Julia yang tadinya seorang istri yang menerima keadaan dan tidak pernah mengetahui bahwa bersetubuh itu sangat nikmat berubah menjadi Julia yang ingin dipuaskan setiap kali bersetubuh. Tetapi suaminya tidak pernah dapat memuaskan Julia seperti biasanya. Suaminya selalu keluar duluan pada saat Julia baru mulai terangsang. Setelah itu suaminya langsung tertidur tanpa memperdulikan lagi keadaan istrinya. Hal ini membuat Julia ingin selalu mencari lagi laki-laki seperti Dedi tukang servis AC langganannya yang dapat memuaskan hasrat birahinya.
Seperti malam itu setelah melakukan hubungan suami istri, suaminya langsung terlelap, sementara Julia merasa tersiksa karena birahinya tidak terlampiaskan, memeknya terasa gatal ingin merasakan sodokan- sodokan kontol.
Dengan penuh kesal Julia beranjak dari tempat tidurnya lalu ia menuju kedapur untuk mengambil segelas air, sambil memegang gelas air minum Julia beralih menuju keteras depan. Kemudian Julia duduk disofa yang ada diteras.
Saat Julia sedang duduk merenung didalam kegelapan malam, Julia melihat sesosok tubuh dari kejauhan sedang berjalan mendekati rumahnya. Setelah dekat Julia mengetahui sesosok tubuh itu adalah seorang Satpam diperumahan dimana ia tinggal. Nampaknya Satpam ini sedang menjalankan tugasnya berkeliling komplek yang bersistem cluster ini.
Melihat sosok tubuh Satpam itu yang kekar Julia tertarik dan birahinya yang belum terlampiaskan berkobar kembali. Tanpa banyak piker, Julia melambaikan tangannya kearah satpam itu, si satpam yang mengetahui dirinya dipanggil segera menghampiri Julia.
"Selamat malam, bu" dengan sopan satpam itu menyapa.
Julia memperhatikan nama Satpam itu diseragamnya lalu membalas sapaannya,
"Malem Pak Karman,"
Sementara itu mata Karman tak berkedip menatap tubuh Julia yang terbalut daster tipis dan disinari oleh lampu teras sehingga membuat tubuh Julia yang sexy terbayang dengan jelas, membuat birahi Karman bergolak. Perlahan-lahan pentungan diselangkangannya menegang, membuat celana satpamnya menggelembung. Semua ini tidak terlepas dari mata Julia yang memang dari tadi sudah mulai mencuri-curi pandang kearah selangkangan Karman.
"Adaaa...aapaaa..bu," tanya Karman dengan sedikit terbata-bata karena menahan nafsu birahinya yang menggelegak.
Dimatanya terlihat kedua bukit kembar Julia yang menonjol dan kedua putingnya yang berwarna coklat tercetak dengan jelas dibalik dasternya. Sementara pandangan matanya melihat diselangkangan Julia bayangan hitam dari balik dasternya, dalam harinya membatin nyonya ini tidak pakai apa-apa lagi dibalik dasternya.
Karman pun menelan air liurnya, ingin rasanya ia menerkam tubuh Julia ini dan menggenjotnya. Tapi pikiran jernihnya masih berjalan karena statusnya yang sebagai satpam dikomplek perumahan ini, bisa- bisa kehilangan pekerjaannya kalau ia melakukan pikirannya itu.
"Bapak, bisa tolongin saya?" tanya Julia.
"Apaa..yang bisa saya bantu ...bu?" Karman berbalik tanya, suaranya bergetar menandakan Karman sedang dipenuhi oleh nafsu birahinya.
"Sini, pak. Ikutin saya, yach," kata Julia tersenyum.
Julia pun melangkah menuju kedalam rumahnya diikuti oleh Karman yang masih bingung dan semakin bernafsu.
Karman melihat bongkahan pantat Julia yang tercetak karena tanpa Julia sadari dasternya terjepit oleh belahan pantatnya saat duduk tadi dan ia juga tidak menggunakan dalaman sama sekali. Karman merasakan kontolnya tambah mengeras.
Setelah menutup pintu depan dan menguncinya, Julia melangkah menuju kekamar tidur tamu yang tidak terlalu berjauhan dengan ruang tamu. Karman masih mengikutinya dengan penuh tanda tanya, hatinya membatin apa yang dibutuhkan oleh nyonya muda ini dari dirinya.
Sesampainya didalam kamar tidur, Julia langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.
"Saya, butuh bantuan bapak untuk muasin saya,"
Julia berkata sambil tangannya mulai meraih kemeja seragam satpam Karman, dan mulai membuka kancingnya satu persatu dengan sangat cekatan.
Setelah kemeja Karman terlepas, tangan Julia beralih ke celana Karman. Celana Karman dengan cepat telah terbuka. Lalu Julia menurunkan celana seragam itu kebawah. Tapi Julia agak kesulitan menanggalkan celana itu karena terhalang oleh sepatu satpam Karman.
