron menopang tubuh nya sambil menyusu dari payudara nya . Si Kirno yang sedang beristirahat di serahi tugas mensyuting adegan kami dengan handycam itu .

Gila memang , kalau di lihat sekilas seperti sedang terjadi perkosaan massal di rumah ini , karena kalau di lihat dari fisik , mereka kasar dan hitam , selain itu mereka cuma kuli bangunan . Sedangkan tubuh kami terawat dan putih mulus bak pualam dengan wajah yang sedap di pandang karena kami dari golongan borju dan terpelajar . Pasti mereka ibarat kejatuhan bintang berkesempatan menikmati tubuh mulus kami .

Tidak sampai 10 menit setelah Kirno melepaskan ku , tubuh ku pun mulai mengejang dan ku goyangkan tubuh ku lebih gencar . Akhir nya aku pun kembali mencapai orgasme bersamaan dengan Dodo . Tubuh ku ambruk telentang , si Dodo menyiramkan sperma nya bukan hanya di wajah ku , tapi juga di leher dan dada ku . “ Hei.. sialan lu , aku belum ngentot sama tuh cewek , udah lu mandiin pakai peju lu ”

tegur Pak Tarman yang sedang menggenjot Verna dalam logat daerah yang kental . “ Hehehe.. tenang dong bos , suruh aja si non ini yang bersihin ” jawab Dodo sambil menarik kepala Verna mendekati wajah ku , “ Ayo non , minum tuh peju..! ” . Tanpa merasa jijik , Verna yang sudah setengah sadar itu mulai menjilati wajah ku yang basah , lidah nya terus menyapu cairan putih itu hingga mulut kami bertemu .

Beberapa saat kami berpagutan lalu lidah Verna merambat turun lagi, ke leher dan payudara , selain menjilati ceceran spema , dia juga mengulum buah dada ku , puting ku di gigit nya pelan dan di emut . Sebuah tangan lain mendarat di payudara ku yang satu . Aku melihat si Kirno sudah berlutut di sebelah ku mengarahkan handycam ke arah kami . Aku merasakan kedua paha ku di buka ,

lalu kemaluan ku yang sudah basah di lap dengan tisu . Si Dodo telah memposisikan kepala nya di antara pangkal paha ku dan lidah nya mulai menjilati paha ku . Di perlakukan demikian aku jadi kegelian sehingga paha mulus ku makin mengapit kepala si Dodo . Lidah nya semakin mengarah ke vagina ku dan badan ku menggeliat di iringi desahan ketika lidah nya yang basah itu bersentuhan dengan bibir vagina ku

lalu menyapu nya dengan jilatan panjang menyusuri belahan nya . Lidah itu juga memasuki vagina ku lebih dalam lagi menyentuh klitoris ku . Oohh.. aku serasa terbang tinggi dengan perlakuan mereka , belum lagi si Kirno yang terus memilin-milin puting ku dan Verna yang menjilati tubuh ku . Dalam waktu singkat selangkangan ku mulai basah lagi . Dodo mengisap vagina ku dalam-dalam

sehingga mulut nya terlihat semakin monyong saja , sesekali dia mengapitkan klitoris ku dengan bibir nya . Aku mengerang keras , kaki ku mengapit erat kepala nya melampiaskan perasaan yang tak terlukiskan itu . Aku mendengar Pak Tarman menjerit tertahan , tubuh nya mengejang dan genjotan nya terhadap Verna makin kencang , ranjang ini semakin bergetar karena nya . Verna sendiri tidak kalah seru nya ,

dia menjerit-jerit seperti hewan mau di sembelih karena payudara nya yang montok itu di gerayangi dengan brutal oleh Pak Tarman , selain itu agak nya dia pun sudah mau orgasme . Akhir nya jeritan panjang mereka membahana di kamar ini , mereka mengejang hebat selama beberapa saat . Keringat di wajah Verna menetes-netes di dada dan perut ku dan dia jatuhkan kepala nya di perut ku setelah Pak Tarman melepas nya .

Pak Imron yang menunggu giliran mencicipi Verna langsung meraih tubuh nya yang masih lemas itu dan di naikan ke pangkuan nya dengan posisi membelakangi . Tangan nya yang kekar itu membentangkan lebar-lebar paha Verna dan menurunkan nya hingga penis yang terarah ke vagina Verna tertancap . Penis itu melesak masuk di sertai lelehan sperma Pak Tarman yang tertampung di rongga itu .