"Pak, lepaskan sepatunya dong," kata Julia.
Karman yang masih belum lepas kagetnya karena mendengan perkataan Julia tadi dan perbuatan Julia yang melucuti pakaiaannya, mengikuti perintah Julia dengan melepaskan sepatunya. Sekarang Karman hanya mengenakan celana dalamnya saja. Tonjolan dibalik celana dalamnya membuat Julia semakin bernafsu. Dengan bernafsu ditariknya kebawah celana dalam Karman sehingga kontol Karman terangguk-angguk dengan gagahnya.
Julia terbelalak melihat kontol Karman yang lebih panjang dan besar dari punya Dedi. Apalagi kalau dibandingkan dengan punya suaminya. Sambil menurunkan celana dalam Karman, Julia pun berjongkok didepan Karman dan kontol Karman yang berdiri dengan tegak itu mulai dijilatinya, dari mulai ujung kepalanya sampai kepelernya. Sambil kadang-kadang ditingkahi dengan kuluman- kuluman dan hisapan hisapan lembut, membuat Karman yang masih seperti bermimpi ini mendesah- desah keenakan.
Batin Karman masih belum mempercayai apa yang terjadi ini. Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya bahwa kontolnya akan dijilati dan dikulum- kulum oleh wanita secantik dan sesexy Julia apalagi wanita ini termasuk dari golongan yang terhormat, yang secara tidak langsung adalah yang membayar gajinya.
"Oughh...aaaahhhh....sshhhhh...aaaghhhh... buuu....uueennaaak kk...tennaaan...oougghh..." Karman mengerang keenakan menikmati kontolnya yang sedang dikaraoke oleh Julia.
"hhhmmm...ssshhsss...sssllrrppp...ssssllrppp... hhhhmmm..ko ntolmu besar sekali… cupphh cuphhh slurppp.." Julia bergumam sambil tetap asyik mengulum dan menjilati pentungan Karman.
Tangan kirinya asyik memegangi pentungan Karman, sementara tangan kanannya asyik mengelus-elus memek dan kelentitnya.
Karman pun akhirnya tidak mau diam saja, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua bukit kembar Julia yang masih tertutup daster. Remasan-remasan kasarnya mulai membuat Julia menggelinjang kegelian.
Julia pun merasakan lubang vaginanya semakin basah. Julia menghentikan aksinya. Kemudian ia berdiri lalu mulai melepaskan dasternya sehingga sekarang Julia telanjang bulat didepan Karman.
Mata Sugito terbelalak melihat keindahan tubuh Julia. Betul-betul ia seperti bermimpi, tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia akan melihat tubuh Julia telanjang apalagi akan menikmatinya seperti saat sekarang ini.
Setelah melepaskan dasternya Julia merebahkan tubuhnya diranjang, kemudian Julia pun mulai mengangkangkan kedua belah kakiknya, sehingga lubang kenikmatannya yang berwarna merah terpampang dihadapan Karman.
"Ahhhh ahmmm… ayo pak, beri aku kepuasan," Julia berkata sambil tangannya mengelus-elus kelentit dan lubang vaginanya.
Mendengar permintaan Julia itu, Karman tersenyum lalu menghampiri Julia yang sudah terlentang menantikan sodokan pentungan satpamnya.
Diusap-usapkannya kepala kontolnya dibelahan vagina dan dikelentit Julia, membuat Julia menggelinjang kegelian, hasrat birahinya semakin bertambah bergelora, nafasnya semakin memburu.
"Oughhh....paaakk....jaaanggaannn.....dielussss- elusss..sssshh..aagchhhh...mmaasuukkiin......... kememekku...paakkk...ooughhh...aakuuu...tidak taahan lagi...ceepaat...paakk...akuu..ingin merasakan kontolmuuu...yang besaaarr itu...ahhhh… ayooo pakhhh… mmmemekuu dah gatell… uhh.."
Julia mengerang menyuruh Karman untuk cepat memasukkan kontolnya kedalam memeknya. Dengan perlahan-lahan Karman mulai menyelipkan kepala kontolnya dibelahan memek Julia.
Setelah itu dengan perlahan-lahan Karman mulai menekan kontolnya. Kontol Karman mulai melesak kedalam lubang senggama Julia perlahan-lahan. Julia mengejang merasakan kontol Karman yang besar melesak kedalam lubang vaginanya, ia merasakan agak sedikit sakit karena besarnya kontol Karman dan karena untuk pertama kalinya juga vaginanya diterobos oleh kontol besar.
Kontol Karman perlahan-lahan mulai terbenam didalam lubang senggama Julia, setelah lebih dari setengah dari panjang batang kontolnya terbenam didalam memek Julia.
Karman mulai mengangkat kedua belah kaki Julia, kemudian kedua kaki Julia ditekan kearah tubuh Julia sendiri, sehingga lutut Julia hampir menyentuh dadanya sendiri. Dengan posisi seperti itu Karman lalu menghentakkan kontolnya sekaligus, sehingga seluruh batang kontolnya terbenam dalam memek Julia.
Sentakan Karman membuat Julia terhenyak dan menahan nafas. Julia merasa memeknya seperti robek. Tak lama berselang Karman mulai memaju- mundurkan kontolnya dengan perlahan karena tadi saat ia menghentakkan kontolnya ia melihat Julia meringis menahan sakit.
Lama-lama rasa sakit dilubang memeknya mulai hilang terganti dengan rasa nikmat yang sangat melebihi kenikmatan yang ia rasakan bersama Deby Ceper suaminya.
Nampaknya Karman sangat berpengalaman dalam urusan ngentot dan memuaskan wanita. Desahan, erangan, dan lenguhan kenikmatan semakin sering keluar dari mulut Julia dan Karman. Keduanya betul-betul merasakan kenikmatan duniawi yang belum pernah dialami oleh mereka selama ini.
Julia memang belum pernah merasakan sensasi bersetubuh seperti sekarang ini, Julia merasakan lubang senggamanya penuh sesak oleh jejalan kontol Karman. Seluruh area sensitif didalam lubang senggamanya tersentuh oleh gesekan-gesekan kontol Karman. Sementara Karman sendiri belum pernah merasakan tubuh mulus dan putih dan lubang vagina yang sempit seperti yang dimiliki oleh Julia, apalagi keharuman tubuh Julia yang menambah hasrat birahinya.
"Ouughh..paakk..kontolmuuu...besaaarr...sekaaliii..pen uh memekkuuu..dibuatnyaa..." Julia mengerang-erang kenikmatan menikmati sodokon-sodokan kontol Karman.
"Buuu...aaaghhh...memeekk...ibuuu...juuugaa... seemppit...sekaa lliii..."erang Karman keenakan menikmati jepitan memek Julia dibatang kontolnya.
"Teruusss...paakk....puaasskkaan..aakhhuu... sshhh..aaach h....eenaakkk...ooughhh..." Julia mendesah-desah, sementara tubuhnya mengejang- ejang menikmati sodokan-sodokan Karman.
Kadang-kadang Julia mengangkat pinggulnya menyambut kedatangan kontol Karman, mengakibatkan kontol Sugito terbenam lebih dalam, dan menyentuh dinding rahimnya. Gelinjangan tubuh Julia menikmati persetubuhan ini semakin menjadi-jadi saat Karman mulai menciumi leher Julia yang jenjang dan jilatan-jilatan dikedua belah telinga Julia, membuat sensasi persetubuhan ini semakin menjadi- jadi. Kedua bibir mereka pun kadang-kadang berpagutan dengan penuh nafsu, kedua lidah mereka saling bertautan.
Tiba-tiba tubuh Julia mengejang sementara tangannya meremas-remas rambut Karman, kedua kakinya mengait pinggul Karman, pinggulnya terangkat menyambut sodokan Karman. Merasakan ini Karman pun semakin mempercepat sodokan-sodokannya.
"Ouuggg..paakkk.....eenaakk....sekaaalii....ooughhh... aakhhu u...mmauuu..keluuaaar..aaachhh.. uhhh lebuihhh ken..chengg pakhh.." Julia mengerang, tubuhnya mengejang menyambut puncak birahinya yang akan tercapai.
“Agghhh...buuu...akhuuu...jughaaa,....mmaauu... kellluar....oou ghhh...."Karman pun mengerang bersamaan dengan erangan Julia.
Creeetttt....sssrrrrr......creeeet......ssssrrrr...cccreeettt.....ssrrr
Julia dan Karman berbarengan menggapai puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka ini, kedua kemaluan merekapun berbalasan memuntahkan lahar kenikmatannya. Mereka berdua merasakan kedutan-kedutan kemaluan pasangan masing-masing dan semburan-semburan hangat dari lahar kenikmatan mereka.
Setelah tetes terakhir dari lahar kenikmatan mereka keluar, Karman perlahan-lahan mulai menarik kontolnya yang sudah mulai mengecil, dari lubang senggama Julia nampak mengalir cairan putih bercampur dengan lendir bening, menetes kekain sprei.
“Auhmmm… ahh…Terimakasih pak, bapak telah memberikan.. saya.. kepuasan..,"
Julia berkata kepada Karman masih dengan nafas yang memburu.
"Sama-sama, Bu..kalau nanti ibu butuh bantuan saya lagi, ibu bisa panggil saya lagi," jawab Karman sambil menawarkan bantuannya lagi.
Dibalas dengan senyuman oleh Julia. Kemudian kedua insan ini kembali mengenakan pakaian mereka kembali. Setelah selesai Julia mengantar Karman ke pintu dan memberikan kecupan dipipi dan meremas kontol Karman sambil mengucapkan terimakasih lagi. Setelah itu Julia mengunci pintu dan menuju kekamar tidurnya.
TAMAT....
Share this novel