Sejenak kemudian tubuh Verna sudah naik-turun di pangkuan Pak Imron . Puas menjilati vagina ku, kini si Dodo membalik tubuh ku dalam posisi doggy . Penis nya di arahkan ke vagina ku dan dengan sekali hentakan masuklah penis itu ke dalam ku . Dodo memompakan penis nya pada ku dengan cepat sekali sampai aku kesulitan mengambil nafas , kenikmatan yang luar biasa ini ku ekspresikan dengan erangan

dan geliat tubuh ku . Kemudian Pak Tarman yang sudah pulih menarik kepala ku yang tertunduk lantas menjejali mulut ku dengan kontol nya . Jadilah aku di senggamai dari dua arah , selain itu payudara ku pun tidak lepas dari tangan-tangan kasar mereka , puting ku di pencet , di tarik, dan di pelintir . Selama 15 menit di gempur dari belakang-depan akhir nya aku tidak tahan lagi ,

lolongan panjang keluar dari mulut ku bersamaan dengan Verna yang juga telah orgasme di pangkuan Pak Imron , tak sampai 5 menit Dodo juga menyemburkan mani nya di dalam rahim ku . Pak Tarman menggantikan posisi Dodo , aku di baringkan menyamping dan di angkat nya kaki kanan ku ke bahu nya . Dia mendorong penis nya ke vagina ku , oucchh.. rasa nya sedikit nyeri karena ukuran nya yang besar itu

aku sampai merintih dan meremas kain sprei , padahal itu belum masuk sepenuh nya . Beberapa kali dia melakukan gerakan tarik-dorong untuk melicinkan jalan masuk bagi penis nya , hingga dorongan yang kesekian kali akhir nya benda itu masuk seluruh nya . “ Aakkhh.. sakit Pak.. aduh ” aku mengerang kesakitan karena dia melakukan nya dengan agak paksa . Dia berhenti sejenak untuk membiarkan ku beradaptasi ,

baru kemudian dia mulai menggenjot ku , frekuensi nya terasa semakin meningkat sedikit demi sedikit . Urat-urat penis nya terasa sekali bergesekan dengan dinding vagina ku . Aku di buat nya mengerang-ngerang tak karuan , mata ku menatap kosong ke arah handycam yang sekarang sudah berpindah ke tangan Pak Imron . Verna kini sedang di gumuli oleh Kirno

dalam posisi yang sama dan saling berhadapan dengan ku . Ku raih tangan nya sehingga telapak tangan kami saling genggam . Ku coba berbicara dengan nya dengan nafas tersenggal-senggal , “ Ahh.. Ver, yang ini.. ngghh.. gede.. amat ” , “ Iyah.. yang ini juga.. ahh.. gila.. nyodok nya mantap..! ” jawab nya . Kemudian aku merasa sebuah lidah menggelitik telinga ku ,

ternyata itu si Dodo , tangan nya tidak tinggal diam ikut bergerilya di payudara ku . Bulu kuduk ku merinding ketika lidah nya menyapu telak tengkuk dan belakang telinga ku yang cukup sensitif . Pak Tarman menyodok ku demikian keras sambil tangan nya meremasi pantat ku , untung saja aku sudah terbiasa dengan permainan kasar seperti ini , kalau tidak tentu aku sudah pingsan sejak tadi .

Tiba-tiba Verna mendesah lebih panjang dan menggenggam tangan ku lebih erat , tubuh nya bergetar hebat , nampak nya dia mau orgasme . “ Iyah.. terus mas.. ahh.. ahh.. Ci.. gua keluar.. akkhh..! ” desah nya bersamaan dengan tubuh nya menegang selama beberapa saat lalu melemas kembali . Ternyata Kirno masih belum selesai dengan Verna , kini dia telentangkan tubuh nya , kaos tenis nya yang tersingkap di lepaskan

dan di lempar nya , maka yang tersisa di tubuh Verna tinggal rok tenis yang mini , seuntai kalung di leher nya , dan sebuah arloji ‘ Guess ’ di lengan nya . Kemudian dia menaiki dada Verna dan menyelipkan penis nya di antara kedua gunung itu dan mengocok nya dengan himpitan daging kenyal itu . Tak lama sperma nya berhamburan ke wajah dan dada Verna ,

lalu Kirno mengusap sperma di dada nya sampai merata sehingga payudara Verna jadi basah dan berkilauan oleh sperma . Si Dodo yang sebelum nya menggerayangi ku sekarang sudah pindah ke selangkangan Verna di mana dia memasukan dua jari untuk mengobok-obok vagina nya dan mengelus-elus paha dan pantat nya . Aku tinggal melayani Pak Tarman seorang saja ,

tapi tenaga nya seperti tiga orang , bagaimana tidak sudah tiga kali aku dengan dia ganti posisi tapi masih saja belum menunjukan tanda-tanda sudahan , padahal badan ku sudah basah kuyup baik oleh keringat mau pun sperma , suara ku juga sudah mau habis untuk mengerang . Sekarang dia sedang genjot aku dengan posisi selangkangan terangkat ke atas dan dia menyodok ku dari atas dengan setengah berdiri .

Belasan menit dalam posisi ini barulah dia mencabut penis nya dan badan ku langsung ambruk ke ranjang . Belum sempat aku mengatur nafas , dia sudah menempelkan penis nya ke bibir ku dan menyuruh ku membuka mulut , cairan putih kental langsung menyembur ke wajah ku , tapi karena semprotan nya kuat cairan itu bukan cuma muncrat ke mulut , tapi juga hidung , pipi, dan sekujur wajah ku .

Yang masuk mulut langsung ku telan agar tidak terlalu berasa karena bau nya cukup menyengat . Verna masih sibuk menggoyang-goyangkan tubuh nya di atas penis Dodo , kedua tangan nya menggenggam penis Pak Imron dan Kirno yang masing-masing berdiri di sebelah kiri dan kanan nya . Secara bergantian dia mengocok dan menjilati penis-penis di genggaman nya itu .

Kedua pria itu dalam waktu hampir bersamaan menyemburkan sperma nya ke tubuh Verna . Seperti shower , cairan putih itu menyemprot dengan deras nya membasahi muka , rambut , leher dan dada Verna . Mereka nampak puas sekali melihat keadaan teman ku seperti itu , Pak Imron yang memegang handycam mendekatkan benda itu ke arah nya . “ Mandi peju , tengah malam.. aahh..! ”

demikian senandung Pak Tarman menirukan irama sebuah lagu dangdut saat mengomentari adegan itu . Setelah orang terakhir yaitu si Dodo orgasme , kami semua terbaring di ranjang spring bed itu . Kamar ini hening sejenak , yang terdengar hanya deru nafas terengah-engah . Verna telentang di atas badan Dodo , wajah nya nampak lelah dengan tubuh bersimbah peluh dan sperma ,

namun tangan nya masih dapat menggosok-gosokan sperma di tubuh nya serta menjilati yang menempel di jari nya . Pak Tarman yang pulih paling awal , melepaskan dekapan nya pada ku dan berjalan ke kamar mandi , sebentar saja dia sudah keluar dengan muka basah lalu memunguti baju nya . Ketika kuli lain nya pun mulai beres-beres untuk pulang . Mereka mengomentari bahwa kami hebat dan berterima kasih

di beri kesempatan menikmati ‘ hidangan ’ seperti ini dengan gratis . Verna memakai kembali baju nya untuk mengantar mereka ke pintu gerbang . Mereka berpamitan pada ku dengan mencium atau meremas organ-organ kewanitaan ku . Verna baru kembali ke sini 15 menit kemudian karena kata nya dia di perkosa lagi di taman sebelum mereka pulang .

Terpaksa deh aku harus mandi lagi , habis badan ku jadi keringatan dan lengket lagi sih . Kami berendam bersama di bathtub Verna yang indah sambil menonton ‘ film porno ’ yang kami bintangi sendiri melalui handycam itu . Lumayan juga hasil nya meski pun kadang gambar nya goyang karena yang men-syuting ikut berpartisipasi . Rekaman itu kami transfer menjadi VCD hanya untuk koleksi pribadi geng kami .

Kami sempat beradegan sesama wanita sebentar di bathtub karena terangsang dengan rekaman itu . Malam itu aku menginap di rumah Verna karena sudah kemalaman dan juga lelah . Kami terlebih dulu mengganti sprei yang bekas bersenggama itu dengan yang baru agar enak tidur . Pagi hari nya setelah sarapan dan pamitan pada mama nya Verna , kami menuju ke halaman depan dan naik ke mobil .

Di sana kami berpapasan dengan keempat tukang bangunan yang senyum-senyum ke arah kami , kami pun membalas tersenyum , lalu Verna mulai menjalankan mobil . Kami keluar dari rumah nya dengan kenangan gila dan mengasyikan . Beberapa hari ke depan sampai pembangunan selesai , mereka beberapa kali memperkosa Verna kalau ada waktu dan kesempatan , kadang kalau sedang tidak mood Verna keluar rumah sampai jam kerja mereka berakhir .

TAMAT. ..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience